Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

IMOGENE M KING DAN NOLA J PENDER

Oleh :

KELOMPOK 3

Abdur Rochman NIM 18142010002


Moh. Rachman Maulana NIM 18142010021
Annisa Meilani Lasya NIM 18142010005
Bella Rista Andini NIM 18142010006
Sabila Firdausita NIM 18142010029

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang model konseptual keperawatan Imogene King dan Nola J Pender.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan mendapatkan bimbingan, dukungan,
dan arahan dari dosen pembimbing mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan, kami
berterimakasih kepada : Bpk.Agus Priyanto, S.Kep., Ns., M.AP., M.Kep. dan juga untuk
teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang model konseptual
keperawatan Imogene M King dan Nola J Pender dapat bermanfaat bagi mahasiswa
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA.

Bangkalan, 21 September 2018

2
DAFTAR ISI

Kata Pengatar ………………………………………….……………………………........... 2


Daftar Isi ................................................................................................... ………… …….. 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. ………… 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ ………… 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................... ………… 5
1.4 Manfaat ......................................................................................................... ………… 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Imogene King
2.1.1 Latar belakang teori Imogene King ........................................................ ………… 6
2.1.2 Biografi Imogene King ........................................................................... ………… 6
2.1.3 Definisi dan Konsep mayor kerangka konseptual Imogene King .......... ………… 7
2.1.4 Gambar skema model konseptual dan penjelasan model konseptual Imogene King
................................................................................................................. ………… 8
2.1.5 Kelebihan dan kelemahan teori keperawatan Imogene King ................. ………… 13
2.1.6 Aplikasi model konseptual dalam keperawatan Imogene King .............. ………… 14

2.2 Nola J Pender


2.2.1 Latar Nola J Pender ................................................................................. ………… 15
2.2.2 Biografi Nola J Pender ............................................................................ ………… 16
2.2.3 Definisi dan Konsep mayor kerangka konseptual Nola J Pender ........... ………… 17
2.2.4 Gambar skema model konseptual dan penjelasan model konseptual Nola J Pender
................................................................................................................. ………… 19
2.2.5 Kelebihan dan kelemahan teori keperawatan Nola J Pender .................. ………… 20
2.2.6 Aplikasi model konseptual dalam keperawatan Nola J Pender .............. ………… 20
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................................... ………… 23

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..……… 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan


keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan
keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan
maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih
berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa
komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh.

Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset


keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge).

Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun
kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek
keperawatan.

Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek
keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari
suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada
dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain origins, meaning, logical
adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk
mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat
dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.

Dalam tulisan ini mencoba terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian


pelayanan kesehatan dari model medical yang menitik beratkan pada pelayanan pada
diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistic yang melihat penyakit dan
gejala sebagai informasi dan bukan sebagai focus pelayanan (cohen, 1996). Perubahan

4
paradigma ini menempatkan perawat pada posisi kunci dalam peran dan fungsinya. Hampir
semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun
tatanan pelayanan kesehatan yang lain dilakukan oleh perawat (cohen, 1996).Untuk
menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M.
King dan. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis,
dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).

Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan


preventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nola. J Pender dengan menghasilkan
sebuah karya fenomenal tentang “Health Promotion Model” atau model promosi kesehatan.
Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori
kognitif social (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang
memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa teori yang dikemukakan oleh nola j pender dan Imogene king
b) Bagaimana definisi konsep mayor menurut Imogene king dan nola j pender
c) Bagaimana hubungan paradigma dengan keperawatan menurut Imogene king dan
nola j pender
d) Apakah aplikasi model konseptual dalam keperawatan berdasarkan teori Imogene
king nola j pender
e) Bagaimana kelebihan dan kelemahan teori keperawatan menurut Imogene king dan
nola j pender

1.3 Tujuan

Untuk memenuhi tugas dosen dan memberikan informasi kepada mahasiswa


terkait dengan materi Teori Keperawatan menurut Imogene King Dan Nola J Pender.

1.4 Manfaat

Mahasiswa bisa mengetahui tentang materi Teori Keperawatan menurut Imogene


King dan Nola J Pender.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Imogene King


2.1.1 Latar belakang teori Imogene King
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu
perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa
konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran
kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam
suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King
mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah
kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King
mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya
(Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan
lingkungannya.

2.1.2 Biografi Imogene King

v
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa. Karir
keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School
of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di
Bachelor of Science dalamKeperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia
menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis University.
Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New
York,Dr. Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan padatahun 1961.
Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa
pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981).

6
Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori
keperawatan. Dr. King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan
dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers.
Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu : Toward a
theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for
Nursing: System, Concept, Process (1981),Curriculum and Instruction In Nursing (1986).

2.1.3 Definisi dan Konsep mayor kerangka konseptual Imogene King


Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri atas
tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga
sistem Interaksi yang dinamis-personal, interpersonal, dan sosial yang mengarah pada
perkembangan teori pencapaiantujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).

Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama


berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim
interpersonal karena menekankan pada interaksi antara duaorang atau lebih. Konsep yang
ditempatkan dalam sistem sosial karenamereka menyediakan pengetahuan untuk perawat
agar berfungsi di dalamsistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey &
Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea
(space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangatmenentukan dalam
menetapkan pencapaian tujuan keperawatan. Adapun beberapa karakteristik teori Imogene
King (Christensen &Kenney,1995)

a) Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system terbuka,
mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya.
Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan
kemampuan dalam bereaksi, menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud
tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada
tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan
konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.

b) Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi.
Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran,
interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.

7
c) Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga
keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

2.1.4 Gambar skema model konseptual dan penjelasan model konseptual Imogene
King

Model Konsep Imogene King


King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan
pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam
mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi :
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (system terbuka). Untuk
sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self),
pertumbuhan dan perkembangan (growth and development), citra diri (body
image), ruang (space), dan waktu (time).

8
a) Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-
kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini
tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan
dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami
oleh semua, selektif untuk semua orang, dansubjektif atau personal.

b) Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan
orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU” .
Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan
orientasi pada tujuan.

c) Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku
manusia. Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan
dapat diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan
sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang berarti dan memuaskan.
Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh
kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk
mencapai aktualisasi diri.
d) Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang
merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e) Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep
ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung
dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional,
atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi
secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku orang yang menempatinya.

9
f) Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian
dengan kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang

2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi
antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan
sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.

a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi
oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses
dimana informasi yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi
atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal,
situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak
maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat
dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide
satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat
penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak,
postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.
d) Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu
mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi
temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-
rangkaian kejadian dalam waktu.

10
e) Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang
pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai
penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang
di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial,
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2
orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
f) Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang
dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya
untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress
adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang
terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya
bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.

3. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi
sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-
nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George,
1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas,
kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan
aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal
seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.

11
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa
wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar
belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi,
validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi sertaberhubungan
dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan
sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-
sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan Keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk
mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal,
individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus,
dan berorientasi pada tujuan
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat
diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam
kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain
di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan
hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan


pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian
asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat
dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem
asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk
membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.

12
Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terrhadap waktu tidak lepas dari masa lalu
dansekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial
manusia akan hidup berssama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang
lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu :
a. Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan
dapat digunakan.
b. Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri
mereka sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri
dari komponen berikut ini :
1. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan
merupakan respon dari individu.
2. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien yang terwujud dalamkomunikasi.
3. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dengan klien terjadi suatu
persetujuan -dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

2.1.5 Kelebihan dan kelemahan teori keperawatan Imogene King


Kelebihan teori keperawatan Imogene King :

a. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini


dapatdipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar
phenomena dalam keperawatan.

b. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling


berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.

c. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan


bersama,mengambil keputusan , dan interaksi untuk mencapa tujuan
klien.

d. Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan,

e. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.

f. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan

13
Kelemahan teori keperawatan Imogene King :

a. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep


mengenaistres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres
memilikikonsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
b. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan
dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat
dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
c. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan
konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien-
pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti
bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien psikiatrik.

2.1.6 Aplikasi model konseptual dalam keperawatan Imogene King


Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan
sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan
dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan
professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok
dengan penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.

14
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik
adalah (Meleis, 1997) :

1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.

2. Klien dengan penyakit ginjal.

3. Caring dalam keluarga.

4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja.

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

6. Pelayanan keperawatan psikiatri.

7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.

8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.

9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

2.2 Nola J Pender

2.2.1 Latar Nola J Pender


Teori model konseptual Nola J. Pender dilatar belakangi oleh adanya suatu
bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini etrjadi dalam suatu
bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada paradigma
kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam memandang sebuah penyakit
dan berbagai gejala penyebabnya, bukan sebagai focus pelayanan kesehatan saja.
Pada perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci
dalam berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan.hampir
semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan promosi
dan preventif ( pencegahan) kesehatan dilakukan oleh para perawat. Oleh karena
adanya promosi dan preventif kesehatan yang cenderung dilakuakan dan
diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan model konseptual dari Nola
J. Pender yang berjudul “ Health Promotion Model “ atau model promosi
kesehatan.

15
2.2.2 Biografi Nola J Pender

Nola J Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1942 di Lans,


Michgan. Ketertarikan pada keperawatan bermula dari Nola J. Pender berusia 7
tahun ,pada saat mengamati para perawat yang sedang member asuhan keperawatan
pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepaa
oranglain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia
yakini sebagai profesi yang menolong orang
lain.Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya
diterima bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964, meraih gelar BSN di
Universitas State Michigan di East Lansig, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan
perkembangan di Universitas Michigan di raih paa tahun 1965. Gelar
Ph.D di bidang psikologo dan pendidikan diraih Thun 1969 dari
Universitas North Westerndi Evanton, Illinois. Pernikahannya dengan
Albert Pender seorang asisten professor dibidang bisnis dan ekonomi
memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan tentang keperawatan dalam
perpektif ekonomi. Tahun 1975, Dr Pender mempublikasikan model konseptual
kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan
tentang keperawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel
tersebut mengidentifikasi factor-factor yang ditemukan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada
tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan
dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan dan perlunya
pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali diterbitkan tahun
1987 dan mengalami revisi tahun 1996.

16
2.2.3 Definisi dan Konsep mayor kerangka konseptual Nola J Pender

Pengertian health promotion, merupakan suatu cara untuk menggambar


interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai
dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan
teori kognitif social (social kocnitif teory) dalam persefektif keperawatan manusia
dilihat sebagai fungsi yang holistic.

Konsep mayor kerangka konseptual Nola J Pender

1. Prior Related Behavior


Secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada Likelihoodof
engaging in health-promoting behaviors.
2. Personal Factors
Kategorinya, biologis, psikologis, dan sosiokultur. Faktor
inimemprediksikan pemberian perilaku dan dibentuk secara alami
dalamtarget perilaku menjadi pertimbangan.
3. Personal Biological Factors
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah variabel seperti umur,
jeniskelamin, Masa indek tubuh, status pubertas, status
menopouse, kekuatan keseimbangan.
4. Personal Psycological Factors
Yang termasuk kedalam faktor ini adalah harga diri, motivasi
diri,kemampuan diri, definisi kesehatan, pemahaman status kesehatan.
5. Personal Sociocultural Factors
Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah ras, etnik, pendidikan,
danstatus sosioekonomi.
6. Perceived Benefits of Action
Perceived Benefits of Action di antisipasikan sebagai hasil akhir
positifyang akan terjadi dari perilaku kesehatan.
7. Perceived Barriers to Action
Perceived Barriers to Action di antisipasikan,di imajinasikan atau
bloknyata dan ganti rugi individu sebagai usaha pemberi perilaku.

17
8. Perceived Self-Efficacy
Perceived Self-Efficacy adalah pendapat dari kemampuan individuuntuk
mengorganisasikan dan menjalankan sebuah promosi
perilakukesehatan.
9. Activity-Related Affect
Activity-Related Affect di gambarkan sebagai perasaan subjektif
positifatau negatif yang terjadi sebelum, atau sejak mengikuti perilaku
dasaryang menstimulus diri dari perilaku dirinya sendiri.
10. Interpersonal Influences
Pengaruh ini adalah perilaku yang berfokus pada pengetahuan,
keyakinan atau tata krama dan lainnya. Pengaruh interpersonal termasuk
norma, sosial suport, dan modeling. Sumber utama dari pengaruh
interpersonal ini adalah keluarga, kelompok, dan pemberi
pelayanankesehatan.
11. Situational Influences
Situational Influences adalah persepsi dan pengetahuan individu
tentang banyak pemberi situasi atau bahasannya dapat memfasilitasi atau
mengganggu perilaku. Pengaruh situasi mungkin mempunyaipengaruh
secara langsung maupun tidak langsung dalam perilakukesehatan.
12. Commitment to a plan of action
Komitmen ini menggambarkan konsep dari tujuan dan identifikasi dari
strategi perencanaan yang berperan penting dalam
mengimplementasiperilaku kesehatan.
13. Immediate Competing Demans and Preferences
Competing Demans adalah alternatif perilaku individu
yangmempunyai kontrol lemah, karena ada kemungkinan yang
terjadi dilingkungan seperti bekerja atau kepekaan atau kepekaan
keluarga.
Competing Preferences adalah alternatif perilaku yang
melibatkanindividu relatif kontrol tinggi, seperti memilih ice cream atau
apel untukmakanan ringan.

18
14. Health-Promoting Behavior
Health-Promoting Behavior adalah sebuah poin akhir atau hasil
akhirdari aksi yang secara langsung terhadap pencapaian hasil
akhirkesehatan yang positif seperti pencapaian yang optimal, pemenuhan
kebutuhan individu, dan produktivitas hidup. Contoh: memilih
makanansehat, manajemen stres, pertumbuhan spiritual, dan
membangunhubungan yang positif.

2.2.4 Gambar skema model konseptual dan penjelasan model konseptual Nola J
Pender

Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang


menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai Harapan ( Expectancy value ) dan Teori
Kognitif Social ( Social Cognitive). Teori Pender tentang model promosi
kesehatan ini konsisten dan berfokus pada pentingnya promosi dan pencegahan
kesehatan untuk dilakukan guna peningkatan kesehatan klien atau masyarakat
yang lebih baik dan optimal. Berikut penjelasan mengenai 2 teori yang menjadi
komponen terbentuknya teori model promosi kesehatan :

1) Teori Nilai Harapan ( Expectancy value theory)

Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi
bersifat rasional dan ekonomis. Secara rasional individu akan bertindak
sebagaimana mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka inginkan, dan juga

19
mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan tersebut tellah
dicapai, yaitu dengan cara :

a. Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal yg
positif,
b. Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang tidak berguna
dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan melakukan kegiatan
walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin
kegiatan tersebut dicapainya.
2) Teori Kognitif Sosial
Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan
lingkunan, individu lain yang melibatkan perilaku sebagai sustu hal yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini setiap individu harus
mampu mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam membina
hubungan dengan lingkungan sekitar untuk mendukung proses adaptaf, sehingga
hal ini mampu menjadi pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat dilakukan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya sakit.

2.2.5 Kelebihan dan kelemahan teori keperawatan Nola J Pender

Kelebihan teori keperawatan Nola J Pender, Definisi konsep menjelaskan kejelasan dan
mengarahkan pengertian fenomena perilaku kesehatan yang kompleks, diagram visual
diilustrasikan dengan hubungan yang jelas jelas, Sedangkan kelemahan teori keperawatan
Nola J Pender, Kerangka konsep telah dibuat dengan menampilkan semua konsep tetapi
keterkaitan antar konsep terbatas.

2.2.6 Aplikasi model konseptual dalam keperawatan Nola J Pender


Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion Model untuk mendemontrasikan
hubungan antara manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai
dimensi. Model ini menggabungkan duateori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori
Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan manusia dilihat dari fungsi holistik.
Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang

20
mahaldan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis. Pada beberapa bagian teorinya
memiliki kesamaan pola pandang dengan teori lain sepertimemandang bahwa
fokus dari perawatan adalah individu, keluarga,kelompok maupun masyarakat.

Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-contoh yangberdasarkan


pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat digeneralisasi dan
konsep-konsep yang dikemukakan dalam teori dapat diaplikasikan.Teori Health
Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas risetkualitatif dan kuantitatif, baik di
Amerika maupun negara lain. Bahkan teori inisaat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan
global dan telah diuji oleh parasarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk
mempromosikan gaya hidupsecara kultural sesuai dengan negara mereka.Selama
perkembangan teoribanyak studi yang behubungan dengan pengaplikasian teori yang
dapatdijadikan sebagai dasar riset.

Riset yang berhubungan dengan Health Promotion Model memberikan kontribusi


secara umum bagi pengembangan body ofknowledge dari ilmu keperawatan.
Pergeseran paradigma dari kuratif - rehabilitatif ke arah promotif dan preventif. Pender
meyakini bahwa denganMutu kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki
system kesehatan secara integral.Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam
fokus promosikesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu yang
sangatmenggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk mengubahperilaku
kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan rehabilitatif.

Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran yangsangat penting dalam
partnership antar ilmuan dan konsumen serta praktisiuntuk mengembangkan strategi
kepedulian sesuai dengan spesifikasipopulasi. Health Promotion Model, menjadi sumber
informasi penting danbermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengetahui bahwa
promosikesehatan seseorang sangat didukung oleh nilai yang diharapkan serta teorikognitif
sosial yang menekankan pada self direction, self regulation danpersepsi terhadap self
efficacy. Pengambilan keputusan, tindakan danefficacy diri akan menentukan status
kesehatan seseorang. Nola J. Pendertelah belajar dari pengalaman pribadi dan hasil
penelitiannya untukmemunculkan teori ini. Teori ini sangat lengkap untuk melakukan
kegiatanyang berhubungan dengan tindakan promotif dan preventif. Namun, teori ini

21
memiliki kelemahan, teori ini tidak dapat dilakukan oleh seseorang dengancacat mental dan
cela bawaan. Seseorang cacat mental kemungkinan tidakmampu memiliki harapan nilai dan
kognitif sosial.

Demikian juga dengan seseorang yang sudah mendapat cacat bawaan sejak lahir seperti
malfungsisel-sel yang berperan untuk daya tahan tubuh. Teori ini juga sangat sulitditerapkan
pada klien dengan ekonomi lemah dan tingkat pendidikan yang rendah karena seseorang
dengan sosial ekonomi rendah lebih termotivasiatau cenderung untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dibandingkan denganmotivasi meningkatkan status kesehatannya. Membutuhkan
role model yangsempurna untuk mempengaruhi masyarakat di sekitarnya. Tenaga
kesehatansendiri apakah telah mengetahui teori ini dan kalau telah mengetahui apakahtelah
mengamalkannya sehingga bisa mempengaruhi klien atau masyarakat.Selain itu, masyarakat
masih lebih mempercayai budayanya sendiri yangmenjadi hambatan dalam
mensosialisasikan dan mengamalkan teori ini.

22
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Teori Imogene king dan nola j pender berperan penting dalam ilmu keperawatan dan asuhan
keperawatan. Dimana teori-teori yang ada akan berpengaruh pada perkembangan
keperawatan secara global khusus nya keperawatan yang ada di Indonesia. Salah satu
komponen penting dengan adanya berbagai teori yang muncul akan mempengaruhi tingkat
kualitas dan kuantitas dalam pengkajian diagnosa keperawatan.

23
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://nursingscience-2008.blogspot.co.id/2014/12/riwayat-hidup-imogene-m-king.html
http://www.trendilmu.com/2015/08/teori-model-keperawatan-menurut-imogene.html#
https://www.scribd.com/doc/31402960/Teori-Keperawatan-Nolla-j-Pender
http://www.academia.edu/3657714/Nursing_model
http://juwarti.web.unej.ac.id/2015/02/20/the-promotion-health-model/
https://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/05/26/konsep-teori-model-health-
promotion-model-pender/

24

Anda mungkin juga menyukai