Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISIS KASUS ETIKA KEPERAWATAN

DisusunOleh:
Orien Permana 2021312031
Intan Yullya Kardila 2021312025
Lilis Silaban 2021312012
Nene Lega W 2021312018

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Bismillah, Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, Segala puji hanya bagi Allah
yang maha kuasa. Sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW, atas segala
limpahan nikmat serta karunia-Nya, yang berlimpah sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah etika keperawatan tentang analisis kasus etika
keperawatan Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas
kelompok Etika keperawatan
Terwujudnya makalah ini kelompok tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Dr Yulastri Arif,M.kep sebagai pembimbing dan semua pihak yang telah
memberikan konstribusi dalam tugas ini. tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
baik berupa saran, informasi, data, serta dukungan secara moril maupun materil,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata dengan segala kekurangan
yang ada, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama
kepada pembaca dan kelompok

Padang, 28 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................... ....................................... i
Daftar isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LatarBelakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Umum .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan khusus .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 3
2.1 Definisi Etika keperawatan.................................................... ........................... 3
2.2 Teori-teori etika keperawatan ................................................... ....................... 3
2.3Istilah etik dan hukum kesehatan................................................... .................... 4
2.4prinsip etik keperawatan................................................... ................................. 5
2.3Dilema etik keperawatan .................................................. ................................. 7
BAB III ANALISIS KASUS............................................................................... 11
3.1. kasus Etik.................................................... .................................................. 11
3.2. pembahasan kasus................................................... ...................................... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 16
4.1. Kesimpulan.................................................... ............................................... 16
4.2. Saran.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pada hakekatnya keperawatan sebagai profesi yang mengabdikan
ilmunya kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan
pendekatan secara holistik, dan dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat-
kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Praktek keperawatan sebagai suatu
pelayanan yang profesional yang diberikan berdasarkan ilmu pengetahuan
dan dilandasi oleh kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur
hubungan antara perawat dan pasien, perawat terhadap tugas, perawat
terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat
terhadap pemerintah. Etika keperawatan berasal dari bahasa yunani kuno
yaitu “ethikos” yang berarti “timbul dari kebiasaan” yaitu cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi standar dan
penilaian moral. Etika mencakup penerapan seperti benar, salah, baik, buruk,
dan tanggung jawab. Dengan memahami konsep etik, maka setiap perawat
akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
merupakan tanggung jawab serta perawat tidak akan membuat keputusan
secara sembarangan.

1.2.Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum:
Kelompok mampu menjelaskan konsep etik dan hukum kesehatan

1.2.2 Tujuan Khusus


Kelompok mampu memahami :
1. Definisi etika keperawatan
2. Teori –teori Etik Keperawatan

1
a) Teleology
b) Deontology
3. Prinsip etik Keperawatan
4. Menganalisis kasus etik keperawatan

1.3. Manfaat

Menambah wawasan dan pengetahuan lebih mendalam mengenai konsep etik


dalam bidang keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi etika keperawatan
Dalam literatur keperawatan dikatakan bahwa etika dimunculkan sebagai
moralitas, pengakuankewenangan, kepatuhan pada peraturan, etikasosial,
loyal pada rekan kerja serta bertanggung jawab dan mempunyai sifat
kemanusiaan. Menurut Cooper (1991), dalam Potter dan Perry (1997), etika
keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat dengan karakter
serta sikap perawat terhadap orang lain.Etika keperawatan merupakan standar
acuan untuk mengatasi segala macam masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan terhadap para pasien yang tidak mengindahkan dedikasi moral
dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013).Etika keperawatan merujuk pada
standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktek sehari-
hari (Fry, 1994). Misalnya seorang perawat sebelum melakukan tindakan
keperawatan pada pasien, harus terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari
tindakan yang akan dilakukannya serta perawat harus menanyakan apakah
pasien bersedia untuk dilakukan tindakan tersebut atau tidak. Dalam hal ini
perawat menunjukkan sikap menghargai otonomi pasien. Jika pasien menolak
tindakan maka perawat tidak bisa memaksakan tindakan tersebut sejauh
pasien paham akan akibat dari penolakan tersebut.
2.2. Teori-Teori Etika Keperawatan
2.1.1. Teleology

Teori ini diajukan dari seorang filsuf John Stuart Mill, teori ini
berasal dari bahasa yunani “telos” yang berarti akhir atau penyebab akhir.
Teori ini bergantung pada penerapan prinsip terkini dinamakan ukuran
baik dan terbesar. Individu mempunyai definisi konflik melihat bukan dari
hasil tetapi memilih dari “hal terbaik” untuk menjadi pilihan dalam suatu
putusan. Pendekatan ini juga merupakan doktrin yang menjelaskan tentang
fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan pendekatan
pada etika dihadapkan pada konsekuen dan keputusan etis.

3
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari
konsekwensi atau akibat tindakan Contoh :
1. Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal
yang tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang
terlibat, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayinya.
2. Dalam keadaan gawat darurat, perawat dibenarkan memberikan
intervensi medis saat melakukan petrolongan pada daerah terpencil
2.1.2. Deontologi
Teori etika lama, deontology yang berasal dari ide seorang filsuf
Immanuel Kant, Deontologi mendefinisikan tindakan yang baik dan
benar berdasarkan “Karakteristik kebenaran dalam bertindak seperti
adil dan menepati janji” tidak mencenderungkan kepada tindakan
menentukan yang benar dan salah. Deontologi tergantung pada saling
memahami dan menerima prinsip tersebut karena pendekatan
deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan
euthanasia.(2)
2.3. Istilah-istilah Etik dan Hukum Kesehatan
Beberapa istilah dalam etik dan hukum keperawatan yaitu ;
1. Etika
Etika adalah peraturan/norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
prilakuseseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk,meru
pakansuatu tanggung jawab moral.
2. Etik
suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk
secaramoral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan /prinsip penen
tuantingkah laku yang baik dan buruk,kewajiban dan tanggung jawab.
3. Etiket

4
merupakan sesuatu yang telah dikenal,diketahui,diulangi sertamenjadi
suatu kebiasaan didalam masyarakat,baik berupa kata-kata/suatu bentuk
perbuatan yang nyata.
4. Kode etik
Kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi
dan penerima jasa profesi yang wajar,jujur,adil dan terhormat.
5. Moral

Perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan


standar prilaku/prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi
anggota kelompok/masyarakat dimana ia berada atau nilai yang menjadi
pegangan bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.

6. Profesional
Seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
7. Profesionalisme

Karakter, spirit/metoda profesional, mencakup pendidikan dan


kegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jadi
professional.

8. Profesionalisasi
Merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi/ mengubah
karakteristik kearah profesi.
9. Hukum
Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam
mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat
2.4. Prinsip Etik Keperawatan
a) Advokasi (Advocacy)
Merupakan prinsip etik dengan memberikan pembelaan terhadap hak
klien dalam menjamin kesehatan dan keselamatannya dalam praktik
pelayanan kesehatan

5
b) Otonomi (Autonomy)
Otonomy berarti berkomitmen menghargai keputusan klien dan
persetujuan tentang semua aspek pelayanan kesehatan
c) Kebaikan (Beneficence)
Kebaikan merupakan tindakan positif dimana kita memberikan bantuan
dengan niat baik bertujuan meringankan dan memenuhi kebutuhan klien
d) Tidak Mencederai (Nonmaleficence)
Dalam praktik pelayanan kesehatan, praktik etik tidak hanya melibatkan
keinginan berbuat baik, tetapi juga tidak mencederai dimana dalam
pemberian asuhan keperawatan, perawat dapat menyeimbangi antara
resiko dan keuntungan dari rencana pelayanan dengan menimalkan
tindakan cidera
e) Keadilan (Justice)
Merupakan sikap jujur dan adil terhadap klien dalam praktik pelayanan
kesehatan tanpa membandingkan status seperti ekonomi antara klien
f) Kesetiaan (Fidelity)
Kesetiaan merupakan sikap/perilaku profesional yang harus dimiliki
perawat dalam pemberian pelayanan kesehatan. Sikap ini merupakan
janji setia perawat dalam perencanaan tindakan dalam meringankan dan
memenuhi kebutuhan klien dan tidak meninggalkan klien
g) Kerahasiaan (Confidentiality)
Prinsip menjaga dan melindungi privasi/kerahasiaan dan informasi
kesehatan personal klien dalam praktik pemberian pelayanan kesehatan.
h) Kerahasiaan (Confidentiality
Prinsip menjaga dan melindungi privasi/kerahasiaan dan informasi
kesehatan personal klien dalam praktik pemberian pelayanan kesehatan
Pendekatan etik dalam keperawatan ini dapat digunakan pada
waktu yang berbeda tergantung pada individu yang dihadapi dan
situasinya. Dilema etik akan muncul saat konflik muncul, seperti antara
nilai-nilai profesional dan nilai-nilai pribadi, nilai-nilai profesional dan

6
nilai-nilai hukum, nilai-nilai perawat dan nilai-nilai pasien dan / atau nilai
hyang muncul saat konflik antar profesi.
Membatu pasien untuk sampai pada keputusan mengenai
asuhannya merupakan peranan penting dari seorang perawat. Pengambilan
keputusan oleh pasien harus dipandu dengan aspek kepercayaan dan nilai-
nilai karena perawat akan membatu pasien untuk mengidentifikasi nilai-
nilai sekaligus konflik yang mungkin terjadi dan tujuan yang akan
diharapkan oleh pasien. Kadang akan diperlukan toleransi untuk pasien
dalam menetukan pilihan pasien. Keputusan yang sulit juga akan
membawa reaksi emosional sehingga prosesnya akan menjadi lebih sulit.
Institusi, profesi dan hukum mencoba untuk melindungi hak-hak
seseorang sebagai pasien dengan menciptakan standar, panduan, kode etik
dan hukum. Pada profesi keperawatan, panduan untuk praktik diterbitkan
oleh organisasi profesi keperawatan, dalam hal ini adalah Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan menjadi paduan bagi profesional
dan sebagai deklarasi publik untuk standar profesi. Tujuan dari semua
panduan, prinsip etis dan undang-undang mengacu pada perlindungan
pasien sebagai pengguna jasa profesi. Menggabungkan panduan
profesional dengan prinsip etisdan nilai-nilai pasien memungkinkan
asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi pasien.
2.5. DILEMA ETIK

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan


mengenai perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991:
77). Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema
etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang
menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema

7
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat
meminimalisasi atau menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1)
semua orang melakukannya, (2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan
(3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan
dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus
dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa
timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi
kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut
Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang
sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif
yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Kerangka pemecahan
dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan
kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )
a. Mengembangkan data dasar.
Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi
sebanyak mungkin meliputi :
1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
2) Apa tindakan yang diusulkan
3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan

8
4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
4. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)
Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)

9
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

10
BAB III
ANALISIS KASUS

3.1. KASUS
Marry is a nurse who works the night shift on an acute general
surgical unit. Because of budget cuts, the hospital has eliminated two night
shift profesional nursing positions, resulting in a consistent staffing pattern of
one profesional nurse for 15 patients. Mary has always valued her ability to
provide individualized nursing care to postoperative patients. However,
sinceshe has been working under the new staffing pattern, mary knows the
patients are receiving subtandard care (problem identified). Mary realizes that
the hospital has been iosing revenue, but she also feels that the staffing
pattern is unsafe. Her recent complaints to her manager have been futile.
Because of unsafe care situations, mary knows that she will have to inform
her nurse manager’s supervisor and possibly, the director of nursing and
hospital administration to analyze the entire situation (morally relevant facts
identified) mary reads current

3.2. Pembahasan
Kasus diatas menjadi dilema etik bagi perawat dimana dilema etik ini
didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan
suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan moral atau
prinsip. Pada kasus dilema etik ini
Kerangka pemecahan masalah etik menurut Kozier dan Erb (2004) (4)
dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi pada kasus Ny.R
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengembangkan data dasar
a) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana
keterlibatannya. Dalam hal klarifikasi dilema etik, mencari informasi
sebanyaknya, berkaitan dengan orang yang terlibat, yang terlibat yaitu

11
:perawat, supervisor,manajer perawat, direktur keperawatan,dan
administrasi RS
b) Tindakan yang diusulkan yaitu: menghilangkan dua posisi perawat
profesional shift malam, menghasilkan pola kepegawaian yang
konsisten dari satu perawat profesional untuk 15 pasien,
c) Maksud dari tindakan yaitu:
Karena pemotongan anggaran
d) Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan
1. Meningkatkan pendapatan agar dapat mengoptimalkan jumlah
perawat yang di butuhkan atau meningkatkan intensif perawat
sebagai ganti peningkatan beban kerja perawat

Konsekuensi jika tindakan dilakukan :

2. Mengidentifikasi konflik

Untuk memutuskan pada kebijakan menghilangkan dua posisi


perawat profesional shift malam, menghasilkan pola kepegawaian yang
konsisten dari satu perawat profesional untuk 15 pasien, perawat
dihadapkan pada konflik berbuat baik beneficience pada pasien dan
melanggar asas beneficience
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut

Tindakan alternatif yang dapat dilakukan adalah :


b) Menjelaskan secara rinci dampak dan keluhan perawat
c) memberi penjelasan
d) menyampaikan keluhan kepada supervisor untuk dapat di tindak lanjuti
kebijakan yang akan di terapkan ke bagian keperawatan
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat

12
Dalam kasus direktur menjadi pembuat keputusan, untuk menindak
lanjuti keputusan dan kebijakan yang akan di terapkan Bila beberapa
kriteria sudah disebutkan mungkin konflik tentang perawat yang bekerja
dengan tidak nyaman setelah diterapkannya kebijakan pengurangan tenaga
perawat akibat pemotongan anggaran.

5. Mengidentifikasi kewajiban perawat

Dalam membantu pasien dalam membuat keputusan, perawat perlu


membuat daftar kewajiban keperawatan yang harus diperhatikan, sebagai
berikut:
a) memberikan informasi yang jelas, lengkap dan terkini tentang alasan
penerapan kebijakan yang dilakukan
b) membuat keseimbangan antara kebutuhan baik otonomi, hak dan
tanggung jawab sebagai perawatn
c) melaksanakan peraturan Rumah Sakit dinas di rumah sakit
d) melindungi dan melaksanakan standar keperawatan yang disesuikan
kebijakan yang telah di terapkan

6. Membuat keputusan

Dalam suatu dilema etik, tidak ada jawaban yang benar atau salah,
mengatasi dilema etik, tim kesehatan perlu dipertimbangkan pendekatan
yang paling menguntungkan atau paling tepat untuk pasien. Kalau
keputusan sudah ditetapkan, secara konsisten keputusan tersebut
dilaksanakan dan apapun yang diputuskan untuk kasus tersebut, itulah
tindakan etik dalam membuat keputusan pada keadaan tersebut.
Hal penting sebelum membuat keputusan dilema etik, perlu
mengali dahulu apakah niat/ untuk kepentinganya siapa semua yang
dilakukan, apakah dilakukan untuk kepentingan klien atau kepentingan
pemberi asuhan, niat inilah yang berkaitan dengan moralitas etis yang
dilakukan.

13
Pada kondisi kasus dapat diputuskan menerima perawat tentang
keluhan peraway yang bekerja dengan tidak nyaman diakibatkan
pengurangan tenaga medis akibat pemotongan anggaran menjelaskan
secara lengkap dan rinci tentang alasan penerapan kebijakan tersebut dan
dampaknya bila dilakukan perawat menerima atau menolak suatu
tindakan harus disadari oleh semua pihak yang terlibat, bahwa hal itu
merupakan hak, ataupun otonomi dari setiap penerima kebijakan
Keputusan yang dapat diambil sesuai dengan hak otonomi serta
pertimbangan tim kesehatan sebagai seorang perawat.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang


melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam
menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan
dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak
ilmiah dalam mengatasi permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan
yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa
nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.
Dilemma etik harus diselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi
serta organisasi profesi dengan penuh tanggung jawab dan tuntas.
Penyelesaian dilema etik harus mempunyai kerangka berfikir yang jelas
sehingga keputusan yang diambil dapat memberi kepuasan terhadap semua
pihak baik pemberi dan penerima asuhan keperawatan.

A. Saran
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat
diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat
harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan
moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.
Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan
advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan
pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan berdampak terhadap

15
peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan
permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu
pihak.
.

16
DAFTAR PUSTAKA
1. Potter, P.A,Perrry A. Fundamental keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
2. Potter P, Perry A. Fundamental Keperawatan. 7th ed. Jakarta: Salemba Medika;
2010.
3. Kurniadi A. Etika dan hukum keperawatan. Depok: Rajagrafindo Persada; 2018.
4. Sheldon LK. Komunikasi untuk Keperawatan Berbicara dengan Pasien. 2nd ed.
Jakarta: Erlangga; 2010.
5. Ismaini N. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika; 2001.
6. Suhaemi M. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktek. Jakarta: EGC; 2002.
7. Rubenfeld M, Scheffer B. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. 2nd ed. Jakarta:
EGC; 2006.
8. Kozier B, Erb. Fundamentals of Nursing Concepts, Process and Practice. 7th ed.
New Jersey: Pearson Education Line; 2004.
9. Bulger J, Kleckner A. Implementing an Evidence-Based Decision-Making
Process in a Healthcare System. J Hosp Librariansh. 2017;17(4):332–8.
10. Pinheiro ALS, Andrade KTS, Silva DDO, Zacharias FCM, Gomide MFS, Pinto
IC. Gestão da saúde: o uso dos sistemas de informação e o compartilhamento de
conhecimento para a tomada de decisão. Texto Context - Enferm. 2016;25(3):1–
9.

17

Anda mungkin juga menyukai