Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KATHARINE KOLCABA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah falsafah

Dosen: Zulfa khusniyah S.kep Ns, M.Kep., M.PdI

Disusun oleh:

Kelompok 4

Abdul Hafie (7319004)

Suryaning Tiyas (7319024)

Tita Nuriyah (7319025)

Silfina Isza Rokhmi (7319089)

Khozinatul Munna Alfi Zulaikho (7319015)

S1 KEPERAWATAN-FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

Peterongan-Jombang

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran pembaca demi terciptanya makalah
selanjutnya lebih baik lagi.

Jombang, 11 November 2019

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata pengantar……………………………………………………………………...…(i)

Daftar isi……………...………………………………………………………….…....(ii)

Bab I Pendahuluan

Latar belakang………………………………………………………………………...(1)

Rumusan masalah…………………………………...……………………………..…(1)

Tujuan makalah……………..……………………………………………………..…(1)

Bab II pembahasan

Sejarah dan perkembangan teori Katharine Kolcaba……….…………………….….(2)

Konsep teori Katharine Kolcaba……………………………..…………………...….(2)

Paradigma ilmu keperawatan Katharine Kolcaba.......................................................(6)

Aplikasi teori keperawatan Kolcaba ………………………………………….……..(7)

Bab III Penutup

Kesimpulan ……………………………..……………………………….…………...(10)

Saran…………………….……………………………………………………..…......(10)

Daftar pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat dalam melakukan pelayan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu
keperawatan serta model konsep teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam
pemberian asuhan keperawatan. Model konseptual merupakan landasan untuk
mengembangkan sebuah teori dan nilai moral bagi perawat. Model konseptual ini juga biasa
disebut dengan paradigma keperawatan. Ada empat konsep yang secara umum menjadi titik
sentral yang dipertimbangkan dalam mengembangkan model konseptual disiplin
keperawatan, yaitu manusia, lingkungan, keperawatan, dan kesehatan. Pada penerapannya,
penekanan dari setiap model keperawatan sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan setiap
konsep yang ingin dikembangkan.
Middle Range Theory merupakan tingkatan teori yang memiliki kriteria, lingkup, tingkat
abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Salah satu contoh Middle Range Theory
yang akan dibahas disini yaitu model teori kenyamanan (comfort) yang dikembangkan oleh
Katharine Kolcaba. Dalam perspektif pandangan Kolcaba ini, holistic comfort didefinisikan
sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan
akan pengurangan (relief), (ease), and (transcendence) yang dapat terpenuhi dalam empat
konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, social, dan lingkungan
(Ruddy, 2007).
Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas teori Katharine Kolcaba yaitu teori
kenyamanan.

1.1 Rumusan masalah


1.1.1 Bagaimana sejarah dan perkembangan teori Katharine Kolcaba?
1.1.2 Bagaimana konsep dasar teori Katharine Kolcaba?
1.1.3 Bagaimana paradigma ilmu keperawatan Katharine Kolcaba?
1.1.4 Bagaimana pengaplikasian teori Katharine Kolcaba pada ilmu keperawatan?
1.2 Tujuan makalah
1.2.1 Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan teori Katharine Kolcaba.
1.2.2 Untuk mengetahui konsep dasar teori Katharine Kolcaba.
1.2.3 Untuk mengetahui paradigma ilmu keperawatan Katharine Kolcaba.
1.2.4 Untuk mengetahui aplikasi teori Katharine Kolcaba pada ilmu keperawatan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan perkembangan teori Katharine Kolcaba

Teori kenyamanan pertama kali dikenal sekitar tahun 1990-an oleh seorang tokoh
bernama Katharine Kolcaba. Kolcaba lahir di Cleveland, ohio pada tanggal 8 desember 1944
beliau adalah dokter keperawatan yang menerima sertifikat sebagai perawat spesialis
gerontology dengan focus penelitian pada peralatan paliatif dan perawatan jangka panjang di
rumah. Sejak tahun 1900-1929, sebenarnya kenyamanan klien sudah merupakan tujuan utama
dari profesi perawat dan dokter, karena kenyamanan dianggap sangat menentukan proses
kesembuhan klien. Namun, setelah decade tersebut, kenyamanan kurang mendapat perhatian
khusus dari pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan lebih difokuskan pada tindakan
pengobatan medis. Untuk mempercepat kesembuhan klien. Katharine kolcaba merupakan
tokoh keperawatan yang kemudian membawa kembali konsep kenyamanan sebagai landasan
utama dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam sebuah teori yaitu “comfort theory and
practice: a vision for holistic health care and research”. (March, A. & McCormack,D.,2009)

2.2 konsep dan definisi utama teori Katharine Kolcaba

Dalam teori kolcaba, mereka yang menerima tindakan kenyamanan dapat disebut
sebagai penerima, pasien, pelajar, narapidana, orang dewasa yang lebih tua, komunitas, dan
institusi

2.2.1 Kebutuhan perawatan kesehatan

Kebutuhan perawatan kesehatan adalah kebutuhan kenyamanan yang timbul dari


situasi perawatan kesehatan yang penuh tekanan yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima
sistem pendukung tradisional. kebutuhannya mungkin fisik, psikospiritual, sosiokultural, atau
lingkungan. mereka menjadi jelas melalui pemantauan, verbal atau nonverbal melaporkan
parameter patofisiologis, pendidikan dan dukungan, dan konseling dan intervensi keuangan
(Kolcaba, 2003)

2
2.2.3 Variabel intervening

Variabel intervening adalah kekuatan yang berinteraksi yang memengaruhi persepsi


penerima tentang kenyamanan total. mereka terdiri dari pengalaman masa lalu, usia, sikap
emosional, negara, sistem pendukung, prognosis, keuangan, pendidikan, latar belakang
budaya, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman penerima (Kolcaba, 1994). Variabel
intervensi tersebut berdampak pada perencanaan dan keberhasilan intervensi perawatan
pasien. jenis dan konteks digambarkan dalam gambar 33-1

Gambar 33-1

Jenis comfort
Relief (bantuan) : keadaan seorang pasien yang memiliki kebutuhan khusus
terpenuhi.
Ease (kemudahan) : keadaan tenang atau puas
Transcendence (transendensi): keadaan dimana seseorang mengatasi maslah atau rasa
sakitnya
Konteks kenyamanan yang terjadi
Physical(fisik) : berkaitan dengan sensasi tubuh.
PsychospirituaL : berkaitan untuk kesadaran internal diri, termasuk menghargai,
konsep, seksualitas, dan makna dalam kehidupan seseorang;
hubungan seseorang dengan tatanan yang lebih tinggi.
Environmental(lingkungan) : berkaitan dengan lingkungan luar, kondisi, dan pengaruh.
Sociocultural (sosiall) : berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
masyarakat.
Gambar 33-1 kenyamanan struktur taksonomi (dari Kolcaba, K., & Fisher, E.
[1996].perspektif holistic tentang perawatan kenyamanan sebagai arahan lanjutan. Critical
Care Nursing Quarterly, 18 [4], 66-76)

3
Seluruh konsep tersebut terkait dengan klien dan keluarga. Teori kenyamanan terdiri
atas tiga tipe, yaitu

(1) relief. kondisi resipien yang membutuhkan penanganan spesifik dan segera

(2) ease. kondisi tenteram atau kepuasan hati dari klien yang terjadi karenahilangnya
ketidak nyamanan fisik yang dirasakan pada semua kebutuhan

(3) transcendence. keadaan dimana seseorang individu mampu mengatasi masalah


dari ketidak nyamanan yang terjadi.

Kolcaba memandang bahwa kenyamanan merupakan kebutuhan dasar seorang individu yang
bersifat holistik, meliputi kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, lingkungan.

Kenyamanan fisik  berhubungan dengan mekanisme sensasi tubuh dan


homeostasis,meliputi penurunan kemampuan tubuh dalam merespon suatu penyakit atau
prosedur iniasif. Beberapa alternatif untuk memenuhi kebutuhan fisik adalah memberikan
obat, merubah posisi, backrub, kompres hangat atau dingin, sentuhan terapeutik.

Kenyamanan psikospiritual dikaitkan dengan keharmonisan hati dan ketenangan jiwa,


yang dapat difasilitasi dengan memfasilitasi kebutuhan interaksi dan sosialisasi klien dengan
orang-orang terdekat selama perawatan dan melibatkan keluarga secara aktif dalam proses
kesembuhan klien.

kebutuhan kenyamanan sosiokultural berhubungan dengan hubungan interpersonal,


keluarga danmasyarakat, meliputi kebutuhan terhadap informasi kepulangan (discharge
planning), dan perawatan yang sesuai dengan budaya klien. beberapa cara untuk memenuhi
kebutuhan sosiokultural adalah menciptakan hubungan terapeutik dengan klien, menghargai
hak-hak klien tanpa memandang status sosial atau budaya,mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaannya, dan memfasilitasi team work yang mengatasi kemungkinan
adanya konflik antara proses penyembuhan dengan budaya klien.

Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan akan kenyamanan lingkungan


yang berhubungan dengan menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan, membatasi
pengunjung dan terapi saat klien beristirahat, dan memberikan lingkungan yang aman bagi
klien (Kolcaba,2006).

4
2.2.4 Perilaku mencari kesehatan

Ahli perilaku mencari kesehatan menyusun kategori dewan hasil yang terkait dengan
pengejaran kesehatan seperti yang didefinisikan oleh penerima dalam konsultasi dengan
perawat. kategori ini disintesis oleh schlotfeldt (1975) dan diusulkan sebagai kematian
internal, eksternal, atau damai.

2.2.5 Integritas institusional

Korporasi, komunitas sekolah, rumah sakit, kota, Negara, dan Negara yang memiliki
kualitas menjadi lengkap, utuh, sehat, jujur, menarik, beretika dan tulus memiliki integritas
institusional. Ketika sebuah institusi menampilkan tipe integritas ini, maka menghasilkan
bukti untuk praktik terbaik dan kebijakan terbaik (Kolcaba, 2001)

2.2.6 Praktik terbaik

Penggunaan intervensi perawatan kesehatan berdasarkan bukti untuk menghasilkan


hasil terbaik pasien dan keluarga (institusional) dikenal sebagai praktik terbaik.

2.2.7 Kebijakan terbaik

Kebijakan kelembagaan atau regional mulai dari kebijakan untuk prosedur dan
kondisi medis hingga akses dan pemberian layanan kesehatan dikenal sebagai kebijakan
terbaik.

Gambar 33-2 menggambarkan hubungan antara konsep terakhir.

Kenyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang dari suatu intervensi.
Hal ini merupakan pengalaman langsung dan menyeluruh ketika kebutuhan fisik,
psikospiritual, social, dan lingkungan terpenuhi (Peterson dan Bredow, 2008). Konsep teori
kenyamanan meliputi kebutuhan kenyamanan, intervensi kenyamanan, variabel intervensi,
peningkatan kenyamanan, perilaku pencari kesehatan, dan integritas institusional. Menurut
kolcaba dan Di Marco (2005). hal tersebut dapat digambarkan dalam kerangkakonseptual
sebagai berikut:

5
Gambar 33-2 . kerangka kerja konseptual pada Teori kenyamanan

2.3 Paradigma ilmu keperawatan Katharine Kolcaba

2.3.1 Keperawatan

Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan


kenyamanan digunakan untuk mengukur sesatu kebutuhan, dan penilain kembali digunakan
untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembalin di gunakan untuk mengukur
kenyamanan setelah di lakukan implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat diniai secara
sbjektif, seperti ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif,
misalnya observasi terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai laboratprium, atau
perubahan periaku. Penilaian juga dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS)
atau daftar pertanyaan (kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.

2.3.2 Pasien

Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang


membutuhkan perawatan kesehatan.

2.3.3 Lingkungan

Lingkungan adalah aspek dar pasien, keluarga, atau istitusi yang dapat di
manipulasi oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.

2.3.4 Kesehatan

Kesehatan adalah fungs optimal, seperti yang di gambarkan oleh pasien atau
kelomok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.

6
2.4 Aplikasi teori kenyamanan

Aplikasi teori kenyamanan diarea keperawatan menggunakan metode pendekatan proses


keperawatan. Proses keperawatan mencakup kegiatan pengkajian, penegakan diagnosis
keperawatan sesuai masalah keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi
dan evaluasi.

2.4.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian ditujukan untuk menggali kebutuhan rasa nyaman klien dan keluarga pada
empat konteks pengalaman fisik, psikospiritual,sosisalkultural dan lingkungan. Kenyamanan
fisik terdiri dari sensasi tubuh dan mekanisme homeostatis. Kenyamanan psikospiritual
mencakup kesadaran diri harga diri, seksualitas, arti hidup) dan hubungan manusia pada
tatatanan yang lebih tinggi. Kenyaman lingkungan terdiri dari lampu, bising, lingkungan
sekeliling, cahaya, suhu, elemen tiruan versus alami.

2.4.2 INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan dan rujukan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan spesifik penerima, termasuk intervensi fisiologis, sosial,
budaya, keuangan, psikologis, spiritual, lingkungan, dan fisik (kolcaba, 2001)

Intervensi keperawatan bertujuan meningkatkan rasa nyaman, intervensi kenyamanan


mempunyai 3 kategori

(a). Intervensi kenyamanan standar untuk mempertahankan homestatis dan mengontrol rasa
sakit.

(b). Pelatihan untuk meredakan kecemasan, memberikan jaminan dan informasi,


menanamkan harapan, mendengarkan dan membantu, merencanakan pemulihan dan

(c). Tindakan yang menegangkan bagi jiwa, hal-hal menyenangkan yang perawat lakukan
untuk membuat klien atau keluarga merasa diperhatikan dan diperkuat seperti pijat atau
guided imagery, (kolcaba 2003). Intervensi holistic yang sesuai dengan teori kenyaman
antara lain : guided imagery, progressive muscle relaxtion, meditasi, terapi mjesik atau seni,
pijatan dan sentuhan terapeutik (Peterson dan Bredow 2004).

7
2.4.3 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Kebutuhan kenyamanan fisik termasuk defisit dalam mekanisme fisiologis yang terganggu
atau beresiko karena sakit atau prosedur invasive. Kebutuhan fisik yang tidak jelas terlihat
dan yang mungkin tidak disadari seperti kebutuhan cairan atau keseimbangan elektrolit,
oksigenasi atau termoregulasi. Kebutuhan fisik yang terlihat seperti sakit, mual, muntah,
menggigil atau gatal lebih mudah ditangani dengan maupun tanpa obat. Standart kenyamanan
intervensi diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan homeostasis (kolcaba dan
Dimaco, 2005., wong, 2009).

Kebutuhan kenyamanan psikospiritual termasuk kebutuhan untuk kebutuhan


kepercayaan diri, motivasi dan kepercayaan agar klien lebih tenang ketika menjalani prosedur
invasif yang menyakitkan atau trauma yang tidak dapat segera sembuh. Kebutuhan ini sering
dipenuhi dengan tindakan keperawatan yang menmenangkan bagi jiwa klien serta ditargetkan
untuk trasedensi seperti pijat, perawatan mulut, penunjang khusus, sentuhan, dan kepedulian.
Fasilitasi diri untuk strategi menghibur dan kata-kata motivasi. Tindakan ini termasuk
intervensi khusus karena perawat sering sulit meluangkan waktu untuk melaksanakannya
tetapi apabila perawat menyempatkan diri maka tindakanna akan sangat bermakna. Tindakan
ini dapat memfasilitasi klien dan keluarga mencapai trasendence. Transendensi merupakan
faktor kunci dalam kematian klien (Kolcaba dan DiMarco, 2005., Wong,2009).

Kebutuhan kenyamanan sosiokultural adalah kebutuhan untuk jaminan budaya,


dukungan, bahasa tubuh yang positif dan caring. Kebutuhan ini terpenuhi melalui pembinaan
yang mencakup sikap optimisme, pesan-pesan kesehatan dan dorongan semangat,
penghargaan terhadap pencapaian klien, persahabatan perawat selama bertugas .
perkembangan informasi yang tetap tentang setiap aspek yang berhubungan dengan prosedur,
pemulihan kesadaran, setelah anastesi, rencana pemulangan, dan rehabilisasi. Kebutuhan
social ini juga termasuk kebutuhan keluarga untuk keuangan, bantuan pekerjaan,
menghormati tradisi budaya dan kadang-kadang untuk persahabatan selama rawat inap jika
unit keluarga memilki jaringan social yang terbatas. Rencana pemulangan juga membantu
memenuhi kebutuhan social untuk transisi perpindahan perawatan dari rumah sakkit ke
rumah. Misalnya, diskusi tentang rencana pemakaman dan membantu dengan bergabung
dalam situasi khusus klien (Kolcaba dan DiMarco,2005., Wong 2009).

Kebutuhan kenyamanan lingkungan meliputi ketertiban ketenangan, perabotan yang


nyaman, bau yang minimal, dan keamanan. Kebutuhan ini juga termasuk perhatian dan sarat
pada klien dan keluarga untuk beradaptasi dengan lingkungan kamar rumah sakit. Ketika
perawat tidak mampu untuk menyediakan lingkungan benar-benasr tenang, perawat dapat
membantu klien dan keluarga untuk mampu menerima kekurangan dari pengaturan yang
ideal. Namun perawat harus mampu untuk melakukan upaya mengurangi kebisisingan,
cahaya lampu dan gangguan istirahat tidur dalam rangka memfasilitasi lkingkungan yang
meningkatkan kesehatan klien (Kolcaba dan DiMarco 2005., wong 2009)

8
2.4.4 Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan setelah implementasi, beberapa instrument telah


dikembangkan untuk mengukur pencapaian tingkat kenyamanan. Perawat dapat
menggunakan beberapa instrument untuk menilai eningkatan kenyamanan klien seperti
behaviors checklist atapun childen’s comfort disiases sesuai dengan usia klien (Kolcaba dan
DiMarco 2005., Wong 2009)

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya tentang


substansi dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah keperawatan,
paradigma keperawatan, model konseptual serta teori-teori keperawatan, dimana antara
keempat komponen tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam tingkat
perkembangan teorikeperawatan. Middle Range Theory merupakan teori keperawatan yang
keabstrakannya pada level pertengahan dan lebih mudah di aplikasikan oleh perawat. salah
satu contoh dari Middle Range Theory adalah Theory of Comfort oleh Kolcaba. Kolcaba
memandang teori kenyamanan sesuai falsafah dan paradigma keperawatan. hal ini terlihat
dari pandangan kolcaba tentang seorang indiidu dapat merasakan kondisi nyaman dan
tidak nyaman, yang dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik,
psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang, oleh karena itu perawat sebagai pemberi
pelayanan kesehatan perlu memahami dan mengaplikasikan modelkonseptual teori
kenyamanan untuk meningkatkan status kesehatan klien.

3.2 Saran

a.Diperlukannya pengembangan penelitian keperawatan sesuai model konseptual atau teori


guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan

b.Dalam menganalisis kasus keperawatan perlunya penggunaan pendekatan teori


keperawatan yang sesuai dengan mempertimbangkan kondisi kliendan lahan praktik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Raile Alligood,Martha.1994.Nursing Theorists and Their Work eight edition.United


States.Mosby

Kocaba, Katharine. (2003). Comfort Theory and Practice: a vision for holistic health care and
research. New York: Springer Publishing Company

https://www.scribd.com/document/370907988/Aplikasi-Teori-Kenyamanan-Katharine-
Kolcaba

https://www.academia.edu/19197425/teori_kenyamanan_kolcaba

11

Anda mungkin juga menyukai