Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DILEMA ETIK DALAM KEBIDANAN

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah: Etika dan Hukum Kesehatan

Dosen Pengampu: Naili Rahmawati, SST.,M.Keb

Oleh Kelompok 8:
Pipit Sri Nurhalimah 4008220086
Putri Popi Puspita 4008220231
Syifa Alfiyyah Fauziyyah 4008220240
Tiara Dwi Sani 4008220068

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

STIKES DHARMA HUSADA

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik
sebagaimana yang saya harapkan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad saw yang telah memberi petunjuk kepada umat manusia dimuka
bumi dan menyempurnakan akhlak dan budi pekerti yang mulia. Tidak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Etika dab Hukum Kesehatan.
Dalam penyusunan makalah ini saya banyak menemukan kesulitan, saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran khususnya dari dosen pengampu mata
kuliah Etika dan Hukum Kesehatan serta para pembaca yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah kata pengantar yang dapat saya berikan daripada
makalah ini, semoga makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan manfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandung Barat, 25 Oktober 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu yang mengatur
hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi
hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang
mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional.
(Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan
yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap
penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.

B. Rumusan Masalah

Dalam hal ini kami akan membahas mengenai bagaimana pengambilan keputusan
dalam menghadapi dilema etika atau moral pelayanan kebidanan.

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan keputusan dalam menghadapi


dilena etika atau moral pelayanan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Uraian Etik

Istilah etik secara umum, digunakan sehari- hari pada hakekatnya berkaitan dgn
falsafah, dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam
kurun waktu tertentu. Sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan kurun
waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Etik merupakan suatu pernyataan komperhensif dari profesi yang memberikan
tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang
berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi & dirinya
sendiri.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik
atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang
berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai
kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong
persalinan.
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang
harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan
mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi
yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi
munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan
yang menimbulkan konflik terhadap nilai.
Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan
kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam
praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS,
RB atau institusi Kesehatan lainnya, mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan.
Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya
sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik.
Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta
mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang benar salah, baik buruk, yang
secara umum dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman suatu
tindakan. Bidan dihadapkan pada dilema etik membuat keputusan dan bertindak didasarkan
atas keputusan yg dibuat berdasarkan Intuisi mereflekasikan pada pengalamannya atau
pengalaman rekan kerjanya.
Contoh : persalinan dengan KPD pasien menolak.
Terdapat 4 prinsip etika yg umumnya digunakan dalam praktek kebidanan:
1. Autonomy : memperhatikan penguasaan diri, hak akan kebebasan & pilihan individu.

2. Beneficence : Memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien berbuat yang terbaik


untuk orang lain.

3. Non Malefecence : tidak menimbulkan kerugian untuk orang lain yang membuat
kerugian.

4. Justice ; memperhatikan keadilan & keuntungan.

B. Masalah–Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi Dalam Praktek Kebidanan

Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi. Bidan harus memahami dan mengerti situasi etik
moral, yaitu :
1. Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.

2. Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan

Kesulitan dalam mengatasi situasi :


1. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita

2. Pengertian kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan, prasangka, dan
faktor-faktor subyektif lain.

Langkah-langkah penyelesaian masalah :


1. Melakukan penyelidikan yang memadai

2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli

3. Memperluas pandangan tentang situasi


4. Kepekaan terhadap pekerjaan

5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan:


1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :

a. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat

b. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

2. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :

a. Pengetahuan klinik yang baik

b. Pengetahuan yang Up to date

c. Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan

3. Harapan Bidan dimasa depan :

a. Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan


praktik kebidanan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994).

b. Dengan memahami peran bidan tanggung jawab profesionalisme terhadap


patien atau klien akan meningkat .

c. Bidan berada dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan


peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi
praktik kebidanan.

C. Pengambilan Keputusan dalam dalam menghadapi Dilema/Etik Moral Pelayanan


Kebidanan

Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh

2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus


meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus
3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.

4. Wewenang lebih bersifat rutinitas

5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan :


1. Posisi/kedudukan

2. Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil

3. Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan

4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak

5. Tujuan, antara atau obyektif.

Pengambilan Keputusan dalam dalam menghadapi Dilema/Etik Moral Pelayanan Kebidanan :

1. Kerangka Pengambilan Keputusan

Sistim pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu
profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan menentukan tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena dipengaruhi
oleh 2 hal :
a. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan
bidan bisa memenuhi kebutuhan.

b. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk


memenuhi kebutuhan.

Mengapa AKI AKB di Indonesia masih tinggi ? ada 3 keterlibatan pengambilan keputusan :
a. Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat
untuk memulai pertolongan

b. Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan

c. Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan. Contoh : -


Dokter tidak ada, persediaan darah di PMI habis.
2. Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika
Menghadapi Delima Etik.

a. Tingkat I

Keputusan dan tindakan :Bidan merefleksikan pada pengalaman atau pengalaman rekan
kerja.
b. Tingkat II

Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi, kerahasiaan dan kesetiaan
( menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik panduan praktek
profesi.
c. Tingkat III

Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:


i. Antonomy, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan
pilihan individu.

ii. Beneticence, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain


itu berbuat terbaik untuk orang lain.

iii. Non Maleticence, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan


penderitaan apapun kerugian pada orang lain.

iv. Yustice, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. (


Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997).

3. Dasar Pengambilan keputusan :

a. Ketidak sanggupan ( bersifat segera)

b. Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera


dilakukan.

4. Bentuk pengambilan keputusan :

a. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan


masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
b. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.

c. Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart
praktik kebidanan.

5. Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :

a. Mengenal dan mengidentifikasi masalah

b. Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan


sekarang.

c. Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.

d. Mempertimbangkan pilihan yang ada.

e. Mengevaluasi pilihan tersebut.

f. Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

6. Pengambilan keputusan yang etis

Ciri-cirinya:
a. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah

b. Sering menyangkut pilihn yang sukar

c. Tidak mungkin dielakkan

d. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial.

7. Mengapa kita perlu mengerti situasi:

a. Untuk menerapakan norma-norma terhadap situasi

b. Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna

c. Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.

8. Kesulitan Dalam Mengerti Situasi :

a. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetauan kita


b. Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka
dan faktor 2 subyektif lain.

9. Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:

a. Melakukan penyelidikan yang memadahi

b. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli

c. Memperluas pandangan tentang situasi

d. Kepekaan terhadap pekerjaan

e. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

10. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :

a. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan orang
lain.

b. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.

c. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.

d. Pilih solusi yang lebih baik.

e. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.

Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan


kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan
dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau
rutin.
Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:
1. Pengetahuan

2. Latihan Praktek

3. Pengalaman

Pengambilan Keputusan Klinis yang benar dan tepat:


1. Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn kebutuhan klien
2. Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan

3. Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart

4. Memberikan kepuasan pelanggan

Dalam Kasus Emergensi Dan Menghadapi Situasi Panik : ada 2 Hal


1. Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa Lampau

2. Meninjau simpanan pengetahuan yg relevan dgn keadaan tsb

Langkah-langakah Pengambilan Keputusan Klinis Menggunakan


1. Penilaian ( pengumpulan informasi)

2. DX ( Penafsiran)

3. Perencanan

4. Intervensi

5. Evaluasi

D. Teori-teori Pengambilan Keputusan

1. Teori Utilitarisme

Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan ketidaksenangan.


2. Teori Deontology

Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji
ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan
3. Teori Hedonisme:

Menurut Aristippos, sesui kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan.

4. Teori Eudemonisme:

Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu
tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kiata
E. Teori Etika

Teori etika adalah proses yang ditempuh dalam membenarkan suatu keputusan etis tertentu
1. Konsekuensialisme

Menjawab pertanyaan” apa yang harus saya lakukan ?” dengan memandang


konsekuensi dari berbagai jawaban.
Konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan
Keuntungan :
 Memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan dan bertanya bagaimana orang
terpengaruh kepadanya.

 Konsekuensialisme sesuai dengan nuansa kehidupan dan berusaha bersikap responsif


terhadapnya.

Kekurangan :
 Tidak menyediakan standar ( pegangan ) untuk mengukur hasil satu terhadap hasil
lain.

Contoh kasus :
Ibu meminum minyak kelapa pada saat persalinan dengan maksud untuk
memperlancar proses persalinan.
Keputusan etik :
Bidan membiarkan hal tersebut karena bila dilarang dapat membuat keluarga
tersinggung dan yang paling penting bidan berpikir hal tersebut tidak mengganggu kemajuan
persalinan serta tidak membahayakan ibu & janin.
2. Deontologi

Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan tugas.


Dalam pengambilan keputusan ini perhatian utama pada tugas.
Keuntungan :
 Kejelasan dan kepastian dari titik tolaknya.

 Mengenal aturan dan mengetahui kewajiban, serta jelas apa yang etis dan apa yang
tidak.
Kerugian :
 Tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan

 Dengan hanya berfokus pada kewajiban, orang tidak melihat beberapa aspek penting
sebuah problem.

Contoh kasus : Pertolongan persalinan pada Ibu Inpartu yang menderita AIDS.
Keputusan etik : Bidan tetap melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan tugas dan
wewenangnya.
3. Hak

Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda
dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan. Tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya
ditanggapi dengan serius.
Keuntungan :
 Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral seorang
manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situsi konflik etis.

Kerugian :
 Teori ini tidak menjelaskan bagaimana konflik hak antara individu-individu harus
dipecahkan.

 Teori menempatkan hak individu dalam pusat perhatian tanpa menerangkan


bagaimana memecahkan konflik hak yang bisa timbul.

Contoh kasus :
Pada saat pertolongan persalinan bayi prematur seorang bidan melihat bahwa otot-
otot perineum ibu sangat kaku dan diperlukan tindakan episiotomi. Setelah dijelaskan pada
ibu ternyata ibu menolak dilakukan episiotomi.
Keputusan etik :
Bidan tidak melakukan tindakan episiotomi. Karena kalau tetap dilakukan berarti
bidan dapat dianggap melanggar hak pasien. Tetapi disini bidan harus mengajukan
pernyataan penolakan tindakan (Informed Consent) untuk ditandatangani oleh pasien agar
bidan tidak digugat suatu saat nanti bila terjadi komplikasi.
4. Intuisionisme

Memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi. Intuisi kemungkinan


yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah sesuatu baik atau buruk.
Bukan berdasarkan situasi, kewajiban dan hak.
Keuntungan : Intuisi moral biasanya memberi keteguhan hati yang besar
Kekurangan : Walaupun intuisionisme dapat menyajikan keberanian untuk tetap berpegang
pada keyakinan kita, tapi tidak memberikan cara untuk meyakinkan orang lain bahwa jalan
itu benar.
Contoh kasus :Seorang penderita kangker meminta pada bidan untuk mengakhiri hidupnya
( euthanasia ) karena ia merasa beban yang ditanggungnya terlalu berat dan menambah beban
bagi keluarganya.
Keputusan etik : Bidan menolak melakukan tindakan euthanasia. Euthanasia merupakan
suatu pembunuhan, oleh karena itu hal ini dianggap pelanggaran terhadap nilai religi dan nilai
moral.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta
mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang benar salah, baik buruk, yang
secara umum dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman suatu
tindakan.
Bidan dihadapkan pada dilema etik membuat keputusan dan bertindak didasarkan
atas keputusan yang dibuat berdasarkan Intuisi mereflekasikan pada pengalamannya atau
pengalaman rekan kerjanya.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik
atau salah (Jones, 1994).
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang
ada. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan
masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.
DAFTAR PUSTAKA

Hardiwardoyo, P .1989.ETIKA MEDIS. Pustaka Filsafat, Kanisius, Jakarta


Synthia Dewi Nilda. 2011.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.Rohima, Yogyakarta
Setiawan.2010. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan.2010. jakarta: trans info media CV
Zaini, Muderis.1995. Adopsi “ Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum”.Jakarta : Sinar
Grafika
http://endahdian.wordpress.com/2009/12/21/dilema-etik-moral-pelayanan-kebidanan/
http://denipurnama.blogspot.com/2009/02/etika-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai