Anda di halaman 1dari 11

AZAS-AZAS BERPIKIR LOGIKA

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah logika)


Dosen Pengampu :

ABDULLAH, M.AG

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Syakira Hawa Nabila (2250310015)


2. Niken Nur Alaisia (2250310018)

Program Studi S1 Manajemen Zakat dan Wakaf

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Institut Agama Islam Negeri Kudus


KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini sampai dengan selesai guna untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah logika, dengan judul “Azas-azas logika”.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan mau materi. Mengingat kemampuan kami
yang masih minim. Oleh karena itu, kritik dan saran dari bapak selaku dosen
pengampu mata kuliah logika sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah tugas kuliah untuk kedepannya.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu menyumbangkan ide, kritik, dan saran dalam menyelesaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pembaca untuk kepentingan-
kepentingan yang bersangkutan dengan makalah ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.2 Tujuan dan Manfaat...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Azas-azas berpikir.....................................................................................3
2.2 Jenis azas-azas berpikir logika..................................................................3
BAB III PENUTUP................................................................................................6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
1.1 Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Logika merupakan ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat. Sasaran
dalam bidang logika yaitu kegiatan pikiran atau akal budi manusia. Dengan
berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk “mengolah” pengetahuan yang telah
kita terima melalui panca indra, dan ditunjukkan untuk mencapai kebenaran.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti menemukan berbagai macam pendapat


dan pemikiran dari orang, bahkan setiap orang memiliki cara berfikir dan
pandangan yang berbeda-beda. Masing-masing orang menuangkan
pemahamannya, baik pada saat presentasi di kelas, di kantor, maupun di dalam
tulisan seperti karya tulis ilmiah, artikel, dan lain sebagainya.

Sering kali kita memiliki kesulitan dalam membedakan mana pemikiran yang
benar, yang sesuai dengan kaidah berfikir logis, dan yang pasti yang membawa
kita kepada pemahaman yang tidak keliru. Atau bahkan bisa jadi, kita sudah
memiliki pemikiran yang benar, akan tetapi kita tidak mengetahui kebenaran itu
sendiri. Oleh karena itu, kiranya kita perlu mengingat kembali sendi dalam
berfikir, yang menjadi dasar dalam berfikir, yaitu "asas Berfikir".

Dalam pembahasan ilmu logika, dasar yang tidak boleh kita lepaskan dari berfikir
secara benar, adalah asas berfikir. Dalam aktivitas penalaran, asas berfikir
memiliki peran yang sangat penting. Mengapa demikian? Karena seperti yang kita
ketahui secara umum bahwa asas adalah pangkal atau dasar dari mana sesuatu itu
muncul dan dimengerti. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita mengenali dan
memahami apa-apa saja asas dalam berfikir yang di maksud.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu azas-azas berpikir?
2. Apa saja jenis asas-asas berpikir logika?
1.2 Tujuan dan Manfaat
Bersumber pada rumusan yang telah disusun. Tujuan dibuatnya makalah ini
adalah untuk membuat pembaca mengetahui dan mempelajari mengenai
pengertian dari jenis-jenis dari azas-azas berpikir dalam logika. Dalam
tujuannya, makalah ini juga bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca
dan berguna dalam mempelajari salah satu ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan azas-azas berpikir dalam logika.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Azas-azas
berpikir
Azas Berpikir adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan
dimengerti. Azas sendiri merupakan prinsip dasar yang menjadi acuan
berpikir seseorang dalam mengambil keputusan. Kapasitas azas ini bagi
keseluruhan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu pemikiran
tergantung terlaksana tidaknya azas-azas ini. Ia adalah dasar dari pada
pengetahuan dan ilmu.
Sedangkan berpikir ialah aktivitas pribadi yang membuat kita berbicara
dengan diri sendiri di dalam batin. Dalam proses berpikir, pasti kita
memikirkan ide, konsep, atau imajinasi sehingga menghasilkan suatu
keputusan yang kemudian dilaksanakan dalam bentuk tindakan. Banyak jalan
pemikiran kita dipengaruhi oleh keyakinan, pola pikir kelompok,
kecenderungan pribadi, pergaulan dan sugesti. Juga banyak pemikiran yang
berada di lingkungan sekitar seperti hal nya luapan emosi seperti caci maki,
kata pujian atau pernyataan keheranan dan kekaguman. Ada juga pemikiran
yang diungkapkan dengan argumen yang secara lintas kelihatan benar untuk
memutar balikkan kenyataan dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi
maupun golongan.
Adapun logika adalah hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dapat dinyatakan dalam bahasa. Logika juga termasuk menyelidiki,
menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta
bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan
keinginan perorangan. Serta harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar,
efisien dan teratur.

2.2 Jenis azas-azas berpikir logika


Kapasitas azas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya
suatu pemikiran tergantung dasar pengetahuan dan ilmu. Azas pemikiran ini
dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Azas identitas (principium identitatis = qanun zatiyah)
Pada prinsip ini setiap pengertian menggambarkan hakikat atau
unsur mutlak suatu hal. Misalnnya, tomat adalah tomat bukan
wortel, kangkung, ataupun terong.
2. Azas Kontradiksi (principium contradictoris = qanun tanaqud)
Adalah pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan
pengakuannya. Jika mengakui sesuatu sebagai identitas tertentu
maka kita tidak bisa dalam waktu yang sama mengingkari
identitas tersebut. Asas ini meneguhkan identitas dan menjauhi
kontradiksi. Dalam artian, tidak boleh membatalkan atau

3
memungkiri dengan mudah sesuatu yang sudah diakui. Misalkan,
kucing adalah

4
binatang. Pada permisalan tersebut ketika kita mengakui kucing
adalah binatang maka dalam waktu bersamaan kita tidak bisa
mengingkari identitasnya menjadi selain binatang.
3. Asas penolakan kemungkinan ketiga (principium exclusi tertii =
qanun imtina’)
Asas ini juga disebut sebagai asas ketiadaan jalan tengah. Asas ini
berbunyi: “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan
hal tertentu maka tidak akan ada kemungkinan ketiga yang
merupakan jalan tengah. Dengan kata lain: “sesuatu x mestilah p
atau non-p tidak ada kemungkinan ketiga” (Dasar-Dasar Logika;
E.Sumaryono). Pengakuan dan pengingkaran tidak bisa dilakukan
terhadap sesuatu secara bersamaan. Sehingga kita harus
mengambil salah-satunya, yakni pengakuan saja atau
pengingkaran saja. Misalkan, ketika kita mengakui bahwa kucing
itu binatang dan dalam waktu bersamaan kita juga mengakui
bahwa kucing bukan binatang maka diantara pengakuan dan
pengingkaran itu harus ada salah-satu yang kita pegang. Kita tidak
bisa mengambil jalan tengah dengan mengakui bahwa kucing
adalah binatang dan kucing bukanlah binatang dalam waktu yang
sama. Kita harus mengambil salah-satu, entah itu mengakui
ataupun mengingkari.
4. Asas Alasan yang mencukupi (Principium rationis suficientis)
Azas ini mengatakan bahwa segala sesuatu memiliki sebab-sebab
khusus yang tercukupi untuk keberadaannya. Prinsip azas ini
adalah setiap entitas X, Jika X ada, maka ada penjelasan yang
cukup mengapa entitas X ada. Misalkan sesuatu itu disebut dengan
smartphone, maka ada alasan khusus mengapa barang itu disebut
dengan smartphone. Dan ada karakteristik tertentu yang
membedakan smartphone dengan barang elektronik lainnya.
Selain asas primer ada juga jenis asas lainnya yaitu asas-asas sekunder. asas ini
termasuk perkhusus dari primer yang di pandang dari sudut isinya dan dari sudut
luasnya.
Dari sudut isinya terdiri :
1. Asas kesesuaian
Asas yang menyatakan dua hal yang sama salah satu diantaranya
identik dengan hal yang ketiga, maka lainnya juga identik dengan
hal yang ketiga pula, misal A=B dan B=E maka A=E ( A dan E ini
terhubung dengan satu sama lainnya diantaranya adalah B )
2. Asas ketidaksesuaian
Asas yang menyatakan dua hal yang sama tetapi salah satu
diantaranya tidak sama dengan hal ketiga, misal A=B tetapi B=C,
maka bisa disimpulkan A=C
Adapun dari sudut luasnya terdiri dari :

5
1. Asas dikenakan semua
asas yang secara universal diterapkan pada semua subjek
Misal : Laki-laki berambut pendek
Berambut pendek pasti tampan
Oleh karena itu, laki-laki pasti tampan
2. Asas dikenakan pada semua
asas yang secara universal tidak dapat diterapkan pada suatu subjek
Misal : Garam rasanya asin
Rasa asin bukanlah asam
Oleh karena itu, garam bukanlah asam
Pikiran manusia diciptakan untuk kebenaran. Pikiran yang ada dalam diri kita
diciptakan sedemikian rupa sehingga dengan mudah dan cepat dapat melihat
kebenaran prinsip-prinsip tersebut, terutama prinsip pembatalan. Seorang anak
kecilpun akan tercengang dan memandang anda apabila Anda mengucapkan dua
pendapat berturu-turut, dan pendapat-pendapat ini berlawanan asas. Anak tersebut
belum pernah mendengar prinsip pembatalan, tetapi pikirannya sudah dikrodatkan
sanggup menangkap kontradiksi tersebut.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa azas berpikir
secara logika adalah berpikir secara logis atau masuk akal dengan
memerhatikan prinsip dasar yang menjadi acuan untuk berpikir sehingga
menghasilkan keputusan yang kemudian dilaksanakan dalam bentuk
tindakan.
Azas-azas berpikir logika memiliki 2 jenis, yaitu azas primer dan azas
sekunder. Azas primer dibedakan menjadi 4 yaitu azas identitas, azas
kontradiksi, azas penolakan kemungkinan ketiga, dan azas alasan yang
mencukupi. Sedangkan azas sekunder dibedakan dari sudut isinya (azas
kesesuaian dan azas ketidaksesuaian) dan dari sudut luasnya (azas dikenakan
semua dan azas dikenakan pada semua).

7
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Jordi Setya. 2018. “Makala Logika Asas Berpikir”,
https://www.scribd.com/document/512473846/Makalah-Logika-Asas-Berpikir
Habib, Muhammad Nur. 2015. “Azaz-Azaz Berpikir (Qonun) Dalam Logika”,
http://banghaidar.blogspot.com/2015/06/makalah-logika-arti-pikiran-
macam.html?m=1
Azhuhri, Fida Shihab. 2014. “Logika Berpikir”, https://fia.ub.ac.id/rsc/tag/logika-
berpikir
Pujiati, Tri. 2021. “Logika; Asas-asas Berfikir dalam Logika”,
https://youtu.be/uw8eMw6gewc
Wilshere, Nadja. 2021. “Bab 2 Asas-asas Berpikir dalam Logika”,
https://youtu.be/Ko9qs0uUUGc
Fitriyanto, Andry. 2022. “LOGIKA; ASAS PEMIKIRAN”,
https://youtu.be/hJemxEYmm9c

Anda mungkin juga menyukai