Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MASALAH ETIKA DALAM PERSPEKTIF ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA

Dosen Pengampu: Dr. Suroto, SKM., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Alpina Nur Hafizah (P07120122001)


2. Husnul Khatimah (P07120122009)
3. M. Ari Ramadhani (P07120122012)
4. Muhammad Nur Rizki (P0712012021)
5. Nur Eliza Nasywa (P07120122030)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih sayang
dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan yang bertemakan “Masalah
Etika Dalam Perspektif Asuhan Keperawatan Keluarga”.

Makalah ini dibuat untuk mengetahui bagaimana masalah etika dalam


perspektif asuhan keperawatan keluarga. Adapun penjelasan-penjelasan pada
makalah ini kami ambil dari beberapa sumber buku dan internet.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, maka kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Banjarbaru, 28 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..5

1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………6

2.1 Konsep Etika Keperawatan Keluarga..……………………………………......6


2.2 Etik Dan Keperawatan Keluarga ……………………….………...…………..7

2.3 Bentuk Masalah Etik Dalam Askep Keluarga ………………………………..9

2.4 Pemecahan Masalah Etik Dalam Askep Keluarga …………………………..11

2.5 Contoh Kasus Etik Dalam Keperawatan Keluarga ………………………….14

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..15

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..15

3.2 Saran…………………………………………….......……………………….16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu sama
lain saling terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama dalam satu
daerah yang berdekatan (Friedman, 2002). Dalam hal ini keluarga merupakan
suatu system yang mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, dan kakak atau semua
individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut (Harmoko, 2012).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan.
Sebagai seorang perawat atau calon perawat tentunya kita harus
mengetahui etika dan hukum dalam profesi keperawatan sebagai landasan untuk
memberikan layanan keperawatan kepada masyarakat sehingga kita dijauhkan
dari hal-hal yang tidak diinginkan. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistemastis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan sesuatu
ilmu. Sebagai suatu ilmu objek etika adalah tingkah laku manusia. Karena etika
sangat penting dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga maka dari itu kami
kelompok akan membahas mengenai etika keperawatan keluarga.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud etik?
2. Bagaimanakah etik dalam keperawatan keluarga?
3. Bagaimanakah bentuk masalah etik dalam askep keluarga?
4. Bagaimanakah pemecahan masalah etik dalam keluarga?
5. Bagaimana contoh kasus etik dalam keperawatan keluarga?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan makalah ini dibuat yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari etik
2. Untuk mengetahui bagaimana etik dalam keperawatan keluarga
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk masalah etik dalam askep keluarga
4. Untuk mengidentifikasi bagaimana pemecahan masalah etik dalam
keluarga
5. Untuk mengetahui contoh kasus etik dalam keperawatan keluarga

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Etika Keperawatan Keluarga

2.1.1 Pengertian Etika

Etika keperawatan kesehatan keluarga berasal dari kata Etik (Ethics) yang
berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat, kebiasaan, prilaku, atau
karakter. Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
seharusnya manusia hidup dalam masyarakat, yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan
buruk, serta kewajiban dan tanggung jawab. Etika keperawatan merupakan alat
untuk mengukur prilaku moral dalam keperawatan dimana dalam menentukan
keputusan seorang perawat. Keputusan perawatan seharusnya berdasarkan kode
etik sebagai standar yang dapat diukur dan dievaluasi. Etika keperawatan keluarga
merupakan etika pengambilan keputusan berdasarkan moral, pengetahuan tentang
hak klien, dan tujuan profesi

2.1.2 Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Keluarga

a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan keluarga


b. Mengikut sertakan partisipasi keluarga dalam asuhan keperawatan
c. Penekanan pada upaya promotif, dan preventif tanpa melupakan kuratif
dan rehabilitative.
d. Menggunakan upaya pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan
e. Tujuan perawatan adalah mencapai derajat kesehaatan yang optimal
f. Penekanan pada upaya pembinaan perilaku sehat
g. Bekerja secara tim
h. Selalu melakukan peningkatan kesehatan
i. Pendidikan kesehatan lebih utama

6
j. Mengacu pada system pelayanan kesehatan yang ada

2.1.3 Hak Klien Dalam Keperawatan Keluarga

a. Klien mempunyai hak untuk diberi informasi tertulis sebelum diberikan


pengobatan.

b. Klien dan petugas mempunyai hak dan berkewajiban untuk saling


menghargai dan menghormati.

c. Petugas dilarang menerima pemberian pribadi maupun meminjam sesuatu


dari klien.

d. Klien mempunyai hak untuk :

a. Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik.

b. Memperoleh informasi tentang prosedur yang harus diikuti.

c. Mengekspresikan kesedihannya dan ketakutannya.

e. Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan.

f. Klien berhak untuk memperoleh nasihat-nasihat tentang rencana


perubahan yang akan dilakukan.

g. Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam rencana pelayanan


keperawatan.

h. Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan.

i. Perawat hanya akan memberikan informasi apabila diperlukan secara


hukum.

2.2 Etik dan Keperawatan Keluarga

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, kode etik yang


digunakan berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan oleh PPNI melalui
Munas PPNI VI. Dalam kode etik tersebut perawat perlu memelihara hubungan
yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan profesi

7
Perawat yang memberi asuhan keperawatan keluarga mempunyai peran
dan fungsi :

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien (keluarga)


dengan menggunakan proses keperawatan

2. Sebagai advokat klien (keluarga) perawatberfungsi sebgagai penghubung


antara klien dan tenaga kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien
membela kepentingan klien, dan membantu keluarga untuk memahami
semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
dengan pendekatan tradisional maupun professional.

3. Sebagai pendidikan klien perawat membantu klien meningkatkan kesehatan


melalui pemberitahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan
medic yang diterima sehingga keluarga dapat menerima tanggung jawab
terhadap hal-hal yang diketahui.

4. Sebagai koordinator perawat memanfaatkan semua sumbersumber dan


potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan keluarga secara
terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun
tumbang tindih.

5. Sebagai kolabolator perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan
keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan
keperawatan guna memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

6. Sebagai pembantu perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir,


bersikap , bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan keluarga agar
menjadi sehat.

7. Sebagai pengelola perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan


yang diharapkan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga dan
kepuasan perawat dalam melaksanakan tugas.

Secara umum, perawat yang memberikan asuhan keperawatan keluarga


mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan,
meningkatkan ilmu pengetahuan, dan meningkatkan diri sebagai profesi
(meningkatkan keterampilan professional yang dimiliki intelektual, teknis dan

8
interpersonal). Tanggung jawab memberi asuhan keperawatan keluarga dengan
menggunakan pendekatan metodologi proses keperawatan meliputi:

1. Membantu keluarga memperoleh kembali kesehatannya.

2. Membantu keluarga yang sehat untuk memelihara kesehatannya.

3. Membantu keluarga menerima kondisi anggota keluarga yang tidak dapat


disembuhkan.

4. Membantu anggota keluarga yang menghadapi ajal untuk diperlukan secara


manusiawi.

2.3 Bentuk Masalah Etik Dalam Askep Keluarga

Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali,


seperti berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan,
penghentian pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta
beberapa permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan,
seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan
keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995). Beberapa hal yang berkaitan dengan masalah etik yang berkaitan lansung
pada praktik keperawatan.

1. Konflik etik antara teman sejawat


Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian
kesejahteraan pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan
pasien, maka perawat harus mampu mengenal/tanggap bila ada asuhan
keperawatan yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk mengubah
keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan
konflik antara perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga
terhadap teman sejawat. Dilain pihak perawat harus menjaga nama baik
antara teman sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang melakukan

9
pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan dengan
bijaksana.
2. Menghadapi penolakan pasien terhadap Tindakan keperawatan atau
pengobatan
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak
bentukbentuk pengobatan sebagai alternative tindakan. Dan
berkembangnya tehnologi yang memungkinkan orang untuk mencari jalan
sesuai dengan kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat
saja terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengetahuan,
tuntutan untuk dapat sembuh cepat, keuangan, social dan lain-lain.
Penolakan atas pengobatan dan tindakan asuhan keperawatan merupakan
hak pasien dan merupakan hak outonmy pasien, pasien berhak memilih,
menolak segala bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan
dirinnya, yang perlu dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini
sehingga tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan masalah-masalah lain
yang lebih tidak etis.
3. Masalah antara peran merawat dan mengobati
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat
adalah memberikan asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai
factor sering kali peran ini menjadai kabur dengan peran mengobati.
Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan asuhan
keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan yang melakuka pengobatan
banyak terjadi di Indonesia, terutama oleh perawat yang ada didaerah
perifer (puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dari hasil penelitian, Sciortio (1992) menyatakan bahwa
pertentangan antara peran formal perawat dan pada kenyataan dilapangan
sering timbul dan ini bukan saja masalah Nasional seperti di Indonesia,
tetapi juga terjadi di Negara-negara lain.Walaupun tidak diketahui oleh
pemerintah, pertentangan ini mempunyai implikasi besar. Antara
pengetahuan perawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang
kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas sebagai bentuk

10
perlindungan hukum para pelaku asuhan keperawatan hal inisemakin tidak
jelas penyelesaiannya.
4. Berkata Jujur atau Tidak jujur
Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat
tidak merasa bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang
dilakukan perawat adalah benar (jujur) sesuai kaedah asuhan keperawatan.
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat
ditanya oleh pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab
“tidak apa-apa ibu/bapak, bapak/ibu akan baik, suntikan ini tidak sakit”.
Dengan bermaksud untuk menyenangkan pasien karena tidak mau
pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan
suntikan yang diberikan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah
mengalami dilema etik. Bila perawat berkata jujur akan membuat sedih dan
menurunkan motivasi pasien dan bila berkata tidak jujur, perawat
melanggar hak pasien.
5. Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang
Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang
berarti mencuri barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien yang
sudah meninggal dan setalah pasien meninggal ada barang-barang berupa
obat-obatan sisa yang belum dipakai pasien, perawat dengan seenaknya
membereskan obat-obatan tersebut dan memasukan dalam inventarisasi
ruangan tanpa seijin keluarga pasien. Hal ini sering terjadi karena perawat
merasa obat-obatan tersebut tidak ada artinya bagi pasien, memang benar
tidak artinya bagi pasien tetapi bagi keluarga kemungkinan hal itu lain.
Yang penting pada kondisi ini adalah komunikasi dan informai yang jelas
terhadap keluarga pasien dan ijin dari keluarga pasien itu merupakan hal
yang sangat penting, Karena walaupun bagaimana keluarga harus tahu
secara pasti untuk apa obat itu diambil. Perawat harus dapat memberikan
penjelasan pada keluarga dan orang lain bahwa menggambil barang yang
seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak dibenarkan karena setiap tenaga
kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang
ditempat kerja

11
2.4 Pemecahan Masalah Etik Dalam Askep Keluarga

Pemecahan masalah etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara
ilmiah, antara lain :

1. Model pemecahan masalah (Megan,1989), Ada lima langkah-langkah


dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil

2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)


a. Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat
memerlukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
1. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
2. Apa tindakan yang diusulkan
3. Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4. Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari
tindakan yang diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan

3. Model Murphy dan murphy


a. Mengidentifikasi masalah kesehatan

12
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap
alternatif keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai
dengan falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat
keputusan berikutnya.

4. Model Curtin
a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan
masalah
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan
c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
f. Memecahkan dilema
g. Melaksanakan keputusan

5. Model Levine – Ariff dan Gron


a. Mendefinisikan dilema
b. faktor-faktor pemberi pelayanan
c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan
- Pasien dan keluarga
- Faktor-faktor eksternal
d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi

13
f. Identifikasi pengambil keputusan
g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
h. Tentukan alternatif-alternatif
i. Menindaklanjuti

6. Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel (1981) Purtillo dan Cassel


menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan

2.5 Contoh Kasus Etik Dalam Keperawatan Keluarga

Kasus Kelalaian Pemberian Obat Serta Kelalaian anggota Keluarga


Mengidentifikasi Anggota keluarga Yang Sakit

Sebuah Keluarga Di Desa Sukamaju Dengan Kepala Keluarga Tn. A


Usia 37 Tahun Dengan Jumlah Anggota Keluarga Sebanyak 4 Orang. Tn.
A Mengalami hipertensi Sejak Lama Akan Tetapi Istri Serta Keluarga
Tn.A Yang Lainnya Tidak Pernah Mengontrol Status Kesehatan Anggota
Keluarganya Walaupun Istri Tn.A mengetahui Tn.A Sudah Menderita
Hipertensi Cukup Lama. Suatu Hari Tn. A dilarikan Ke Ugd Rs Sukamaju
Karena Tiba-Tiba Tidak Sadarkan Diri Saat hendak Mandi, Tn. A Lalu
Didiagnosa Mengalami Stroke Dan Melakukan Perawatan Di Rs Tersebut
Untuk Mendapat Pengobatan Lebih Lanjut. Setelah Tn.A dirawat
Beberapa Hari Pada Suatu Ketika Seperti Biasanya Seorang Perawat
Datang untuk Memeberikan Obat Kepada Tn.A. Setelah Memberikan Obat
Kepada keluarga Untuk Diberikan Kepada Tn.A Isitri Tn.A Segera
Memberikannya kepada Tn.A Untuk Diminum Tanpa Fikir Panjang. Tidak
Lama Kemudian datanglah Seorang Dokter Melakukan Kunjungan Ke
Ruangan Tn.A Lalu Dokter tersebut Tidak Sengaja Menemukan Bungkus
Obat Yang Baru Saja Diminum Oleh tn.A. Dokter Tersebut Terkejut

14
Karena Melihat Obat Yang Diminum Oleh Tn.A Bukanlah Obat Yang
Seharusnya Diberikan Kepadanya. Meskipun Obat Tersebut memiliki
Kemiripan dengan obat yang memang seharusnya diberikan untuk Tn.A.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika keperawatan kesehatan keluarga berasal dari kata Etik (Ethics)


yang berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat, kebiasaan, prilaku, atau
karakter. Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
seharusnya manusia hidup dalam masyarakat, yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan
buruk, serta kewajiban dan tanggung jawab. Etika keperawatan keluarga
merupakan etika pengambilan keputusan berdasarkan moral, pengetahuan tentang
hak klien, dan tujuan profesi.

Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Keluarga : Keluarga adalah unit


utama dalam pelayanan kesehatan keluarga, Mengikut sertakan partisipasi
keluarga dalam asuhan keperawatan, Penekanan pada upaya promotif, dan
preventif tanpa melupakan kuratif dan rehabilitative, Menggunakan upaya
pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan, Tujuan
perawatan adalah mencapai derajat kesehaatan yang optimal, Penekanan pada
upaya pembinaan perilaku sehat, Bekerja secara tim, Selalu melakukan
peningkatan kesehatan, Pendidikan kesehatan lebih utama, Mengacu pada system
pelayanan kesehatan yang ada.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, kode etik yang


digunakan berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan oleh PPNI melalui
Munas PPNI VI. Dalam kode etik tersebut perawat perlu memelihara hubungan
yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan profesi.

15
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali,
seperti berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan,
penghentian pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta
beberpa permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan,
13 seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan
barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan
keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995)

3.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan


makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/362273989/Etika-Dalam-Keperawatan-Keluarga
diakses: Minggu, 26 Maret 2023

17
18

Anda mungkin juga menyukai