Anda di halaman 1dari 4

Aspek politik

Terminologi politik secara etimologis di reduksi dari bahasa Yunani yaitu politea
yang berasal dari dua kata yaitu polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri
dan kata teia yang berarti urusan. Dalam Bahasa Indonesia politik dalam arti politics
mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu
rangkaian asas, prisip, keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policymemiliki hubungan yang  erat dan timbal
balik. Politics memberikan asas, jalan, arah dan medannya sedangkan policy memberikan
pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan dan arah tersebut sebaik-baiknya.

Pada umumnya para analis politik serta filosof barat cenderung memandang politik
sebagai hal yang berkaitan denga penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Politik
kemudian dipandang sebagai kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat dimana politik adalah segala sesuatu tentang
proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Selanjutnya, apabila kata politik di kaitkan dengan hukum, maka lahirlah istilah
politik hukum. Dalam kamus bahasa Belanda yang ditulis oleh Van der Tas, kata politiek
mengandung arti beleid, yang dalam bahasa Indonesia berarti kebijakan atau policy. Dari
penjelasan ini dapat dikatakan bahwa politik hukum secara singkat berarti kebijakan hukum.
Adapun kebijakan hukum sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti rangkaian
konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan dan cara bertindak. Dengan kata lain, politik hukum adalah rangkaian konsep
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak dalam bidang hukum.

Soedarto mengemukakan bahwa politik hukum adalah kebijakan negara melalui


badan-badan negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang
dikehendaki yang diperkirakan akan dipergunakan untuk mengekspresikan apa yang
terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita-citakan, merupakan upaya
mewujudkan peraturan-peraturan yang baik sesuai dengan keadaan dan situasi suatu waktu.

Ada beberapa sub unsur yang yang terkandung dalam politk sebagai pengubah hukum
antara lain:

1.Pengaruh Partai Politik dalam mengubah hukum

Di Negara demokrasi, partai politik merupakan hal yang sangat penting dalam
penyelenggaraan negara, sebab melalui partai politik inilah rakyat menentukankebijakan
untuk memilih presiden dan wakil presiden dan pejabat negara lainnya.Partai politik
merupakan alat yang pernah didesain oleh kelompok masyarakat dalamsuatu negara untuk
1
mencapai tujuan politiknya, dan partai politik ini merupakansenjata yang paling ampuh
dalam menekan kesewenangan pihak penyelenggaranegaraan

Konteks Indonesia, peran partai politik sebagai aspek pengubah hukumterlebih dahulu harus
merujuk kepada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 5 (1)Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa “Presiden memegangkekuasaan membentuk undang-undang bersama
DPR”. Hal ini sejalan denganketentuan Pasal 20 Ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi tiap-tiap
undang-undangmenghendaki persetujuan DPR.

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa peran Presidensebagai pemegang


kekuasaan eksekutif dan DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif mempunyai peran
seimbang dalam membuat dan mengadakan perubahanundang-undang. Berdasarkan
ketentuan itu pula ditentukan bahwa anggota DPR adalah orang-orang yang mewakili atau
diusulkan oleh Partai Politik yang ada, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa partai politik
mempunyai peranyang sangat penting dalam melakukan perubahan hukum.

2.Pengaruh politik Lembaga Swadaya Masyarakat terhadap perubahan hukum

Tidak semua aspirasi yang ada dalam masyarakat dapat tertampung dalam partai politik yang
telah ada dalam satu negara. Aspirasi masyarakat yang tidaktertampung itu biasanya
diwujudkan dalam berbagai organisasi yang dibentuk diluar pemerintah, seperti organisasi
profesi, kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM), kelompok penekan (pressure
group),
dan kelompok kepentingan (interest group).

Bahkan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Per-
Undang - Undangan, dalam Bab. X menegaskan adanya partisipasi masyarakat yaituyang di
atur dalam Pasal 53 yang berbunyai masyarakat berhak memberikanmasukan secara lisan
atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasanRancangan Undang Undang dan
Rancangan Peraturan Daerah.

Kenyataan di atas menunjukan bahwa pengaruh masyarakat dalam mempengaruhi


pembentukan hukum, mendapat tempat dan apresiasi yang begituluas. Apalagi sejak tuntutan
masyarakat dalam mendesakkan reformasi di segala bidang berhasil di menangkan, dengan
ditandai jatuhnya orde baru yang otoriter,maka era reformasi telah membawa perubahan
besar di segala bidang ditandaidengan lahirnya sejumlah undang-undang yang memberi
apresiasi yang begitu besardan luas.

3. Politik Kelompok Penekan (Pressure Group) sebagai pengubah hukum

Kelompok penekan adalah sekumpulan orang yang mempunyai visi yang berlainan dengan
visi dari orang-orang yang duduk dalam suatu lembaga negarayang mempunyai wewenang
untuk membuat kebijakan nasional terhadap sesuatu halyang menyangkut hajat hidup orang
1
Manan, Abdul.. Aspek-Aspek Pengubah Hukum. Jakarta: Prenada media, 2005. Hal 103
banyak. Dalam dunia politik kelompok ini lazimdikenal dengan kelompok oposisi. Kelompok
ini pada umumnya adalah orang-orangyang tidak masuk dalam lingkaran pemerintah yang
berkuasa, Tidak dapat dipungkiri, pengaruh dari kelompok penekan dan tekanan organisasi
internasional dalam masalah-masalah tertentu akanmengakibatkan pada perubahan hukum
dan pembentukan hukum.

Contoh .
mengenai “Parlementary theshold”
penentuaun ambang batas mengenai porolehan kursi parlement.Pemilihan Umum 2009 mulai
diberlakukan ketentuan ambang batas perolehankursi parlemen. Ketentuan ini tercantum
dalam Pasal 202 Undang-Undang Nomor10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum yang
menyatakan bahwa partai politik peserta Pemilihan Umum harus memenuhi sekurang-
kurangnya 2,5 persen suaradari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutsertakan dalam
penentuan perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pada Pemilu 2014 pemerintah menaikkan ambang batas menjadi 3,5 % yang diatur dalam
Pasal 208 UU No. 8 Tahun 2012 .
Namun setelah digugat oleh partai 14 partai politik , Mahkama konstitusi
kemudianmemutuskan ambang batas atau parlementry theshourd sebesar 3,5% tersebut
diberlakukan hanya untuk memilih anggota DPR

Aspek pendidiukan

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hukum merupakan sarana untuk pengendalian
sosial yang mencakup segala proses baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan dengan tujuan untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai kehidupan
sehingga menjamin adanya ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan masyarakat. Dengan
demikian baik disadari maupun tidak, proses pendidikan hukum telah dijalani karena suka
atau tidak suka setiap anggota masyarakat harus mematuhi semua norma-norma yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya, yang meliputi norma agama norma kesusilaan norma
kesopanan dan norma hukum. Disamping itu, proses pendidikan hukum itu sangat diperlukan
agar masyarakat mengerti tentang hukum yang berlaku dan dengan dimengertinya suatu
hukum Maka timbul kesadaran untuk memenuhi dan menaatinya. Jadi proses pendidikan
hukum itu sangat diperlukan guna menumbuhkan adanya suatu kesadaran hukum seperti
memahami apa yang menjadi hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat serta
mengetahui dengan sebenarnya tentang peraturan yang berlaku di negaranya

Secara filosofis, logis dan sistematis beberapa hal yang berkaitan dengan aspek-aspek
mengubah hukum dari segi pendidikan hukum, antara lain peranan perguruan tinggi hukum
dalam melahirkan sarjana hukum, pentingnya sumber daya manusia dalam bidang hukum
untuk menunjang pembangunan, profesional aparat penegak hukum dan profil aparat penegak
hukum yang dihasilkan oleh lembaga perguruan tinggi hukum2

Peranan Pendidikan tinggi hukum

Pendidikan tinggi hukum merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional dan merupakan
bagian integral dalam usaha membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berbudaya
dan berkualitas guna menciptakan masyarakat hukum yang berperikemanusiaan dan
berkeadilan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, perguruan
tinggi hukum sangat diharapkan untuk dapat melahirkan para sarjana hukum yang berkualitas
dan kematangan budaya, rohani, jiwa dan hati nurani yang bersumber pada etika religius.

Dalam era globalisasi saat ini, perguruan tinggi hukum harus dapat menjalankan fungsi
utamanya yaitu mempersiapkan mekanisme untuk mencetak sarjana hukum yang kompeten
di bidangnya. Perguruan tinggi hukum harus mampu mengombinasikan atau menghubungkan
teori hukum dan praktik hukum dengan mengusahakan agar tim pengajar mampu
melaksanakan kedua kegiatan ini, yang bertujuan mampu menghasilkan sarjana hukum yang
mempunyai teori, normatif, doktrinal, dan deskriptif.

Apabila Ketentuan tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan baik oleh perguruan tinggi
hukum, maka mutu lulusan sarjana hukum yang dihasilkan akan lebih meningkat tidak hanya
pada tingkat nasional, tapi juga pada tingkat internasional.

Melalui teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan penciptaan website untuk


mengakses peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan dan masyarakat
pun dapat memberi tanggapan dan komentar terhadap peraturan-peraturan perundang-
undangan dan putusan-putusan pengadilan melalui internet

Maka dapat diketahui bahwa aspek pendidikan hukum sangat berpengaruh dalam perubahan
hukum. Pada masa sekarang pendidikan hukum sangat diperlukan karena sangat berkaitan
dengan pembinaan hukum nasional yang sedang berusaha untuk menyelaraskan hukum
dengan kebutuhan masyarakat.

2
Manan, Abdul.. Aspek-Aspek Pengubah Hukum. Jakarta: Prenada media, 2005. Hal 140

Anda mungkin juga menyukai