Anda di halaman 1dari 25

Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E.

Rogers

Posted on December 22, 2012 by nengriza

Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama
konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha
berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat
dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis,
manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu
dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian sistem ketersediaan sebagai satu
kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep
homeodinamik yang terdiri dari :
a. Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung
dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c. Helicy : terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi
perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.
TEORI DAN KONSEP MARTHA E ROGERS

DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT MARTHA E. ROGERS


Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan
memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip–prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, memelajari tentang
alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan
bahwa aktivitas yang didasari prinsip–prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktivitas
keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktivitas yang berakar pada dasar ilmu
pengetahuan abstrak, pemikran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan
bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam akivitasnya mengedepankan
aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian,
intervensi, dan pelayanan Rehabilitatif senantiasa berdasarkan pada konsep
pemahaman manusia/individu seutuhnya.

ASUMSI DASAR
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta
seperti Anropologi, Sosiologi, Agama, Pilosofi, perkembangan sejarah dan mitologi.
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu Keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari Manusia, Alam dan Perkembagan Manusia secara
langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers ada lima
Asumsi mengenai manusia, yaitu :
1. Manusia merupakan mahluk yang memilki kepribadian unik, antara satu dan yang
lainnya berbeda dibeberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat–sifat yang
khusus jika semuanya dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu sub
sistem tidak efektif bila seorang memperhatikan sifat–sifat dari sistem kehiupan
manusia.
2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefinisikan lingkungan sebagai faktor
eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua
hal.
3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya
seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan
semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan ruang inovatif.
5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan atau abstak, membayangkan, bertutur
bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan didunia hanya
manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Berdasar pada Asumsi–asumsi terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh
Martha E. Roger :
1. Sumber Energi
2. Keterbukaan
3. Pola–pola perilaku
4. Ukuran–ukuran empat dimensi

Disini terdapat elemen–elemen yang saling berhubunga ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil
energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem
terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi–asumsi utama Matha E. Roger.
Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawaan berhubngan langsung dengan
proses kehidupan manusia bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan
kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya
Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip
homeodinamik yang kemudian dikemukakannya.
PRINSIP – PRINSIP HEMODINAMIKA
Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika
untuk melayani manusia, yaitu :
1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan dengan yang menguntungkan
antar manusia dan ingkungannya secara berkesinambungan.
2. Resonansi ( Resonancy), prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan
yang terjadi antar manusia dan lingkungannya. Resonansi dapat dijelaskan sebagai
suatu pola–pola gelombang yang ditunjukan dengan perubahan–perubahan dari
frekuensi terendah kefrekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia
dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan
jenis pola–pola perilaku manusia dan lingkugan yang menimbulkan kesinambungan,
menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manuia dan lingkungan
bukan menyatakan ritmitasi.

KEGUNAAN PRINSIP MARTHA E ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN


Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia,
prinsip-prinsip homeodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan
arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan,
praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika
integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas
bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan
untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992).
Tujuan ini akan tercemin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil
menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan
melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang
di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari
lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam
proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),
mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan
cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien,
bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh
perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu
masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data,
informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian
lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan
yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa
pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonansi. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh
prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan
untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien
merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang atau waktu. Akibatnya, pola yang
diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan
menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini
memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu
memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi
perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses
kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan
bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan
penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu
penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan
lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.
Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses
keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodinamik. Irama, pola,
keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian
tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan
(Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola
kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan
kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang
keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa,
sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat
(Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan
keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam
lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan
terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan
lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia.
Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang
umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers,
1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.
Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung
atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. Karena proses kehidupan
manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke
tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke
tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu
sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan
tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam
asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan
homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN RISET


KEPERAWATAN
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara
langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan.
Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut.
Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan.
Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan
menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah
sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E
Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan
dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN PENDIDIKAN


KEPERAWATAN
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia
sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS DENGAN PRAKTIK


KEPERAWATAN
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya
sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat
ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada
konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers :
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini, profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang demikian
pesat. Perkembangan ini memberi dampak berupa perubahan status keperawatan
vokasional menjadi profesional. Perubahan ini tidak serta merta diterima oleh
masyarakat. Bahkan profesi kesehatan lain pun masih belum mau disejajarkan dengan
profesi perawat. Penomena ini tentunya harus menumbuhkan sikap optimis pada diri
perawat, yang diikuti dengan pembuktian eksistensi profesi keperawatan. Untuk
mewujudkan hal tersebut, perawat harus memiliki landasan keilmuan yang kuat dan
sikap profesionalisme didalam memberikan asuhan keperawatan pada klien (Asmadi,
2008).
Karena keperawatan terus berkembang, perawat membuat hipotesis tentang praktek
keperawatan, prinsip yang mendasari praktek keperawatan dan tujuan yang sesuai
dengan keperawatan di masyarakat. Model konsep dan teori keperawatan digunakan
untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatakan praktek, penuntun penelitian dan
kurikulum, serta mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktek keperawatan. Teori-
teori tersebut digunakan sebagai arah dalam melakukan penelitian, pendidikan dan
praktek keperawatan (Potter dan Perry, 2005).
Pandangan konsep model dan teori merupakan gambaran dari bentuk pelayanan
keperawatan yang akan diberikan oleh perawat kepada klien dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkungan pekerjaan dengan
arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Terdapat beberapa model konsep
keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki
keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan
dan keterampilan yang ada diantaranya adalah Martha E. Rogers. Teori ini dikenal
dengan konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini,
Martha mempunyai anggapan bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh
yang tidak dapat dipisah-pisahkan, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda
(Muwarni, 2008).
Rogers mengungkapkan bahwa aktifitas keperawatan berakar pada dasar ilmu
pengetahuan, pemikiran intelektual, dan hati nurani yang di dasari prinsip–prinsip
kreatifitas, seni dan imaginasi. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin
ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi yang
senantiasa berdasarkan pada konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya.
Teori ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah
kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan
pendekatan humanistik keperawatan (Potter dan Perry, 2005).

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang aplikasi Teori Model Keperawatan menurut Martha E.
Rogers dalam praktik keperawatan.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui Konsep dasar teori keperawatan Martha E Roger
Untuk mengetahui asumsi-asumsi dasar dari teori Martha E Roger
Untuk mengetahui prinsip-prinsip hemodinamik menurut Martha E Roger
Untuk memahami konsep keperawatan Marta E Roger Kedalam aplikasi asuhan
keperawatan

BAB II
TINJAUAN TEORI

Biografi Martha E. Rogers


Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennesse diKnoxville pada
tahun 1931.Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxvillepada September
1933.Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima
gelar B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937.Pada tahun 1945
beliau mendapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari
Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur
dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun
1951 dan kembali melanjutkan sekolah diUniversitas Johns Hopkins, Baltimre MD
dengan memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan
menjadi Kepala Bagian Keperawatan di NewYork University pada tahun 1954. Secara
resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan
pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun
dengan hormat dengan memakai gelar Profesornya dan terus aktif mengembangkan
dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan
manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia
berada dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (Lutjens,1995). Selain
itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan
karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).
Manusia yang utuh merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh
pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak
dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer – Toey,1994). Keempat
dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers antara lain yaitu sumber energi,
keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia
digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.

KonsepTeori Martha E. Rogers


Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori
Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara
langsung. (Tomey & Alligood, 1998).
Konsep yang berasal
Dari studi dan pengamatan profesi meberikan layanan
tentang manusia memberkan kepada individu, memaksimalkan
dasar untuk model kesehatan dan interaksi
konseptual individu - lingkungan

Ilmu keperawatan
Memberikan pengatahuan dasar untuk praktek

Model konseptual menjadi


Fokus ilmu keperawatan

Bagan: 2:1. Interpretasi Pandangan Roger tentang Keperawatan, yang mencakup


interelasi diantara individu, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. (dari Fitzpatrick
JJ dan whall Al: Nussing Proses: Aplication Of Conseptual Models (Cristensen, P.
2009)

Keperawatan adalah ilmu humanistic/humanitarian yang menggambarkan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari
tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers
mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip-prinsip kreatifitas, seni dan
imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu
pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan
bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan
aplikasi keterampilan, dan teknologi.

Asumsi teori Martha E. Rogers


Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima
dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik
yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti
bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini
menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan
makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa
bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat
secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila
seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan
terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi. Berasumsi
bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama
lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada
seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat
diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah
sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal
yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus
menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti
yang diharapkan semula.
Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini
mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi
kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan
dinamis.
Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir abstrak, membayangkan, bertutur
bahasa sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia
yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia (Tomey dan
Alligood, 2006).
Pada tahun 1970 model konsep perawatan karya Martha E. Rogers meletakkan
sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia.
Proses kehidupan dicirikan oleh keseluruhan (Wholeness), keterbukaan (opennes),
kesatuan arah (unidirectionality), pola (pattern) dan organisasi dan pemikiran (thought).
Kemudian pada tahun 1983 Rogers merumuskan empat blok bangunan sebagai
modelnya atau Building Blocks, yang terdiri dari:
Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi
manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk
hidup dan lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak
dapat dipisahkan dari lingkungannya.
Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka,
menyatu antara satu dengan yang lainnya.
Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan
lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi
sakit atau penyakit.
Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh
pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak
dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan
sebagai domain non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas (Marriner,
2001).
Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan
proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan
kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya
Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip
homeodinamik yang kemudian di kemukakannya.
Dalam model Rogers, manusia yang utuh dan lingkungan saling berhubungan dan
berkembang secara berkesinambungan dan simultan. Baik manusia maupun lingkugan
mempunyai empat konsep utama yaitu lapang energi, sistem terbuka, pola, dan empat
dimensionalitas. Sifat dan arah hubungan antara manusia dan lingkungannya
diperlihatkan melalui tiga prinsip hemodinamik dirumuskan oleh Rogers untuk
menguraikan sifat dan arah perubahan yang berasal dari sistem konseptual yang telah
digambarkan Prinsip –prinsip hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu:
Integral
Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat
dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi
antara badan manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang konstan
dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang
sama. Maka, integral adalahkelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.
Resonansi
Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara
manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran adalah pola manusia dan bidang
lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih
tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang lebih
tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak
dalam frekuensi tertentu.Pengalaman manusia di lingkungannya seperti segaris
kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat.
Helicy
Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada
manusia- lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka dalam
pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan
bidang lingkungan. Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan. Jika pertukaran tidak
dapat diprediksi. Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan
kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan peningkatan
perbedaan.
Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang
lingkungan hidup manusia.Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan
terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak tepat
diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat manusia dalam
keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan manusia yang tidak dapat
kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan keragaman pola tumbuh.

Human/environmental field

Characteristics

Assumption/
Pattern Apraisal

Manifestations Theory of
Pattern/Apraisal Perceived Dissonance

Nursing Action Theory of Power


as
Knowing participation
In change
Seumber: Alilgood, Martha R. 2006. Nursing Theory Utilization dan Aplication

Theory of perceived Dissonance


Menurut Bultemeier (1993), teori ini yang di gambarkan oleh Roger memberikan
perspektif teori untuk mengetahui situasi dari berbagai resonansi sebagaiman
diwujudkan dalam masalah perawatan kesehatan saat ini berlabelkan proses abnormal.
Teori ini muncul dari prinsip-prinsip resonansi dan integrasi. Teori ini memberikan
memberikan dasar untuk pola penilaian atau manifestasi di bidang manusia/ lingkungan
pada saat kondisi sakit. Teori ini mengusulkan bahwa resonansi diubah secara berkala
dan berirama selama evolusi di bidang energi, persepsi disonansi selama evolusi ritmis
di bidang manusia dan lingkungan dilakukan.
Manusia dipandang sebagai perwujudan medan energi dalam bidang energi
lingkungannya, bahwa resonansi bervariasi secara ritmik selam evolusi ritmik alamiah.
Ritmik melekat di bidang yang berkembang menjadi irama yang bervariasi dan dapat
menimbulkan ketidak harmonisan. Selama episode resonansi, manifestasi manusia di
bidang lingkungan dapat dinggap sebagai ketidak harmonisan dan sebagai ketidak
nyamanan. Dengan demikian orang tersebut menganggap dirinya sakit, demikian juga
orang lain mengannggap dirinya sakit.
Kesadaran pribadi dari pola munculnya manifestasi didefinisikan sebagai evolusi
bagian hidup untuk perubahan bidang energi manusia itu ( Parker, 1989). Kesadaran
reseptif adalah karakteristik dari integralistik dan merupak sarana bagi orang yang
mengalami resonansi berpariasi, yang dapat dianggap sebagai disonansi (sakit).
Alligood (1991), mengemukakan bahwa adanya perasaan adalah wujud dari pola
integral medan manusia dan lingkungan. Davidson (2001), menyatakan integral dari
keseluruhan dapat dilihat dari pada irama parameter fisiologis, pilihan yang dibuat
dalam bidang kesehatan. Teori dissonance yang dirasakan menmbah kejelasan
bagaimana perawat dapat memamfaatkan persepsi oleh klien dan memiliki persepsi
sendiri untuk mengarahkan asuhan keperawatan, hal ini sangat penting dalam
pelaksanaan memberikan penilaian holistik dari kesatuan manusia.
Theori of Power as Knowing Participation In Change
Teori yang dikemukakan oleh Barret (1986), untuk mengetahui participasi dalam
perubahan muncul dari prinsip helicy dalam model Roger. Teori ini memberikan arahan
bagi perawat berpartisipasi dalam merawat manusia. Dalam teori ini di usulkan sebagi
peningkatan pengetahuan, demikian juga kemampuan untuk berpartisipasi.
Barret (2000), menggambarkan kekuatan sebagai kesadaran atas apa yang kita pilih
untuk lakukan, merasa bebas untuk melakukan dan terus melakukan, Ia menyebut
kekuatan juga merupakan sifat relatif dengan organisasiyang lebih konsisten dari pola
manusia dan lingkunagan. Dia menentukan bahwa seseorang harus memiliki
pengetahuan pada wujud polanya untuk partisipasi yang bermamfaat dalam proses
pola yang terjadi.
Asumsi Utama Konsep Sentral Dari Model Konseptual Martha E. Rogers
Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses
kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers
terhadap empat konsep sentral adalah sebagai berikut :
Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu
manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari
manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai
profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah
ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga
dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi
seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif,
imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan
intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis
2007).
Kesehatan
Merupakan ungkapan dari proses kehidupan yang ditandai oleh perilaku-perilaku yang
timbul dari interaksi bersama dan simultan antara manusia dan lingkungan mereka.
Kesehatan dipandang sebagai saling tukar dan interaksi yang berkesinambungan ke
arah potensi kesehatan maksimun dengan penekanan pada promosi.
Lingkungan
Merupakan lapang energi empat dimensi yang tidak dapat dikurangi dengan pola dan
karakteristik yang berbeda dari bagian-bagiannya. Suatu lapang lingkungan adalah unik
untuk lapang manusia yang spesifik, meskipun kedua bidang tersebut masih secara
bersinambungan berubah dan secara kreatif berkembang bersama.

Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan
lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka.
Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara
kreatif dalam perubahan (Christensen, 2009).

Teori Rogers dan Karakteristik Teori


Teori dapat saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan suatu fenomena
tertentu. Teori keperawatan utamanya digunakan dalam prinsip homeodynamic untuk
pelayanan kemanusiaan memaksa untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda.
Teori harus murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam konstruksi utama. Hasil
perkembangan logis ini di proses dari identifikasi anggapan, melalui blok bangunan,
dengan prinsip homeodynamic.
Teori harus relatif sederhana namun umum. Telah dinyatakan bahwa konsepsi Rogers
manusia yang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan (Fawcert,1989). Namun,
teori jauh lebih sederhana dalam tingkat abstraksi dan berkontribusi pada kesulitan
pemahaman. Serta didasarkan pada penggunaan sistem terbuka yang kompleks.
Teori dapat menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas teori.
Teori berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam
tanpa menghilangkan kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi
mereka. Teori ini dirancang untuk meminimalkan masalah penelitian, kurangnya
kesederhanaan, definisi operasional, dan instrumen yang valid untuk mengukur hasil
sehingga keperawatan benar-benar bisa mendapatkan keuntungan dari sistem abstrak
Roger.
Teori digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka.
Ketika ide tersebut diaplikasikan untuk praktek keperawatan, pemahaman perilaku klien
mengambil dimensi baru. Selain itu, intervensi keperawatan seperti sentuhan terapeutik
dan penggunaan cahaya, warna, musik, dan gerakan telah diturunkan dari ajaran
Rogers.
Teori harus konsisten dengan validasi teori lain, hukum, dan prinsip-prinsip. Sifat
abstrak dari sistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan pertanyaan untuk
studi lebih lanjut dan yang berasal intervensi untuk praktek keperawatan. Sistem
Rogersjuga telah berperan dalam pengembangan teori-teorilainnya. Newman (1994)
Parse dan (1992) karya dua contoh tersebut.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan


Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung
memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model
konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model
keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti
yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan
menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah
sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E
Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan
dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.
Gill dan Atwood mengadakan studi dengan menggunakan hipotesis-hipotesis yang
diambil dari prinsip-prinsip Roger’s tentang helicy dan reciprocy. Fokusnya adalah
mutual interaction antara manusia dan lingkungan. Studi tersebut mendukung prinsip
hemodinamis reciprocy. Whelton mengaitkan teori Roger’s dengan proses perawatan
menggunakan pasien-pasien penderita sakit jantung dan fungsi-fungsi syaraf. Teori
tersebut menjadi fokus untuk penerapan intervensi-intervensi perawatan dan
memprediksikan hasil-hasilnya. Falco dan Lobo mengikat prinsip-prinsip hemodynamic
dengan proses perawatan.
Mereka melaporkan “kesehatan tidak akan diraih dengan memperkenalkan
homeostasis dan keseimbangan, tetapi dengan mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan dinamisme dan kompleksitas di dalam individu. Banyak studi penelitian
lain telah dilakukan dan semua studi ini memiliki implikasi dalam membimbing praktek
perawatan dan pendidikan, serta saran penelitian lebih lanjut.
Roger’s memandang perawat sebagai bagian integral dari lingkungan pasien. Ia juga
memandang perawatan sebagai ilmu pengetahuan unik yang berurusan dengan
“kesatuan manusia” yang berbeda dengan jumlah dari bagian-bagiannya. Hal ini yang
membedakan perawatan dengan berbagai profesi pelayanan lain.
Hasil Penelitian penelitian yang berhubungan dengan Marta E Roger
“Pengaruh Terapi Musik Terhadap Status Hemodinamika pada Pasien Koma Diruang
ICU Sebuah Rumah Sakit di Lampung”, diteliti oleh Trori Rihiantoro dalam Jurnal
Keperawatan Indonesia volume 12 No. 2 Juli 2008 (ISSN 1410-4490). Berdasarkan
hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa terapi musik berpengaruh secara bermakna
terhadap status hemodinamika pada pasien koma. Penerapan dan pengembangan
intervensi keperawatan terapi musik hendaknya dilakukan dan disosialisasikan secara
luas. Komunikasi yang terapeutik dan percakapan yang baik pada pasien koma dalam
setiap aktivitas perawatan juga merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan
oleh perawat dan petugas kesehatan lainnya dalam berinteraksi dengan pasien koma
tersebut.
“Latihan ROM Lengan Meningkatkan Kekuatan Otot pada Pasien Pasca Stroke”, diteliti
oleh Judi Nurbaini dalam Jurnal Ners Vol. 5 No. 1 April 2010 (ISSN 1858-3598).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa latihan ROM lengan dapat
meningkatkan kekuatan otot pada pasien pasca stroke melalui mekanisme
perangsangan sel untuk mengaktifkan Ca+ sehingga terjadi integritas protein otot. Jika
Ca+ dan Troponin diaktifkan maka aktin dan meisin dipertahankan agar otot dapat
berfungsi menggerakkan skeletal. Oleh karena itu perawat harus lebih intensif untuk
memberikan latihan ROM pada pasien pasca stroke tidak hanya dilakukan di Rumah
Sakit tetapi dilanjutkan oleh keluarga melalui pendidikan kesehatan.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan memiliki dampak
yang besar terhadap proses penyembuhan dan peningkatan kesehatan seseorang
dalam aplikasi praktek keperawatan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip
hemodinamika di dalam konsep Roger’s yang terdiri dari Integral (badan manusia dan
lingkungannya tidak dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus
terjadi pembaharuan interaksi antara badan manusia dan lingkungannya), Resonansi
(berbicara pada kejadian pertukaran alam antara manusia dan bidang lingkungan) dan
Helicy (manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka dalam pertukaran
adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang
lingkungan).
Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia
sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan


Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat
mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada
tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada
konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers :
Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
Penyesuaian terhadap pola
Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu, musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan.
Menunjukkan suatu perubahan yang positif
Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.
Penerimaan Oleh Komunitas Ilmu Keperawatan
Praktek
Roger meyakini bila teori-teorinya yang diturunkan dari model konseptualnya mudah
diterjemahkan ke dalam praktek, tetapi contoh-contohnya tidak spesifik. Meski dalam
model konseptual abstraknya tidak secara langsung bisa digunakan dalam praktek, ia
memberikan landasan bagi penelitian dan pengembangan teoriyang memberikan dasar
pengetahuan bagi praktek. Ia berusaha membangun suatu rencara perawatan
menggunakan prinsi-prinsip hemodinamis. Tetapi, hasil-hasil dari implementasi ini
masih berupa hal-hal umum, belum spesifik.
Pendidikan
Awal tahun 1960-an Rogers mengusulkan agar posisi paling dasar dalam perawatan
profesional haruslah level sarjana muda. Waktu itu tujuannya kelihatan idealistis,
namun sekarang penegasan-penegasannya menjadi standar, bukannya eksepsi. Ia
katakan” hanya orang-orang yang kompeten mengajar perawatan atau apa-apa yang
seharusnya dilakuakan oleh para perawat, merupakan perawat-perawat yang
berkualitas. Anjurannya menjadi bukti dalam pendidikan keperawatan saat ini, seperti
banyaknya perawat telah dipersiapkan untuk mengajar para perawat lain di semua level
pendidikan keperawatan.
Penelitian
Teori-teori Rogers secara langsung berhubungan dengan pengembangan riset dan
teori dalam ilmu keperawatan. Model konseptual memberikan stimulus dan arah bagi
aktivitas keilmuan. Prinsip-prinsip hemodinamik sedang dikaji. Sifat integral hubungan
manusia-lingkungan dan pertumbuhan kompleksitas kehidupan digunakan dalam studi-
studi terkini menggunakan model Rogers. Meski hipotesisi-hipotesis sulit untuk
dibangun, teori tersebut sedang dicoba dengan riset.
Bagian yang terpenting dari teori Roger’s adalah menggabungkan fenomena yang ada
pada manusia dan praktek keperawatan secara langsung. Konsep ini memberikan arah
dalam memberikan stimulasi dan untuk aktivitass keilmuan. Konsep ini menghubungkan
fenomena yang ada pada grand dan middle range theory. Dua contoh dalam grand
nursing theory pada theory Roger’s adalah teory Neuman’s health as expanding
consciousness dan Parse’s human becoming. Roger’s (1986) mengatur bahwa riset
keperawatan harus mencakup kesatuan manusia yang terintegrasi dengan lingkungan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Deskripsi Kasus
Teori Martha E. Rogers tidak memberikan teori yang spesifik dalam aplikasinya dalam
proses keperawatan, akan tetapi dengan mengadaptasikan prinsip hemodinamik, maka
perawat dapat menuangkan dasar-dasar pemikiran Martha E. Rogers ke dalam tahap
demi tahap proses keperawatan. Untuk lebih dapat memudahkan pemahaman dapat
kita lihat contoh kasus keperawatan yang kemudian di dalam asuhan keperawatannya
menggunakan konsep dasar hemodinamik Martha E. Rogers.
Contoh Kasus:
Tn. M. Berusia 35 tahun adalah seorang karyawan sebuah perusahaan swasta yang
bergerak dibidang jasa. Posisi yang ditempati Tn. M adalah sekretaris di perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, Tn. M. Terbiasa bekerja di ruang ber AC dengan kondisi
lingkungan yang tenang, bersih dan menyenangkan. Dua hari yang lalu Tn. M
mengalami kecelakaan di sebuah jalan pertokoan, ketika itu Tn. M. Sedang istirahat
dan keluar dari kantor untuk membeli makanan, Tn. M. Yang hendak menyebrang tiba-
tiba tertabrak sebuah sepeda motor yang mengakibatkan Tn. M mengalami fraktur
Femur yang membuatnya harus di rawat di RS.
Dalam kasus tersebut, aplikasi teori keperawatan Martha E. Rogers dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dialami Tn. M adalah menggunakan konsep-konsep prinsip
hemodinamik (integrity, resonansi, dan helicy).

Komponen dalam proses keperawatan


Pengkajian keperawatan
Tn. M merupakan seorang pegawai swasta yang menempati posisi manajer di sebuah
perusahaan, klien mempunyai riwayat pendidikan seorang Sarjana. Tn. M merupakan
tulang punggung keluarga yang saat mengalami fraktur femur karena kecelakaan lalu
lintas, sehingga klien harus dilakukan operasi. Klien merasa sangat khawatir akibat
sakit yang dideritanya karena mengharuskan klien untuk di operasi sehingga harus di
rawat lebih lama di rumah sakit dan tidak dapat melakasanakan tugas kantornya
sebagai seorang sekertaris di perusaan itu. Saat ini Tn. M merasa tidak berguna karena
tidak dapat manafkahi keluarganya dengan maksimal, klien tampak berdiam diri ketika
didatangi oleh perawat, dan tidak mau makan.
Pengkajian integrasi
Tn M merasakan adanya perasaan kurang nyaman berada di rumah sakit karena klien
mengalami adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas, kebutuhannya dipenuhi
orang lain. selain itu, klien juga merasa takut dengan tindakan-tindakan medis yang
baru pertama ia rasakan
Pengkajian resonansi
Tn M Klien mengalami kecelakaan lalu lintas (ditabrak). Pasien di bawa ke rumah sakit
dengan tungkai kanan tidak dapat digerakkan, klien mengalami patah tulang femur 1/3
tengah dextra segmental terbuka kemudian mendapat pertolongan dengan tindakan
operasi. Sehingga klien tidak melakukan aktifitas seperti biasa. Klien merasa tidak
berguna saat ini.
Pengkajian Helicy
Tn M adalah seorang karyawan sebuah perarusaan swasta dan menajabat sebagai
sekertaris, klien bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang tenang,
bersih dan menyenangkan. Klien baru pertama kali masuk rumah sakit, sehingga klien
merasa tidak nyaman dengan kondisi dirumah sakit karena sangat berbeda dengan
lingkurang di rumahnya dan tempat ia bekerja. Saat ini pasien merasa dengan operasi
yang dilakukan Dia tidak bisa beraktivitas lagi
Komponen Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman lingkungan berhubungan dengan kurang pengendalian
lingkungan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
Kecemasan berhubungan dengan adanya hospitalisasi
Stress akibat perpindahan berhubungan dengan pindah dari lingkungan ke lingkungan
yang lain

Komponen Rencana dan Implementasi


Implementasi ditekankan pada tiga faktor yakni: Resonanci, Helicy, dan Integrity
dengan cara mengurangi kecemasan, meningkatkan koping dan bibimbingan antisipasi.
Integrasi:
Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien
membantu klien untuk memahami bahwa perbedaan tidak dapat dihilangkan
Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi perbedaan yang ditemukan
Resonansi:
Memberikan health education tentang kecemasan yang dialaminya

Anda mungkin juga menyukai