JUDUL :
PERNIKAHAN DALAM ISLAM
Di Susun Oleh :
NIS : 171810222
Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
penugasan dengan judul Pernikahan. Penyusunan penugasan ini adalah untuk
memenuhi salah satu persyaratan tugas mata pelajaran Agama Islam. Penyusunannya
dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
Walaupun demikian, dalam penugasan ini, penulis menyadari masih belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penugasan
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan utama dalam pembuatan penugasan ini adalah untuk memberikan
pengetahuan yang lebih rinci mengenai materi mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang di pelajari di kelas XII semester 2 yang belum diketahui sebelumnya,
yaitu tentang Pernikahan. Sehingga pembaca mengetahui pentingnya pengetahuan
terhadap Pernikahan (Munahakat) dimana setiap orang pasti akan mengalami
sebuah Pernikahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup semua
sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak
dijelaskan. Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau
masalah tersebut nampak kecil dan sepele. Itulah Islam, agama yang memberi rahmat
bagi sekalian alam. Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak. Dari
mulai bagaimana mencari kriteria calon calon pendamping hidup, hingga bagaimana
memperlakukannya kala resmi menjadi sang penyejuk hati. Islam menuntunnya.
Begitu pula Islam mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang
meriah, namun tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar tuntunan sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dengan pernikahan yang
sederhana namun tetap penuh dengan pesona. Melalui makalah yang singkat ini
insyaallah kami akan membahas perkawinan menurut hukum islam.
Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda
yaitu laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau
akad. Pernikahan adalah sunnah karuniah yang apabila dilaksanakan akan mendapat
pahala tetapi apabila tidak dilakukan tidak mendapatkan dosa tetapi dimakruhkan
karna tidak mengikuti sunnah rosul.
3
2.2 SYARAT DAN RUKUN NIKAH
1. WALI
Berdasarkan sabda Rasulullah Sallallahu `Alaihi Wasallam:
Artinya : “ Wanita mana saja yang menikah tanpa izin walinya maka nikahnya batal…
batal.. batal.” (HR Abu Daud, At-Tirmidzy dan Ibnu Majah)
2. SAKSI
Artinya : “Tidak ada nikah kecuali dengan wali dan dua saksi yang adil.”(HR Al-
Baihaqi dan Ad-Daaruquthni. Asy-Syaukani dalam Nailul Athaar berkata : “Hadist di
kuatkandengan hadits-hadits lain.”)
3. AKAD NIKAH
Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan
pernikahan dalam bentuk ijab dan qabul.
Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul adalah penerimaan dari
pihak kedua. Ijab dari pihak wali si perempuan dengan ucapannya, misalnya: “Saya
nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah kitab Riyadhus
Shalihin.”
Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapannya, misalnya: “Saya terima
nikahnya anak Bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah kitab Riyadhus
Shalihin.”
Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi:
4
d) Adanya Wali.
e) Adanya Saksi-saksi.
Untuk terjadinya aqad yang mempunyai akibat-akibat hukum pada suami istri haruslah
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Di dalam ijab qobul haruslah dipergunakan kata-kata yang dipahami oleh masing-
masing pihak yang melakukan aqad nikah sebagai menyatakan kemauan yang timbul
dari kedua belah pihak untuk nikah, dan tidak boleh menggunakan kata-kata kasar. Dan
menurut sunnah sebelum aqad nikah diadakan khutbah terlebih dahulu yang dinamakan
Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat.
Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazaairi berkata dalam kitabnya Minhaajul Muslim.
“Ucapan ketika akad nikah seperti: Mempelai lelaki : “Nikahkanlah aku dengan
putrimu yang bernama Fulaanah.” Wali wanita : “Aku nikahkan kamu dengan putriku
yang bernama Fulaanah.” Mempelai lelaki : “Aku terima nikah putrimu.”
5
1. Melaksanakan anjuran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Wahai sekalian para pemuda! Siapa di antara kalian yang telah mampu untuk
menikah maka hendaknya ia menikah….”
“Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari
kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat
yang lain.”
Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah dan
berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah
salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan
amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah
(sedekah).
Adapun hukum menikah, dalam pernikahan berlaku hukum taklifi yang lima
yaitu :
6
3) Sunnah bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mempunyai
kemampuan untuk nikah,tetapi ia masih dapat menahan diri dari berbuat
haram.
4) Makruh bagi orang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu member
belanja calon istrinya.
5) Mubah bagi orang tidak terdesak oleh alas an-alasan yang mewajibkan
segera nikah atau karena alas an-alasan yang mengharamkan untuk
nikah.
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu
rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari
nikmat Allah?”(An-Nahl;72).
“Pemisah antara apa yang halal dan yang haram adalah duff dan shaut (suara) dalam
pernikahan.” (HR. An-Nasa`i no. 3369, Ibnu Majah no. 1896. Dihasankan Al-Imam
Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1994).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
8
Dengan demikian mencatatkan perkawinan mengandung manfaat atau kemaslahatan,
kebaikan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sebaliknya apabila perkawinan
tidak diatur secara jelas melalui peraturan perundangan dan tidak dicatatkan akan
digunakan oleh pihak-pihak yang melakukan perkawinan hanya untuk kepentingan
pribadi dan merugikan pihak lain.
3.2 SARAN
1) Kita sebagai umat muslim harus mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan
pernikahan
2) Sebagai orang muslim kita harus mengetahui makna dan tujuan pernikahan
dalam islam
3) Setiap daerah akan berbeda adat kebiasaannya dalam melakukan pernikahan.
9
DAFTAR PUSTAKA
KITAB AL-QURAN
https://www.academia.edu/38499007/MAKALAH_NIKAH
https://alquran-sunnah.com/kitab/bulughul-
maram/source/8.%20Kitab%20Nikah/1.%20Hadits-hadits%20tentang%20Nikah.htm
http://islammakalah.blogspot.com/p/blog-page_27.html
http://aldy-firdani.blogspot.com/2014/01/makalah-pernikahan-dalam-agama-islam.html
https://www.mengukirperadaban.com/2015/05/makalah-pernikahan-dalam-islam.html
LAMPIRAN
1) KUA
Kantor Urusan Agama adalah kantor yang melaksanakan sebagian tugas
kantor Kementerian Agama Indonesia di kabupaten dan kotamadya di bidang
urusan agama Islam dalam wilayah kecamatan