Anda di halaman 1dari 8

TEORI DAN KONSEP MARTHA E ROGERS

TEORI DAN KONSEP MARTHA E ROGERS


DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT MARTHA E. ROGERS

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan da memperjelas

bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum

dengan mem[perkirakan prinsip prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu

keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, memelajari tentang alam dan hubungannya dengan

perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang didasari prinsip prinsip

kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktivitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktivitas

yang berakar pad dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikran intelektual, dan hati nurani. Rogers

menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yng dalam akivitasnya mengedepankan

aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliuti pengkajian, intervensi, dan

pelayanan Rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia/individu

seutuhnya.

ASUMSI DASAR

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti

Anropologi, Sosiologi, Agama, Pilosofi, perkebangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers

berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu Keperawatan adalah ilmu yang

mempelajari Manusia, Alam dan Perkembagan Manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers ada lima Asumsi

mengenai manusia, yaitu :


1. Manusia merupakan mahluk yang memilki kepribadian unik, antara satu dan yang lainnya

berbeda dibeberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat sifat yang khusus jika

semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu sub system tidak

efektif bila seorang memperhatikan sifat sifat dari system kehiupan manusia. Manusia akan

terlihat saa bagiannya tidak dijumpai.

2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar menukar energy dan material satu sama

lain. Beberapa individu mendefinisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang

individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan salingbergantung dalam satu

kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah

kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.

4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan uang inovatif.

5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan atau abstak, membayangkan, bertuturbahasa dan

berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan didunia hanya manusia yang mampu

berfikir dan menerima dan empertimbangkan luasnya dunia.

Berdasar pada Asumsi asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha

E. Roger :

1. Sumber Energi

2. Keterbukaan

3. Pola pola perilaku

4. Ukuran ukuran empat dimensi


Disini terdapat elemen elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan

lingkungannya. Sebagai system hidup dan sumber energy, individu mampu mengambil energy

dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah system terbuka yang

mendasari dan membatasi asumsi asumsi utama Matha E. Roger. Menurut Martha E. Roger

ilmu tentang keperawaan berhubngan langsung dengan proses kehidupan manusia bertujuan

untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkmbangan.

Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya

dengan prinsip homeodinamik yang kemudian dikemukakannya.

PRINSIP PRINSIP HEMODINAMIKA

Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk

melayani manusia, yaitu :

1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan dengan yang menguntungkan antar manusia

dan lingkungannya secara berkesinambungan.

2. Resonansi ( Resonancy), prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi

antar manusia dan lingkungannya. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola pola

gelombang yang itunjukan dengan perubahan perubahan dari frekuens terendah keprekuensi

yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.

3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan

adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan denganpeningkatan jenis pola pola perilaku


manusia dan lingkugan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan

interaksi yang simultan antara manuia dan lingkungan bukan menyataan ritmitasi.

KEGUNAAN PRINSIP ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip

homeodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu

sebagairespon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional

kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk

memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang

manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992).

Tujuan ini akan tercemin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil menggunakan prinsip-

prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien

dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari

lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa

klien berpartisipasi, sertabersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil

keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha

mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien,

bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat

menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau

segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.

Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan.

Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang

dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk
melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang

mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang

ada.

Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan

prinsip resonansi. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.

Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk

prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan

suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi

terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan

berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi

akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi

perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan.

Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang

hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat

secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah

bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.

Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.

Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu

mencerminkan prinsip-prinsip homeodinamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan

variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk

mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup

hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan

berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya
dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang

keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga

penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988).

Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan

keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan

maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan

perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan

tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa

ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan

penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.

Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau

memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia

merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan

keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi

lebih beragam eksistensi.

Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai

ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup.

Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan

keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan

keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan

keragaman dalam individu.


HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN RISET

KEPERAWATAN

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki

hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan

arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan

betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman

seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang

seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E

Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar

pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN PENDIDIKAN

KEPERAWATAN

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated

dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi

terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia

berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta

memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk

menempuh pendidikan dalam keperawatan.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN PRAKTIK

KEPERAWATAN
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin

untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada

dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan

Martha E Rogers :

1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien

2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar

3. Penyesuaian terhadap pola

4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses

penyembuhan.

5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif

6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan

7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup

PERBANDINGAN DENGAN TEORI LAIN

Prinsip hemodinamika lebih mudah daripada teori sistem pada umumnya. Prinsip

hemodinamika yaitu helicy dibandingkan pada prinsip equifinalli dan negetropi. Equifinally

merupakan sistem terbuka yang mungkin dicapai tergantung pada keadaan dan ditentukan oleh

suatu pengukuran yang mempunyai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai