Anda di halaman 1dari 6

RESENSI BUKU DASAR-DASAR LOGIKA Part 1

RESENSI BUKU DASAR-DASAR LOGIKA


SEBUAH LANGKAH AWAL UNTUK MASUK KE BERBAGAI
DISIPLIN ILMU DAN PENGETAHUAN (Jacobus Ranjabar)

Oleh : Yossa Mp

Pengetahuan awal tentang logika


Apa itu logika
Logika merupakan awal sebuah langkah dari segala ilmu pengetahuan. Kegunaan logika adalah
membantu kita untk berpikir/menalar secara tepat dan benar. Mampu membedakan yang benar
dari yang salah, dan
yang mendasarkan tindakan-tindakan atas alasan-alasan yang tepat, bukan atas dasar emosi dan
prasangka.
Dapat dikatakan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus
(tepat).
Logika di Indonesia
Di Indonesia sendiri logika merupakan pedoman mendesak untuk kaun intelektual. Namun ada
juga mereka yang menolak logika, yang secara sejarah katanya tidak berasal dari bumi
Nusantara. Alasan penolakan tersebut yakni diantaranya karena logika dipandang tidak sesuai,

dan merusak rasa ketimuran. Ada juga alasan penolakan sehingga mencurigai dan mengambil
jarak terhadap logika karena alasan agama, keyakinan, iman. Lupa bahwa iman juga butuh akal.
Semua ilmu pengetahuan manapun hampir tidak dapat lepas dari logika. Logika juga memaksa
seta mendoron goran guntuk berpikir sendiri.
Filsafat
Berbicara kedalam lagi mengenai logika. Siapa yang tidak mengenal kata Filsafat? Ya, mari kita
berbicara soal kebijakan adalah Filsafat itu sendiri. Dalam keseharian kita sudah melakukan
berfilsafat. Selama kita hidup selama itu pula kita melakukan kegiatan berfilsafat dan senantiasa
berfilsafat. Permulaan Filsafat terletak pada keheranan, rasa ingin tahu dan diikuti pada
pertanyaan-pertanyaan. Dan rasa ingin tahu adalah awal penuntun manusia untuk sampai kepada
perenuangan dan akhirnya pengetahuan. Dalam perenungan
sedalam-dalamnya untuk sampai kepada intinya, dengan hasil perenungan kita dapat mersakan
hidup yang lebih sadar sebagai manusia dan dengan kesadaran itu kita dapat mengetahui
keunggulan dan kelemahan kita serta batas-batasnya. Karena kita bukanlah seperti robot ataupun
kambing congek yang mendengar lalu memakan mentah-mentah apa yg sudah kunyak dari orang
lain, manusia adalah mahluk yang berpikir, karena kita berpikir maka kita ada. Manfaat
berfilsafat yakni merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia, tidka menjadikan kita
tenggelam dalam kejasmanian saja (kurang berpikir), menyebabkan kita leibh cerdas dan
tangkas, melatih kita berpandangan luas (tidak picik). Tempat Logika dalan kerangka Filsafat
diantaranya adalah Metafisika atau Ontologi yang merenungkan hakikat hal ada, Epistemologi
yang merenungkan hakikat pengetahuan dan landasan pengetahuan manusia, Logika yang
merenungkan hakikat berpikir, Etika yang merenungkan hakikat nilai dan perilaku, dan Estetika
yang merenungkan hakikat nilai keindahan. Objek belajar logika adalah kegiatan jalan pikiran
manusia, tetapi bukan prosesnya.
Logika memiliki dua macam yaitu Logika Kodratiah, merupakan logika yang bersifat spontan.
Manusia cenderung dipengaruhi oleh perasaan-perasaan subjektif yang membuat mudah jatuh
dalam kesesatan berpikir. Nah, maka dari itu tidak lah cukup dalam menghadapi segala sesuatu
hanya mengandalkan logika Kodratiah. Maka untuk menghindari kesesatan berpikir untuk
memperoleh kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan diperlukan logika Ilmiah. Logika
Ilmiah membantu memeprhalus, mempertajam logika dengan bekerja secara lebih tepat, lebih
teliti, lebih mudah, lebih teratur/sistematis dan lebih aman.

Penting dan manfaat mempelajari logika


Dalam buku ini:
Dalam buku ini Dasar-dasar Logika ; Sebuah Langkah Awal untuk masuk ke berbagai disiplin
ilmu dan pengetahuan, akan membahas tentang Apa itu Logika? Seperti yang sudah terurai
diatas. Dan selanjutnya manfaat apa saja yang dalam mempelajari ilmu Logika. Berikut
singkatnya:
1. Belajar Logika yang tepat membantu untuk mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara
jelas, kritis, lurus, tepat, tertib dan metodis.

2. Belajar Logika dapat menempuh suatu disiplin intelektual, terutama membantu dalam proses
penarikan kesimpulan.
3. Belajar Logika membantu untuk memampukan menginterpretasikan secara tepat fakta-fakta dan
persepsi-persepsi orang lain.
4. Belajar Logika melatih dalam teknik penentuan asumsi-asumsi dan implikasi-implikasi.
5. Belajar Logika membantu untuk mendeteksi penalaran yang salah dan tidak logis (menghindari
kesesatan dan kekeliruan berpikir).

Ini beberapa pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan membantu membentuk dan


mengembangkan sikap kritis: setiap kali berhadapan dengan persoalan, uraian, pendapat, kuliah,
bacaan, surat kabar, pidato, diskusi, soal, dan lain-lain.
1. Sepuluh Pertanyaan Sikap Kritis:
a) Apa setepatnya yang dikemukakan: apa pernyataan atau pokok masalah yang hendak
dikemukakan?
b) Apa dasar-dasar atau alas an-alasannya? Apakah cukup beralasan?
c) Bagaimana jalan pikirannya, bagaimana langkah-langkahnya serta kaitan antara langkah yang
satu dengan langkah yang berikutnya?
d) Apakah pernyataan itu benar? Apakah tepat? Pasti? Hampir pasti? Sangat mungkin? Sangat
mungkin tidak benar?
e) Apa arti istilah-istilah yang dipergunakan? Apa maksud di belakang kata-kata yang dipakai itu?
f) Tentang berapa subjek pernyataan itu dikatakan? Apakah tidak meloncat dari satu-dua atau
beberapa ke suatu kesimpulan yang umum?
g) Prinsip mana yang terkandung di dalamnya, tetapi tidak dengan jelas dan terang-terangan
dirumuskan?
h) Atas dasar informasi yang manakah pernyataan itu dikemukakan? Apakah informasinya itu
cukup, benar, dan tepat?
i) Apa konsekuensi-konsekuensinya? Jika pernyataan yang bersangkutan dipikirkan lebih lanjut,
apa akibat-akibatnya dan hal apa lagi yang dapat disimpulkan darinya?
j) Jika tidka setuju dengan hal yang dikemukakan itu, apa alsan-alasan atau peritmbanganpertimbangan untuk melawannya?
2. Sebelas Pedoman Penalaran:
a) Pikirkan sendiri. Jangan membeo; jangan pernah begitu saja menerima apa yang dikatakan
(khususnya dalam surat kabar).
b) Pikirlah dulu sebelum bertikdak, sekurang-kurangnya beberapa saat.
c) Pikirkan secara objektif. Pandangan kita hendaknya lebih luas daripada hanya kepentingan atau
perasaan kita sendiri saja. Waspadalah terhadap prasangka-prasangka sendiri, No wishful
thingking (menganggap benar apa yang disukai/diinginkan/diharapkan, dan menolak apa yang
tidka disukai atau tak enak didengar).
d) Pikirlah dua kali. Jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan atau engemukakan pendapat
sekan-akan merupakan kebenaran mutlak.
e) Pikirlah untuk jangka panjang. LIhat jauh ke depan.
f) Bersikap terbuka. Mungkin suatu pendapat perlu direvisi atau ditinggallkan samasekali atas dasar
informasi baru.

g) Bersikap kritis. Selidiki dulu apa yang dikemukakan oleh orang lain. Adakan pengecekan, juga
terhadap pendapat sendiri.
h) Bersikap optimis. Carilah segi-segi yang positif dalam segala hal. Juga dalam cara berpikir dan
berdiskusi, bersikap simpatik terhadap orang lain.
i) Bersikap jujur. Orang dapat belajar banyak sekali dari kesalahannya sendiri, asal disadari dan
diakui.
j) Bekerja dan berpikirlah secara teratur dan berencana.
k) Bersikap dialektis. Perkuat pikiran seseorang yang sudah benar dan kembangkan.1[1]
Demikian pelajaran dari buku Dasar-dasar Logika. Semoga bermanfaat.

1[1] Jacobus Ranjabar, Dasar-dasar Logika, Bandung, Alfabeta, hal.120-121

Anda mungkin juga menyukai