Anda di halaman 1dari 8

FTK PERTEMUAN 1 BUK FAJAR

Falsafah ilmu, berfikir logis (deduktif, induktif) keperawatan sebagai ilmu, askep ontologi,
epistemologi, dan metologi

A. Filsafat ilmu

Pokok permasalahanyang dikaji dalam filasafat, mencakup : 1) Apa yang disebut benar dan apa
yang disebut salah (logika); 2) Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika);
dan 3) Apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama
filsafat itu bertambah lagidengan : 4) Teori tentang ada, tentang hakekat keberadaan zat,
tentang hakekat fikiran dan kaitannya dengan zat yang semuanya terangkum dalam metafisika;
serta 5) Politik, yakni kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal.

Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi
tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan
yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat ilmu
tentang apa dan bagaimana (yang) “Ada” itu (beingSein, hetzijn). Paham monisme yang
terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, Paham dualisme, pluralisme dengan
berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik yang pada akhimya menentukan
pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada
sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari. Secara garis besar ontologi bermakna

1. apa yang dibahas oleh suatu cabang ilmu. Obyek penelahaan ilmu mencakup seluruh
aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pancaindera manusia.

2. Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut
untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologikakan
dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita
pilih. Akal(Verstand), akal budi (Vernunft), pengalaman, atau komunikasi antara akal dan
pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga
dikenal adanya model-model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme at
au rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan
pula bagaimana kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolok
ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan
teori intersubjektif.Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu membuat beberapa andaian
(asumsi) mengenai obyek-obyek empirik. Asumsi ini perlu, sebab pernyataan asumsif inilah
yang memberi arah dan landasan bagi kegiatan penelahaan. Sebuah pengetahuan baru
dianggap benar selama kita bisa menerima yang dikemukakannya.

Akslologi llmu meliputi nilal-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna
terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita
yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun
fisik-material. Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio
sine qua

1. non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di
dalam menerapkan ilmu. Atau dengan kata lain aksiologi menceritakan tentang apa manfaat
ilmu bagi kita.

Dalam perkembangannya filsafat ilmu juga mengarahkan pandangannya pada strategi


pengembangan ilmu, yang menyangkut etic dan heuristic. Bahkan sampai pada dimensi
kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti
maknanya bagi kehidupan.Saat ini masyarakat makin menuntut pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi dan memuaskan. Kesiapan tenaga keperawatan dituntut lebih terampil
dan professional.Masyarakat ekonomi ASEAN dan dunia menuntut profesionalisme bidang
keperawatan. Karena itulah perawat mesti mengembangkan keilmuannya untuk mencari
terobosan dan inovasi baru dalam pelayanan.

Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun
untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan
untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai directhumancareharus dapat menjawab
mengapa seseorang membutuhkan keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan
lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan
struktur substantif setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat
menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia
dimana perawat atau keperawatan diperlukan keberadaannya.

Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya
dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena
yang dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka terhadap
kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau dipahami
dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan ilmu
keperawatan.

A. Paradigma keperawatan

Paradigma adalah cara melihat fenomena dalam disipllin yang mengarahkan


metodologi dan proses perkembangan.Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan dan salah satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh
karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu,
maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat
harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual
dan cultural. Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan, member makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Paradigma keperawatan dalam
hal ini adalah disiplin terkait konsep sentral keperawatan

yang mencakup : 1) manusia; 2) lingkungan/masyarakat; 3) kesehatan; dan 4) keperawatan


itu sendiri, yang dijelaskan dalam gambar berikut ini

Gambar 1.1

Paradigma keperawatan
Paradigma sebenarnya memiliki fungsi antara lain : 1) menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan
kperawatan, praktik dan organisasi profesi; dan 2) membantu individu dan masyarakat untuk
memahami dunia keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena
yang terjadi disekitar kita.

1. Konsep manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan
satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan,
1992).Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya/homeostatis (Kozier, 2000).Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa
dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi

(Jumadi, 1999).Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia


sebagai sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat
dikatakan holistik atau utuh.

Konsep manusia terdiri dari :

a. Manusia sebagai makhluk hidup

b. Manusia sebagai sistem


Sistem adalah suatu kesatuan yang bekerja sama serta tidak dapat ipisah-pisahkan
satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan.Sebagai sistem terbuka , manusia dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis
maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan
menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi
apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan
lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang
terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptive.Sebagai sarana
pelayanan atau askep dan praktek keperawatan.manusia adalah klien yang dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat.

1) Individu sebagai klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagi kesatuan untuh dari aspek
bio-psiko-sosial-spiritual.Peran perawat pada individu sebagai klien pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan bio-psiko-sosio-piritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.

1) Keluarga sebagai klien


Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain, baik secara peroraan maupun secara bersama- sama
didalam lingkungan sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dalam rangka membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan maslah kesehatan.Perawat berperan sebagai pendeteksi adanya masalah
kesehatan pemberi askep pada anggota keluarga yang sakit, coordinator pelayanan kesehatan,
fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga sejauh menyangkut masalah-maslah kesehatan
yang dihadapi.

2) Masyarakat sebagai klien


Masyarakat adalah suatu pranata yang terbentuk karena integrasi antara manusia dan
budaya dalam lingkunganya bersifat dinamis dan terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang

mempunyai tujuan dan norma sebagai sistem nilai, seperti halnya keluarga.

a. Manusia sebagai makhluk holistic atau keseluruhan/utuh, terdiri dari :

Bio – Bios = Hidup

- manusia mempunyai suatu susunan system organ tubuh

- mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya

- tidak lepas dari hukum alam : lahir,berkembang, mati.


Psiko – psicha = jiwa, roh, sukma

- mempunyai struktur kepribadian

- mempunyai daya pikir, kecerdasan

- mempunyai kebutuhan psikologis, berkembang


Spiritual

- mempunyai keyakinan / mengakui adanya tuhan


- memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan sifat religious yang
dianutnya.

Kultural

- mempunyai nilai budaya yang berbeda

1. Konsep keperawatan
Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperwatanyang disepakati
sebagai bentuk pelayanan profesional yang merupakan kajian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan
bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, baik sakit

maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan manusia. Keperawatan berupa bantuan
yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan,
serta kurangya kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.Bantuan
juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan
perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup
sehat dan produktif.

1. Konsep kesehatan (sehat-sakit)


Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan
kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis,
dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor-faktor lingkungan eksternal
adalah factor-faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan
antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.

Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang
sehat sakit.Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur
keadaan seseorang.Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis,
individualis, dan tergantung pada factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.Menurut
model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian.Apabila status kesehatan kita bergerak
kearah kematian kita berada dalam area sakit (illnessarea),

tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellnessarea).

Oleh karena pengetahuan sehat dan sakit tidak terlalu spesifik maka para ahli sepakat
menggunakan suatu rentang atau skala seseorang.Salah satu ukuran yang dipakai adalah
healthillnes continum atau rentang sehat sakit.Rentang sehat sakit merupakan skala
hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang.Tingkat sehat seseorang
berada pada skala yang bersifat dinamis, dan tergantung individualis dan tergantung pada
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.Menurut model ini keadaan sehat selalu berubah
secara konstan.Penyakit meningkat menyebabkan tidak sehat dan perasaan sakit menurut
kemampuan fungsional.

Konsep sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran keperawatan yaitu derajat
kesehatan yang optimal untuk itu keperawatan memberikan bantuan kepada individu,
keluarga dan masyarakat untuk dapat merawat dirinya sendiri.

1. Konsep lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus lingkungan
yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :

a. Lingkungan dalam terdiri dari:

1) Lingkungan fisik (physicalenviroment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu,
asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak
lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah.Posisi pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

1) Lingkungan psikologi (psychologi environment)


Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya.Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik
dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus.Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan

keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.Selain itu
membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

1) Lingkungan aksi (social environment)

Observasi dari lingkungan aksi terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data
yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit.Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan aksi dugaannya
selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status, udara, suara, pendidikan, pekerjaan
dan faktor ekonomi budaya). Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan
cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap

a. penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.Lingkungan dengan
timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi
sekali untuk terciptanya banyak penyakit-penyakit.

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan


itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya
atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat
berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan
yang bersih.

A. Karakteristik keperawatan sebagai disiplin ilmu dan profesi

1. Keperawatan sebagai disiplin ilmu, memiliki :


a. Paradigma yang memandang manusia dalam interaksinya dengan lingkungan untuk
mencapai keadaaan sehat

b. Boundaries for inquiry: yaitu model konseptual dan teori keperawatan


c. Metode untuk pengembangan pengetahuan dalam bentuk penelitian dan uji coba teori
keperawatan

2. Keperawatan sebagai profesi, memiliki :

a. Body of knowledgeyang sistematis dan khusus

b. Mengembangkan body of knowledgesecara konstan melalui penelitian

c. Melaksanakan pendidikan melalui lembaga pendidikan tinggi

d. Menerapkan body of knowledgedalam pelayanan


Terakhir diubah: 15:42

Anda mungkin juga menyukai