Falsafah ilmu, berfikir logis (deduktif, induktif) keperawatan sebagai ilmu, askep ontologi,
epistemologi, dan metologi
A. Filsafat ilmu
Pokok permasalahanyang dikaji dalam filasafat, mencakup : 1) Apa yang disebut benar dan apa
yang disebut salah (logika); 2) Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika);
dan 3) Apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama
filsafat itu bertambah lagidengan : 4) Teori tentang ada, tentang hakekat keberadaan zat,
tentang hakekat fikiran dan kaitannya dengan zat yang semuanya terangkum dalam metafisika;
serta 5) Politik, yakni kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal.
Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi
tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan
yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat ilmu
tentang apa dan bagaimana (yang) “Ada” itu (beingSein, hetzijn). Paham monisme yang
terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, Paham dualisme, pluralisme dengan
berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik yang pada akhimya menentukan
pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada
sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari. Secara garis besar ontologi bermakna
1. apa yang dibahas oleh suatu cabang ilmu. Obyek penelahaan ilmu mencakup seluruh
aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pancaindera manusia.
2. Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut
untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologikakan
dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita
pilih. Akal(Verstand), akal budi (Vernunft), pengalaman, atau komunikasi antara akal dan
pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga
dikenal adanya model-model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme at
au rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan
pula bagaimana kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolok
ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan
teori intersubjektif.Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu membuat beberapa andaian
(asumsi) mengenai obyek-obyek empirik. Asumsi ini perlu, sebab pernyataan asumsif inilah
yang memberi arah dan landasan bagi kegiatan penelahaan. Sebuah pengetahuan baru
dianggap benar selama kita bisa menerima yang dikemukakannya.
Akslologi llmu meliputi nilal-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna
terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita
yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun
fisik-material. Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio
sine qua
1. non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di
dalam menerapkan ilmu. Atau dengan kata lain aksiologi menceritakan tentang apa manfaat
ilmu bagi kita.
Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun
untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan
untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai directhumancareharus dapat menjawab
mengapa seseorang membutuhkan keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan
lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan
struktur substantif setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat
menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia
dimana perawat atau keperawatan diperlukan keberadaannya.
Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya
dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena
yang dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka terhadap
kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau dipahami
dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan ilmu
keperawatan.
A. Paradigma keperawatan
Gambar 1.1
Paradigma keperawatan
Paradigma sebenarnya memiliki fungsi antara lain : 1) menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan
kperawatan, praktik dan organisasi profesi; dan 2) membantu individu dan masyarakat untuk
memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena
yang terjadi disekitar kita.
1. Konsep manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan
satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan,
1992).Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya/homeostatis (Kozier, 2000).Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa
dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan
menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi
apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan
lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang
terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptive.Sebagai sarana
pelayanan atau askep dan praktek keperawatan.manusia adalah klien yang dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat.
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagi kesatuan untuh dari aspek
bio-psiko-sosial-spiritual.Peran perawat pada individu sebagai klien pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan bio-psiko-sosio-piritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
mempunyai tujuan dan norma sebagai sistem nilai, seperti halnya keluarga.
Kultural
1. Konsep keperawatan
Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperwatanyang disepakati
sebagai bentuk pelayanan profesional yang merupakan kajian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan
bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, baik sakit
maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan manusia. Keperawatan berupa bantuan
yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan,
serta kurangya kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.Bantuan
juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan
perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup
sehat dan produktif.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang
sehat sakit.Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur
keadaan seseorang.Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis,
individualis, dan tergantung pada factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.Menurut
model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian.Apabila status kesehatan kita bergerak
kearah kematian kita berada dalam area sakit (illnessarea),
tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellnessarea).
Oleh karena pengetahuan sehat dan sakit tidak terlalu spesifik maka para ahli sepakat
menggunakan suatu rentang atau skala seseorang.Salah satu ukuran yang dipakai adalah
healthillnes continum atau rentang sehat sakit.Rentang sehat sakit merupakan skala
hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang.Tingkat sehat seseorang
berada pada skala yang bersifat dinamis, dan tergantung individualis dan tergantung pada
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.Menurut model ini keadaan sehat selalu berubah
secara konstan.Penyakit meningkat menyebabkan tidak sehat dan perasaan sakit menurut
kemampuan fungsional.
Konsep sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran keperawatan yaitu derajat
kesehatan yang optimal untuk itu keperawatan memberikan bantuan kepada individu,
keluarga dan masyarakat untuk dapat merawat dirinya sendiri.
1. Konsep lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus lingkungan
yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :
keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.Selain itu
membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
Observasi dari lingkungan aksi terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data
yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit.Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan aksi dugaannya
selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status, udara, suara, pendidikan, pekerjaan
dan faktor ekonomi budaya). Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan
cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap
a. penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.Lingkungan dengan
timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi
sekali untuk terciptanya banyak penyakit-penyakit.