Dosen Pengampu:
Hj. Lusiana, S.H., M.Pd.
Oleh Kelompok: 1
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya dan Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Keluarga” dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah merupakan karya tulis ilmiah karena disusun berdasarkan kaidah
kaidah ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Hukum Perdata” Untuk itu, makalah ini disusun dengan memakai bahasa yang
sederhana dan mudah untuk dipahami.
Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dosen Hj. Lusiana, S.H., M.Pd. yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran,
dan petunjuk hingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Sebagai sebuah makalah, tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkepentingan,
guna penyempurnaan makalah ini.
Selanjutnya terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Akhirnya,
kami berharap semoga makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan baik.
Penulis
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Dari Hukum Keluarga itu?
2. Dari Manakah Sumber-Sumber Hukum Keluarga Itu?
3. Apa Sajakah Asas-Asas Hukum Keluarga Itu?
4. Mencakup Apa Sajakah Ruang Lingkup Hukum Keluarga Itu?
5. Apa Saja Hak Dan Kewajiban Dalam Suatu Hukum Keluarga?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Hukum Keluarga
2. Untuk Mengetahui Sumber-Sumber Hukum Keluarga
3. Untuk Mengetahui Asas-Asas Hukum Keluarga
4. Untuk Mengetahui Apa Sajakah Ruang Lingkup Hukum Keluarga
5. Untuk Mengetahui Hak Dan Kewajiban Dalam Suatu Hukum Keluarga
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Definisi terakhir ini hanya difokuskan pada peraturan perkawinan,
peraturan kekuasaan orang tua, dan perwalian yang bersumber dari hukum
tertulis, sedangkan hal yang berkaitan dengan peraturan perkawinan tidak tertulis
tidak mendapat perhatian, padahal dalam masyarakat Indonesia masih mengenal
hukum adat, sehingga ketiga definisi diatas perlu dilengkapi dan disempurnakan.
hukum keluarga adalah keseluruhan kaedah-kaedah hukum (baik tertulis maupun
tidak tertulis) yang mengatur hubungan hukum mengenai perkawinan, perceraian,
harta benda dalam perkawinan, kekuasaan orang tua, pengampuan dan perwalian.
Hukum keluarga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Hukum keluarga tertulis
Hukum keluarga tidak tertulis
Hukum keluarga tertulis adalah kaedah-kaedah hukum yang bersumber
dari UU, yurisprudensi, dan traktat. Sedangkan hukum keluarga tidak tertulis
adalah kaedah-kaedah hukum keluarga yang timbul, tumbuh, dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat (kebiasaan). Seperti misalnya, marari dalam
kehidupan masyarakat sasak. Yang menjadi kajian hukum keluarga meliputi
perkawinan, perceraian, harta benda dalam perkawinan, kekuasaan orang tua,
pengampuan, dan perwalian.2
2
Salim HS. 2009. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), cetakan VI. Jakarta,: Sinar
Grafika
3
_____ Undang-Undang Perkawinan Di Indonesia. Surabaya: Arkola.
3
2. Peraturan perkawinan campuran (regelijk op de gemengdehuwelijk), Stb. 1898
Nomor 158.
3. Ordonansi perkawinan indonesia, kristen, jawa, minahasa, dan ambon, Stb.
1933 Nomor 74.
4. UU Nomor 32 Tahun 1954 tentang pencatatan nikah, talak, dan rujuk
(beragama islam)
5. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
6. PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang peraturan pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun
1974 tentang perkawinan.
7. PP Nomor 10 Tahun 1983 jo. PP Nomor 45 Tahun 1990 Tentang Izin
Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil.
Di samping itu, yang menjadi sumber hukum keluarga tertulis adalah inpres
Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia. Kompilasi
Hukum Islam ini hanya berlaku bagi orang-orang yang beragama islam.
4
5. Asas Tak Dapat Dibagi-Bagi, suatu asas bahwa tiap-tiap perwalian hanya
terdapat satu wali (pasal 331 KUH Perdata). Pengecualian dari asas ini
adalah :
a. Jika perwalian itu dilakukan oleh ibu sebagai orang tua yang hidup paling
lama maka kalau ia kawin lagi, suaminya menjadi wali serta/wali peserta
(pasal 351 KUH Perdata).
b. Dan jika sampai ditunjuk pelaksana pengurusan yang mengurus barang-
barang dari anak dibawah umur diluar Indonesia (pasal 361 KUH Perdata).
Asas-asas itu dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan dan penegakan
hukum keluarga, khususnya tentang perkawinan. Seperti diketahui bahwa di
dalam masyarakat kita masih banyak yang belum memahami asas-asas yang
tercantum dalam hukum keluarga, hal ini terlihat pada banyak kasus-kasus
perkawinan dibawah umur dan banyaknya perkawinan liar. Akibat dari
menonjolnya perkawinan di bawah umur adalah tingginya angka perceraian.
Semakin tinggi angka perceraian, semakin banyak wanita yang menjanda.
Akibatnya anak-anak mereka tidak terurus dengan baik. Oleh karena itu,
diharapkan supaya asas-asas dalam hukum keluarga dapat disosialisasikan dalam
masyarakat, sehingga angka perceraian dapat ditekan seminimal mungkin4.
4
Subekti, R, Dan R. Tjitrosudibio, 2006. kitab Undang-Undang Hukum Perdata, cetakan
ke-37. Jakarta: Pradnya Paramita
5
Hubungan antara orang yang diletakkan dibawah pengampuan karena gila atau
pikiran yang kurang sehat atau karena pemborosan, dan pengampunya
(curatele)
Hak dan kewajiban antara suami-istri adalah hak dan kewajiban yang
timbul karena adanya perkawinan antara mereka. Hak dan kewajiban suami istri
diatur dalam pasal 32 sampai pasal 36 UU Nomor1 Tahun 1974. Hak dan
kewajiban antara suami-istri adalah sebagai berikaut.
1. Menegakkan rumah tangga.
2. Keseimbangan dalam rumah tangga dan pergaulan masyarakat.
3. Suami istri berhak melakukan perbuatan hukum.
4. Suami istri wajib mempunyai tempat kediaman yang tetap.
5. Suami istri wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia, dan member
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.
6. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan
rumah tangga sesuai dengan kemampuanya.
7. Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.
6
Apabila kewajiban-kewajiban itu dilalaikan si suami maka istri dapat
mengajukan gugatan kepada pengadilan. Hak dan kewajiban antara orang tua
dengan anak diatur dalam pasal 45 sampai dengan pasal 49 UU Nomor 1 Tahun
1974. Hak dan kewajiban orang tua dan anak dikemukakan berikut ini.
1. Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak anak mereka sebaik-baiknya.
Kewajiban orang tua berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri
(pasal 45 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974).
2. Anak wajib menghormati orang tua dan menaati kehendak mereka yang baik
(pasal 46 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974).
3. Anak wajib memelihara dan membantu orang tuanya, manakala sudah tua
(pasal 46 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974)
4. Anak yang belum dewasa, belum pernah melangsungkan perkawinan, ada di
bawah kekuasaan orang tua (pasal 47 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974).
5. Orang tua mewakili anak di bawah umur dan belum pernah kawin mengenai
segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan (pasal 47 ayat (2) UU
Nomor 1 Tahun 1974).
5
Subekti 2001. Pokok Pokok Hukum Perdata. Jakarta: PT. Intermasa
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dijelaskan hukum keluarga berasal dari terjemahan kata
familierecht (belanda) atau law of familie (inggris). Istilah keluarga dalam arti
sempit adalah orang seisi rumah, anak istri, sedangkan dalam arti luas keluarga
berarti sanak saudara atau anggota kerabat dekat. Dan adapun hukum
kekeluargaan menurut hukum perdata adalah aturan yang mengatur mengenai
keluarga,yang mana di dalam keluarga tersebut banyak mengatur masalah
perkawinan, hubungan dan hak serta kewajiban suami istri dalam sebuah rumah
tangga, keturunan, perwalian, pengampuan.
Dan Adapun sumber hukum dalam hukum keluarga tersebut ada dua
macam, yaitu sumber hukum tertulis dan tidak tertulis. Sedangkan Ruang lingkup
dalam hukum keluarga itu meliputi: perkawinan, perceraian, harta benda dalam
perkawinan, kekuasaan orang tua, pengampuan, dan perwalian. Namun di dalam
bagian hukum keluarga hanya difokuskan pada kajian perkawinan, perceraian, dan
harta benda dalam perkawinan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangannya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang sudi mau dan memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA