Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ PERNIKAHAN DALAM ISLAM “

Disusun oleh :

1. Akmal Zain Musyaffa (2311103075)

2. Nazly Rafa Oktafian N (2311103078)

Kelas S1SI-07-B

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

2023

i
Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT.Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW.Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.

Penulisan makalah ini disusun dengan dibantunya dari beberapa sumber untuk
mempermudah pembuatan makalah.Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk menambah
suatu wawasan kepada mahasiswa dan mahasiswi dimata kuliah yang sedang dipelajari.Agar
bisa menjadi mahasiswa dan mahasiswi yang berpengetahuan luas dan bisa berguna bagi
bangsa dan negara.

Kami menyadari bahwa masih banyak dari kekurangan dari makalah yang kami buat.Kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari orang tua, sehingga mempermudah kami untuk menyelesaikan sebuah
makalah.

Akhir kata kami berharap semoga makalah berjudul Pernikahan dalam Islam beserta isinya
dapat memberikat manfaat.Demikian yang dapat saya sampaikan.Atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih kepada semua telah mendukung pembuat makalah ini.

Kamis, 28 September 2023

Kelompok Sembilan

ii
Daftar Isi

BAB 1............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
1. Pengertian Pernikahan Dalam Islam ............................................................... 3
2. Fungsi dan Tujuan Pernikahan ...................................................................... 4
3. Hukum Nikah ............................................................................................ 6
4. Rukun dan Syarat Nikah .............................................................................. 8
5. Hikmah Nikah ........................................................................................... 9
D. Penutup ............................................................................................... 11
E. Daftar Pustaka ...................................................................................... 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan menurut bahasa bisa didefinisikan menggabungkan atau
menjodohkan, apabila disambungkan menjadi penyatuan antara laki-laki dan
perempuan.Penyatuan ini adalah mengsahkannya suatu hubungan untuk menjadi
sebuah keluarga dan bisa meneruskan keturunan.
Bila mengikuti istilah agama Islam pernikahan adalah melegalkannya
hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan yang disertai oleh akad nikah
beserta disaksikan oleh wali nikah.Melegalkan hubungan menjadi halal agar bisa
menghindari kemaksiatan diantara keduanya.Selain berfungsi untuk menghindari
kemaksiatan, pernikahan juga sebagai lahirnya keluarga baru serta meneruskan
keturunan.Pernikahan bisa menjadi wajib hukumnya bila seseorang dikatakan
mampu untuk melaksanakannya dan takut dengan kemaksiatan yang akan terjadi saat
seseorang tersebut terdorong oleh nafsunya yang menggejolak.
Dari Anas Bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menikah
maka sungguh ia telah diberi setengahnya ibadah”. (HR Abu Ya’la)
Bisa disimpulkan pernikahan bukan sekedar menghalalkan hubungan antara
laki-laki dan perempuan saja melainkan pernikahan juga sebuah ibadah.Dikatakan
pernikahan sebagai ibadah karena menjalankan sebuah sunnah rasul.Dari Aisyah RA,
Rasulullah SAW bersabda, “Menikah itu termasuk dari sunahku, siapa yang tidak
mengamalkan sunnahku, maka ia tidak mengikuti jalanku.Menikahlah, karena
sungguh aku membanggakan kalian atas umat-umat yang lainnya, siapa yang
mempunyai kekayaan, maka menikahlah, dan siapa yang tidak mampu maka
hendaklah ia berpuasa, karena sungguh puasa itu tameng baginya”. (HR Ibnu
Majah).Selain sebuah sunnah rasul pernikahan bisa menjadi proses belajar tiada
henti.Menyatukan dua karakter seseorang yang berbeda dalam satu rumah bukanlah
suatu hal yang mudah.Suami dan istri dituntut harus bisa bekerja sama, ikhlas, sabar,

1
menghargai, menghormati, dan mengontrol emosi jika terdapat perbedaan
pemikiran.Banyaknya pahala jika suami dan istri bisa melakukan hal seperti
itu.Belajar untuk mejadi lebih baik adalah ibadah yang disukai Allah SWT.
Selain itu, dari pernikahan menjadikan seseorang bisa menjaga pandangannya
dan perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan.Menjauhkan diri dari kemaksiatan
bisa menjadi ladang amal bagi yang menerapkannya.Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Wanita itu maju dalam rupa setan dan membelakang dalam rupa
setan.Jika salah seorang dari kalian melihat wanita yang mengangumkannya, maka
datangilah istrinya.Karena hal itu menghilangkan apa yang terdapat dalam dirinya”.
(HR. Muslim no.1403).Maksud dari hadist tersebut adalah menjaga pandangan dari
perempuan diluar sana karena jika timbul perasaan kagum maka perasaan itu timbul
dari tipu daya setan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pernikahan dalam Islam?
2. Apa tujuan dari suatu pernikahan?
3. Bagaimana hukum pernikahan dalam Islam?
4. Bagaimana dengan syarat sah untuk pernikahan dalam Islam?
5. Apa hikmah yang diperoleh dari pernikahan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi pernikahan dalam agama Islam
2. Untuk mengetahui tujuan pernikahan
3. Untuk mengerti hukum pernikahan dalam Islam
4. Untuk mengetahui syarat sah yang diperlukan untuk pernikahan dalam Islam
5. Untuk mengetahui hikmah yang diperoleh dari pernikahan

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pernikahan Dalam Islam

Pernikahan sendiri berasal dari bahasa arab yaitu an-nikah, secara bahasa
nikah memiliki arti berkumpul, berhimpun, dan berhubungan seksual. Pernikahan
dalam islam yaitu menyatukan hubungan antara laki-laki dengan perempuan melalui
akad nikah dan sudah memenuhi syarat-syarat pernikahan dan rukun pernikahan yang
sudah tertera di fikih pernikahan dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga atau
keluarga yang harmonis dan bahagia yang berdasarkan Allah SWT.

Dalam islam pernikahan merupakan bagian salah satu dari ibadah seorang
muslim , pernikahan dalam islam juga berarti suatu hubungan yang bisa mendekatkan
atau mengejar cinta kepada Rabb-Nya secara bersama. Menurut KBBI, nikah
merupakan perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan
ketentuan hukum dan ajaran agama yang sudah ditetapkan.

Adapun pengertian-pengertian Nikah menurut ulama-ulama fikih dari empat


mahzab, yaitu :

1. Menurut ulama Hanafi : Nikah adalah akad sebagai bentuk pemvalidasian


hak milik untuk melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sudah
memenuhi syarat untuk dinikahi secara syar’i.
2. Menurut ulama Maliki : Nikah adalah akad yang digunakan sebagai cara
untuk menghalalkan suatu hubungan laki-laki dengan perempuan yang bukan
mahram, dan perempuan itu bukan budak, ahli khitab, dengan sighah.
3. Menurut ulama Hambali : Nikah adalah akad perkawinan yang didalamnya
diakui terdapat lafaz nikah, tazwij dan lafaz yang memiliki makna yang sama.

3
4. Menurut ulama Syafi’I : Nikah adalah akad yang mencakup pembolehan
hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan dengan lafaz nikah, tazwij
atau lafaz yang memiliki makna yang sama.

2. Fungsi dan Tujuan Pernikahan


Dalam pernikahan, sepantasnya tidak hanya bertujuan untuk menunaikan
syahwat nya semata, sebagaimana tujuan manusia-manusia pada zaman ini. Namun
hendaknya pernikahan dilakukan karena tujuan-tujuan berikut ini:

1. Meningkatakan ibadah bersama dari sebuah hubungan suami-istri.


Dengan melakukan pernikahan, seseorang terikat sebuah ikatan suci
untuk menjaga kehormatan diri dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh
agama, salah satunya adalah perzinaan. Dengan kata lain, pernikahan dapat
meningkatakan ibadah dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Sebagaimana dinyatakan dalam hadist:

‫إذا تزوج العبد فقد استكمل نصف الدين فليتق هللا في النصف الباقي‬

Artinya : “Ketika seorang hamba melakukan pernikahan, berarti dia telah


menyempurnakan setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada
setengah sisanya” (HR.Baihaqi 1916)

2. Memperoleh Keturunan
Dengan melakukan pernikahan, seseoarang bisa menurunkan ilmu
yang diperoleh ke generasi penerusnya atau anaknya sendiri dan dapat
membentuk generasi yang berkualitas selanjutnya.

4
Sebagaimana dinyatakan dalam hadist:

‫ت ۚ أفبِّٱل َٰبطِّ ِّل‬ َ ‫وٱ َّلله جعل ل هكم ِّمن أنفه ِّس هكم أز َٰو ًجا وجعل ل هكم ِّمن أز َٰو ِّج هكم بنِّين وحفدة ً ورزق هكم ِّمن ٱل‬
ِّ ‫طيِّ َٰب‬

‫ّلل ههم يكفه هرون‬ ِّ ‫يهؤمِّ نهون و ِّبنِّعم‬


ِّ َ ‫ت ٱ‬

Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman
kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?" (Qs. An-Nahl ayat 72)

3. Menghindari Perbuatan Zina


Dengan melakukan pernikahan, seseorang akan terhindar dari hal -hal
yang dilarang oleh agama, salah satunya yaitu perbuatan zina dengan yang
bukan mahramnya. Sehingga bagi seseorang yang sudah baligh dan sudah
siap menikah diwajibkan menikah untuk menghindari zina, karena zina
merupakan hal yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT.

Sebagaimana dinyatakan dalam hadist:

ِّ ‫ وأحص هن لِّلفر‬،‫ فإِّنَهه أغض لِّلبص ِّر‬،‫ب م ِّن استطاع مِّ ن هك هم الباءة فليتز َوج‬
‫ ومن لم‬،‫ج‬ َ ‫يا معشر ال‬
ِّ ‫شبا‬

‫صو ِّم فإِّنَهه لهه وجاء‬


َ ‫يستطِّ ع فعلي ِّه ِّبال‬

Artinya : “Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang sudah
mampu menanggung nafkah, hendaknya dia menikah. Karena menikah lebih
mampu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Sementara siapa
saja yang tidak mampu, maka hendaknya ia berpuasa. Karena puasa bisa
menjadi tameng syahwat baginya". (HR Bukhari & Muslim)

5
4. Melaksanakan Sunnah Rasul
Melakukan pernikahan merupakan salah satu sunnah dari Rasulullah.
Hal ini sama dengan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi: “ Menikah itu
bagian dari sunahku, maka barang siapa yang tidak beramal dengan sunahhku,
bukanlah ia dari golonganku” (HR Ibnu Majah) dan dari Abu Ayyub , bahwa
Rasulullah SAW bersabda : “Empat hal yang merupakan sunnah para rasul;
hinna (memakai pacar kuku), berparfurm, siwak dan menikah” (HR Tirmidzi).
Jadi menurut hadist-hadist riwayat diatas, menikah merupakan sunnah dari
Rasulullah SAW, dan Rasulullah juga menganjurkan umatnya untuk
melakukan pernikahan.

5. Sebagai Pertahanan Diri untuk Menjaga Pandangan


Pernikahan dalam islam digunakan sebagai bentuk pertahanan diri
untuk menjaga pandangan dengan lawan jenis lainnya dan membentengi
manusia dari perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji. Dalam islam,
pernikahan juga digunakan sebagai sarana yang efektif dalam menjaga dan
memelihara pemuda dan pemudi dari hal hal yang dapat merusak diri mereka
sendiri serta melindungi mereka dari sebuah kekacauan. Seperti sabda
Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam :

ِّ ‫ فإِّنَهه أغض لِّلبص ِّر وأحص هن لِّلفر‬،‫ب م ِّن استطاع مِّ ن هك هم الباءة فليتز َوج‬
‫ ومن لم يستطِّ ع‬،‫ج‬ َ ‫يا معشر ال‬
ِّ ‫شبا‬
‫صو ِّم فإِّنَهه لهه ِّوجاء‬
َ ‫فعلي ِّه ِّبال‬.

Artinya : “Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan


untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan
pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang
tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat
membentengi dirinya.”

3. Hukum Nikah
Adapun hukum-hukum yang ada pada pernikahan dalam islam, yaitu :
1. Wajib
Hukum pernikahan akan menjadi wajib jika seseorang sudah mampu
untuk melakukan pernikahan, baik secara fisik maupun finansialnya, dan

6
takut terhadap nafsu yang menggebu sehingga menjerumuskan seseorang
tersebut untuk berbuat zina jika tidak segera melakukan pernikahan.

2. Makruh
Hukum pernikahan akan menjadi makruh jika seseorang yang sudah
mampu untuk berumah tangga dan mampu menahan diri dari berbuat zina jika
tidak menikah. Namun seseorang tersebut tidak memiliki keinginan untuk
memenuhi kewajiban sebagai suami kepada istri maupun kewjiban sebagai
istri kepada suami.

3. Mubah
Hukum pernikahan akan menjadi mubah jika seseorang sudah
memiliki kemampuan untuk melakukan pernikahan lalu jika tidak melakukan
pernikahan tersebut dikhawatirkan akan melakukan perbuatan zina. Sehingga
pernikahan ini hanya untuk memenuhi syahwat dari orang tersebut dan bukan
bertujuan untuk mengatur dan membina rumah tangga yang sesuai pada
syariat islam.

4. Sunnah
Hukum pernikahan akan menjadi sunnah apabila seseorang yang
memiliki kemampuan untuk menikah dan tidak dikhawatirkan untuk
melakukan perbuatan zina jika tidak menikah.

5. Haram
Hukum pernikahan akan menjadi haram apabila seseorang tidak
memiliki kemampuan dan tanggung jawab / tekad untuk membina sebuah
rumah tangga dan jika menikah dikhawatirkan akan menelantarkan,
menganiaya, dan menyakiti pasangannya.

7
4. Rukun dan Syarat Nikah
Rukun nikah merupakan hal yang penting dalam pernikahan dalam islam,
karena rukun nikah ini merupakan hal yang menentukan sah atau tidaknya suatu
ibadah dalam pernikahan. Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus dipenuhi
keberadannya dalam islam yang sudah tertera dalam fiqih pernikahan. Rukun-rukun
nikah diantaranya:
1. Adanya calon pengantin pria dan wanita yang akan melakukan pernikahan
Kedua calon pengantin sebelum melakukan pernikahan harus
memenuhi syarat-syarat dari pernikahan dalam islam, seperti beragama
islam, mempunyai identitas yang jelas dan tidak kabur, sudah mencapai usia
minimum untuk menikah, dan kedua belah pihak setuju untuk melakukan
sebuah pernikahan

2. Wali dari calon pengantin Wanita


Dalam pernikahan dalam islam, suatu pernikah akan dianggap sah
apabila ada seorang wali yang akan menikahkan calon pengantin perempuan
dan calon pengantin pria.
Sebagaimana sabda Nabi SAW :
‫ ثالث‬،»‫ فنِّكاحها باطل‬،‫ «أيما امرأةِّ نكحت بغير إذن مواليها‬:‫عن عائشة رضي هللا عنها مرفوعًا‬
‫ي له‬
َ ‫ فإن تشاجروا فالسلطان ولِّي من ال و ِّل‬،‫فالمهر لها بما أصاب منها‬
‫ه‬ ‫مرات «فإن دخل بها‬
Artinya : "Setiap wanita yang menikah tanpa seizin walinya, maka
pernikahannya adalah batal (tidak sah). Apabila ia telah mencampurinya
maka baginya mahar karena apa yang ia peroleh darinya, kemudian apabila
mereka berselisih maka penguasa adalah wali bagi orang yang tidak memiliki
wali." (HR. Ahmad).

3. Adanya dua orang saksi

8
Saksi ini bertugas sebagai penyaksi proses pernikahan yang dilakukan
bahwa pernikahan tersebut sah atau tidak. Keikutsertaan saksi dalam proses
pernikahan dalam islam sudah dijelaskan sesuai firman Allah SWT dalam Al-
Qur’an surat Al-Talaq ayat 2 yang berisi:
‫شهادة‬َ ‫ارقهوه َهن ِّبمع هروف وأش ِّهدهوا ذوي عدل مِّ ن هكم وأقِّي هموا ال‬ ِّ ‫فإِّذا بلغن أجل هه َن فأم ِّس هكوه َهن ِّبمع هروف أو ف‬
‫ّللا يجعل لهه مخر ًجا‬ َ ‫ق‬ ِّ َ ‫اّلل واليو ِّم اْلخِّ ِّر ۚ ومن يت‬ ‫ّلل ۚ َٰذ ِّل هكم يهوع ه‬
ِّ َ ‫ظ ِّب ِّه من كان يهؤمِّ هن ِّب‬ ِّ َ ِّ
Artinya :“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah
mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan
hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi
pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar.”(QS. Al-Talaq:2)

4. Ijab Kabul
Ucapan sighat akad nikah atau ijab kabul merupakan ucapan yang
harus diucapkan oleh wali nikah yang kemudian dijawab oleh calon
pengantin pria. dan ijab kabul harus dilaksanakan dengan bahasa yang
dimengerti oleh kedua belah pihak mempelai.

Syarat pernikahan dalam islam yaitu:


1. Beragama islam
2. Bukan mahram
3. Wali nikah mempelai wanita
4. Terdapat saksi
5. Sedang tidak berhaji
6. Pernikahan dilakukan bukan karena paksaan

5. Hikmah Nikah
Hikam yang didapat dalam pernikahan dalam islam sangat berkaitan erat
dengan tujuan diciptakannya manusia ke dunia, yaitu Allah menciptakan manusia
untuk mengelola, mengatur dan memakmurkan bumi yang dimana segala

9
ketentuannya sudah diatur di dalam sebuah Al-Quran untuk kepentingan manusia itu
sendiri. Berikut hikmah-hikmah dari pernikahan dalam islam:
1. Memenuhi Tuntunan Fitrah dari Allah SWT
Allah SWT menciptakan manusia untuk saling berpasang-pasangan
dan memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya. Rasa ketertarikan ini
merupakan fitrah yang sudah ditetapkan Allah kepada manusia.

2. Mendatangkan Kebahagiaan dan Ketentraman Hidup


Dengan melakuka pernikahan, manusia akan mendapatkan kepuasan
jasmani dan rohaninya yang berupa cinta dan kasih sayang, ketenangan,
ketentraman dan kebahagiaan dari rumah tangga yang sudah dibangun
melalui proses pernikahan.
Sebagaimana firman Allah SWT:
‫ومِّ ن َٰا َٰيتِّه ان خلق ل هكم مِّ ن انفه ِّس هكم ازوا ًجا ِّلتس هكنهوا اِّليها وجعل بين هكم َمودَة ً َورحمةً ۗا َِّن فِّي َٰذلِّك َٰال َٰيت‬
‫ِّلقوميَتف َك هرون‬
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
(QS. Ar-Rum: 21)

3. Terhindar dari Perbuatan Maksiat


Pernikahan dalam islam digunakan sebagai pembatas fitrah allah yaitu
berhubungan seksual. Jika fitrah ini tidak dibatasi, maka nafsu seseorang
manusia akan berusaha untuk memenuhi dengan berbagai cara, bahkan yang
dilarang agama sekalipun seperti perbuatan makasiat atau perizinaan.

10
Sehingga untuk mencegah hal tersebut islam memberikan solusi pernikahan
untuk memenuhi hawa nafsu seorang manusia.

4. Menyambung Keturunan
Dalam sebuah hubungan pernikahan hikmah menikah yaitu
melahirkan anak-anak yang shalih, berguna bagi sekitar, beriman dan
bertaqwa kepada Allah. Anak yang dilahirkan manusia ini dibutuhkan untuk
pensyairan agama dan akan melanjutkan syiar agama yang sudah dibawa
oleh orang tuanya. Sehingga dengan menikah manusia akan menyambung
keturunan dan mewujudkan generasi-generasi islam lebih banyak dan
unggul.

5. Melaksanakan Sunnah Rasul


Menikah merupakan sunnah rasul berdasarakan riwayat hadist dari Nabi
SAW yang berbunyi:
‫سنَتِّي فليس مِّ نِّي‬
‫سنَتِّي فمن لم يعمل ِّب ه‬
‫النِّكا هح ه‬
Artinya : “Menikah adalah sunnahku. Maka barangsiapa yang tidak
melaksanakan sunnahku, maka ia bukan kelompok umatku.”

D. Penutup
Dalam melakukan pernikahan islam, yang bersangkutan haruslah mengikuti
aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam sebuah agama maupun negara, seperti
fiqih pernikahan dan undang-undang. Hal ini berguna untuk memelihara
kemaslahatan dalam pernikahan dan berguna untuk kemaslahatan dalam kehidupan
bermasyarakat dan berwarga negara. Jika pernikahan tidak dilakukan sesuai dengan
aturan yang sudah ditetapkan agama dan negara maka perkawinan tersebut dianggap
tidak sah dan tidak tidak tercatat dalam data kewarganegaraan suatu negara.

11
E. Daftar Pustaka

Abdi, H. (2021, Juny 14). Liputan 6. Retrieved from 6 Tujuan Pernikahan dalam
Islam dan Dalilnya yang Penting Dipahami:
https://www.liputan6.com/hot/read/4581647/6-tujuan-pernikahan-dalam-
islam-dan-dalilnya-yang-penting-dipahami?page=5
Baits, A. N. (2015, December 7). Konsultasi Syariah. Retrieved from Makna Hadis:
Menikah Menyempurnakan Setengah Agama:
https://konsultasisyariah.com/26085-makna-hadis-menikah-
menyempurnakan-setengah-agama.html
Dalamislam, R. (2023, Mei 27). Dalamislam.com. Retrieved from Rukun Nikah
Dalam Islam: https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/rukun-
nikah-dalam-
islam#:~:text=Rukun%20Nikah%20Dalam%20Islam%201%201.%20Adan
ya%20calon,dua%20orang%20saksi%20...%204%204.%20Ijab%20Kabul
Ini, B. H. (2021, September 13). Kumparan.com. Retrieved from Hikmah
Pernikahan dalam Islam yang Dijelaskan Alquran dan Hadist:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/hikmah-pernikahan-dalam-islam-yang-
dijelaskan-alquran-dan-hadist-1wWIYNJZc0O/full
JavanLabs. (2015, April 1). TafsirQ.com. Retrieved from Surat At-Talaq Ayat 2:
https://tafsirq.com/65-at-talaq/ayat-2#diskusi
Kompas.com. (2023, February 21). Kompas.com. Retrieved from 8 Tujuan Menikah
dalam Islam Menurut Al-Qur’an dan Hadist yang Wajib Kamu Ketahui:
https://buku.kompas.com/read/3330/8-tujuan-menikah-dalam-islam-
menurut-al-quran-dan-hadist-yang-wajib-kamu-ketahui
Nurfajrina, A. (2022, October 11). Detik Hikmah. Retrieved from Hadist tentang
Anjuran Menikah dan Hukumnya bagi Muslim:
https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6340759/hadist-tentang-
anjuran-menikah-dan-hukumnya-bagi-muslim

12
Ust. Ulin Nuha, L. M. (2020, October 25). Majalah Nabawi. Retrieved from Anjuran
Menikah dari Rasulullah Saw: https://majalahnabawi.com/anjuran-menikah-
dari-rasulullah-saw/
Wibisana, W. (2016). Pernikahan Dalam Islam. Hal Yang Harus Diperhatikan
Sebelum Menikah, 185-193.
Yasmin, P. (2019, November 14). Wolipop Lifestyle. Retrieved from 5 Hukum Nikah
dalam Islam Yang Wajib Diketahui: https://wolipop.detik.com/wedding-
news/d-4783153/5-hukum-nikah-dalam-islam-yang-wajib-diketahui

13

Anda mungkin juga menyukai