Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt. Yang maha Pengasih lagi maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji Syukur kami haturkan kepada allah taala yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Tujuan dan Hikmah Disyariatkan Perkawinan.
Alhamdulillah makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu atas usaha, do’a, serta
dukungan dari anggota kelompok. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen
yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini kemudian
mempresentasikannya untuk bahan diskusi kelas. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makal ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca. Atas kekurangan tersebut, kami mohon maaf, dan kami juga sampaikan
terima kasih kepada temanteman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini, semoga Allah SWT. Senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernikahan
Para ulama fiqh pengikut mazhab yang empat (Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan
Hanbali) pada umumnya mereka mendefinisikan perkawinan adalah Akad yang
membawa kebolehan (bagi seorang laki-laki untuk berhubungan badan dengan
seorang perempuan) dengan (diawali dalam akad) lafazh nikah atau kawin, atau
makna yang serupa dengan kedua kata tersebut.2
Tujuan pernikahan dalam Islam tidak hanya sekadar pada batas pemenuhan
nafsu biologis atau pelampiasan nafsu seksual, tetapi.memiliki tujuan-tujuan
penting yang berkaitan dengan sosial, psikologi, dan agama.4 Di antaranya
adalah sebagai berikut:
1
S. Alwi bin Assegaf. 2018. Kunci Memahami Hukum Pernikahan. Bandung : Cahaya Ilmu Publisher.
h.15
2
Wahyu Wibisana. (2016). Pernikahan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim. Vol. 14
No. 2. h.186.
3
Ibid. h.186
4
Abdul Wahhab Sayyyed Hawwaz, Abdul Aziz Muhammad Azzam. 2009. Fiqh Munakahat. Jakarta :
Amzah. h.39
6
1. Mendapatkan dan Melangsungkan Keturunan
5
Abdul Rahman Ghazaly. 2019. Fiqh Munakahat. Jakarta : Prenadamedia Group. h.18.
6
Sudarto. 2021. Fikih Munakahat. Sleman : CV Budi Utama. h.11.
7
Ibid. h.13.
8
Ibid. h.14.
7
5. Menjalankan sunnah Rasul
Nikah adalah ajaran para Nabi dan Rasul. Hal ini menunjukkan,
pernikahan bukan semata-mata urusan kemanusiaan semata, namun ada sisi
Ketuhanan yang sangat kuat. Oleh karena itulah menikah dicontohkan oleh para
Rasul dan menjadi bagian dari ajaran mereka, untuk dicontoh oleh umat
manusia. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam al-Qur,an surat(13) Ar Ra'
du ayat 38 yang artinya : “dan Sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa
Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat
(mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada kitab (yang
tertentu).”9
6. Membangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah
Tujuan pernikahan dalan islam adalah membangun keluarga sakinah
mawaddah wa rahmah. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat ar-
rum ayat 21 yang artinya : “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir.”10
7. Untuk menjaga diri dari perbuatan zina
Salah satu tujuan dari pernikahan adalah supaya terhindar dari perbuatan
dosa, karena semua manusia memilikiinsting dan kecenderungan kepada
pasangan jenisnya yang menuntut secara biologis disalurkan secara benar.
Apabila tidak disalurkan secara benar, yang muncul adalah penyimpangan dan
kehinaan. Banyaknya pergaulan bebas, fenomena aborsi di kalangan mahasiswa
dan pelajar, kehamilan di luar pernikahan, perselingkuhan, dan lain sebagainya,
menjadi buktibahwa kecenderungan syahwat ini sangat alami sifatnya. Untuk itu
harus disalurkan secara benar dan bermartabat, dengan pernikahan.11
9
Kosim. 2019. Fiqh Munakahat I. Depok : PT Rajagrafindo Persada. h.12.
10
Ibid. h.13.
11
Ibid. h.14.
8
8. Menjadi motivasi untuk sungguh-sungguh berusaha mencari rezki yang
halal
Hidup sehari-hari menunjukkan bahwa orang-orang yang belum
berkeluarga tindakannya sering masih dipengaruhi oleh emosinya sehingga
kurang mantap dan kurang bertanggung jawab. Orang-orang yang telah
berkeluarga lebih efektif dan hemat, karena mengingat kebutuhan keluarga di
rumah. Rasa tanggung jawab akan kebutuhan itu mendorong semangat untuk
mencari rezeki sebagai bekal hidup sekeluarga dan hidupnya tidak hanya untuk
dirinya, tetapi untuk diri dan keluarganya. Dengan demikian, melalui rumah
tangga dapat ditimbulkan gairah bekerja dan bertanggung jawab serta berusaha
mencari harta yang halal.12
9. Untuk memperbanyak dan menghindari kepunahan sampai akhirnya Allah
menggariskan kehancuran bagi alam raya dan seluruh isinya ini
Salah satu tujuan pernikahan adalah supaya mendapatkan keturunan.
Semua orang memiliki kecenderungan dan perasaan senang dengan anak.
Bahkan Nabi menuntutkan agar menikahi perempuan yang penuh kasih sayang
serta bisa melahirkan banyak keturunan. Dengan memiliki anak keturunan, akan
memberikan jalan bagi kelanjutan generasi kemanusiaan di muka bumi. Jenis
kemanusiaan akan terjaga dan tidak punah, yang akan melaksanakan misi
kemanusiaan dalam kehidupannya.13
10. Nikah sebagai perisai diri manusia
Nikah dapat Syaikh.menjaga diri kemanusiaan dan menjauhkan dari
pelanggaran-pelanggaran yang diharamkan dalam agama.14 Sesuai dengan surah
ar-Rum ayat 21 di atas yang lalu, bahwa ketenangan hidup dan cinta serta kasih
sayang keluarga dapat ditunjukkan melalui perkawinan. Orang-orang yang tidak
melakukan penyalurannya dengan perkawinan akan mengalami ketidakwajaran
dan dapat menimbulkan kerusakan, entah kerusakan dirinya sendiri ataupun
orang lain bahkan masyarakat, karena manusia mempunyai nafsu, sedangkan
nafsu itu condong untuk mengajak kepada perbuatan yang tidak baik. Dorongan
12
Rusdata Basri. 2019. Fiqh Munakahat 4 Mazhab dan Kebujakan Pemerintah. Sulawesi Selatan : CV
Kaaffah Learning Center. h.16
13
Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi. 2018. Fikih Perempuan(Muslimah). Jakarta : Amzah. h.173.
14
Abdul Wahhab Sayyed Hawwaz, Abdul Aziz Muhammad Azzam. 2009. Fiqh Munakahat. Jakarta :
Amzah. h.40.
9
nafsu yang utama ialah nafsu seksual, karenanya perlulah menyalurkannya
dengan baik, yakni perkawinan. Perkawinan dapat mengurangi dorongan yang
kuat atau dapat mengembalikan gejolak nafsu seksual.15
a. Hikmah Psikologi
Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling kuat dan keras
yang selamanya menuntut adanya jalan keluar. Bilamana jalan keluar tidak
dapat memuaskannya maka banyaklah manusia yang mengalami goncangan
dan kacau serta menerobos jalan yang jahat. Kawin merupakan jalan alami
dan biologis yang paling baik. Dengan kawin badan jadi segar, jiwa jadi
tenang, mata terpelihara dari melihat yang haram dan perasaan tenang
menikmati barang yang halal. Allah swt berfirman dalam al-Qur'an Surat (3)
al-Imran ayat 14 yang artinya : “dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
b. Hikmah Sosiologi
Nikah adalah jalan terbaik dalam rangka memperbanyak keturunan
dengan menjaga terpeliharanya nasab, membuat anak-anak menjadi mulia
serta melestarikan hidup manusia. Menyadari tanggung jawab beristri dan
15
Abdul Rahman Ghazaly. 2019. Fiqh Munakahat. Jakarta : Prenadamedia Group. h.20-21.
16
Kosim. 2019. Fiqh Munakahat I. Depok : PT Rajagrafindo Persada. h.16-17
10
menanggung anak-anak akan menimbulkan sikap sungguh-sungguh dalam
mengembangkan bakat dan rajin dalam mencari penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan perkawinan dapat membuahkan tali
kekeluargaan, rasa cinta antar keluarga dan memperkuat hubungan
kema/syarakatan yang memang oleh islam direstui, ditopang dan ditunjang.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Nikah menurut bahasa artinya menyatu dan bersetubuh. Sedangkan
menurut syariat adalah suatu aqad yang menyebabkan bolehnya bersetubuh
dengan lafadz nikah atau kawin atau terjemahannya.
Tujuan pernikahan dalam Islam tidak hanya sekadar pada batas
pemenuhan nafsu biologis atau pelampiasan nafsu seksual, tetapi memiliki
tujuan-tujuan penting yang berkaitan dengan sosial, psikologi, dan agama
seperti Mendapatkan dan Melangsungkan Keturunan, Untuk menjaga diri dari
perbuatan zina, dan Nikah sebagai perisai diri manusia
Hikmah disyariatkan perkawinan ada banyak antara lain meliputi hikmah
dari segi psikologi, sosiologi, kesehatan, dan hikmah pernikahan menurut al-
jurjawi
3.2. Saran
Demikian makalah dari kelompok kami tentang tujuan dan hikmah
disyariatkannya pernikahan. Semoga dengan makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahhab Sayyed Hawwaz, Abdul Aziz Muhammad Azzam. 2009. Fiqh
Munakahat. Jakarta : Amzah.
Rusdata Basri. 2019. Fiqh Munakahat 4 Mazhab dan Kebujakan Pemerintah. Sulawesi
Selatan : CV Kaaffah Learning Center.
S. Alwi bin Isa Asseggaf. 2018. Kunci Memahami Hukum Pernikahan. Bandung :
Cahaya Ilmu Publisher.
Wahyu Wibisana. (2016). Pernikahan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam-
Ta’lim. Vol. 14 No. 2.
13