Oleh:
Meiza Nurohmah
Bahrur Rohim
Habib Maulana
Soni Setiawan
Dosen pengampu:
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat-Nya yang selalu dan senantiasa memberikan hikmat dan pengetahuan dan
anugrah akal budi kepada insan yang berharap kepada-Nya untuk berkreasi dan
berkarya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul:
“filsafat dan filsafat ilmu” ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini,begitu banyak
kekurangan, kelemahan baik pengetahuan, ketrampilan, bahkan materi serta
hambatan lain yang dialami. Namun atas kerja keras, ketekunan dan dukungan dari
berbagai pihak,maka penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................................III
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Pengertian filsafat...............................................................................................4
B. Pengertian filsafat ilmu.......................................................................................5
C. Pengertian ilmu pengetahuan..............................................................................6
1. Karakteristk Ilmu Pengetahuan.......................................................................7
2. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan.............................................................................8
3. Syarat-syarat Ilmu...........................................................................................9
D. Perananan filsafat dalam pendidikan..................................................................9
BAB III.......................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus
merupakan bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk
tau ibu dari semua ilmu ( materscientiarum). Karena objek material filsafat bersifat
umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal
ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah
filsafat yang memerulkan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya
1
tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi
filsafat sejumlah besar bahan yang sejalan dengan pengetahuan ilmiah
(Siswomihardjo, 2003)
2
ilmu, dan lain sebagainya, tidak mampu ditangani ilmu-ilmu pengetahuan. Padahal
jawaban yang diberikan secara mendalam dapat mempengaruhi penentuan orientasi
dasar kehidupan manusia. Disinilah filsafat memainkan peranannya.
Tulisan ini merupakan ulasan tentang filsafat, peranan dan kontribusi filsafat
berhadapan dengan ilmu-ilmu pengetahuan, serta bagaimana filsafat membantu
masyarakat menemukan jawaban atas pertanyaan fundamental yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Tulisan ini juga mengulas tentang hubungan
filsafat dengan kebenaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian filsafat
Perkataan ingris Philosophy yang berati filsafat berasal dari kata Yunani
“Philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagaicinta kearifan. Akar katanya
ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut perngertiannya yang
semula dari zaman Yunani Kuno itufilsafat berati cinta kearifan. Namun, cakupan
perngertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak
hanya berati kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian
pengrajin dan bahkan kecerdikan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang
Gie, 1999)
Kalau menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama
memakai istilah philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), yakni seorang ahli
matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya dalam geometri yang
menetapkan a2=b2=c2. Pytagoras menganggap dirinya “philosophos” (pecinta
kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata
oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui
sebagai Bapak filsafat ialah Thales (640-546 S.M). Ia merupakan seorang filsuf
4
yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan
Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah penelahaan terhadap alam
semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah kaidahnya
(The Liang Gie, 1999).
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada
tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam.
Dala perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks,
maka tidak semuanya dapat dijawaboleh filsafat secara memuaskan. Jawaban
yang diperoleh menuru Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi
yiatu berpikir tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua
persoalan ituharus persoalan filsafat.
Menurut The Liang Gie (1999), Flsafat ilmu adalah segenap pemikiran refleksi
terhadap persoalan persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan
ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat
ilmu merupakan suatu timbal-balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.
5
mencari pengetahuan baru. hal ini senada dengan ungkapan dari Archie J.Bahm
(1980) bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu
berubah.
6
Dr. Mohamaad Hatta mendefinisikan “Tiap-Tiap ilmu pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama
tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut
bangunannya dari dalam.”
2. Kehadiran objek dan subjek tidak dapat dipisahkan atau memiliki keterkaitan
satu sama lain.
3. Tidak terbatas sehingga masih banyak ilmu pengetahuan yang harus digali
lagi dan tidak mempunyai keterbatasan tertentu.
7
7. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
C. Objektif, ilmu berati pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan
kesukaan pribadi
Menurut Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut :
1. Obyektif: ilmu berdasarkan hal-hal yang objektif, dapat diamati dan tidak
berdasarkan pada emosional sebyektif.
3. Reliable: produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keterandalan (reabilitas)tinggi,
8
4. Valid: produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keabsahan (vaiditas)yangtinggi, baik secara internal maupun
eksternal.
3. Syarat-syarat Ilmu
Suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan, sebagai berikut
A. Ilmu masyarakat adanya objek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan
alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial).
Semakin banyak manusia tahun, semakin banyak pula petanyaan yang timbul
dalam dirinya, manusia ingin tahu tentang asal dan tujuan hidup, tentang dirinya
sendiri, tentang nasibnya, tentang kebebasannya, dan berbagai hal lainnya. Sikap
seperti ini pada dasarnya sudah menghasilkan pengetahuan yang sangat luas, yang
secara metodis dan sistematis dapat dibagi atas banyak jenis ilmu.
9
dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur peilakunya. Untuk
mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami
lingkungannya. Disinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa
yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya.
Pada abad modern ini, ilm-ilmu pengetahuan telah merasuki setiap sudut
kehidupan manusia/ hal ini tidak dapat dipungkiri karena ilmu-ilmu pengetahuan
banyak membantu manusia mengatasi berbagai masalah kehidupan.
Akan tetapi, ada pula tokoh yang justru anti terhadap ilmu pengetahuan. Salah
satu tokoh yang cukup terkenal dalam hal ini adalah Paul Karl Feyerabend. Sikap anti
ilmu pengetahuannya in, tidak berati anti terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi
anti terhadap kekuasaan ilmu pengetahuan yang kerap kali melampaui maksud
utamanya. Feyerabend menegaskan bahwa ilmu-ilmu pengetahuan tidak mengungguli
menjadi lebih unggul karena propaganda dari para ilmuan dan adanya tolak ukur
institusional yang diberi wewenang untuk memutuskannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Bahm, Archie, J., 1980., “What Is Science”, Reprinted fro my Axiology; The Science
Of Valus; 44-49, World Books, Albuquerqe,p.1,11.
Bertens, K., 1987., “Panorama Filsafat Modern”. Gramedia Jakarta, p.14. 16, 20-21,
26.
Koento Wibisono S. Dkk., 1997 “Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan”, Intan Pariwara, Klaten, p.6-7, 9, 16, 35, 79.
Koento Wibisono S., 1984., “Filsafat Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya Dalam
Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan”, Fakultas Pasca
Sarjana UGM Yogyakarta p.3, 14-16
Soeparmo, A.H., 1984., “Struktur Keilmuan Dan Teori Ilmu Pengetahuan Alam”.
Penerbit Airlangga University Press, Surabaya, p.2,11.
12
13