Oleh : Yossa Mp
dan merusak rasa ketimuran. Ada juga alasan penolakan sehingga mencurigai dan mengambil
jarak terhadap logika karena alasan agama, keyakinan, iman. Lupa bahwa iman juga butuh akal.
Semua ilmu pengetahuan manapun hampir tidak dapat lepas dari logika. Logika juga memaksa
seta mendoron goran guntuk berpikir sendiri.
Filsafat
Berbicara kedalam lagi mengenai logika. Siapa yang tidak mengenal kata Filsafat? Ya, mari kita
berbicara soal kebijakan adalah Filsafat itu sendiri. Dalam keseharian kita sudah melakukan
berfilsafat. Selama kita hidup selama itu pula kita melakukan kegiatan berfilsafat dan senantiasa
berfilsafat. Permulaan Filsafat terletak pada keheranan, rasa ingin tahu dan diikuti pada
pertanyaan-pertanyaan. Dan rasa ingin tahu adalah awal penuntun manusia untuk sampai kepada
perenuangan dan akhirnya pengetahuan. Dalam perenungan
sedalam-dalamnya untuk sampai kepada intinya, dengan hasil perenungan kita dapat mersakan
hidup yang lebih sadar sebagai manusia dan dengan kesadaran itu kita dapat mengetahui
keunggulan dan kelemahan kita serta batas-batasnya. Karena kita bukanlah seperti robot ataupun
kambing congek yang mendengar lalu memakan mentah-mentah apa yg sudah kunyak dari orang
lain, manusia adalah mahluk yang berpikir, karena kita berpikir maka kita ada. Manfaat
berfilsafat yakni merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia, tidka menjadikan kita
tenggelam dalam kejasmanian saja (kurang berpikir), menyebabkan kita leibh cerdas dan
tangkas, melatih kita berpandangan luas (tidak picik). Tempat Logika dalan kerangka Filsafat
diantaranya adalah Metafisika atau Ontologi yang merenungkan hakikat hal ada, Epistemologi
yang merenungkan hakikat pengetahuan dan landasan pengetahuan manusia, Logika yang
merenungkan hakikat berpikir, Etika yang merenungkan hakikat nilai dan perilaku, dan Estetika
yang merenungkan hakikat nilai keindahan. Objek belajar logika adalah kegiatan jalan pikiran
manusia, tetapi bukan prosesnya.
Logika memiliki dua macam yaitu Logika Kodratiah, merupakan logika yang bersifat spontan.
Manusia cenderung dipengaruhi oleh perasaan-perasaan subjektif yang membuat mudah jatuh
dalam kesesatan berpikir. Nah, maka dari itu tidak lah cukup dalam menghadapi segala sesuatu
hanya mengandalkan logika Kodratiah. Maka untuk menghindari kesesatan berpikir untuk
memperoleh kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan diperlukan logika Ilmiah. Logika
Ilmiah membantu memeprhalus, mempertajam logika dengan bekerja secara lebih tepat, lebih
teliti, lebih mudah, lebih teratur/sistematis dan lebih aman.
2. Belajar Logika dapat menempuh suatu disiplin intelektual, terutama membantu dalam proses
penarikan kesimpulan.
3. Belajar Logika membantu untuk memampukan menginterpretasikan secara tepat fakta-fakta dan
persepsi-persepsi orang lain.
4. Belajar Logika melatih dalam teknik penentuan asumsi-asumsi dan implikasi-implikasi.
5. Belajar Logika membantu untuk mendeteksi penalaran yang salah dan tidak logis (menghindari
kesesatan dan kekeliruan berpikir).
g) Bersikap kritis. Selidiki dulu apa yang dikemukakan oleh orang lain. Adakan pengecekan, juga
terhadap pendapat sendiri.
h) Bersikap optimis. Carilah segi-segi yang positif dalam segala hal. Juga dalam cara berpikir dan
berdiskusi, bersikap simpatik terhadap orang lain.
i) Bersikap jujur. Orang dapat belajar banyak sekali dari kesalahannya sendiri, asal disadari dan
diakui.
j) Bekerja dan berpikirlah secara teratur dan berencana.
k) Bersikap dialektis. Perkuat pikiran seseorang yang sudah benar dan kembangkan.1[1]
Demikian pelajaran dari buku Dasar-dasar Logika. Semoga bermanfaat.