KELUARGA
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3C
1. Nafiatul Khoiriyah (G2A017144)
2. Zidha ilma (G2A017146)
3. Nia nafisatul Fadilah (G2A017147)
4. Ana Verawati (G2A017148)
5. Nasyifa Zulfa C. (G2A017149)
6. Vika Widyasari (G2A017150)
7. Eka Putri Prasasti (G2A017151)
8. Setyawati (G2A017152)
9. Barotunnikmah (G2A017153)
10. Faidatus Sa’adah (G2A017155)
11. Salsabella Zulino (G2A017144)
12. Ika Riftya Fitriyani (G2A017144)
13. Firda Nur Rahma Santie (G2A017144)
1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel:
fisiologis, psikologis,sosiokultural,perkembangan dan spritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat.
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
4. Kepeawatan
Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui
pencegahan primer, sekunder dan tertier.
a) Mengidentifikasi data
Identifikasi Data Keluarga, Data yang diperlukan meliputi : Nama
keluarga, Alamat dan Nomor telepon, Komposisi Keluarga (Komposisi
keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian
dari keluarga mereka), Tipe Bentuk Keluarga (Tipe keluarga didasari oleh
anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat
dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga), Latar Belakang
Budaya Keluarga meliputi (Identitas suku bangsa, Jaringan sosial
keluarga, Tempat tinggal keluarga, Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial,
budaya, rekreasi dan pendidikan, Bahasa yang digunakan sehari-hari,
Kebiasaan diit dan berpakaian, Dekorasi rumah tangga, Porsi komunitas
yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga, Penggunaan jasa-
jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi, Negara asal dan berapa
lama keluarga tinggal di suatu wilayah), Identifikasi Religius (Meliputi
perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam
melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang
menjadi fokus dalam kehidupan keluarga), Aktifitas rekreasi keluarga
(Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang).
b) Tahap dan riwayat perkembangan
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah tahap perkembangan
keluarga saat ini, Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
Riwayat keluarga Riwayat keluarga sebelumnya
c) Lingkungan Keluarga
Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan
bidang-bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai
komunitas yang lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian
lingkungan meliputi :
Karakteristik rumah (Tipe tempat tinggal : rumah sendiri, apartemen,
sewa kamar), (Gambaran kondisi rumah : baik interior maupun eksterior
rumah). (Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe
kamar/pemanfaatan ruangan ruang tamu, kamar tidur, ruang
keluarga),(jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan : sinar
matahari), (macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai,
kontruksi bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan
sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic
tank, sumber air minum yang digunakan), (keadaan dapur : kebersihan,
sanitasi, keamanan). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga
terhadap rumah, identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan
kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah
meliputi keamanan (bahaya-bahaya yang mengancam) dan pembuangan
sampah. (Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang
Lebih Luas). (Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe
lingkungan/komunitas (desa, sub kota, kota), tipe tempat tinggal (hunian,
industri, hunian dan industri, agraris), kebiasaan , aturan / kesepakatan,
budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum (fisik, sosial,
ekonomi), Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas,
meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan demografis yang
sedang berlangsung, Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan
serta fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain,
Bagaimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga,
Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga
dalam mengakses fasilitas yang ada, Insiden kejahatan disekitar
lingkungan.
1) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh kebiasaan keluarga berpindah
tempat, berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat
mobilitas geografis keluarga tersebut (transportasi yang digunakan
keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah bekerja,
sekolah).
2) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga melakukan interak dengan masyarakat.
3) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah Informal
(jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan
komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan) dan formal
yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang
berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang
terkait (ada tidaknya fasilitas pendukung pada
masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan).
d) Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
Pola dan komunikasi keluarga, Struktur kekuatan keluarga, Nilai-Nilai
Keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut
Friedman adalah : Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga,
Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya, Kesesuaian
antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga, Identifikasi sejauhman
keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam
menganut sistem nilai, Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam
keluarga, Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap
perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga, Bagaimana nilai keluarga
mempengaruhi
e) Struktur peran Yang dimaksud misalnya status sebagai istri/suami atau
anak. Ayah sbg pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. ibu sbg mengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
anggota kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga. Peranan anak itu melaksanakan peranan psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
f) Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk
komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik,
pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal. Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi
tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan
masalah. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah Fungsi afektif
dan koping, Fungsi sosialisasi, Fungsi reproduksi, Fungsi ekonomi,
Fungsi fisik. Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
4. Konsep Teori Menurut Dorothea E. Orem.
Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun
1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu,
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit
(keluarga, kelompok dan komunitas).
1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)
Menurut Orem's Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit
(Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak
untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
2. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang
Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam
tiga teori yaitu :
a. Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai
dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal
yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara
continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan
aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan
universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
1) Pemeliharaan intake udara;
2) Pemeliharaan intake air;
3) Pemeliharaan intake makanan;
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi;
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak
adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari.
Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat
keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain
dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk,
memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi
tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang. c.
Nursing system (Sistem Keperawatan) Teori yang membahas
bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan
berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya
dan berespon terhadap rangsangan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
3) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
4) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan
melalui lima metode bantuan yang meliputi :
a) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
b) Mengajarkan klien;
c) Mengarahkan klien;
d) Mensupport klien.
3. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
1) Pemeliharaan kecukupan intake udara;
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
3) Pemeliharaan kecukupan makanan;
4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia;
6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi;
7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang
dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal
yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan.
c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak
sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena
sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku
self care.
4. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik;
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah
sebagai berikut:
1.Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;
3.Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi;
4.Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra
manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan
system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan
stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi
oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi
yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun
tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata.
ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual,
transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu,
personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang
lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan.
Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah,
penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai
realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-
spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian
kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada
suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada
3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di
harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara
2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis
dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk
memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress
adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang
terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya
berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh
pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran
organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek
dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social
adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas
yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang
dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu
aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang,
persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi
dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan
wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan
personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber
dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur
setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual,
personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan
berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah.
King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam
kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain
di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan
dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
B. MODEL KONSEP KEPERAWATAN KING
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi
yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalm
model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep
kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal
dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain.
Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap
informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan
kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, King mengemukakan pendekatan teori mengenai komponen
konsep hubungan manusia yaitu terdiri dari :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku,
dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam
keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien
melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya
aksi dan merupakan respon dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam
komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien
terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan.
C. ASUMSI KING
King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan
secara eksplisit maupun imlisit. Asumsi eksplisit meliputi :
1. Focus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia .
2. Individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan,
control, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan
nilai klien serta perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng
mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan.
5. Tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.
Sedangakan asumsi implisit meliputi
1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
Filosofi
Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak
digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan
keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia
selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk
melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri,
adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara
integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan lingkungan
sekitarnya.
Jadi ada 4 faktor penting dari Roy adalah manusia, sehat-sakit,
lingkungan dan keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb:
MANUSIA
Sistem adaptasi dengan proses koping
Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970
dengan asumsi dasar model teori ini adalah :
Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan juga
menjadi umpan balik terhadap stimuli adaptasi.
Skema Model Adaptasi Roy
http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Roy%27s_adaptation_
model.htm
Proses keperawatan menggambarkan pandangan Roy tentang manusia sebagai sistem adaptif.
Menurut Roy ada 6 (enam) tahap identifikasi dalam proses keperawatan yaitu: pengkajian
perilaku, pengkajian stimulus, penentuan diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi,
dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika,
2008.
Carly Oktiana. 2014. Makalah Keperawatan Keluarga 1 Model Theory Betty Neuman di
https://www.academia.edu/16248677/MAKALALAH_KEPERAWATAN_KELUARGA
_I_MODEL_THEORY_BETTY_NEUMEN (diakses 14 April).
Chin, P. L .,& Jacobs, M.K, 1983. Theory and nursing : a systematic approach. St. Louis :
The CV Mosby Co.
Fitzpatrick, JJ., & Whall, AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and
application. Norwalk : Appleton and Lange.
Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik, edisi 3. Jakarta :
EGC
George, J.B, 1995. Nursing theories : the base for professional nursing practice. 4 th end.
Norwalk : Appleton & Lange.
H. Zaidin Ali. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.
Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba Medika
https://id.scribd.com/doc/1202266748/. : Model dan Konsep Keperawatan Florence
Nigtinghale. Di akses pada tanggal 14 April 2020
Kathleenkoening Blais, Et al., Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif, Edisi
4, Jakarta: EGC, 2006. Http ://www.scibd.com/doc/model konsep keperawatan king
Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition,
California; Addison Wesley, 1995.
Perry and Potter. (1999). Buku Konsep Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik
Edisi 4. Jakarta : EGC
Sartono. (2011). Aplikasi Florence Nigtinghale dalam Pelayanan Keperawatan dan Aplikasi
Kasus yang relevan. Jakarta: EGC
Septtiana, Likka. 2014. Teori Keperawatan Martha E. Roger.
https://www.scribd.com/document/249595691/Teori-Keperawatan-Martha-e-Roger ; diakses
pada tanggal 14 April 2020 pukul 19.18 WIB