Anda di halaman 1dari 25

TEORI-TEORI BARU EKONOMI

(TEORI PERTUMBUHAN BARU, TEORI PERDAGANGAN BARU,


TEORI GEOGRAFI EKONOMI)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Makro Ekonomi


Dosen Pengampu : Deky Aji Suseno

Oleh :
1. Faizatun Nur Fadila (7101413057)
2. Aprilia Rahmawati (7101413131)
3. Ina Solekha Zayyan (7101413149)
4. Nida Usanah (7101413170)
5. Nur Latifah (7101413190)
6. Tri Suranti (7101413204)
7. Mohamad Yabqi Mubarok (7101413223)
8. Suhartatik (7101413243)
9. Sari Widyastuti (7101413282)

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga makalah
berjudul Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi ini dapat penulis selesaikan
tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita
Nabyullah Muhammad SAW, yang akan kita nantikan syafaatnya di yaumil
akhir kelak.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Makroekonomi yang diampu oleh Deky Aji Suseno. Di samping itu,
tujuan penulisan makalah ini yakni guna memberikan informasi mengenai
konsep teori-teori baru dalam ekonomi yang meliputi Teori Pertumbuhan
Ekonomi (New Growth Theory), Teori Perdagangan Ekonomi (New Trade
Theory) dan Teori Geografi Ekonomi (New Geography Economic).
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, banyak kekurangan.Untuk itu, kritik yang membangun serta
saran sangat penulis harapkan dari pembaca, guna penyempurnaan makalah
ini.

Semarang, April 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. 1


KATA PENGANTAR .............................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................... 4
Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
Tujuan Penulisan ....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory)....................................... 7
Teori Geografi Ekonomi Baru (New Economic Geography).................. 10
Teori Perdagangan Baru (New Trade Theory) ........................................ 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................. 16
Saran ....................................................................................................... 17
BAB IV BIOGRAFI TOKOH TOKOH EKONOMI ............................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan suatu Negara, meskipun bukan satu-satunya indikator
keberhasilan pembangunan (Todaro, 2006). Semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi, semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat
indikator lain yakni distribusi pendapatan.
Sampai dengan saat ini telah muncul teori-teori yang berkaitan
dengan bagaimana mengukur pertumbuhan ekonomi suatu Negara oleh
para ahli. Ada 2 Mazhab besar dalam teori pertumbuhan ekonomi yaitu
historis merupakan teori pertumbuhan ekonomi linear (teori tahapan
pertumbuhan ekonomi) dan analitis modern (mengungkapkan proses
pertumbuhan secara logis & konsisten, bersifat abstrak, tidak menekankan
historis), terdiri atas teori pertumbuhan struktural, dependensia, neoklasik.
Dalam perkembangan literatur terakhir, muncul tiga teori baru
untuk menjawab permasalahan pembangunan ekonomi, yaitu : Teori
Pertumbuhan Baru (New Growth Theory), Teori Geografi Ekonomi Baru
(New Economic Geography), dan Teori Perdagangan Baru (New Trade
Theory).Teori-teori baru tersebut merupakan hasil dari kritik analisis teori-
teori sebelumnya yang kurang lengkap, karena hanya menyimpulkan
pertumbuhan ekonomi hanya bergantung pada pertumbuhan penduduk,
akumulasi capital termasuk factor-faktor produksi dan kemajuan teknologi.
Dalam teori-teori baru, pembahasan dalam menganalisis mengenai
pertumbuhan ekonomi lebih luas lagi , yakni menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang berasal dari dalam
(endogen) system ekonomi itu sendiri.
Kemajuan teknologi dianggap hal yang bersifat endogen., dan
pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan para pelaku
ekonomi dalam berinvesatasi di bidang ilmu pengetahuan. Selain

4
itu pengertian modal disini bersifat lebih luas, bukan hanya sekadar
modal fisik tetapi juga mencakup modal insani (human capital).
Dalam makalah kali ini, penulis mencoba memaparkan terkait
konsep dari teori-teori baru ekonomi yang mencakup NGT, NTT dan NEG,
sebagai perkembangan dari teori-teori sebelumnya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Siapakah tokoh / ahli ekonomi yang merumuskan teori-teori
ekonomi baru?
2. Bagaimana konsep dari Teori Pertumbuhan Baru (New Growth
Theory)?
3. Bagaimana konsep dari Teori Perdagangan Baru (New Trade
Theory)?
4. Bagaimana konsep dari Teori Geografi Ekonomi Baru (New
Economics Gheography)?
3. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan ini, tujuan yang diharapkan dapat dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengenal tokoh sebagai pencetus teori-teori baru
pertumbuhan ekonomi.
2. Untuk mengetahui apa itu Teori Pertumbuhan Baru (New Growth
Theory).
3. Untuk mengetahui apa itu Teori Geografi Ekonomi Baru (New
Economic Geography).
4. Untuk mengetahui apa itu Teori Perdagangan Baru (New Trade
Theory).

5
BAB II
PEMBAHASAN

Seperti diungkapkan Gary S. Backer (1993) dalam Human


Capital, pertumbuhan ekonomi merupakan tantangan intelektual sejak
permulaan munculnya analisis ekonomi yang sistematis. Bahkan Adam
Smith, sebagai Bapak Ilmu Ekonomi telah mengklaim bahwa pertumbuhan
ekonomi berkaitan dengan pembagian kerja (division labor).
Teori yang dikemukakan Adam Smith, dikategorikan sebagai teori
Klasik.Kemudian muncul kembali tokoh John M. Keynes yang disebut
aliran Keynesian.Setelah itu, muncul aliran Neo Klasik.Dari keseluruhan
teori pertumbuhan ekonomi tersebut, semua menekankan pembentukan
modal/investasi.Namun, seiring berkembangnya pengetahuan, dianalisislah
teori-teori tersebut, hingga akhirnya kesemua teori menemukan titik
kelemahan, dan harus disempurnakan.Hal tersebut yang mendorong
beberapa tokoh ilmu ekonomi mempelopori munculnya teori-teori baru
yang mampu melengkapi teori-teori sebelumnya. Berikut akan dipaparkan
sekilas profil tokoh teori baru pembangunan ekonomi, sebelum membahas
terkait konsep teorinya.
Tidak ada jumlah tabungan dan investasi, ada kebijakan makro ekonomi
fine-tuning, ada set pajak dan belanja insentif dapat menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan kecuali jika disertai dengan
penemuan besar dan kecil yang tak terhitung jumlahnya yang diperlukan
untuk menciptakan nilai lebih dari satu set tetap sumber daya alam (Romer
1993:345).
Dunia fisik ini ditandai dengan semakin berkurang semakin berkurang
adalah hasil dari kelangkaan benda benda fisik. Salah satu yang paling
penting perbedaan antara objek dan ide-ide adalah bahwa ide-ide yang tidak
langka dan Proses penemuan di ranah ide tidak menderita berkurang
kembali (Romer dikutip dalam Kurtzman 1997).
1. Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory)

6
Teori Pertumbuhan Baru ini dipelopori oleh Paul M. Romer pada tahun
1986 dan Robert Lucas pada tahun 1988 sebagai kritikan terhadap teori
pertumbuhan neoklasik solow yang tidak bisa menjelaskan dengan baik
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Tujuan utama dari Teori Pertumbuhan Baru adalah untuk
menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan antar negara maupun faktor-
faktor yang memberi proporsi lebih besar dalam pertumbuhan.

a. Teori Pertumbuhan Baru Dasarnya Merupakan Teori


Pertumbuhan Endogen.
Teori Pertumbuhan Baru, yang pada dasarnya merupakan teori
pertumbuhan endogen, memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis
pertumbuhan baru karena menganggap pertumbuhan GNP (Gross National
Prodoct) lebih ditentukan oleh sistem proses produksi dan bukan berasal
dari luar sistem. Berbeda dengan teori tradisional neoklasik yang
menganggap pertumbuhan GNP sebagai akibat dari keseimbangan jangka
panjang.
Teori pertumbuhan endogen (endogenous growth theory) merupakan
teori yang muncul karena menolak asumsi model Solow tentang
pertumbuhan teknologi eksogen. Sebagai ilustrasi dari model pertumbuhan
endogen dapat dijelaskan fungsi produksi sederhana sebagai berikut;
Y = AK (1)
Dimana Y adalah output, K adalah persediaan modal dan A adalah
konstanta yang mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit
modal. Terlihat bahwa pada fungsi produsi diatas tidak menunjukkan
adanya muatan dari pengembalian modal yang kian menurun. Satu unit
modal tambahan memproduksi unit output tambahan A, tanpa
memperhitungkan banyak modal disini. Keberadaan pengembalian modal
yang kian menurun merupakan perbedaan penting antara model
pertumbuhan endogen dengan model Solow.
Sekarang mari kita lihat bagaimana pendapat teori yang
melatarbelakangi fungsi ini tentang pertumbuhan ekonomi. Diasumsikan

7
sebagian dari tambahan pendapatan akan ditabung dan kemudian akan
diinvestasikan. Karena itu kita jelaskan akumulasi modal dengan persamaan
yang telah kita gunakan sebelumnya :
K = sY K .. (2)
Persamaan (2) menunjukkan bahwa perubahan pada persediaan
modal (K) sama dengan investasi (sY) dikurangi dengan penyusutan (K).
Dengan menggabungkan antara persamaan (1) dan (2) akan didapatkan
Y/Y = K/K = sA (3)
Persamaan (3) menunjukkan apa yang menentukan pertumbuhan
output (Y/Y). selama sA > , pendapatan perekonomian tumbuh
selamanya bahkan tanpa ada asumsi kemajuan teknologi eksogen.
Jadi perubahan sederhana dalam fungsi produksi bisa membedakan
secara dramatis prediksi tentang pertumbuhan ekonomi. Dalam model
Solow, tabungan akan mendorong pertumbuhan untuk sementara, tetapi
pengembalian modal yang kian menurun secara berangsur-angsur
mendorong perekonomian mencapai kondisi mapan di mana pertumbuhan
bergantung hanya pada kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya dalam
model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong
pertumbuhan yang berkesinambungan.
Tetapi, apakah beralasan untuk menolak asumsi pengembalian
modal yang kian menurun? Jawabannya bergantung pada bagaimana kita
menginterprestasikan variabel K dalam fungsi produksi Y = AK. Jika kita
gunakan pandangan lama bahwa K hanya mencakup persediaan pabrik dan
peralatan perekonomian, maka wajar untuk mengasumsikan pengembalian
yang kian menurun.
Namun, pada teori pertumbuhan endogen mengasumsikan
pengembalian modal konstan (bukan yang kian menurun) lebih bermanfaat
jika modal (K) diasumsikan secara lebih luas. Barangkali kasus terbaik
untuk model pertumbuhan endogen adalah memandang ilmu pengetahuan
sebagai sejenis modal. Jelasnya, ilmu pengetahuan adalah input penting ke
dalam produksi perekonomian baik produksi barang dan jasanya maupun
produksi ilmu pengetahuan barunya. Namun demikian, dibandingkan

8
dengan bentuk-bentuk modal lain, kurang wajar untuk mengasumsikan
bahwa ilmu pengetahuan memiliki muatan pengembalian yang kian
menurun. Tentu saja inovasi sains dan teknologi yang terus meningkat
membuat sebagian ekonom berpendapat bahwa ada pengembalian ilmu yang
meningkat. Jika kita menerima pandangan bahwa ilmu pengetahuan adalah
sejenis modal, maka model pertumbuhan endogen dengan asumsi
pengembalian modal konstannya pertumbuhan endogen dengan asumsi
pengembalian modal konstannya ini menjadi deskripsi yang lebih
mengesankan tentang pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Perbedaan utama antara model pertumbuhan endogen yang merupakan
teori pertumbuhan baru dengan model neoklasik adalah mengasumsikan
bahwa investasi pemerintah dan swasta dalam human capital menghasilkan
penghematan eksternal dan peningkatan produktifitas yang menolak
kecenderungan diminishing return. Salah satu masalah paling serius dengan
teori neo-klasik adalah kegagalanya dalam menangkap dinamika perubahan
geografis pada tingkat global.

b. Aspek Yang Paling Menarik Dari Teori Pertumbuhan Baru.


Aspek yang paling menarik dari Teori Pertumbuhan Baru adalah,
membantu menjelaskan keanehan aliran modal internasional yang
memperparah ketimpangan negara maju dangan negara berkembang
dikarenakan rendahnya tingkat investasi komplementer dalam sumber daya
manusia (pendidikan), infrastruktur, atau riset dan pengembangan.

c. Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Baru.


1) Kelemahan penting dari Teori Pertumbuhan Baru adalah bahwa teori
ini tetap tergantung pada sejumlah asumsi neoklasik yang sering
tidak cocok dengan perekonomian negara berkembang.
2) Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang sering terhambat
oleh inefisiensi yang timbul karena infrastruktur yang jelek, tidak
memadainya struktur kelembagaan, serta pasar modal dan pasar
barang yang tidak sempurna.

9
3) Teori Pertumbuhan Baru mengabaikan faktor-faktor yang sangat
berpengaruh ini, penerapannya dalam studi pembangunan ekonomi
menjadi terbatas, terutama ketika melibatkan perbandingan antar
negara.

d. Empat Hal Teori Pertumbuhan Baru.


1) Teori pertumbuhan baru pada dasarnya merupakan Teori
Pertumbuhan Endogen.
2) Perbedaan utama antara model Pertumbuhan Baru dengan model
neoklasik.
3) Aspek yang paling menarik dari model Pertumbuhan Baru.
4) Kritik Terhadap Teori Pertumbuhan Baru.

Dari di mana Krugman kemudian berhasil memformulasikan teori baru


mengenai dampak perdagangan bebas dan faktor-faktor penentu terjadinya
migrasi global. Kreasi cemerlang dari Krugman ini akhirnya tidak hanya
menjadi sebuah teori baru dalam perdagangan tetapi juga menjadi teori baru
dalam ekonomi geografi di mana lokasi faktor-faktor produksi dan aktivitas
ekonomi dapat dianalisis secara terpadu dalam sebuah kerangka model
equilibrium yang lazim digunakan untuk analisis ekonomi.
Pada tahun 1986 dan 1988 Paul M Romer dan Robert Lucas
mempelopori Teori pertumbuhan endogen sebagai kritik terhadap teori
pertumbuhan neoklasik Solow yang tidak bisa menjelaskan dengan baik
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Pemahaman ini adalah respon
dari perkembangan teknologi yang mampu meningkatkan produksi.
Sedangkan teori Neo Klasik Solow tidak dapat menjelaskan perkembangan
teknologi. Teori pertumbuhan endogen berbeda dengan teori Solow yang
menganggap keseimbangan jangka panjang dari capital-labor ratio akan
menghasilkan pertumbuhan mendekati zero growth (konvergent).
Model pertumbuhan endogen ini berasumsi proses pertumbuhan
berasal dari tingkat perusahaan atau industri. Setiap industri berproduksi
dengan skala hasil yang konstan, sesuai dengan asumsi persaingan

10
sempurna. Romer berasumsi bahwa cadangan modal dapat mempengaruhi
output di tingkat industri sehingga memungkinkan terjadinya skala hasil
yang makin meningkat di tingkat perekonomian secara keseluruhan.
Cadangan modal yang dimiliki setiap perusahaan termasuk pengetahuannya,
sebagai public goods, seperti produktivitas tenaga kerja pada model Solow.
Model ini menerapkan learning by doing sebagai learning by
investing belajar dari investasi. Jadi model endogenisasi Romer adalah cara
untuk memahami model Harrod Domar yaitu pertumbuhan bergantung pada
investasi.
Tujuan utama dari Teori Pertumbuhan Baru adalah menjelaskan
perbedaan tingkat pertumbuhan antar negara maupun faktor-faktor yang
memberi proporsi lebih besar dalam pertumbuhan.

2. Teori Geografi Ekonomi Baru (New Economic Geography).


Walter Christaller (21 April 1893- Maret 9, 1969), adalah seorang ahli
geografi Jerman yang memberikan kontribusi utama untuk disiplin adalah
teori pusat pertumbuhan (Central Place Theory), pertama kali diterbitkan
pada tahun 1933. Teori terobosan ini adalah dasar dari studi kota sebagai
sistem kota, daripada hirarki sederhana atau entitas tunggal.
Salah satu sumbangan yang paling penting teori neo klasik adalah
pengenalan terhadap keuntungan-keuntungan aglomerasi (Preer, 1992:34).
Pelopor teori neo klasik mengajukan argumentasi bahwa aglomerasi muncul
dari perilaku para pelaku ekonomi dalam mencari penghematan aglomerasi,
baik penghematan lokalisasi maupun urbanisasi.
a. Argumen Dasar.
Argumen dasar Teori Geografi Ekonomi Baru menekankan pada
pentingnya hasil yang meningkat, skala ekonomi, dan persaingan yang tidak
sempurna.Pelopor Teori Geografi Ekonomi Baru percaya bahwa ketiga hal
itu jauh lebih penting dari pada hasil skala yang konstan, persaingan
sempurna dan keunggulan komperatif dalam menjelaskan perdagangan dan
ketimpangan distribusi kegiatan ekonomi.
b. Tiga Alasan Perhatian Pada Geografi Ekonomi.

11
a. Lokasi kegiatan ekonomi dalam suatu negara merupakan topik
yang penting dengan sendirinya.
b. Garis antara ilmu ekonomi internasional dengan ilmu ekonomi
regional menjadi semakin kabur.
c. Alasan yang paling penting untuk melihat kembali geografi
ekonomi adalah laboratorium intelektual dan empiris yang
disediakannya.
c. Kelemahan Teori Geografi Ekonomi Baru.
a. Lokasi kegiatan ekonomi dalam suatu negara.
b. Garis antara ilmu ekonomi internasional dengan ilmu ekonomi
regional menjadi semakin kabur.
c. Alasan yang paling penting adalah melihat kembali laboratorium
intelektual dan empiris yang disediakannya.

3. Teori Perdagangan Baru (New Trade Theory)


Teori Perdagangan Baru, mulai muncul pada tahun 1970an ketika
sejumlah ahli ekonomi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk
mencapai tingkat kekuatan ekonomi mempunyai implikasi penting untuk
perdagangan internasional.
Dua Poin Penting Teori Perdagangan Baru.
a. Karena pengaruhnya pada skala ekonomi, perdagangan dapat
meningkatkan keanekaragaman dari barang barang yang
tersedia untuk konsumen dan mengurangi biaya rata rata
barang tersebut.
b. Industri industri itu ketika output diperlukan untuk mencapai
skala ekonomi yang menggambarkan proporsi penting dari total
permintaan dunia, pasar global barangkali hanya mampu
mendukung sejumlah kecil dari perusahaan-perusahaan. Jadi
perdagangan dunia pada produk tertentu mungkin dikuasai oleh
negara-negara yang mempunyai perusahaan perusahaan yang
merupakan first mover di produksi mereka.
a. Sifat Dasar.

12
Teori Perdagangan Baru menyatakan bahwa sifat dasar dan karakter
transaksi internasional telah sangat berubah dewasa ini di mana aliran
barang, jasa, dan asset yang menembus batas wilayah antar negara tidak
begitu dipahami oleh teori-teori perdagangan tradisional.
b. Pendapat Para Pendukung Teori Perdagangan Baru.
Para pendukung Teori Perdagangan Baru berpendapat bahwa ukuran
pasar ditentukan secara fundamental oleh besar kecilnya angkatan kerja
pada suatu negara dan tenaga kerja pada dasarnya tidak mudah pindah lintas
negara.
c. Ada Tiga Kelemahan Utama Teori Perdagangan Baru.
a. Teori Perdagangan Baru menjelaskan perbedaan struktur
produksi melalui perbedaan karakteristik yang mendasari.
b. Teori ini tidak menjelaskan mengapa perusahaan perusahaan
dalam sektor tertentu cenderung untuk berlokasi saling
berdekatan, yang mendorong adanya spesialisasi regional.
c. Teori ini menunjukkan perkembangan industri secara bertahap
dan bersama-sama di semua negara berkembang. Padahal dalam
kenyataannya, industrialisasi sering kali berupa gelombang
industrialisasi yang sangat cepat, di mana industri menyebar
secara berurutan dari negara satu ke negara lain.
d. Lebih Jauh tentang Teori Geografi Ekonomi Baru dan
Perdagangan Internasional
Teori Geografi Ekonomi yang dipelopori oleh Paul Krugman berfokus
pada dampak skala ekonomi terhadap sektor perdagangan dan lokasi bisnis.
Konsep skala ekonomi diperoleh dari analisis yang berakhir pada
kesimpulan bahwa makin banyak barang dan jasa diproduksi di satu pabrik
yang sama, makin rendah pula biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Menurut Krugman, pasar tidak akan berkompetisi secara sempurna seperti
yang dinyatakan oleh para pencipta teori perdagangan internasional
terdahulu.
Bagi Krugman, teori comparative advantage yang diciptakan oleh David
Ricardo pada abad ke-19, tidak lagi dapat menjawab fenomena perdagangan

13
internasional pada saat ini. Ricardo yang menyempurnakan teori absolute
advantage Adam Smith, menyatakan bahwa tiap negara perlu mencari
spesialisasi produksinya agar proses barter terjadi dan pendapatan negara
meningkat. Lebih lanjut Krugman mengungkapkan bahwa dalam faktanya,
perdagangan dunia abad 20 dan 21 didominasi hanya oleh segelintir negara
yang ternyata memperdagangkan produk yang sama.
Jika menggunakan teori David Ricardo, seharusnya akan lebih
menguntungkan bagi China yang berupah buruh rendah untuk berfokus pada
produksi sektor manufaktur. Di sisi lain, AS yang berteknologi lebih tinggi,
misalnya, akan lebih menguntungkan jika berfokus untuk memproduksi
peralatan elektronik seperti komputer dan handphone. Nyatanya, China
tidak kehilangan keunggulannya ketika pada saat yang bersamaan
memproduksi peralatan elektronik yang serupa dengan produksi AS.AS pun
memproduksi manufaktur yang serupa dengan China.Produk-produk kedua
negara inilah yang merajai panggung perdagangan internasional.
Krugman menjelaskan bahwa perbedaan harga antar barang membuat
konsumen lebih memilih untuk mengkonsumsi lebih dari satu jenis barang.
Oleh karena itu, semakin banyak barang diproduksi di satu pabrik yang
sama, biaya produksi yang harus dikeluarkan akan semakin rendah.
Akibatnya, pabrik baru akan memasuki pasar dengan menambah variasi
produknya. Dengan kata lain, biaya produksi dapat ditekan jika unit
produksi mencapai jumlah tertentu. Meski demikian, biaya produksi juga
dapat kembali meningkat jika jumlah barang produksi naik atau skala
ekonomi tidak lagi tercapai.
Hummels dan Levinsohn yang mencoba menguji teori Krugman
menemukan bahwa teori ini dapat bekerja dengan sangat baik.Keduanya
melakukan analisis pada perdagangan antara negara-negara maju (dengan
kecenderungan konsumen memilih produk yang beragam) dengan negara-
negara kurang berkembang (di mana monopoli perdagangan banyak
terjadi).Hampir seluruh negara berupaya untuk meningkatkan skala
ekonominya.

14
Agar skala ekonomi meningkat, sebuah pabrik baru akan mencari
negara lain yang mampu mendukung keberadaan unit produksi dalam
jumlah yang besar. Dengan dukungan kemajuan teknologi, transportasi, dan
informasi, pabrik tersebut akan memindahkan proses produksinya dengan
mudah. Inilah yang akanmendorong migrasi tenaga kerja.
Krugman mengungkapkan bahwa ada kecenderungan pekerja
bermigrasi ke wilayah pusat pekerja terbesar yang akhirnya akan
menciptakan variasi produk yang sangat beragam. Dengan kata lain,
konsentrasi terjadi dalam hal barang dan jasa yang diproduksi maupun
lokasi barang tersebut dibuat.
Krugman melanjutkan konsep skala ekonomi eksternal Henderson
(1974) yang mengungkap bahwa perkotaan cenderung akan terspesialisasi
dengan perindustrian. Berdasarkan skala ekonomi, industri-industri akan
cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar. Konsentrasi produksi pada satu
wilayah tertentu (dalam hal ini wilayah perkotaan), memungkinkan skala
ekonomi dapat terealisasi karena kedekatan lokasi dengan pasar akan
meminimalisasi biaya transportasi (home-market effect).
Akibat konsentrasi ini, wilayah-wilayah terbagi menjadi dua yakni
wilayah core (inti) di perkotaan sebagai konsentrasi perkembangan IPTEK,
serta periphery (pinggiran) yang lebih terbelakang.Model ini dikembangkan
dari pilihan lokasi dari pabrik dan individu.Pabrik memilih perkotaan untuk
meningkatkan skala produksinya sekaligus menghemat biaya
transportasi.Individu juga tertarik untuk bermigrasi ke perkotaan yang
menawarkan upah buruh yang lebih tinggi dan produk yang lebih beragam.
Kecenderungan ini meningkatkan kapasitas pasar sekaligus makin memacu
pabrik dan individu untuk bermigrasi ke kota. Lingkaran sebab akibat dan
equilibrium baru pun akan terbentuk.
Secara keseluruhan, teori Krugman mampu menjelaskan hubungan
positif antara ukuran pasar dengan tingkat upah, hubungan antara ukuran
pasar dengan migrasi, dan kaitan antara satu sama lain.Teori Krugman juga
mampu membuktikan kalkulasi produktivitas pada suatu wilayah. Dalam

15
perdagangan, teori ini mampu membuat sebuah strategi kebijakan
perdagangan.
Contohnya, upaya suatu negara untuk mempengaruhi perdagangan
negara lain dengan memberlakukan hambatan perdagangan seperti tarif.
Ketika perdagangan berjalan dalam kerangka spesialisasi, teori ini tetap
relevan.Dalam karyanya yang lain yang berjudul Trade Policy and Market
Structure, Krugman memperlihatkan bahwa proteksi dapat mereduksi
pendapatan domestik, subsidi impor dapat memperbaiki neraca
perdagangan, dan tarif dapat menurunkan harga domestik.Dengan karyanya
ini, Paul Krugman dinilai berhasil membuka pemahaman baru mengenai
perdagangan dan lokasi aktivitas ekonomi dan menjadi dasar terbentuknya
teori baru dalam perdagangan internasional dan geografi ekonomi.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendekatan Krugman berdasarkan pada dasar pemikiran bahwa
banyak barang-barangdan jasa yang dapat diproduksi lebih murah dalam
serial yang panjang, sebuah konsep umum yang dikenal sebagai skala
ekonomi.Tidak seperti teori perdagangan tradisional yang
mengasumsikan bahwa perbedaan antar negara menjelaskan kenapa
beberapa negara mengekspor produk pertanian sementara lainnya
mengekspor barang-barang industri. Namun teori Krugman mengklarifikasi
kenapa perdagangan di seluruh dunia faktanya didominasioleh negara-
negara yang tidak hanya memiliki kesamaan kondisi, tapi juga
memperdagangkan produk yang sama.
Krugman telah memformalkan kebijakan perdagangan dunia
baru yang membantu untuk menjelaskan bahwa globalisasi cenderung
menjadi sebuah konsentrasi, baik dalam istilah apa basis yang dibuat
manufaktur dan dimana lokasinya. Teorinya menunjukkanbahwa
globalisasi cenderung untuk meningkatkan tekanan hidup masyarakat
kota, dan membuat orang-orang terdorong ke pusat konsentrasi."Teori
Krugman menunjukkan bahwa hasil dari proses ini adalah bahwa sebuah
wilayah dapat terbagi menjadi kota inti berteknologi tinggi dan
lingkungan sekitarnya yang kurang berkembang.

Jadi dari hasil pembahasan diatas tentang Teori-Teori Baru


Pertumbuhan Ekonomi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan GNP (Gross
National Product) disuatu negara khususnya negara-negara berkembang
dipengaruhi oleh :
1. Sistem produksi.
2. Letak geografis negara tersebut.

17
3. Kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) pada angkatan kerja
Negara tesebut.
SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, penulis dapat memberikan


saran bahwa ketiga teori tersebut harus saling melengkapi sehingga dapat
memberikan proporsi lebih besar dalam pertumbuhan Ekonomi. Karena
sistem produksi, letak geografis, dan sistem perdagangan internasional
apabila tidak berjalan secara seimbang akan sangat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di suatu negara khususnya negara-negara
berkembang.

18
BAB IV
BIOGRAFI TOKOH TOKOH EKONOMI

1. Edward C. Prescott,
lahir 26 Desember 1940 di Glens Falls, New
York, adalah seorang ekonom nasional Amerika
Serikat, profesor dari Universitas Negeri Arizona
dan penasihat senior Federal Reserve Bank of
Minneapolis, penerima Penghargaan Bank Swedia
dalam Ilmu Ekonomi untuk mengenang Alfred
Nobel tahun 2004, dibagi dengan Finn Erling
Kydland dari Norwegia untuk "sumbangan mereka dalam teori
makroekonomi dinamis: konsistensi waktu pada kebijakan ekonomi dan
tenaga pendorong di belakang putaran bisnis".

2. Robert Emerson "Bob" Lucas, Jr.


lahir di Yakima, Washington, 15 September 1937; umur 77 tahun ialah
seorang ekonom Amerika Serikat terkemuka. Ia
terkenal akan kritik dan paradoksnya.
Menerima gelar B.A. dalam Sejarah tahun
1959 dan Ph.D. dalam Ekonomi pada tahun 1964
dari University of Chicago, ia kemudian
mengajar di Graduate School of Industrial
Administration (sekarang Tepper School of
Business), Carnegie Mellon University, lalu
kembali ke Universitas Chicago tahun 1975.
Salah satu ekonom paling berpengaruh
sejak tahun 1970-an, ia mengubah pendirian teori makroekonomi (yang
dahulu didominasi oleh pendekatan ekonomi Keynes), menyatakan bahwa
model makroekonomi harus dibangun searah dengan model mikroekonomi.

19
Ketika bercerai dengan suaminya pada tahun 1988, Rita Lucas
memiliki sebuah syarat dalam klausul persetujuan cerainya bahwa ia akan
menerima separuh dari Hadiah Nobel yang dimenangkan Robert Lucas 7
tahun berikutnya. Sehingga ketika dianugerahi Nobel Ekonomi pada tahun
1995 untuk teori harapan rasional, ia memenuhi klausul itu.
3. Robert Merton Solow
Robert Merton Solow lahir di
Brooklyn, 23 Agustus 1924. Ia merupakan
seorang ekonom yang mendapatkan
penghargaan John Bates Clark Medal pada
tahun 1961 dan penghargaan Nobel dalam
bidang Ekonomi tahun 1987 berkat teori yang
ia hasilkan mengenai pertumbuhan ekonomi.
Solow -begitu sapaannya- lahir dalam
kemiskinan, namun orang tuanya berjuang agar
anak-anaknya bisa berpendidikan dan meraih
mimpinya. Saat duduk di bangku sekolah menengah, ia berhasil
mendapatkan beasiswa di Harvard University. Saat itu ia merasa materi
yang ia dapatkan di sana terlalu monoton, sehingga ia memutuskan untuk
hengkang dari universitas dan memilih menjadi tentara pada tahun 1942-
1945.
Sekembalinya di Harvard, Solow bekerja sebagai asisten penelitian
Wassily Leontief. Saat itu, ia menghasilkan set pertama modal koefisien
untuk model input-output dan tertarik dengan model statistik probabilitas.
Ketertarikannya mengantarkan dirinya untuk lebih mendalami statistik di
Columbia University pada tahun 1949-1950. Di sana, ia tak hanya belajar
tetapi juga mengajar statistik dan ekonomi di Massachusetts Institute of
Technology yang membuatnya berpikiran untuk melanjutkan karir di bidang
ekonomi.
Teori ekonomi yang dikembangkan Solow dikenal sebagai teori
pertumbuhan neo-klasikal. Ia juga merupakan orang pertama yang
mengembangkan model pertumbuhan ekonomi dengan berbagai vintage.

20
Melalui model yang ia buat, Solow menghitung bahwa sekitar empar per
lima pertumbuhan yang ada di Amerika Serikat dipengaruhi oleh proses
teknik.
Tahun 1987, melalui teori yang ia kembangkan, Solow mendapatkan
penghargaan Nobel bidang ekonomi. Dan, pada tahun 1999, presiden Bill
Clinton memberikan penghargaan National Medal of Science kepadanya.
Kini, ia bekerja sebagai dosen di Massachusetts Institute of Technology
Sloan School of Management sekaligus menjabat sebagai presiden di
Cournot Centre for Economic Studies yang ia dirikan pada tahun 2000. Ia
dipercaya sebagai ekonom untuk perdamaian dan keamanan. Ia juga
menerima gelar doktor ilmu pengetahuan dari Tufts University pada tahun
2011.

4. Tokoh Paul M Romer (Pelopor Teori Pertumbuhan Baru)


Lahir: 7 November 1955 (59 tahun), Denver,
Colorado, Amerika. Paul M Romer adalah guru besar
sekaligus founding director di Manajemen Urbanisasi
dari New York University. Dalam konsentrasi
manajemen urbannya Romer melakukan penelitian
terkait berbagai kebijakan dalam mengembangkan
dunia dengan pertumbuhan ekonomi secara cepat
dengan menciptakan peluang ekonomi dan dan
perbaikan system social.

5. Tokoh Paul Krugman (Pelopor Teori Perdagangan Baru dan


Geografi Ekonomi Baru)

Paul Krugman merupakan salah satu dosen


Pricenton University. Pada 2008 Krugman dinobatkan
sebagai penerima penghargaan Nobel Ekonomi.
Krugman telah menghasilkan teori baru perdagangan
internasional yang mampu memenuhi tiga kriteria

21
penting: cocok dengan fakta, masuk akal, dan memiliki manfaat. Ketika
membaca tulisannya yang berjudul Trade and Geography: Economies of
Scale, Differentiated Products and Transport Costs, kita akan mengetahui
bahwa Paul Krugman berhasil membuat sebuah terobosan teori yang sangat
relevan dengan kondisi ekonomi internasional kontemporer. Uniknya,
formulasi teori dari Krugman ini relatif sederhana.
Krugman dipandang mampu menggabungkan perdagangan
internasional dan geografi ekonomi yang sering dianggap sebagai sub-
disiplin ilmu yang terpisah.Jika perdagangan internasional berbicara
mengenai transaksi perdagangan antar negara, geografi ekonomi lebih
berfokus pada arus migrasi individu atau perusahaan yang melampaui batas-
batas geografis.Geografi ekonomi juga mencermati bagaimana konsentrasi
aktivitas ekonomi di perkotaan semakin meningkat dan bagaimana kota-
kota tersebut mengorganisasi dirinya sendiri (ekonomi perkotaan).

6. George A. Akerlof
Akerlof lahir pada 17 Juni 1940 di New
Haven, Connecticut. Ayah saya adalah seorang
ahli kimia di fakultas Yale, ibu saya seorang ibu
rumah tangga. Mereka bertemu sepuluh tahun
sebelumnya di piknik departemen ketika ibu saya
telah menjadi kimia mahasiswa pascasarjana di
Yale. Saudaraku, Carl, dua tahun lebih tua. Ayah
saya, yang lahir di Swedia pada tahun 1898,
telah datang ke Amerika Serikat pada persekutuan untuk memperoleh gelar
Ph.D. di University of Pennsylvania. Ketika penasihat tesisnya menerima
janji di Yale pada tahun 1928, ayah saya mengikuti, dan terus naik jenjang
karir sebagai instruktur, asisten profesor, dan profesor. Akar sendiri yang
sebagian di Dalarna, yang merupakan rumah leluhur keluarga ibunya, dan
sebagian di Stockholm, yang merupakan rumah ayahnya. Nenek Swedia
saya adalah putri seorang peternak yang tinggal di dekat Hedemora. Kakek
Swedia saya bekerja sebagai petugas untuk kereta api Swedia di stasiun

22
Stockholm. Kegemaran nya adalah lukisan, yang menyerap lebih banyak
energi psikis dari karirnya. Setidaknya beberapa dari mural di stasiun
Stockholm adalah sisa hasil karyanya. Di luar ini pengetahuan saya tentang
warisan Swedia saya tidak luas. Sebagian ini mencerminkan langkah ayah
saya ke Amerika di zaman ketika perjalanan adalah baik memakan waktu
dan mahal dan karena itu saya tidak memiliki pengetahuan tangan pertama.
Tetapi juga mencerminkan sifat pendiam dan juga cemoohan nya untuk
sejarah dalam segala bentuk, bahkan di tingkat keluarga. Dia menganggap
dirinya berada di luar segalanya ilmuwan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Backer, Gary S. 1993. Human Capital. The University Chichago Press

http://en.wikipedia.org/wiki/Walter_Christaller

Kurtzman, J. 1997. An Interview with Paul M. Romer. Strategy & Business


(Booz, Allen &Hamilton). First Quarter: 1-11

Leonard N. 2010. Stern School of Business. Paul Romer (biography).


Diunduh dari http://www.stern.nyu.edu/faculty/bio/paul-romer pada 19
April 2015 pukul 16.30.

Mankiw, N. George, 2003, Teori Makroekonomi. Edisi 5. Imam Nurmawan.


Jakarta. Erlangga.

Romer, P. M. 1993a. Ideas and things: The concept of production is being


retooled (The Future Surveyed: 150 Economist Years). The Economist:
F70(3).

Romer, P. M. 1993b. Implementing a National Technology Strategy with


Self-Organizing Industry Investment Boards. Brookings Papers on
Economic Activity: Microeconomics 2: 345.

Sylvietanaga. 2008. Geografi Ekonomi, Perdagangan Internasional, dan


Paul Krugman diakses dari http://sylvietanaga.com/2008/10/15/belajar-dari-
paul-krugman/

Soraya, Baida. Et.al. 2014. Paul Krugman (Tokoh Peraih Nobel Bidang
Ekonomi). IPB

Senis,Yotam. 2009. Teori Pembangunan Pertumbuhan Linear. Diakses pada


tanggal 21 April 2015 pada http://id.scribd.com/doc/21844724/Teori-
Pembangunan-Pertumbuhan-Linear-Auto-Saved#scribd

Smile.Endogenous Growth Theory.11 April 2011. Di aksespadatanggal 21


April 2015

24
padahttps://smilethegreatestpowerinlife.wordpress.com/2011/04/11/endogen
ous-growth-theory/

Todaro, Michael P. dan Stephen Smith.Economic Development.

Todaro, Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

25

Anda mungkin juga menyukai