Dosen Pengampu
H. M. Syarif Dibaj, Lc. M.Sy
Oleh Kelompok: 2
Penulis
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Perkawinan............................................................................... 2
B. Esensi Perkawinan................................................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembuatan makalah ini didasari dengan adanya pemberian tugas
pembuatan makalah dari bapak dosen H. M. Syarif Dibaj, Lc. M.Sy yang
membahas Hadist Tentang Tujuan Dan Esensi Perkawinan.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Perkawinan
2. Esensi Perkwinan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk saling mempelajari Hadist tentang tujuan pwekawinan dan esensi
perkawinan.
2. Untuk mengetahui pembahasan hadist tentang tujuan dan esensi perkawinan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Perkawinan
1. Menyempurnakan separuh agama.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
ِ َّ فَ ْليَت، ِإ َذا تَ َز َّو َج ال َع ْب ُد فَقَ ْد َك َّم َل نَصْ فَ ال ِّد ْي ِن
ِ ْق هللاَ فِي النِّص
ف البَاقِي
Artinya: “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan
separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang
lainnya.” (HR. Al Baihaqi)
ِ ْصنُ لِ ْلفَر
ج َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع َ ْص ِر َوَأح
َ َب َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوجْ فَِإنَّهُ َأغَضُّ لِ ْلب
ِ يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا
فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء
Artinya: “Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka
menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih
menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah
karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari no. 5065
dan Muslim no. 1400)
ُّ َوالتَّ َع، اَ ْل َحيَـا ُء: ََأرْ بَ ٌع ِم ْن سننِ ْال ُمرْ َسلِ ْين
َوالنِّ َكا ُح،ُ َوال ِّس َواك،ُطر
Artinya: “Ada empat perkara yang termasuk Sunnah para Rasul: rasa-
malu, memakai wewangian, bersiwak, dan menikah.” (HR. At-Tirmidzi
no. 1086)
2
Tujuan perkawinan menurut agama islam ialah untuk memenuhi
petunjuk agama dalam rangka mendirikan kelurga yang harmonis,
sejahtera,dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban
anggotakelurga sejahtera, artinya terciptanya ketenangan lahir dan batin
dikrenakanterpenuhinya kebutuhan hidup lahir dan batinnya, sehingga
timbullahkebahgiaan yakni kasih sayang antara anggota
keluarga.Sebenarnya tujuan perkawinan itu dapat dikembangkan menjadi
limayaitu :
a. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan.
b. Memenuhi hajat manusia untuk dapat menyalurkan syahwatnya
danmenumpahkan kasih sayangnya.
c. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan
dankerusakan.
d. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima
hak dankewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh
harta kekayaan yang halal.
e. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang
tentramatas dasar cinta dan kasih sayang
Pernikahan adalah awal sebuah keluarga dan merupakan komitmen
seumur hidup. Tujuan nikah memberi rasa tanggung jawab dan lebih dari
sekadar penyatuan fisik. Menikah juga merupakan persatuan spiritual dan
emosional. Tujuan menikah dapat mencerminkan kesatuan Allah SWT
dengan umatnya.
3
Tujuan nikah dalam Islam yang paling utama adalah menjalankan
perintah Allah.
Seseorang yang menikah dianggap telah menyempurnakan
ibadahnya. Menikah diibaratkan sebagai separuh ibadah. Ini sesuai dengan
hadis yang berbunyi:
"Barangsiapa menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh
ibadahnya (agamanya). Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT
dalam memelihara yang sebagian sisanya." (HR. Thabrani dan Hakim).
4
B. Esensi Perkawinan
Erat kaitannya dengan kebiasaan, jika ada prosesi akad nikah maka
biasanya dilanjutkan dengan resepsi pernikahan.
Namun hal ini telah diluruskan oleh keadaan. Menyadarkan
masyarakat jika resepsi pernikahan bukan sebuah keharusan. Meskipun
tidak sedikit pula yang mengambil kesempatan untuk menyegerakan, agar
terhindar dari resepsi pernikahan yang biayanya juta-jutaan.
Perkawinan merupakan suatu peristiwa hukum yang sangat penting
bagi manusia. Suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh sepasang insan
yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal.
Jika masyarakat paham esensi dari perkawinan, maka sudah seharusnya
tidak ada pertanyaan “kapan kawin?” di setiap perjumpaan.
Ikatan lahir batin tersebut sangat tergantung dari pasangan yang
ingin melangsungkan perkawinan. Maka dari itu, pertanyan “kapan
kawin?” bukan pertanyaan yang relevan untuk ditanyakan. Karena hal
tersebut bersifat pribadi dari dua insan yang akan melangsungkan
perkawinan.
5
Hadits yang menganjurkan untuk menikah adalah sebagaimana
berikut ini:
Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami:
Bapakku telah menceritakan kepada kami: A'masy telah menceritakan
kepada kami, dia berkata: Umarah telah menceritakan kepadaku: Dari
Abdurrahman bin Yazid, dia berkata: Aku masuk bersama Al-Qamah dan
Al-Ashwad ke dalam rumah Abdullah, lalu Abdullah berkata: Kami para
pemuda pernah bersama Nabi Shallallahu'Alaihi Wasallam, maka
Rasulullah SAW bersabda kepada kami: Wahai para pemuda, barangsiapa
yang mempunyai kemampuan, maka hendaklah dia menikah, karena
sesungguhnya nikah dapat menjaga pandangan dan memelihara kemaluan
dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena
sesungguhnya puasa itu adalah benteng baginya." (HR. Bukhari no. 5066).
Orang yang menikah dengan niat untuk menjaga kesucian diri dari
berbagai maksiat, maka dia berhak mendapatkan pertolongan dari Allah
SWT. Sebagaimana termaktub dalam hadits berikut:
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melangsungkan pernikahan merupakan saling mendapat kewajiban serta
bertujuan mendapatkan keturunan, karena pernikahan termasuk pelaksanaan
agama, maka di dalamnya terkandung adanya tujuan/maksud mengharapkeridhaan
Allah SWT. Rasulullah sendiri menganjurkan menikah bagi kita yangsudah
mampu untuk berkeluarga karena menikah merupakan sunnah beliau dan nikah
menjaga pandangan serta kemaluan kita. Adapun beberapa kriteria dalam memilih
jodoh yaitu: berdasarkan agamanya, keturunannya, kekayaannya dan
kecantikannya.
7
DAFTAR PUSTAKA