Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ Issue Etik dalam Praktek Keperawatan”

KDK (KONSEP DASAR KEPERAWATAN)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. Emilly Firstita Ario

2. Muray Endang Siska Manao

PRODI : S1 KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING : Helda, M. Kep

STIKes RANAH MINANG

PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat hikmat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan kami sangat berterima kasih kepada Ibu. Helda, M. Kep, selaku dosen mata kuliah
KDK (Konsep Dasar Keperawatan ) yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN. Dan
semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, 23 November 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB I (PENDAHULUAN).....................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4

1.3 Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II (PEMBAHASAN).......................................................................................................6

2.1 Pengertian etika....................................................................................................................6

2.2 Tipe tipe etika.......................................................................................................................6

2.3 Isue etik dalam keperawatan.....................................................................................7

2.4 Euthanasia.............................................................................................................................7

2.5 Abortus..................................................................................................................................10

2.6 Supporting Devices................................................................................................................11

BAB III (PENUTUP).................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................13

3.2 Saran........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah menimbulkan
konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan. Masalah etika
keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, dalam kaitan ini dikenal istilah
etika biomedis atau bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah yang
timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan, terutama di bidang biologi dan kedokteran.

Untuk memecahkan berbagai masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi internasional. Para
ahli telah mengidentifikasi masalah bioetis yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan, termasuk
juga perawat. Masalah etis yang akan dibahas secara singkat di sini adalah berkata jujur, AIDS,
abortus; menghentikan pengobatan, cairan dan makanan; eutanasia, transplantasi organ,
inseminasi artifisial, dan beberapa masalah etis yang langsung berkaitan dengan praktik
keperawatan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yakni :

1. Apa pengertian etika ?

2. Apa saja tipe tipe etik ?

3. Apa itu issue etik dalam praktik keperawatan ?

4. Apa itu Euthanasia ?

5. Apa itu Abortus ?

6. Apa pengertian Supporting Devices ?

1.3. TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mahasiswa membaca dan memahami makalah ini diharapkan mampu mengetahui apa
saja yang menjadi issue etik dalam praktik keperawatan

1.3.2 Tujuan Khusus

Dalam makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui dan memahami :

4
1. Pengertian Etika

2. Tipe tipe etik

3. Isue etik dalam keperawatan

4. Euthanasia

5. Abortus

6. Supporting Devices

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ETIKA

Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan, perilaku, atau
karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
apa yang baik dan buruk secara moral

Etika adalah kebiasaan, model perilaku, atau standar yang diharapkan, dan kriteria tertentu untuk
suatu tindakan.

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang
yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan
suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).

Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di
dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah
laku yang benar, yaitu :

a) baik dan buruk,

b) kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).

Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.

2.2. TIPE TIPE ETIK

a. Bioetik

Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah etika dalam dunia kesehatan/medis
(pelayanan kesehatan, penelitian kesehatan dll) yang sering disebut etika medisatau
etikablomedik. Bioetik mulai berkembang pada awal tahun 1960an,karena pada saat itubanyak
bermunculan teknologi medis sebagai upaya untuk memperpanjang/ meningkatakan kwalitas
hidup manusia. Bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan
modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.

b. Clinical ethics/Etik klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien.Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan
bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

6
c. Nursing ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

2.3 ISUE ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, dimana telah
terjadi perkembangan perkembangan sesuai kemajuan ilmu dan teknologi (Revolusi biomedis)

Kaidah kaidah dasar moral (asas etika) Beneficence dan non maleficence (berbuat baik dan
tidak,merugikan pasien) sudah harus mengalami perubahan sistem nilai. Dalam banyak kasus
asas otonomi, beneficence dan non maleficence dan asas asas derivative belum cukup sebagai
acuan untuk pemecahan masalah yang dapat diterima

Isu dalam pelayanan kesehatan meliputi antara lain :

1. Pemberian pelayanan kesehatan

2. Penolakan dan penghentian pelayanan kesehatan

3. Informed consent

4. Konfidensialitas (kerahasiaan)

5. Advance directives and living will

6. Awal hidup (konsepsi kehamilan)

7. Peningkatan mutu kehidupan dengan rekayasa genetic

8. Operasi penggantian kelamin

9. Eksperimen pada manusia : obat baru, cara pengobatan baru, alat medis baru.

10. Menunda proses kematian (Transplantasi organ, respirator, pacu jantung, hemodialisis)

11. Mengakhiri hidup (aborsi, euthanasia)

12. Kelangkaan sumber daya kesehatan (tenaga kesehatan, dana teknologi,obat, dsb.) yang
cenderung tidak mencukupi karena jumlah penduduk yang meningkat.

2.4. EUTHANASIA

Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa penderitaan;
sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian, secara etimologis, euthanasia
dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa penderitaan. Ada pula yang
menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan
7
melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang
minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.

Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum kesehatan
mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh Euthanasia Study Group dari
KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu : “Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan
sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk
kepentingan pasien itu sendiri”.

2.4.1 Klasifikasi euthanasia

Dilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi :

a. Voluntary euthanasia

Jika yang membuat keputusan adalah orang yang sakit. Misalnya gangguan atau penyakit
jasmani yang dapat mengakibatkan kematian segera, dimana keadaan diperburuk oleh keadaan
fisik dan jiwa yang tidak menunjang.

b. Involuntary euthanasia,

Jika yang membuat keputusan adalah orang lain. Seperti pihak keluarga atau dokter karena
pasien mengalami koma medis.

c. Assisted Suicide,

Tindakan ini bersifat individual yang pada keadaan tertentu dan alasan tertentu menghilangkan
rasa putus asa dengan bunuh diri.

d. Tindakan yang langsung menginduksi kematian dengan alasan meringankan penderitaan tanpa
izin individu bersangkutan dan pihak yang punya hak untuk mewakili. Hal ini sebenarnya
merupakan pembunuhan, tetapi agak berbeda pengertiannya karena tindakan ini dilakukan atas
dasar belas kasihan.

2.4.2 Jenis jenis euthanasia

Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, dilihat dari cara pelaksanaannya,
euthanasia dapat dibedakan atas :

a. Euthanasia Pasif

Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan
yang sedang berlangsung untuk mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain, euthanasia
pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien terminal untuk
mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara sengaja dengan tidak

8
lagi memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti tidak
memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya.

Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga pasien
sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka dengan
berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah
tidak mampu membayar biaya pengobatan.

b. Euthanasia Aktif atau Agresif

Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik melalui
intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan
kata lain, Euthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang
dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si
pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk
mnimbulkan kematian dengan secara sengaja melalui obat-obatan atau dengan cara lain sehingga
pasien tersebut meninggal.

Euthanasia aktif ini dapat dibedakan atas :

1) Euthanasia aktif langsung (direct) adalah dilakukannnya tindakan medis secara terarah yang
diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien. Jenis
euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing.

2) Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) adalah saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan
tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya risiko
tersebut.

Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan atas :

a) Euthanasia Sukarela (Voluntir)

Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu sendiri. Permintaan
pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain permintaa pasien secara sadar dn
berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun juga.

b) Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)

Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar. Permintaan biasanya dilakukan
oleh keluarga pasien. Ini terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor
umur, ketidak mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan pasien,
dan lain sebagainya.

Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien
yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma). Euthanasia ini seringkali menjadi bahan

9
perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi
apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu keputusan,
misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan
bagi pasien tersebut.

2.5. ABORTUS

Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan
istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Abortus adalah
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Pada saat ini aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada
kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan
melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini
aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap
ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian
aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat
kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.

2.5.1 Pandangan tentang abortus

Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu :

a. Pandangan konservatif

Berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan dalam situasi apapun tidak boleh dilakukan,
termasuk dengan alasan penyelamatan.

b. Pandangan moderat

Berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral dan hambatan penentang abortus dapat
diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang kuat.

c. Pandangan liberal

Berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan atas dasar permintaan. Pandangan ini
secara umum menganggap bahwa fetus belum menjadi manusia. Secara genetik fetus sebagai
bakal manusia, tetapi secara moral bukan manusia.

Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat atau rumah sakit untuk
menolak membantu pelaksanaan abortus. Di Indonesia dilarang sejak tahun 1918 dalam KUHP
pasal 346 s/d 349, dinyatakan bahwa Barang siapa melakukan sesuatu dengan sengaja yang
menyebabkan keguguran atau matinya kandungan dapat dikenai penjara.

10
2.5.2 Jenis jenis Abortus

a. Aborsi spontan atau alamiah.

Berlangsung tanpa tindakan apapun,kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel
telur dan sel sperma.

b. Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis

Pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat
aborsi.

c. Aborsi terapeutik atau medis

Pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu
yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang
parah yang dapa membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini
semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

2.6. SUPPORTING DEVICES

Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari segi
keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat tambahan
yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan praktik.

Peralatan pendukung yang sering digunakan

Adapun peralatan pendukung yang sering digunakan oleh perawat atau tenaga medis adalah :

a. Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)

b. Meja operasi

c. Gunting

d. Pisau operasi

e. Bedah minor set

f. Slang-slang pembius

g. Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak dioperasi)

h. Plastik steril berkantong yang fungsinya menampung darah yang meleleh dari tubuh pasien

i. Retractor

11
j. Penghangat darah dan cairan

k. Lampu operasi, dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

12
3.1. KESIMPULAN

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi antara
klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup
dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah
dalam mengatasi permasalah klien. Dalam membuat keputusan terhadap masalah etik, perawat
dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan
tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan
dapat dipertahankan.

Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan
dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan
asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan
standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan permasalahan etik
atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip
etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.

Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.

Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut pandang
sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia non agresif. Sedangkan ditinjau
dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia volunter dan euthanasia involunter.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan, aborsi buatan dan aborsi
terapeutik.

3.2. SARAN

Eutanasia merupakan suatu tindakan yang kontroversial, disatu sisi, ada niatan baik untuk
membantu menghentikan penderitaan pasien, disisi lain, bagaimanapun eutanasia merupakan
suatu praktik menghilangkan nyawa orang lain atau hewan. Saran kami, pembaca lebih banyak
lagi mengkaji terkait dengan isu euthanasia ini, sehingga dapat memandang eutanasia secara
holistic dan menanggapi fenomena euthanasia ini secara bijaksana.

13
Isu etik dalam praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang bisa didapatkan oleh
calon perawat sekalipun. Dengan mempelajarinya secara rinci, dan dengan mengatahui akibat
yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan seorang perawat yang baik, apabila
masih melakukan tindakan di luar batas yang diperbolehkan.

Dengan adanya pembahasan menganai isu etik seperti ini, kita akan diingatkan batapa kejinya
perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan kita juga diajarkan tentang bagaimana menyikapi
semuanya itu dalam praktik keseharian kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, atau
referensi dalam pengajaran mata kuliah etika keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

14
http://materikeperawatankelasc15uit.blogspot.com

Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika

Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison
Wesley.

15

Anda mungkin juga menyukai