Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN OREM

OLEH :
Kelompok 5

1. DEWI SAPUTRI
2. DESI RATNASARI
3. LUQMAN HAKIM P
4. FERY ZULIANSYAH
5. TOPAN PAMUNGKAS A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Model Konsep
Dan Teori Keperawatan Dorothea Orem ini dapat terselesaikan. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah ... Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pringsewu, September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
C. TUJUAN.........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3


A. Falsafah Keperawatan .................................................................................
B. Teori Keperawatan.......................................................................................2
C. Proses Keperawatan.....................................................................................7
BAB IV PENUTUP...........................................................................................12
A. KESIMPULAN..............................................................................................12
B. SARAN.........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi
klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam
proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut
akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan
Nightingale menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan
kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada
optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut
bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan
masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi dalam
memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self
care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan
model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia
mempublikasikannya dengan judul Nursing Conceps of Practice Self Care.
Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun
1980 dikembangkan pada multipersons units (keluarga, kelompok dan
komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga hubungan
konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit dan teori
nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa setiap orang mempunyai
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Tapi pada
situasi tertentu kemampuan itu tidak bisa tampil, disinilah teori orem akan
menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia apapun kondisinya adalah sama,
tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu. Bila kebutuhanya

1
terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah, berbeda dengan
orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan akan mengalami
deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami
setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori
merupakan sebagai agen yang mampu membantu klien dalam mengembalikan
peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari tiga teori utama
ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan yang unik, tidak
hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu membuat klien
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan
pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki
pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada
pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar
mampu melakukannya secara mandiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud falsafah keperawatan ?
Jelaskan tentang Teori keperawatan menurut orem ?

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memberikan pemahaman tentang Falsafah dan Teori Keperawatan
Dorothea Orem

b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan falsafah keperawatan
2. Menjelaskan teori keperawatan menurut orem

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Falfasah Keperawatan Menurut Dorothea Orem


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari layanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan.

Falsafah Keperawatan: kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan


yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan


kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's,
1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

B. Teori Keperawatan Menurut Dorothea Orem


a. The Theory of Self-Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori ini
mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan diperlukan
ketika individu tidak mampu atau mengalami keterbatasan dalam
memenuhi syarat perawatan diri yang efektif. Keperawatan diberikan jika
tingkat kemampuan perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan
kebutuhan perawatan diri atau kemampuan perawatan diri seimbang
dengan kebutuhan namun hubungan deficit dapat terjadi selanjutnya akibat
penurunan kemampuan, peningkatan kualitas dan kuantitas kebutuhan atau
keduanya.

3
Penjelasan gambar :
Ketika ada kebutuhan untuk merawat diri sendiri dan individu
mampu memenuhi permintaan itu, perawatan diri adalah mungkin.
Jika, di sisi lain, tuntutan lebih besar dari kapasitas individu atau
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu, mak akan terjadi
ketidakseimbangan dan hal ini disebut dengan defisit perawatan
diri.
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa,
kebutuhan melebihi kemampuan perawatan, kemampuan sebanding
dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang,
kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam
proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut
diantaranya; bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing
orang lain, memberi support baik secara fisik atau psikologis,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi
serta mengajarkan atau memberi pendidikan pada orang lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima
perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan
memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf
kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat
ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan
diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam
bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri.
Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan
mengalami penurunan/defisit perawatan diri.

4
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan
diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila
seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti
stress fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau
orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun
pada orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu
dan lebih memberikan self care theraupetic. Nursing agency menggunakan
kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu dikoordinasi,
dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan asuhan
keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan kegiatan ini
harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang
diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi
klien.

b. The Theory of Nursing System


Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk
mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care demand) pasiennya dan
untuk melindungi dan mengontrol latihan/pengembangan dari kemampuan
perawatan diri pasien (self-care agency).
Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem
keperawatan berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai syarat
pemenuhan perawatan diri.
1. Wholly Compensatory System
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh merupakan suatu
tindakan keperawatan dengan memberikan kompensasi penuh
kepada pasien disebabkan karena ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri.
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan ketika
perawat harus menjadi peringan bagi ketidakmampuan total
seorang pasien dalam hubungan kegiatan merawat yang
membutuhkan tindakan penyembuhan dan manipulasi. Perawat
mengambil alih pemenuhan kebutuhan self caresecara menyeluruh
kepada pasien yang tidak mampu, misal: pada pasien koma atau
pasien bayi.

5
2. Partly Compensatory System
Sistem penyeimbang sebagian yaitu sistem keperawatan dalam
memberikan perawatan diri kepada pasien secara sebagian saja dan
ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat
dilakukan oleh pasien dalam memenuhi kebutuhan self care-nya,
dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan intervensi
perawatan atau tindakan lain yang melibatkan tugas manipulatif
atau penyembuhan, misal: pasien usia lanjut, pasien stroke dengan
kelumpuhan.
c. Supportive-Educative
System
Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan keperawatan
yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendidikan agar
pasien mampu melakukan perawatan mandiri. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi
melakukan self care, tetapi yang melakukan self care adalah pasien
sendiri, misal: mengajarkan pasien merawat lukannya,
mengajarkan bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada
situasi dimana pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan
yang dibutuhkan secara eksternal atau internal yang ditujukan
oleh therapeutic self care, namun tidak dapat melakukan tanpa
bantuan. Metode bantuan diantaranya: tindakan, panduan,
pelajaran, dukungan dan memberikan lingkungan yang
membangun.

6
Figure 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001]. Nursing:
Concepts of practice [6th ed., p. 351]. St. Louis: Mosby.)

C. PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI DOROTHEA E. OREM


a. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan.
Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan
merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa
keperawatan memerlukan telaahan dan pengumpulan fakta tentang pasien
termasuk self care agent dan therapeutic self-care demand dan hubungan
keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001). Orem
menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar

7
tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan
dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta
bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan keperawatan yang
dilakukan perawat.
b. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada
pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan
menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care pasien. Tahap
ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien dan peran perawat dalam
melakukan self care yang dilakukan dalam memenuhi therapeutic self-
care demand, dan mengatur latihan self-care agency, melindungi dan
membantu self care agency.
c. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan
Di dalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan
mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien,
dapat melakukan perencanaan dan kontrol, dan tahap ini mengatur sistem
keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi
therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan pengembangan
kemampuan akan self-care. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: membatu,
menuntun, mengarahkan, menstimulus minat, mendukung, meregulasi,
mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga sistem perawatan
dapat berjalan dengan optimal.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan
sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat
harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat
sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan
keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang
sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan
yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan orem mempunyai makna bahwa
semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu.
Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi
merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat
menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat
menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu
pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.

B. SARAN
Dengan mengetahui model - model keperawatan yang ada diharapkan
perawat bisa mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita
terapkan dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan sampai salah
mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu berubah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing theory: utilization and
application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2006). Nursing theory: utilization and
application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Hartweg, D.L. 1991. Dorothea Orem: self-care deficit theory. Newbury Park,
California: Sage Publications, Inc.
Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory.
Exciting, Realistic, and Usable. www. Diosav.org. Diunduh 14
September 2017.
Parker, M.E. 1990. Nursing theories in practice. New York: National League for
Nursing.
Tomey, A,M. 2006. Nursing theorists and their work,6th edition. St, Louis, Missouri; C.V.
Mosby Company

10

Anda mungkin juga menyukai