Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN TERPILIH


“BETTY NEUMAN DAN JOSEPHINE G. PETERSON
DAN LORETTA ZDERAD”

DISUSUN OLEH:
1. RISKA DWI MAI YULINDA : 20301064
2. MIA AULIA : 20301055
3. NURHAFIZAH : 20301058
4. FITRI SAKINAH BR. H. : 20301047
5. MELLA FARZIANA : 20301054

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Falsafah dan
Teori Keperawatan, dengan judul: “Teori Keperawatan Terpilih Betty Neuman
dan Josephine G. Peterson dan Loretta Zderad ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Pekanbaru, 23 Desember 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................I
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................5
2.1 Betty Neuman.............................................................................5
2.1.1 Defini dan Konsep Mayor.............................................6
2.1.2 Paradigma Keperawatan...............................................13
2.1.3 Analisa..........................................................................16
2.1.4 Model Neuman Dalam Lingkungan..............................19
2.1.5 Aplikasi Penerapan Model Neuman.............................20
2.2 Josephine G. Peterson dan Loretta Zderad.................................24
2.2.1 Teori Humanistik..........................................................24
2.2.2 Teori Humanistik dan Paradigma.................................25
2.2.3 Fenomenologi Nursing dan Proses Keperawatan.........27
2.2.4 Karakteristik Teori dan Kerja Peterson, Zderad...........28
2.2.5 Aplikasi Teori Peterson dan Zderad.............................29
BAB III PENUTUP......................................................................................30
3.1 Kesimpulan.........................................................................30
3.2 Saran...................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................31

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.
Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan
ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan
keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit
Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses
keperawatan. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.
Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep
dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide
dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan
smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori
adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang
didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti
secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan.
Keperawatan lahir bersama manusia yang diciptakan oleh Tuhan , sebab
tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang memerlukan asuhan keperawatan
dalam proses hidupnya. Perkembangan berbagai konsep dan teori
berpandangan dan berkeyakinan bahwa keperawatan , yaitu pandangan

1
tentang keperawatan sebagai suatu kegiatan , manusia sebagai klien ,
kesehatan serta lingkungan dari klien dan perawat yang kemudian
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan
kiat keperawatan berbentuk layanan bio , psiko, social, keluarga, dan
masyarakat baik dalam keadaan sehat ataupun sakit serta mencakup seluruh
proses kehidupan. Layanan keperawatan kepada pasien dilakukan dengan
menggunakan metode proses keperawatan.
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien
merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan
meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada klien.
Pendekatan proses keperawatan dapat digunakan pada semua metode
penugasan dalam keperawatan dengan menyesuaikan pada kebutuhan klien.
Untuk itu, perawat perlu mengkaji kebutuhan klien, merencanakan dan
mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien,
serta melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sehingga
asuhan keperawatan yang diberikan lebih sistematis dan komprehersif.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Siapakah Betty Neuman?
2. Jelaskan definisi dan konsep mayor betty neuman?
3. Jelaskan paradigma keperawatan menurut neuman?
4. Jelaskan analisa menurut neuman?
5. Bagaimana model neuman dalam lingkungan, komunitas dan keluarga?
6. Bagaimana aplikasi penerapan model konseptual neuman?
7. Siapakah Josephine G. Peterson dan Loretta Zderad?
8. Jelaskan teori humanistik menurut peterson dan zderad?
9. Jelaskan paradigma keperawatan menurut peterson dan zderad?
10. Bagaimana penerapan teori dalam proses keperawatan?
11. Jelaskan karakteristik teori dan kerja peterson dan zderad?

2
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini guna memberikan
informasi, pendidikan dan meningkatkan pengetahuan, wawasan
tentang teori keperawatan terpilih yaitu menurut Betty Neuman dan
Josephine G. Peterson dan Loretta zderad. Dilihat dari bagaiman teori
yang dikemukannya serta penerapan teori tersebut di dalam proses
keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bografi Betty Neuman
2. Untuk mengetahui definisi dan konsep mayor betty neuman
3. Untuk mengetahui paradigma keperawatan menurut neuman
4. Untuk mengetahui analisa menurut neuman
5. Untuk mengetahui model neuman dalam lingkungan, komunitas
dan keluarga
6. Untuk mengetahui aplikasi penerapan model konseptual neuman
7. Untuk mengetahui penerapan teori neuman dalam proses
keperawatan
8. Untuk mengetahui biografiJosephine G. Peterson dan Loretta
Zderad
9. Untuk mengetahui teori humanistik menurut peterson dan zderad?
10. Untuk mengetahui paradigma keperawatan menurut peterson dan
zderad
11. Untuk mengetahui penerapan teori dalam proses keperawatan?
12. Untuk mengetahui karakteristik teori dan kerja peterson dan
zderad

3
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini untuk memberikan informasi,
pengetahuan kepada setiap pembaca tentang teori keperawatan terpilih yaitu
menurut Betty Neuman dan Josephine G. Peterson dan Loretta Zderad. Disini
kita dapat mempelajari bagaimana teori menurut masaing para ahli tersebut
dan penerapannya dalam proses keperawatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BETTY NEUMAN
Betty Neuman lahir di Ohio tahun 1924, dia anak kedua dari 3 bersaudara
dan merupakan anak perempuan satu-satunya.Ketika berumur 11 tahun
bapaknya meninggal setelah 6 tahun dirawat karena CRF. Pujian bapaknya
terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman tentang perawat dan
komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu dekat dengan
pasien.Pekerjaan ibunya sebagai bidan di desa juga sangat mempengaruhi
secara signifikan. Setelah lulus SMA Neuman tidak dapat melanjutkan
pendidikan keperawatan. Dia bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat
terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk
pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya program wajib
militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah
keperawatan.Neuman lulus program diploma RS Rakyat (sekarang RSUP
Akron Ohio) tahun 1947.
Neuman menerima gelar BS pada keperawatan Kesehatan Masyarakat
tahun 1957 dan MS Kesehatan Masyarakat serta Konsultan Keperawatan Jiwa
tahun 1966 dari Universitas California LA. Tahun 1985 Neuman
menyelesaikan PHD dalam bidang Clinical Psychology dari Universitas
Pasific Western. Dia mempraktekkan bed side nursing sebagai staf kepala dan
Private Duty Nurse di berbagai RS. Pekerjaannya di komunitas termasuk di
sekolah-sekolah, perawatan di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di
klinik obstetric suaminya dan konseling intervensi krisis di keperawatan jiwa
di komunitas. Tahun 1967, enam bulan setelah mendapat gelar MS dia
menjadi kepala fakultas dari program dimana ia lulus dan memulai
kontribusinya sebagai guru, dosen, penulis dan konsultan dalam berbagai
disiplin ilmu kesehatan.
Tahun 1973, Neuman dan keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia sebagai
konsultan kesehatan jiwa, menyediakan program pendidikan berkelanjutan
dan melanjutkan perkembangan dari modelnya, dia yang pertama kali

5
mendapatkan California Licensed Clinical Fellows of the American
Association of Marriage & Family Therapy dan tetap melakukan praktek
konseling.
Model Neuman aslinya berkembang tahun 1970 ketika itu ada permintaan
lulusan Universitas of California LA untuk pembukaan kursus yang
memberikan wawasan tentang aspek fisiologi,psikologi,sosiokultural dan
aspek pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman 1995). Model ini
dikembangkan untuk menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspek-aspek
diatas secara holistic.Setelah dua tahun dievaluasi model tersebut
dipublikasikan dalam 3 edisi (1982, 1989, 1995).

2.1.1 Definisi dan Konsep Mayor


Definisi dalam sebuah teori berhubungan dengan arti umum
konsep. Definisi ini menggambarkan aktivitas penting untuk
mengukur konsep, hubungan atau variabel dalam sebuah teori (Tomey
dan Alligood, 2006 dalam Potter dan Perry, 2009). Model Sistem
Neuman menggunakan sebuah sistem pendekatan untuk
menggambarkan bagaimana klien mengatasi tekanan (stressor) dalam
lingkungan internal atau eksternal mereka. Perawat yang
menggunakan teori Neuman dalam praktek pelayanan mereka
berfokus pada respons klien terhadap tekanan (Meleis, 2006 dalam
Potter dan Perry, 2009).
Model sistem Neuman menyoroti bahwa keadaan sehat dan sakit
dari  seseorang itu sebagai sistem yang holistik dan lingkungan
mempengaruhi kesehatan. Klien dengan perawat membuat tujuan dan
mengidentifikasi intervensi preventif yang sesuai. Individu, keluarga
atau kelompok lain, komunitas ataujaringan sosial adalah sistem klien
yang dilihat sebagai gabungan dari interaksi fisiologis, psikologis,
sosial budaya, perkembangan, dan variabel spiritual  (Tomey dan
Alligood, 2002).

6
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep
“Health care System” yaitu model konsep yang menggambarkan
aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan
stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Betty Neuman mendifinisikan manusia secara utuh merupakan
gabungan dari konsep holistik ( fisiologis, psikologis, social budaya,
perkembangan dan variabel spiritual) dan pendekatan sistem terbuka. 
Sebagai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan
disesuaikan oleh lingkungan, yang digambarkan sebagai stressor
(Chinn dan Jacobs, 1995 dalam Potter dan Perry, 2005).
Konsep Mayor:
1. Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan
ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak
stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut (Potter
dan Perry, 2005):
a. Stressor intrapersonal
Stressor intrapersonal terjadi dalam diri individu dan
berasal dari dalam diri klien, serta berhubungan dengan
lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmune
b. Stressor interpersonal
Lingkungan eksternal, segala sesuatu pengaruh yang 
berasal di luar diri klien. Stessor ini terjadi pada satu
individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada
sistem. Misalnya : ekspektasi peran
c. Stressor ekstrapersonal
Stressor yang  juga terjadi diluar lingkup sistem atau
individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari
pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.

7
2. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman terdiri dari:
a. Garis pertahanan normal (normal line of defense)
Garis pertahanan normal adalah lingkaran tebal diluar
model. Garis ini memperlihatkan sebuah stabilitas dari
individu/sistem. Hal tersebut dijaga sepanjang waktu dan
diberikan sebagai standar untuk menaksir dari kesejahteraan,
wellness klien. Hal itu termasuk sistem variabel dan tingkah
laku seperti pola koping, pola hidup, dan tingkat
perkembangan. Perluasan dari garis pertahanan normal
memperlihatkan peningkatan tahap kesehatan/kesejahteraan
b. Garis pertahanan fleksibel (flexible line of defense)
Garis pertahanan fleksibel adalah lingkaran putus di luar
model. Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan
respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Garis
ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal.
Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat
proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk
mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu
melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai
buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam
waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai
variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan
spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis
pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap
stressor
Sedangakan untuk garis perlawanan hanya ada satu yaitu
garis pertahanan Resisten (lines of resistance) Rangkaian
lingkaran putus2 mengelilingi struktur utama dasar disebut
garis resisten. Lingkaran itu memperlihatkan  faktor sumber
yang menolong klien melawan serangan atau stressor. Sebagai

8
contoh adalah sistem respon imun/pertahanan tubuh. Ketika
garis resisten itu efektif, sistem klien dapat tersusun kembali,
tetapi jika tidak efektif maka kematian dapat terjadi atau
dengan kata lain jika lines of resistance efektif dalam
merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi,
jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian. Jumlah resisten  terhadap sebuah stressor
ditentukan oleh hubungan antar 5 variabel dalam sistem klien.

3. Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara
keseimbangan yang terdiri dari: 1) pencegahan primer, 2)
sekunder, dan 3) tersier (Neuman, 1982 dalam Potter dan Perry,
2005)
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan
tubuh melalui identifikasi faktor-faktor resiko yang  potensial
dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Atau pencegahan ini
terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi :
promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan.
Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible
lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi

9
faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau
masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan,
olah raga dan perubahan gaya hidup.
b. Pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan
dan sumber internal melalui penetapan prioritas dan rencana
pengobatan pada gejala-gejala yang tampak. Pencegahan ini
meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada
penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan
meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi
struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai
gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem
secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan
sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka
struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali.
Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan
penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor, dilakukan
setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan
sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan
kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap
stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi,
sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.

10
4. Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem
yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan
untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah
keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan
lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka
mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi
kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan
komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai sistem bisa
individu, keluarga, kelompok, komunitas atau jaringan sosial
(Tomey & Alligood, 2002). Klien sebagai suatu sistem
memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang
terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan dipengaruhi
oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan
lingkungan sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem,
memiliki lima variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik,
psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual. Selanjutnya
juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan
secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana
secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang
bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis.
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan
memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan
menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Neuman mengubah ejaan atau istilah dari “Holistik” menjadi
“Wholistik” dalam edisi keduanya untuk meningkatkan pengertian
atau pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor
dengan baik, sehingga sakit atau kematiantan atau stabilitasasi
sistem. perubahan dapat mempertahankan kesehatan secara

11
adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga
keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien
berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-
kebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi
ketidakharmonisan di antara bagian-bagian dari sistem, hal ini
disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.

5. Struktur dasar (Core)


Struktur dasar berisi seluruh variabel untuk
mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia
sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut
yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-
bagian sistem.

6. Intervensi
Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu
untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem
keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan
tertier.

7. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai
peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi
terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan
terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu adaptasi
terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal.
Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat
sebelumnya, menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah,
dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang
termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal,
intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan

12
dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.

2.1.2 Paradigma Keperawatan


1. Manusia
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan
(holistik) yang terdiri dari 5 (lima) variabel faktor fisiologis,
psikologis, sosial budaya, faktor perkembangan, dan faktor
spiritual.
a. Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh
b. Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental
c. Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang
menghubungkan sosial dan ekspektasi kultural dan aktivasi.
d. Faktor perkembangan sepanjang hidup.
e. Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual.
Faktor-faktor ini berhubungan secara dinamis dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Klien juga dipandang mengalami kondisi yang
bervariasi,sesuai stress yang dialami. Ketika stressor terjadi
individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan untuk
mengatasi stressor. Pemberian motivasi dan atau berbagai jenis
pencegahan (primer, sekunder dan tersier) merupakan rencana
tindakan perawat untuk membantu klien.

2. Lingkungan
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor
internal dan eksternal yang berada di sekitar klien . Neuman
mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal pada
manusia memiliki hubungan yang harmonis dan keduanya
mempunyai keseimbangan yang bervariasi, dimana keseimbangan
atau keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal
tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau

13
sebaliknya bias berdampak positif atau negatif. Stressor yang
berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal,
interpersonal dan extrapersonal. Neuman membagi lingkungan
menjadi:
a. Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada
dalam system klien.
b. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar
system klien. Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang
berada di luar sistem klien
c. Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi
dalam system terbuka dengan lingkungan internal dan
eksternal yang bersifat dinamis. Lingkungan ini tujuannya
adalah untuk memberikan stimulus positif ke arah kesehatan
klien.

3. Sehat
Sehat menurut Neuman, definisi sehat digambarkan dengan
model komponen. Sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub
bagian keseluruhan manusia yang selalu harmoni. Kesehatan
manusia dalam status baik atau sakit, selalu berubah dalam lima
variable : fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan
perkembangan. Sehat relatif dan dinamik dengan stabilitas yang
bervariasi.
Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah
individual kadang seimbang atau stabilitas klien atau berubah.
Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan
individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis
pertahanan normal. Sehat untuk individu lain mungkin berarti
retensi komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa
setelah amputasi dapat menghasilkan garis normal. Sehat untuk
individu adalah hubungan antara faktor genetik dan

14
pengalaman.Tipe definisi sehat mengikuti individu ,tidak ada
standart absolut. Status yang terbaik adalah status optimal untuk
klien bervariasi dari beberapa poin dalam hubungannya dengan
konsep dasar

4. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan
manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang
unik yang mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi
respon klien terhadap stressor. Keperawatan digambarkan sebagai
profesi yang unik, keunikannya dihubungkan dengan sifat holistic
manusia dan pengaruh dari variable yang berinteraksi dalam
lingkungan internal maupun eksternal.
Penggunaan model keperawatan dapat membantu individu,
keluarga dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan
level maksimum dari total wellness. Keunikan keperawatan adalah
berhubungan dengan integrasi dari semua variabel yang mana
mendapat perhatian dari keperawatan . Neuman (1981)
menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang
berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan
keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian.
Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang
luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan
untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.

5. Aktivitas Keperawatan.
Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor”
atau pemberi intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi
pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau meminimalkan
efeknya. Perawat memberikan pelayanan sebagai peserta yang
aktif dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu klien

15
berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi
aktif dari klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan
perawat. Selanjutnya pembuatan tujuan kolaborasi dan
kemajuannya adalah istilah yang digunakan Neuman untuk
menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Keputusan dibuat
oleh proses kolaborasi antara perawat dan klien, klien terlibat
dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai.
Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan
primer, sekunder atau tersier yang diperlukan. Dalam situasi
perawatan tiap klien perawat mengkaji dan mengintervensi secara
berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi tidak
merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan primer),
perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari
kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai dengan
kebutuhannya. Jika stressor telah menembus garis pertahanan
normal (tingkat pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak
untuk menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai berurusan
dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan dalam gejala-
gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk
membatasi atau mengurangi efek, barangkali dengan
menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.

2.1.3 Analisa
1. Analisis Internal
Asumsi didefinisikan sebagai dalil yang diterima tanpa harus
dibuktikan, beberapa tipe asumsi, tetapi asumsi dengan banyak
kesesuaian antara implisit dan explicit . secara garis besar asumsi
diidentifikasi Neuman sebagai berikut :
a. Setiap orang adalah individual unik dengan range respon yang
normal.

16
b. Beberapa tipe stressor mungkin dalam garis keseimbangan
individual ( garis pertahanan normal ). Stressor alamiah
mungkin berdampak keluar yang mana seseorang mungkin
menggunakan garis pertahanan yang flexible.
c. suatu waktu manusia dalam respon normal yang mana mereka
dalam garis pertahanan normal.
d. Garis pertahanan flexible adalah system reaksi yang digunakan
untuk pertahanan stressor, ketika garis pertahanan flexible
tidak dapat digunakan untuk pertahanan stressor, stressor
mempengaruhi keseimbangan seseorang.
e. Garis pertahanan internal individu stabil dan menghasilkan
individu yang normal
f. Kesakitan adalah hubungan yang dinamis antara fisiologi,
psikologi, sosio budaya dan perkembangan status.
g. Pencegahan utama/primer adalah mengidentifikasi dan semua
faktor resiko berhubungan dengan stressor
h. Pencegahan sekunder berhubungan dengan gejala dan stretegi
intervensi.
i. Pencegahan tersier berhubungan dengan adaptasi atau hasil
rekontruksi.

2. Analisis Konsep Keperawatan menurut Neuman


Keperawatan memperhatikan semua hal dan stressor-
stressor pontensial kaitannya dengan penggunaan pengaruh dan
potensial dampak stressor lingkungan.
Tujuan Keperawatan adalah menjaga stabilitas system
klien, membantu klien untuk mengurus diri yang mana hal – hal
sebagai persyaratan untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimum. Memfasilitasi kesehatan yang optimum untuk pasien
melalui memperkuat atau memelihara stabilitas system klien.
Sehat Adalah keadaan baik.

17
Sehat adalah suatu titik yang bergerak pada rentang
negentrophy paling besar ke entrophy maksimum. Saat semua
bagian pada klien berada dalam keadaan harmonis atau seimbang
ketika semua dibutuhkan untuk bertemu, kesehatan optimal
tercapai. kesehatan adalah juga energi. Manusia terdiri dari
Fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Diwakili untuk struktur sentral, garis pertahanan dan garis
perlawanan. Klien adalah manusia yang diancam atau diserang
oleh stressor lingkungan. Lingkungan adalah semua faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi klien dan system klien. Tiga
type lingkungan yang telah diidentifikasi ; internal, eksternal dan ,
lingkungan yang diciptakan. Stressor adalah bagian dari
lingkungan, lingkungan internal berisi dalam batas system klien.
Lingkungan eksternal berisi kekuatan-kekuatan diluar system
klien. Lingkungan yang diciptakan merupakan mobilisasi yang
tidak disadari klien terdiri dari struktur komponen-komponen
sebagai faktor energi, stabilitas dan integritas.
Masalah keperawatan merupakan kesehatan system klien
yang terancam atau manifestasi aktual respon terhadap stressor
Proses Keperawatan Neuman menggambarkan 3 langkah fokus :
diagnosa keperawatan, tujuan keperawatan dan hasil.
Intervensi keperawatan adalah intervensi yang diidentifikasi oleh
Neuman, yaitu tiga komponen tipologi intervensi : tahap
pencegahan primer, sekunder dan tersier. Rekontitusi merupakan
bagian dari tahap pencegahan tersier.

3. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Konsep


a. Kekuatan
1) Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini
digunakan dalam semua penjelasan tentang teori sehingga
membuat teori terlihat menarik. Diagram ini mempertinggi

18
kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan –
tantangan untuk pertimbangan
2) Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada
area keperawatan, pendidikan dan pelatihan keperawatan
b. Kelemahan
1) Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua
profesi kesehatan, sehingga untuk profesi keperawatan
menjadi tidak spesifik
2) Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan
ekstrapersonal masih dirasakan belum ada perbedaan yang
jelas
3) Model system Neuman tidak membahas secara detail
tentang perawat –klien, padahal hubungan perawat klien
merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan

2.1.4 Model Neuman Dalam Lingkungan, Komunitas dan Keluarga


Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri
keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut
dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
1. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan
yang bersifat fleksibel yang berupa :
a. Pendidikan kesehatan.
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang
dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan
meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang bersifat prevensi
a. Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu : Deteksi
dini gangguan kesehatan, Misalnya deteksi tumbuh kembang
balita, keluarga dll

19
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu
misalnya : konseling pra nikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis
pertahanan resisten yang terganggu.
Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan
pada garis pertahanan resisten dapat berupa:
a. Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan
kepakaran perawat. Misal: melatih klien duduk atau berjalan
b. Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
c. Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk
penyelesaian masalah.
d. Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa
lintas program dan lintas sektor.

2.1.5 Aplikasi Penerapan Model Konseptual Neuman


1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok adalah :
a. Care atau inti
Delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas
1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi, kepadatannya merupakan
stressor bagi penduduk.
2) Pendidikan komunitas. Apakah ada sarana pendidikan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuannya.
3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan
keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak
menimbulkan stress.

20
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan.
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan
komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan
deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang
tersedia dan dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut
untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
penyakit.
7) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan upah minimum
regional, dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan
ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi. Apakah tersedia sarana, kapan saja
dibuka,biayanya apakah terjangkau komunitas atau tidak.
2. Diagnosis keperawatan komunitas dan kelompok
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas
terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirrumuskan dalam 3
komponen :
a. P ( problem atau masalah )
b. E ( etilogi atau penyebab)
c. S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)
3. Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan
kardiovaskuler
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan
teknik relaksasi

21
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
kardiovaskuler melalui pemeriksaan tekanan darah
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet
yang tepat bagi yang berisiko
e. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah
setempat untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas
apabila menjadi penyebab stressor
f. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan
4. Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang
telah direncanakan yang sifatnya :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
kardiovaskuler di komunitas
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat
melaksanakan peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit kardiovaskuler
d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
5. Evaluasi dan penilaian
a. Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah
dilakukan intervensi
b. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.

Penerapan Teori Neuman dalam Proses Keperawatan


1. Praktek
Sistem model Neuman  digunakan dalam praktik berbasis
masyarakat / kelompok dan  perawatan kesehatan masyarakat.
Anderson, McFarland dan Helton (1986) Tommey dan
Alligood (2002) adalah orang-orang yang pertama  beradaptasi
terhadap model ini dalam  mengembangkan penilaian
kebutuhan kesehatan masyarakat di mana mereka

22
mengidentifikasi kekerasan terhadap perempuan sebagai
masalah kesehatan masyarakat utama. Dwyer, Walker,
Suchman dan Coggiola (1995) Tommey dan Alligood (2002)
menggunakan sebagai dasar bagi praktik-praktik kolaboratif
oleh para praktisi perawat dan dokter di Pusat Perawatan
Masyarakat University of Rochester. Hal ini digunakan untuk
menggambarkan layanan dan efektivitas biaya di pusat
kesehatan warga senior di Pennsylvania.
2. Pendidikan
Kesimpulan model, baik terhadap persepsi klien dan
persepsi perawat membuatnya sangat relevan Untuk
mempelajari konsep kebudayaan dan mempelajari  lintas
budaya. Model ini digunakan di Universitas california, Fresno,
untuk mempelajari perbedaan kebudayaan dan bagaimana
kebudayaan dapat mempengaruhi masing-masing dari lima
variabel dalam sistem klien.Bloch and Bloch
(1995)mendeskripsikan sebuah format yang menggunakan
model tsb untuk membantu mahasiswa mengkaji klien lintas
budaya dan kemudian memberikan perawatan yang sesuai.
Caper (1996)menyatakan bahwa model tsb dapat membantu
perkembangan perawatan yang sesuai dengan budaya karena
cara pandang “wholistic”/menyeluruh termasuk aspek budaya
dalam system klien.Neuman (2001) mencatat bahwa beberapa
ahli di fakultas memfasilitasi penggunaan model dalam
bermacam-macam budaya dalam Negara Guatemala, Kuwait,
Thailand dan Taiwan, yang digunakan untuk membantu
kurikulum perawat di Jordan, Taiwan, Guam, dan Iceland.
3. Penelitian
Model ini biasa dipakai oleh mahasiswa sebagai kerangka
kerja konseptual untuk tesis dan disertasi.  Contoh terbaru
meliputi studi mahasiswa  tentang penggunaan kondom 

23
dikalangan wanita kulit hitam, kebiasaan koping dan
penggunaan narkoba di kalangan anak SMU, efek manajemen
nyeri untuk tekanan darah, hubungan karakteristik lingkungan
keluarga dengan resiko penyakit kardiovaskuler, penyedia
layanan kesehatan militer kepatuhan terhadap pedoman pasien
nasional untuk mengelola hipertensi.

2.2 JOSEPHINE G. PETERSON DAN LORETTA ZDERAD


Josephine G. Paterson lulus dari  Sekolah Keperawatan  Lenox Hill
Hospital dan menerima gelar masternya di  University School Johns Hopkins
of Hygiene and Public Health, Baltimore, Maryland. Mendapat gelar Doktor
Ilmu Keperawatan specialized in mental health and psychiatric nursing pada
tahun 1969 di University School of Nursing, di Boston, Massachusetts. Pada
akhirnya beliau pensiun pada tahun 1985 sebagai spesialis perawat klinis
di  Northport Veterans Administration Medical Center at Northport, New
York.
Dan Loretta T. Zderad lulusan dari Sekolah Rumah Sakit St Bernard
Keperawatan Universitas Loyola. Beliau menerima gelar Master of Science
dari Universitas Katolik, Washington DC dan Mendapatkan gelar Doctor of
Philosophy pada tahun 1968 dari Georgetown University, Washington DC. 
Akhirnya beliau pensiun pada tahun 1985 sebagai Kepala Associate
Pendidikan Keperawatan di Northport Veteran Administrasi Medical
Center, Northport, New York.
2.2.1 Teori Humanistik
Keperawatan humanistic adalah respon keperawatan kepada
pergerakan humanistic terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai
alternative kepada dua ilmu jiwa dominan yang. Ilmu jiwa Freudian
tampak terbatas dalam orientasinya menghadapi orang yang sakit, dan
perilaku jiwa menjadi orientasi yang mekanisme. Orientasi yang
humanistik mencoba mengambil sebuah pandangan yang lebih luas
terhadap potensial dari manusia, mencoba untuk mengerti mereka dari

24
konteks pengalaman hidup mereka di dunia ini dari pada mencoba
untuk menggantikan pandangan mereka, tujuannya adalah untuk
suplemen mereka.
Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran
yang eksistensial. Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk
mengetahui kehidupan. Individu dipandang sebagai kemungkinan-
kemungkinan pada saat membuat pilihan. Pilihan ini menggambarkan
hubungan dan artian dari seseorang. Seperti psikologi humanistik,
eksistensialisme adalah sebuah respon terhadap filosofi dominan yang
positif dan yang diterapkan. Menurut tulisan Kirkegaard dan Nietzche,
dengan memiliki kesempatan untuk memilih, setiap tindakan yang kita
pilih adalah signifikan dan memberikan arti kehidupan kita.

2.2.2 Teori Humanistik dan Paradigma Keperawatan


1. Manusia
Manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui
pilihan-pilihan. Manusia sebagai individu yang penting
berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak.
Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka
terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap
mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Aplikasi dalam dunia
keperawatan adalah jelas bahwa manusia memerlukan informasi.
Mereka membutuhkan pilihan. Individu dan kelompok
membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.
2. Kesehatan.
Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang,
sebagai kualitas dari kehidupan dan kematian. Hal ini bisa disebut
sebagai lebih dari tidak adanya penyakit. Kesehatan adalah
sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa
ditemukan pada kemauan seseorang untuk terbuka kepada
pengalaman kehidupan mereka terhadap fisik, sosial, spiritual,

25
kognitif atau keadaan emosi mereka. Implikasi terhadap praktek
keperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi kesehatan.
Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang
atau mereka yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan
mempunyai hubungan dengan orang yang menerima perawatan
adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan
penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang
kepada yang lain dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuannya untuk mendapatkan kesehatan. Keperawatan juga
adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus pada
seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga
mengalami perubahan, ini akan mempengaruhi dunia seseorang
dan pengalaman mereka. Pandangan klien tentang dunia adalah
hal yang penting dalam keperawatan. Paterson dan Zderad
mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial
dari setiap manusia.
Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara
teori dan metodologi. Teori bisa diartikulasikan dari kerangka
kerja terbuka yang didapatkan dari situasi manusia. Kerangka
kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan dari
keperawatan humanistic manusia. Teori tidak bisa eksis tanpa
praktek keperawatan. Mereka menyebut praktek keperawatan
adalah metodologi, yang mengatakan bahwa keperawatan sebagai
campuran yang unik antara seni dan ilmu. Seni keperawatan
diwujudkan dari interaksi antara perawat dan klien. Keperawatan
sebagai seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori diantara
konteks kehidupan sebagai perjuangan seseorang untuk mencapai
sesuatu yang mereka inginkan.

26
2.2.3 Fenomenologi Nursologi Dan Proses Keperawatan
1. Assessment
Merupakan pengumpulan data subjek dan objek tentang
seseorang melalui observasi, interaksi dengan klien, dan informasi
dari sumber lainya seperti hasil laboraturium
2. Diagnosa
Merujuk kepada langkah terhadap proses keperawatan
dimana perawat membuat sebuah statement masalah. Perawat
mengumpulkan data menurut tingkat kebutuhan pasien, kemudian
menganalisa data dengan mengklasifikasikan data tersebut, lalu
membandingkan dengan pengetahuan teori dan prinsip, dan
akhirnya tiba pada suatu kesimpulan yang menyatakan kalau itu
sebuah masala
3. Perencanaan dan implementasi
Fase ini merupakan proses keperawatan yang menyebutkan
sebuah tujuan atau hasil yang dicapai oleh klien dengan objektif
menjadi tujuan yang terdepan. Tindakan perawat dan klien yang
khusus diuraikan secara jelas. Fenomenologi nursologi tidak
menjelaskan bentuk dari tujuan yang langsung terhadap rencana
keperawatan. Keperawatan humanistik memperhatikan orang yang
membutuhkan kebutuhan. Tujuannya adalah kesejahteraan yang
diterbitkan melalui dialog.
4. Evaluasi
Fase ini menyebutkan apa tingkah laku klien yang telah
berubah sebagai ukuran umtuk menjadi tujuan dan objektif.
Tingkah laku mengubah hasil dari tindakan perawat dan klien.
Melalui humanistik yang alami, perhatiannya tidak dengan hasil
tingkah laku tetapi dengan pengalaman klien. Seorang klien yang
mampu untuk membuat pilihan tentang perawatan kesehatan
mereka dan bertanggung jawab terhadap pilihannya, dapat

27
menemukan arti dalam kehidupannya. Dengan melakukan hal ini
dengan seorang perawat, klien mempunyai kesempatan untuk
menegaskan situasi humanness dari perspeksinya, hasil
pertumbuhan personak atau kesehatan

2.2.4 Karakteristik Teori dan Kerja Peterson dan Zderad


1. Teori dapat berhubungan timbal balik degan cara untuk
menciptakan cara yang berbeda untuk melihat fenomena penting
2. Teori harus masuk akal dan alami
3. Teori juga harus sederhana tetapi menyeluruh atau umum
4. Teori bisa menjadi dasar untuk hipotesis yang diuji atau untuk
teori yang dibangkitkan
5. Teori menyumbang dan menolong untuk meningkatkan
pengetahuan dengan disiplin melalu implementasi penelitian untuk
menvalidasi teori-teori tersebut.
6. Teori bisa digunakan oleh praktisi-praktisi untuk menuntun dan
membuktikan praktek mereka
7. Teori harus konsisten dengan teori-teori yang tervalidasi, hukum,
dan prinsipal tetapi membuka pertanyaan yang tidak terjawab yang
diperlukan untuk diinvestigasi
Kekuatan Dan Kelemahan
Kekuatan:
1. Teori ini menyediakan sebuah keunikan, pendekatan yang tidak
biasa untuk mempelajari keperawatan
2. Fokus terhadap keperawatan yang kua
3. Teori ini berkembang dari pengalaman langsung dari perawat
klinik dan merefleksikan perspektif keperawatan
Kelemahan:
1. Teori ini tidak bisa menjadi referensi yang digumakan untuk
menyelesaikan masalah praktek klinik dengan cepat

28
2. Perawat harus membaca dengan baik tentang humanistik, filosofi
penting, supaya mengerti bahasa dan penekanannya

2.2.5 Aplikasi Teori Peterson dan Zderad


1. Teori bisa dikembangkan menjadi dasar utama psikologis
seseorang Yaitu disini yang menjadi penekanan adalah
HUMANISTIK, yang berarti respon keperawatan Kepada
pergerakkan humanistik terhadap ilmu jiwa, perilaku jiwa, dan
orientasi jiwa.
2. Disini perawat berperan sebagai seseorang yang mencoba
mengambil sebuah Pandangan yang lebih luas terhadap
potensial dari manusia yaitu dengan pendekatan filosofi Untuk
mengetahui kehidupan klien.
3. Teori Humanistik ini erat kaitannya dengan Teori caring,
karena Caring dan Humanistik sama-sama berpusat pada
manusia, manusia merupakan individu yang sangat unik.
4. Teori Caring dan Teori Humanistik sama-sama melakukan
pendekatan filosofi klien dengan tujuan mempengaruhi klien,
memberikan rasa care dan peduli pada klien sehingga jiwa nya
pun terasa lapan

29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara garis besar teori model Neuman mengemukakan bahwa dalam
memberikan tindakan keperawatan terhadap klien atau pasien yang mengalami
stress (gangguan mental) perawatan harus dilaksanakan melalui beberapa
pendekatan-pendekatan perorangan secara total dengan memperhatikan faktor-
faktor antara lain tekanan, struktur pokok sumber energi, struktur ketahanan,
garis normal pertahanan, gangguan ketahanan, intervensi, tingkat-tingkat
pencegahan dan penyesuaian kembali.
Tujuan keperawatanya yaitu  untuk berespon terhadap kebutuhan manusia
dan membangun ilmu “keperawatan yang humanistik”. Yang di mana arti dari
Keperawatan Humanistic adalah respon keperawatan kepada pergerakan
humanistic terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai alternative kepada
dua ilmu jiwa yang dominan. Kerangka kerja teori ini adalah berakar dari
pemikiran yang eksistensial. Berupa pendekatan filosofis untuk mengetahui
kehidupan. Seperti psikologi humanistik, eksistensialisme adalah sebuah
respon terhadap filosofi dominan yang positif dan yang diterapkan.

3.2 SARAN
Saran penulis kepada pembaca adalah yaitu dapat menerapkan bagaimana
teori keperawatan menurut Betty Neuman dan Josephine G. Peterson dan
Loretta Zderad ke dunia lapangan nantinya. Dan diharapkan kepada pembaca
untuk mencari referensi lainnya guna memperluas wawasan.

30
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman


41
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC.
Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung
Seto.Jakarta.. 1999. Nursing in the Community: Dimensions of Community
Health Nursing 3th Ed. Stamford: Appleton & Lange (p.391).
Ali, H. Zaidin. 2000. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Mediks
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC

31

Anda mungkin juga menyukai