“ FIQIH Nikah “
KELOMPOK 10
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " FIQIH ISLAM " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pernikahan Dalam Islam bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Saftani Muhammad
Ridwan, MA. Selaku guru Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
A. Latar Belakang
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah
lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang
manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan,
sesuai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. Dalam ilmu pengetahuan, perkawinan memiliki
multi dimensi diantaranya dimensi sosiologis dan psikologis. Secara sosiologis perkawinan
merupakan cara untuk melangsungkan kehidupan umat manusia di muka bumi, karena tanpa
adanya regenerasi, populasi manusiadi bumi ini akan punah. Sedangkan secara psikologis
dengan adanya perkawinan, kedua insan suami dan isteri yang semula merupakan oranglain
kemudian menjadi satu. Mereka saling memiliki, saling menjaga, saling membutuhkan, dan tentu
saja saling mencintai dan saling menyayangi, sehingga terwujud keluarga yang harmonis.
Pernikahan menurut syariat Islam, mempunyai beberapa aspek, diantaranya aspek ibadah, hukum
dan sosial. Dari aspek ibadah, melaksanakan pernikahan berarti melaksanakan sebagian dari
ibadah, yang berarti pula menyempurnakan sebagian dari agama. Dari aspek hukum, pernikahan
yang sesuai dengan syariat Islam merupakan suatu perjanjian yang kuat, yang di dalamnya
mengandung suatu komitmen bersama dan menuntut adanya penunaian hak dan kewajiban bagi
keduanya. Sementara dari aspek sosial, pernikahan bertujuan membentuk keluarga yang
diliputirasa saling cinta dan rasa kasih sayang antar sesama anggota keluarga, yangpada
gilirannya terwujud sebuah komunitas masyarakat yang marhamah, di bawah naungan Allah Swt
yang baldatun tayyibatun warabbun ghafur (Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang
Perkawinan, 2001, hlm.5). Tujuan menikah dalam Islam memiliki arti begitu dalam bagi
AllahSWT dan Nabi-Nya. Sebuah pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati dan
menyangkut suatu kesatuan yang luhur dalam berumah tangga saja. Melainkan ada tujuan
menikah dalam Islam yang seharusnya dipahami orang muslim.
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa nikah menurut islam, tujuan, hikmah, dan manfaat?
2. Bagaimana tata cara menikah dan syarat-syaratnya?
3. Bagaimana membangun rumah tangga islami guna membentuk generasi
peradaban?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penulisannya
adalah sebagai berikut:
1. Memahami makna pernikahan menurut islam, mengetahui tujuan, memahami
hikmah dan manfaatnya.
2. Memahami tata cara menikah dan mengetahui syarat-syaratnya.
3. Memahami membangun rumah tangga islami.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Tujuan Pernikahan
Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat
manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga
yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan
pernikahan dalam Islam dalam diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah).
Ketentraman dan kebahagiaan adalah idaman setiap orang. Nikah merupakan
salah satu cara supaya hidup menjadi bahagia dantentram. Allah SWT
berfirman yang Artinya:” Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri- isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepada-Nya. “(Ar- Rum:21).
2. Membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satucara untuk
membina kasih sayang antara suami, istri dan anak. (QS. Ar- Rum:21) yang
Artinya:” Dan Ia menjadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang’’.
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang syah dan diridhai Allah SWT
4. Melaksanakan Perintah Allah swt. Karena melaksanakan perintah Allah swt
maka menikah akan dicatat sebagai ibadah. Allah SWT, berfirman yang
Artinya: " Maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai". (An-Nisa' :3.
5. Untuk memperoleh keturunan yang sah, dimana Allah SWT berfirman yang
Artinya: “Harta dan anak anak adalah perhiasan kehidyupan dunia” (Al-Kahfi:46.)
6. Mengikuti Sunah Rasulullah saw. Rasulullah saw., mencela orang yang hidup
membujang dan beliau menganjurkan umatnya untuk menikah. Sebagaimana
sabda beliau dalam hadist nya yang Artinya: “Nikah itu adalah sunahku, barang
siapa yang tidak senang dengan sunahku, maka bukan golonganku (HR, Bukhori dan
muslim).
A. KESIMPULAN
Perkawinan atau pernikahan pada dasarnya adalah suatu ikatan yang mengikat dua insan
manusia yang berlainan jenis untuk memenuhi hasrat kebutuhan jasmani dan rohaninya dengan
tujuan membentuk keluarga yang Islami sesuai dengan sunnah Allah swt. dan Rasul.Rukun
perkawinan secara lengkap yaitu adanya calon mempelai laki-laki muslim dan perempuan
muslim, Wali dari mempelai perempuan yang akan mengakadkan perkawinan, Dua orang saksi
yang adil, Ijab-qabul dan Mahar sebagai pemberian mempelai laki-laki kepada mempelai
perempuan pada saat akad pernikahan. Proses pembinaan keluarga dalam islam adalah dengan
menumbuhkan sikap saling mengerti dan memahami antar masing-masing anggota keluarga
dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.
Seorang muslim yang telah mempunyai kemampuan secara lahir dan bathin hendaknya
secepatnya untuk menikah. Karena pada dasarnya pernikahan merupakan salah satu cara
seseorang untuk mengindari perbuatan zina dan melindungi sebuah keturunan dari ketidakpastian
masa depannya. Dalam membangun dan membina sebuah keluarga diharapkan memperhatikan
dengan penuh kejelasan terhadap berbagai tugas terpenting dan tujuan berkeluarga menurut
Islam.
B. SARAN
Penulis merekomendasikan beberapa saran kepada masyarakat terutama teman-teman
kelas, diharapkan hendaknya senantiasa selalu berpedoman kepada aturan Islam sebagai
pedoman dalam menjalani kehidupan, seperti dalam proses dalam menuju pernikahan, dan
hendaklah meninggalkan dan tidak mengamalkan tradisi yang bertentangan dengan hukum Islam
itu sendiri.