Anda di halaman 1dari 49

RESUME KONSEP MODEL DAN TEORI DALAM KEPERAWATAN

KELUARGA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3C
1. Nafiatul Khoiriyah (G2A017144)
2. Zidha ilma (G2A017146)
3. Nia nafisatul Fadilah (G2A017147)
4. Ana Verawati (G2A017148)
5. Nasyifa Zulfa C. (G2A017149)
6. Vika Widyasari (G2A017150)
7. Eka Putri Prasasti (G2A017151)
8. Setyawati (G2A017152)
9. Barotunnikmah (G2A017153)
10. Faidatus Sa’adah (G2A017155)
11. Salsabella Zulino (G2A017144)
12. Ika Riftya Fitriyani (G2A017144)
13. Firda Nur Rahma Santie (G2A017144)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
Teori dan Model Konsep Keperawatan Keluarga Menurut Para Ahli, sebagai
berikut:
1. Konsep teori menurut Martha E. Rogers
A. Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang
menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh
dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan
prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.Ilmu keperawatan
adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya
dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas
yang didasari prinsip-prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas
keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar
ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers
menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam
aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas
keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif
senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia atau individu
seutuhnya.
B. Teori dan Konsep Keperawatan menurut Martha E. Rogers
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers
(1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu :
1. Manusia adalah satu kesatuan
Proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih
dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti
bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan
ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola ini.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara
satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan
mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara
bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila
seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia.
Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar
energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan
lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan
merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak
dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu.
Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia
sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap
dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus
menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau
menjadi seperti yang diharapkan semula
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg
inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan
teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan
mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir,
sensasi dan emosi.
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan
keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia
hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia.
Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan
utama yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger :
1. Sumber energi
2. Keterbukaan
3. Pola-pola perilaku
4. Ukuran-ukuran
4 dimensi disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan
pada ini adalah manusia dan lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan
sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi dari
lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan.
Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari
dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E. Roger.
C. Prinsip Homeodinamika
Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral,
resonansi dan helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip
homeodinamika dan konsep manusia dari definisi perawat, sebuah teori
menyatakan dapat dijadikan dalil.Sebuah teori yang tepat mungkin
menyatakan jika perawat menggunakan prinsip homeodinamika untuk
melayani umat manusia.
1. Integral
Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya
tidak dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus
terjadi pembaharuan interaksi antara badan manusia dan lingkungannya.
Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar dimana
pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka,
integral adalahkelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.
2. Resonansi
Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran
alam antara manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran adalah pola
manusia dan bidang lingkungan disebarkan dari gelombang yang
berpindah dari gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke
gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses
kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak
dalam frekuensi tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya seperti
segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia
istirahat.
3. Helicy
Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran
langsung pada manusia- lingkungan.Manusia dan lingkungan adalah
dinamis, sistem terbuka dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada
pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang lingkungan.
Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan. Jika, pertukaran tidak dapat
diprediksi. Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan
dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis,
dan peningkatan perbedaan. Helicy meliputi konsep perubahan ritmis,
pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang lingkungan hidup
manusia.Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan
terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak
tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat
manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan
manusia yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan
menyajikan keragaman pola tumbuh.
D. Teori Rogers dan Metaparadigma Lansia
Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia
menyajikan lima asumsi tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan
sebagai kesatuan yang dengan individualitas. Manusia secara kontinyu
mengalami pertukaran energi dengan lingkungan.Manusia mampu abstraksi,
citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi. Manusia diidentifikasi dengan pola
dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang berbeda dari bagian dan
yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentang bagian-bagiannya.
Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu.Keduanya,
individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka. .Lingkungan merupakan,
tereduksi terpisahkan, energi lapangan pandimensional diidentifikasi dengan
pola dan integraldengan bidang manusia.Perawatan utamanya adalah seni dan
ilmu dan humanistik kemanusiaan.Ditujukan terhadap semua manusia dan
berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia. Tujuannya untuk
berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat mengambil
manfaat (Rogers, 1992). Kesehatan tidak secara khusus diatur, Malinski
(1986) dikutip dari komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di negara
bagian Rogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai.
Komunikasi ini menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit,
patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.
E. Kegunaan prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat
manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk
memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap
masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian
akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk
memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk
mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi
maksimum kesehatan. Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan
pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses
keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari
lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka
tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses
keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),
mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal
dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan
kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh
perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu
aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan. Dalam
tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan.Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat
pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu
pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman,
analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang
mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat
respon dari data yang ada. Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip
Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir
dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.
Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa
pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa
tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu.
Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah,
mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu.
Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan
mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan
melihat klien seutuhnya. Ini akanmengidentifikasi perbedaan individu dan
pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan.
Penilaian keperawatan, adalah penilaian dariseluruh keadaan manusia dan
bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini
merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan
penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa
kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang
kemandirian.
Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalamproses
keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik.
Irama,pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat
dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola
pertukaran bagian-bagiantersebut dalam proses kehidupan yang mencakup
hubungan manusia-lingkungan(Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna,
diagnosa keperawatan berdasarkan polakesehatan fungsional Gordon
memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengankerangka Roger
karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentangkeutuhan
individu.Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjangdiagnosa,
sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan
mungkintidak tepat (Smith, 1988).
2. Konsep teori menurut Betty Neuman
a) Pengertian model health care system
Model konseptual betty neuman ini memberi penekanan pada penurunan
stres dengan cara memperkiuat garis pertahanan diri yang bersifat:
a. Fleksibel
b. Normal
c. Resisten

Intervensi diarahkan terhadap ketiga garis pertahanan tesebut yang terkait


dengan tiga level prevensi.

b) Perkembangan Sistem Model Neuman


Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara
pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia
secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara
dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik
dari lingkungan internal maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola
organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini,
maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau
kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin
keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem
secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi
dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai
faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut
sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi
terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang
dapat diidentifikasi.

c) Konsep Utama Dan Definsi Teori Model Neuman.


Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan.
Yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah :
a. Tekanan
Rangsangan yang timbul diakibatkan kondisi sekitar pandangan
Neuman tentang tekanan yaitu :
Intra Personal : Secara individu atau perorangan.
Inter Personal : Antara individu yang satu dengan individu yang
lain lebih dari satu.
Ekstra Personal : Di luar individu
b. Struktur Pokok Sumber Energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas.
c. Tingkat Ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan.
d. Garis Normal Pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi
tekanan di batas normal.
e. Gangguan Pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
f. Tingkat Reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
g. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
h. Tingkat-Tingkat Pencegahan
Dibagi menjadi :
1. Pencegahan primer
Sebelum terjadi tindakan
2. Pencegahan sekunder
Ketika terjadi tindakan
3. Pencegahan tersier
Adaptasi atau pengaruh kerusakan
4. Penyesuain Kembali
Adaptasi dari tindakan yang berasal dari sekitar baik
interpersonal. Intra personal dan ekstra personal.
d) Keyakinan dan Tata Nilai
Model ini menginteraksi 4 variabel yang menunjang dalam keperawatan
komunitas atau keluarga yaitu:
1. Aspek Fisik
2. Aspek Psikologi
3. Aspek Sosial
4. Aspek Kultural dan Spiritual

Adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan


keluarga dalam limgkumgan yang dinamis. Asumsi yang dikemukakan
oleh Betty Neuman tentang 4 konsep utama yang terkait dengan
keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:

1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel:
fisiologis, psikologis,sosiokultural,perkembangan dan spritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat.
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
4. Kepeawatan
Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui
pencegahan primer, sekunder dan tertier.

e) Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Atau Keluarga


Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri
keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut
dengan terfokus pada empat intervensi yaitu:
 Intervensi yang bersifat promosi Dilakukan apabila gangguan
yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang
berupa :
a. Pendidikan kesehatan.
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang
dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang
bertujuan meningkatkan kesehatan.
 Intervensi yang bersifat prevensi
a. Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
Deteksi dini gangguan kesehatan
Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat
individu misalnya: konseling pra nikah.
 Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
 Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu.
 Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan
pada garis pertahanan resisten dapat berupa:
a. Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan
kepakaran perawat.
Misal: melatih klien duduk atau berjalan
b. Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
c. Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor
untuk penyelesaian masalah.
d. Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa
lintas program dan lintas sektor.

3. Konsep Teori Menurut Friedman


a. Teori Friedman
Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori
sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai
teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan alat pengkajian
keluarga. Teori-teori lain yang ikut berperan kedalam dimensi struktural dan
fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga. Diagnosa
keperawatan keluarga dan strategi intervensi didasarkan pada identifikasi data,
sosial kultural, perkembangan, struktural, fungsional, dan pengkajian stress
serta koping.
Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka
dengan batas-batasnya. Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit
kesatuan yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang
berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat
bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara
untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan
dan berinteraksi dengan sistem yang lain.
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari
waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan
yang diskrit. Konsep tentang tahap-tahap siklus kehidupan keluarga terdapat
saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga; keluarga dipaksa
untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota
keluarga.
Sedangkan dalam teori struktural fungsional keluarga dipandang sebagai
sistem sosial, tapi lebih berorientasi pada hasil daripada proses, yang lebih
merupakan karakteristik teori sistem. Perspektif struktural fungsional yang
diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan mengakui pentingnya
interaksi antara keluarga dan lingkungan eksternal dan internal.
b. Model Pengkajian Keluarga Friedman
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji
keluarga harus mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan
kasus yang dihadapi sehingga dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan
dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak
semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan
sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Model Pengkajian Keluarga
Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu :

a) Mengidentifikasi data
Identifikasi Data Keluarga, Data yang diperlukan meliputi : Nama
keluarga, Alamat dan Nomor telepon, Komposisi Keluarga (Komposisi
keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian
dari keluarga mereka), Tipe Bentuk Keluarga (Tipe keluarga didasari oleh
anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat
dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga), Latar Belakang
Budaya Keluarga meliputi (Identitas suku bangsa, Jaringan sosial
keluarga, Tempat tinggal keluarga, Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial,
budaya, rekreasi dan pendidikan, Bahasa yang digunakan sehari-hari,
Kebiasaan diit dan berpakaian, Dekorasi rumah tangga, Porsi komunitas
yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga, Penggunaan jasa-
jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi, Negara asal dan berapa
lama keluarga tinggal di suatu wilayah), Identifikasi Religius (Meliputi
perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam
melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang
menjadi fokus dalam kehidupan keluarga), Aktifitas rekreasi keluarga
(Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang).
b) Tahap dan riwayat perkembangan
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah tahap perkembangan
keluarga saat ini, Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
Riwayat keluarga Riwayat keluarga sebelumnya
c) Lingkungan Keluarga
Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan
bidang-bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai
komunitas yang lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian
lingkungan meliputi :
Karakteristik rumah (Tipe tempat tinggal : rumah sendiri, apartemen,
sewa kamar), (Gambaran kondisi rumah : baik interior maupun eksterior
rumah). (Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe
kamar/pemanfaatan ruangan ruang tamu, kamar tidur, ruang
keluarga),(jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan : sinar
matahari), (macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai,
kontruksi bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan
sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic
tank, sumber air minum yang digunakan), (keadaan dapur : kebersihan,
sanitasi, keamanan). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga
terhadap rumah, identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan
kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah
meliputi keamanan (bahaya-bahaya yang mengancam) dan pembuangan
sampah. (Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang
Lebih Luas). (Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe
lingkungan/komunitas (desa, sub kota, kota), tipe tempat tinggal (hunian,
industri, hunian dan industri, agraris), kebiasaan , aturan / kesepakatan,
budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum (fisik, sosial,
ekonomi), Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas,
meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan demografis yang
sedang berlangsung, Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan
serta fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain,
Bagaimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga,
Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga
dalam mengakses fasilitas yang ada, Insiden kejahatan disekitar
lingkungan.
1) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh kebiasaan keluarga berpindah
tempat, berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat
mobilitas geografis keluarga tersebut (transportasi yang digunakan
keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah bekerja,
sekolah).
2) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga melakukan interak dengan masyarakat.
3) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah Informal
(jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan
komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan) dan formal
yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang
berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang
terkait (ada tidaknya fasilitas pendukung pada
masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan).
d) Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
Pola dan komunikasi keluarga, Struktur kekuatan keluarga, Nilai-Nilai
Keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut
Friedman adalah : Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga,
Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya, Kesesuaian
antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga, Identifikasi sejauhman
keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam
menganut sistem nilai, Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam
keluarga, Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap
perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga, Bagaimana nilai keluarga
mempengaruhi
e) Struktur peran Yang dimaksud misalnya status sebagai istri/suami atau
anak. Ayah sbg pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. ibu sbg mengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
anggota kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga. Peranan anak itu melaksanakan peranan psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
f) Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk
komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik,
pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal. Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi
tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan
masalah. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah Fungsi afektif
dan koping, Fungsi sosialisasi, Fungsi reproduksi, Fungsi ekonomi,
Fungsi fisik. Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat
termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
4. Konsep Teori Menurut Dorothea E. Orem.
Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun
1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu,
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit
(keluarga, kelompok dan komunitas).
1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)
Menurut Orem's Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit
(Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak
untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
2. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang
Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam
tiga teori yaitu :
a. Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai
dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal
yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara
continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan
aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan
universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
1) Pemeliharaan intake udara;
2) Pemeliharaan intake air;
3) Pemeliharaan intake makanan;
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi;
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak
adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari.
Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat
keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain
dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk,
memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan
yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi
tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang. c.
Nursing system (Sistem Keperawatan) Teori yang membahas
bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan
berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya
dan berespon terhadap rangsangan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
3) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
4) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan
melalui lima metode bantuan yang meliputi :
a) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
b) Mengajarkan klien;
c) Mengarahkan klien;
d) Mensupport klien.
3. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
1) Pemeliharaan kecukupan intake udara;
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
3) Pemeliharaan kecukupan makanan;
4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia;
6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi;
7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang
dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal
yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan.
c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak
sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena
sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku
self care.
4. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik;
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah
sebagai berikut:
1.Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;
3.Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi;
4.Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

5. Konsep Teori Menurut Florence Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek


lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis daan lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan
fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia
berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak
lembab, bebas dari bau- bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau
limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya
mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.
Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.
Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual
dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara
terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang
dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan
pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh
dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu
muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada
atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik
dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap
perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang
ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya
selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien
secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau
lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

A. Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep


1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusia : Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan
kondisinya dalam menghadapi penyakit.
b. Keperawatan : Berrtujuan membawa / mengantar individu pada
kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya
dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat / sakit : Fokus pada perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakaat / lingkungan : Melibatkan kondisi eksternal yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada
ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.

2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan


a. Pengkajian / pengumpulan data : Data pengkajian Florence N
lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik,
psikhis dan sosial).
b. Analisa data : Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik,
sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang
berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
c. Masalah : Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan
misalnya :
C.1 Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
C.2 Ventilasi
C.3 Pembuangan sampah
C.4 Pencemaran lingkungan
C.5 Komunikasi sosial, dll
d. Diagnosa keperawatan : Berbagai maslah klien yang berhubungan
dengan lingkungan antara lain :
 Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas
asuhan.
 Penyesuaian terhadap lingkungan.
 Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
e. Implementasi : Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan
yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik
yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan
individu.
f. Evaluasi : Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap
kesehatan individu.
3. Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:
a. Definisi keperawatan adl. Profesi untuk wanita dengan tujuan
menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan
kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan
bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiat yang memerlukan
pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.
b. Tujuan tindakan keperawatan adl. Memelihara, mencegah infeksi,
dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan
kesehatan serta mengendalikan lingkungan
c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada
kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap dan berpotensi.
e. Konsep sehat adl. Keadaan bebas dari penyakit dan dapat
menggunakan kekuatannya secara penuh.
f. Konsep lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi
kesehatan dan sakitnya seseorang.

B. Deskripsi Konsep Sentral


1. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial
dan spiritual. Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi
tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang
sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada
mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologik dari
manusia
2. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik
eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan
yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi : udara bersih, air
yang bersih, pemeliharaan yang efisien, kebersihan, serta,
penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada
lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci
dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas
melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah
kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan
rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik/tubuhnya.
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan
menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki
yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor
lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan
meliputi: Kebersihan, minuman, nutrisi, kelembaban, jalan udara, dan
saluran air yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan
proses perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga
merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual.
Oleh karena itu Nightingale sangat menekankan bahwa kesehatan tidak
hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga
komunitas.
4. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan
menguraikan keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan
dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan
pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan
pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk
membantu wanita menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi
keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya bertujuan untuk
mencegah penyakit.

6. Konsep Teori Menurut Imogene M. King


A. KERANGKA KONSEP IMOGENE M. KING
Tujuan perawat adalah untuk membantu individu menjaga atau
mendapatkan kembali kesehatan. Ranah keperawatan adalah
mempromosikan, memelihara, memulihkan kesehatan dan merawat
orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat profesional adalah
untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang biasa dikenal
sebagai proses keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi asuhan keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
King menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu
orang berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan cara yang akan
mendukung pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan menuju
pemenuhan diri. King mengemukakan dalam kerangka konsepnya,
hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam
asuhan keperawatan.
1. Sistem Personal
Menurut king setiap individu adalh system personal (system
terbuka). Untuk system personal konsep yang relevan adalah persepsi,
diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.
a. Persepsi
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan
kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain
dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar
belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi
adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua
orang, subjektif atau personal.
b. Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-
benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang
berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis,
system terbuka dan orientasi pada tujuan.

c. Pertumbuhan dan perkembangan


Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan
perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang
tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi,
dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan
memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses
diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial
untuk mencapai aktualisasi diri.
d. Citra tubuh
King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang
merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e. Ruang
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep
ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan
tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu,
transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap
situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada
untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut
territory dan perilaku oran yang menempatinya.
f.Waktu
King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian
dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap
orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain

2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra
manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan
system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan
stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi
oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi
yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun
tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata.
ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual,
transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu,
personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang
lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan.
Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah,
penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai
realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-
spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian
kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada
suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada
3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di
harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara
2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis
dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk
memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress
adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang
terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya
berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh
pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran
organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek
dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social
adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas
yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang
dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu
aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang,
persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi
dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan
wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan
personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber
dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur
setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual,
personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan
berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah.
King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam
kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain
di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan
dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
B. MODEL KONSEP KEPERAWATAN KING
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubungan interaksi
yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalm
model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep
kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal
dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain.
Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap
informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan
kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, King mengemukakan pendekatan teori mengenai komponen
konsep hubungan manusia yaitu terdiri dari :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku,
dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam
keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien
melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya
aksi dan merupakan respon dari individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam
komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien
terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan.
C. ASUMSI KING
King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan
secara eksplisit maupun imlisit. Asumsi eksplisit meliputi :
1. Focus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia .
2. Individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan,
control, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan
nilai klien serta perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng
mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan.
5. Tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.
Sedangakan asumsi implisit meliputi
1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.

D. PANDANGAN KING TERHADAP KEPERAWATAN


1. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan
informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka
konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu
disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam
kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta ketika
kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu
komunitas atau masyarakat.
2. Konsep Lingkungan
Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam
masyarakat yang saling berinteraksi dengan system lainya secara
terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka yang
menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan
internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus
terhadap perubahan lingkungan eksternal.
3. Konsep Kesehatan
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia
yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuain
terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit,
dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang
atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.
4. Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses
interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang
menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan
dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat transaksi

A. Pengertian Model Konseptual


Model konseptual diperlukan untuk memandu praktik dan
penelitian keperawatan keluarga. Hal ini dianggap penting terkaid dengan
keperawatan keluarga karena berpikir secara timbal balik dan sistematis
dalam keperawatan keluarga membutuhkan peralihan paradigma dari
pendekatan individu sebagai klien menjadi keluarga sebagai klien. Sumber
konsep dan teori keperawatan keluarga berfungsi untuk membedakan,
menjelaskan atau memperkirakan fenomena yang ada dalam keperawatan.
Pengertian teori dari beberapa ahli :
1. Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan
proposisi yang menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena
dan pengkhususan hubungan antara variable dengan tujuan yang
menjelaskan dan memprediksikan fenomena (kerlinjger, 1979, hal 9)
2. Teori adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan
antara fenomena-fenomea tersebut (steven, 1979)
3. Konsep adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau pemisahan
karakteristik ide-ide, menempatkan pada kelas atau pola.
4. Model konseptual adalah salah satu yang mencerminkan realita dengan
menempatkan kata-kata yang merupakan konsep ke dalam model
dengan cara yang sama dengan pembuat model pesawat mode pesawat
memasang sayap,badan pesawat dan cockpit.
5. Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang
keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian, terhadap suatu
ilmu dan pengembangannya.
Antara model dan teori ada suatu kesamaan dalam pengertian,
namun sebenarnya berbeda dalam beberapa hal diantaranya pada
tingkat abstraknya :
1. Model konseptual memakai system dengan abstrak yang tinggi dari
model konsep global dan dalil-dalil.
2. Model konseptual tidak dapat diuji secara langsung karena
konsepnya tidak terdefinisi secara operasional, namun hubunganya
dapat diobsevasi.
3. Teori berfokus pada satu atau lebih konsep dan pernyatan yang
konkret dan spesifik.
4. Teori dapat didefinsikan secara operasioal dan dinyatakan secara
jelas, serta diformulasi suatu hypotesa sehingga dapat diuji melalui
riset.
B. Model Konseptual Keperawatan Keluarga
Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang
menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan
dan bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan
menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang
mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang
adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut,
mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme
koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan
area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu
manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah
lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga
perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep
ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang
hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor
penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang
(klien)
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia
sebagai makhluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga,
masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara
pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan
dapat berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif
manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer. Teori keperawatan
dan model konseptual adalah sebagai berikut:
a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual
system dari Neuman
b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model
system terbuka dari King
d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari
Roger.
C. Model Pencapaian Tujuan dari Imogene King
King memandang keluarga sebagai system social dan konsep utama
dalam modelnya. Keluarga diperlukan baik sebagai konteks maupun
klien.
King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi
perawat bila terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara
kesehatan mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sakit (1983 hal.
1982). King terus menguraikan modelnya sebagai perawat untuk membantu
anggota keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan
mengambil keputusan, karena model tersebut berorientasi pada system dan
intervensi dengan perluasan isi keluarga yang lebih jauh, model tersebut
cukup bermanfaat dalam keperawatan keluarga.
1. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang
dinamis-personal, interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan
teori pencapaian tujuan. Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena
mereka terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang
ditempatkan dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara
dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena
mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim
yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood, 2006). Dalam
interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut
King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan
pencapaian tujuan keperawatan. Adapun beberapa karakteristik teori Imogene
King (Christensen &Kenney, 1995) :
a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energy, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol,
mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang
dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu. Sistem personal dapat
dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu : persepsi,
diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep
tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan
lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat,
interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapat mengantarkan organisasi
kesehatan dengan memahami konsep organisasi, kekuatan, wewenang, dan
pengambilan keputusan.
2. Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya,
bahwa manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang
secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King
tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional,
reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari
keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut
lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi interaksi
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
e. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi.
f. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
g. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai
sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan
dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi :
a. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi
dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan
non verbal dalam mencapai tujuan.
b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latar belakang pendidikan.
c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan
perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban
sesuai dengan posisinya.
f. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi
manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan
informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan
mengontrol stressor.
g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang
kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa ke masa yang akan
datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang
lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah
area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :


a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,
dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang
digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak
untuk pencapaian tujuan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan
merupakan respon individu.
c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi
antara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan
(Murwani A, 2009)
3. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King
a. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien
dan perawat yang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan
menjalankannya, terjadi transaksi dan tujuan dicapai.
b. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal)
atau kelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwa
atau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan.
c. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim;
suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-
menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber
yang optimum.
d. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem
sosial dalam masyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang
memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti
rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri
Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) secara implicit: klien
ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan klien secara sadar, aktif dan
mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Secara explicit :
a. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan dengan
tujuan kesehatan untuk manusia.
b. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,
dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyai maksud-
maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinya serta
berorientasi pada tindakan dan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,
kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.
d. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan
pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya.
e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individu
mencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi.
f. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.

4. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan


a. Pengkajian
1) Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat
membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa
pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian,
untuk interaksi ini.
2) Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya
adalah : Tingkat tumbuh kembang. Pandangan tentang diri sendiri, persepsi
yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status
kesehatan, pola komunikasi diperlukan untuk memverifikasi keakuratan
persepsi, untuk interaksi dan transaksi dan sosialisasi :
b. Diagnosa Keperawatan
1) Dibuat setelah melakukan pengkajian.
2) Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3) Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan
diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan
1) Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2) Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah
tersebut dilakukan.
3) Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan
dan membuat keputusan.
4) Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.
d. Implementasi
1) Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan actual
untuk mencapai tujuan.
2) Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
e. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai dan
membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan(Perry & Potter, 2005).

5. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan


Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan
sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima
tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan
professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau
kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep
interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah
(Meleis, 1997) :
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungan
kerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.
Kesimpulan model dari Imogene King:
1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat
dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar
King tentang Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu
: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu, dan ruang.
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan
dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh
ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat
menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,
ekonomi dan politik

7. Konsep Teori Menurut Callista Roy


Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy
menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di
Mount Saint Mary’s College, Los Angeles dan menyelesaikan Master
Keperawatan di California University pada tahun 1966. Roy
menyelesaikan PhD Sosiologi pada tahun 1977 di Universitas yang sama.
Roy bersama Dorothy E. Johnson mengembangkan teori model konseptual
keperawatan. Ketika bekerja sebagai perawat anak, Roy melihat suatu
perubahan besar pada anak dan mereka berkemampuan untuk beradaptasi
dalam respon yang lebih besar terhadap perubahan fisik dan psikologis.
Roy mengembangkan dasar konsep keperawatannya pada tahun 1964-
1966 dan baru dioperasionalkan pada tahun 1968. Pada saat itu Mount
Saint Mary’s College mengadopsi teori adaptasi sebagai dasar filosofi
kurukulum keperawatannya. Roy menjabat sebagai asisten Professor pada
Departemen Nursing di Mount Saint Mary’s College pada tahun 1982.

Filosofi

Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak
digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan
keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia
selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk
melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri,
adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara
integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan lingkungan
sekitarnya.
Jadi ada 4 faktor penting dari Roy adalah manusia, sehat-sakit,
lingkungan dan keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb:

MANUSIA
 Sistem adaptasi dengan proses koping

 Menggambarkan secara keseluruhan bagian – bagian

 Terdiri dari individu atau dalam kelompok (keluarga, organisasi,


masyarakat, bangsa dan masyarakat secara keseluruhan)
 Sistem adaptasi dengan cognator dan regulator, subsistem bertindak
untuk memelihara adaptasi dalam 4 model adaptasi : fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan saling ketergantungan.
LINGKUNGAN
 Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar, pengaruh
perkembangan dan tingkah laku individu dalam kelompok dengan
beberapa pertimbangan saling menguntungkan individu dan sumber
daya alam.
 Tiga jenis stimulasi : fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan residual
stimulasi.

 Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia termasuk


perkembangan keluarga dan budaya.
SEHAT-SAKIT
 Kesehatan merupakan pernyataan dan proses keutuhan dan keseluruhan
refleks individu dan lingkungan yang saling menguntungkan.
 Adaptasi : proses dan hasil dimana dengan berfikir dan merasakan
seperti individu dan kelompok, menggunakan kesadaran dengan
memilih untuk membuat kesatuan individu dan lingkungan.
 Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam masa
antara tujuan dan sistem individu, yang bertahan, tumbuh, reproduksi,
penguasaan, personal dan perubahan lingkungan.
 Inefektif respon : respon tidak berkontribusi untuk keutuhan pencapaian
tujuan

 Tujuan adaptasi menunjukkan kondisi proses kehidupan yang


menggambarkan tiga perbedaan level yaitu : integrasi, kompensasi dan
kompromi.
KEPERAWATAN
 Keperawatan adalah ilmu dan praktek yang memperluas
kemampuan adaptasi dan mempertinggi perubahan individu dan
lingkungan.
 Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan kelompok
dalam empat adaptasi model yang berkontribusi untuk kesehatan,
kualitas hidup dan kematian dengan bermartabat.
 Ini adalah pekerjaan pengkajian tingkah laku dan faktor-faktor yang
mempengaruhi adaptasi dan intervensi untuk mempertinggi
kemampuan dan memperluas interaksi lingkungan.

Asumsi Dasar Teori

Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970
dengan asumsi dasar model teori ini adalah :

1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun


negatif. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen
yaitu ; penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan
pengalaman beradaptasi.
2. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan erat
dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan
adaptasi.
Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan
integritas tubuh akan menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu
tersebut berespon melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu
berusaha menanggulangi perubahan status kesehatan dan perawat harus
merespon untuk membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan ini.

Terdapat 3 tingkatan stimuli adaptasi pada manusia, diantaranya;

a. Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan


seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang
individu.
b. Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik
internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat
dilakukan observasi, diukur secara subyektif.
c. Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan
yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan
lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
Proses adaptasi yang dikemukakan Roy:
a. Mekanisme koping. Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu
pertama mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak
disadari manusia tersebut, yang ditentukan secara genetik atau secara
umum dipandang sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua
yaitu mekanisme koping yang didapat dimana coping tersebut
diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya
b. Regulator subsistem. Merupakan proses koping yang menyertakan
subsistem tubuh yaitu saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.
c. Cognator subsistem. Proses koping seseorang yang menyertakan
empat sistem pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan
informasi, pembelajaran, pertimbangan, dan emosi.
Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan berdampak terhadap
respon adaptasi diantaranya, sbb:

a. Fungsi Fisiologis; Sistem adaptasi fisiologis diataranya adalah


oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit,
indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin.
b. Konsep diri; Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial
dalam berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi peran; Proses penyesuaian yang berhubungan dengan
bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial
dalam berhubungan dengan orang lain.
d. Interdependen; Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang
kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara
interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu:
a. Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat
mencapai tujuan atau keseimbangan sistem tubuh manusia.
b. Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol
dari terminologi keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat
mencapai tujuan yang akan diraih.

Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan juga
menjadi umpan balik terhadap stimuli adaptasi.
Skema Model Adaptasi Roy

http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Roy%27s_adaptation_
model.htm

Proses keperawatan menggambarkan pandangan Roy tentang manusia sebagai sistem adaptif.
Menurut Roy ada 6 (enam) tahap identifikasi dalam proses keperawatan yaitu: pengkajian
perilaku, pengkajian stimulus, penentuan diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi,
dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika,
2008.
Carly Oktiana. 2014. Makalah Keperawatan Keluarga 1 Model Theory Betty Neuman di
https://www.academia.edu/16248677/MAKALALAH_KEPERAWATAN_KELUARGA
_I_MODEL_THEORY_BETTY_NEUMEN (diakses 14 April).

Chin, P. L .,& Jacobs, M.K, 1983. Theory and nursing : a systematic approach. St. Louis :
The CV Mosby Co.
Fitzpatrick, JJ., & Whall, AL ; 1989. Conceptual models of nursing : analysis and
application. Norwalk : Appleton and Lange.
Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik, edisi 3. Jakarta :
EGC

George, J.B, 1995. Nursing theories : the base for professional nursing practice. 4 th end.
Norwalk : Appleton & Lange.
H. Zaidin Ali. 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.

Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba Medika
https://id.scribd.com/doc/1202266748/. : Model dan Konsep Keperawatan Florence
Nigtinghale. Di akses pada tanggal 14 April 2020

Kathleenkoening Blais, Et al., Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif, Edisi
4, Jakarta: EGC, 2006. Http ://www.scibd.com/doc/model konsep keperawatan king
Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition,
California; Addison Wesley, 1995.
Perry and Potter. (1999). Buku Konsep Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta : EGC

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik
Edisi 4. Jakarta : EGC
Sartono. (2011). Aplikasi Florence Nigtinghale dalam Pelayanan Keperawatan dan Aplikasi
Kasus yang relevan. Jakarta: EGC
Septtiana, Likka. 2014. Teori Keperawatan Martha E. Roger.
https://www.scribd.com/document/249595691/Teori-Keperawatan-Martha-e-Roger ; diakses
pada tanggal 14 April 2020 pukul 19.18 WIB

Anda mungkin juga menyukai