Anda di halaman 1dari 15

TUGAS AHKIR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUDUL :
PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Di Susun Oleh :

Nama ; Putri Amarilis S

NIS : 171810222

Kelas ; XII MIPA 6

SMA NEGERI 1 CIKARANG SELATAN


Jl. Raya Serang-Cibarusah Km. 1 Ds. Sukaresmi, Kec. Cikarang Selatan.
Kab. Bekasi. Jawa Barat. 17330. Telepon (021) 70206050
Email: sman1ciksel@yahoo.com

Tahun Pelajaran 2019 /2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
penugasan dengan judul Pernikahan. Penyusunan penugasan ini adalah untuk
memenuhi salah satu persyaratan tugas mata pelajaran Agama Islam. Penyusunannya
dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Oman Setiawan, S,Ag.MM.MPdi selaku guru mata pelajaran Pendidikan


Agama Islam yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
Penugasan ini dengan baik.
2. Lia Muliawati.S.Pd selaku wali kelas yang telah memberi dukungan
3. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada
penulis untuk lebih giat dalam membuat penugasan ini.
4. Dan kepada teman teman yang sudah membantu mencari referensi
5. Alvia Dwi Wahyuni dan Trecyanadya yang sudah membant dalam mengoreksi

Walaupun demikian, dalam penugasan ini, penulis menyadari masih belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penugasan
ini.

Bekasi, 4 februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pernikahan ................................................................. 3


2.2 Syarat dan rukun pernikahan ....................................................... 4
2.3 Tujuan Pernikahan ...................................................................... 5
2.4 Hukum Pernikahan ...................................................................... 6
2.5 Hadits dalam Pernikahan............................................................. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................... 8


3.2 Saran ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Allah swt. telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, ada lelaki dan
ada perempuan. Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak yang
bertujuan untuk generasi atau melanjutkan keturunan. Oleh Allah SWT. manusia
diberikan karunia berupa pernikahan untuk memasuki jenjang hidup baru yang
bertujuan untuk melanjutkan dan melestarikan generasinya.Untuk merealisasikan
terjadinya kesatuan dari dua sifat tersebut menjadisebuah hubungan yang benar-
benar manusiawi, maka Islam telah datang dengan membawa ajaran pernikahan
yang sesuai dengan syariat-Nya. Islam mejadikan lembaga pernikahan itu pulan
akan lahir keturunan secaraterhormat, maka adalah satu hal yang wajar pernikahan
dikatakan sebagai suatu peristiwa dan sangat diharapkan oleh mereka yang ingin
menjaga kesucian fitrah.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dari ketergantungan dengan
orang lain. Menurut Ibnu Khaldun, manusia itu (pasti) dilahirkan ditengah-tengah
masyaratakat, dan tidak mungkin hidup kecuali di tengah-tengah mereka pula.
Manusia memiliki naluri untuk hidup bersama dan melestarikan keturunannya. Ini
diwujudkan dengan pernikahan. Pernikahan yang menjadi anjuran Allah swt. dan
Rasul-Nya ini merupakan akad yang sangat kuat atau mitssqan ghalidzan untuk
mentaati perintah Allah danmelaksanakannya merupakan ibadah.
Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral,
bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah dan dilaksanakan
atas dasar keikhlasan, tanggungjawab, dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum
yang harus diindahkan. Dalam Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan Bab I pasal 1, perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria

1
2

dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga


(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari pernikahan?
2. Apa saja syarat dan rukun nikah?
3. Apa tujuan pernikahan dalam pernikahan?
4. Apa saja hukum dalam pernikahan?
5. Apa saja hadits yg terkait dengan pernikahan?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan utama dalam pembuatan penugasan ini adalah untuk memberikan
pengetahuan yang lebih rinci mengenai materi mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang di pelajari di kelas XII semester 2 yang belum diketahui sebelumnya,
yaitu tentang Pernikahan. Sehingga pembaca mengetahui pentingnya pengetahuan
terhadap Pernikahan (Munahakat) dimana setiap orang pasti akan mengalami
sebuah Pernikahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENEGRTIAN PERNIKAHAN

Perkahwinan atau nikah menurut bahasa ialah berkumpul dan bercampur.


Menurut istilah syarak pula ialah ijab dan qabul (‘aqad) yang menghalalkan
persetubuhan antara lelaki dan perempuan yang diucapkan oleh kata-kata yang
menunjukkan nikah, menurut peraturan yang ditentukan oleh Islam. Perkataan zawaj
digunakan di dalam al-Quran bermaksud pasangan dalam penggunaannya perkataan
ini bermaksud perkahwinan Allah SWT menjadikan manusia itu berpasang-pasangan,
menghalalkan perkahwinan dan mengharamkan zina. Adapun nikah menurut syari’at
nikah juga berarti akad. Sedangkan pengertian hubungan badan itu hanya metafora
saja.

Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup semua
sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak
dijelaskan. Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau
masalah tersebut nampak kecil dan sepele. Itulah Islam, agama yang memberi rahmat
bagi sekalian alam. Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak. Dari
mulai bagaimana mencari kriteria calon calon pendamping hidup, hingga bagaimana
memperlakukannya kala resmi menjadi sang penyejuk hati. Islam menuntunnya.
Begitu pula Islam mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang
meriah, namun tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar tuntunan sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dengan pernikahan yang
sederhana namun tetap penuh dengan pesona. Melalui makalah yang singkat ini
insyaallah kami akan membahas perkawinan menurut hukum islam.

Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda
yaitu laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau
akad. Pernikahan adalah sunnah karuniah yang apabila dilaksanakan akan mendapat
pahala tetapi apabila tidak dilakukan tidak mendapatkan dosa tetapi dimakruhkan
karna tidak mengikuti sunnah rosul.

3
2.2 SYARAT DAN RUKUN NIKAH

1. WALI
Berdasarkan sabda Rasulullah Sallallahu `Alaihi Wasallam:

Artinya : “ Wanita mana saja yang menikah tanpa izin walinya maka nikahnya batal…
batal.. batal.” (HR Abu Daud, At-Tirmidzy dan Ibnu Majah)

2. SAKSI

Rasulullah sallallahu `Alaihi Wasallam bersabda:

Artinya : “Tidak ada nikah kecuali dengan wali dan dua saksi yang adil.”(HR Al-
Baihaqi dan Ad-Daaruquthni. Asy-Syaukani dalam Nailul Athaar berkata : “Hadist di
kuatkandengan hadits-hadits lain.”)

3. AKAD NIKAH

Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan
pernikahan dalam bentuk ijab dan qabul.

Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul adalah penerimaan dari
pihak kedua. Ijab dari pihak wali si perempuan dengan ucapannya, misalnya: “Saya
nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah kitab Riyadhus
Shalihin.”

Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapannya, misalnya: “Saya terima
nikahnya anak Bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah kitab Riyadhus
Shalihin.”

Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi:

a) Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.


b) Adanya Ijab Qabul.
c) Adanya Mahar.

4
d) Adanya Wali.
e) Adanya Saksi-saksi.

Untuk terjadinya aqad yang mempunyai akibat-akibat hukum pada suami istri haruslah
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Kedua belah pihak sudah tamyiz.


2) Ijab qobulnya dalam satu majlis, yaitu ketika mengucapkan ijab qobul tidak
boleh diselingi dengan kata-kata lain, atau menurut adat dianggap ada
penyelingan yang menghalangi peristiwa ijab qobul.

Di dalam ijab qobul haruslah dipergunakan kata-kata yang dipahami oleh masing-
masing pihak yang melakukan aqad nikah sebagai menyatakan kemauan yang timbul
dari kedua belah pihak untuk nikah, dan tidak boleh menggunakan kata-kata kasar. Dan
menurut sunnah sebelum aqad nikah diadakan khutbah terlebih dahulu yang dinamakan
Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat.

Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazaairi berkata dalam kitabnya Minhaajul Muslim.
“Ucapan ketika akad nikah seperti: Mempelai lelaki : “Nikahkanlah aku dengan
putrimu yang bernama Fulaanah.” Wali wanita : “Aku nikahkan kamu dengan putriku
yang bernama Fulaanah.” Mempelai lelaki : “Aku terima nikah putrimu.”

4. MAHAR (MAS KAWIN)

Mahar adalah tanda kesungguhan seorang laki-laki untuk menikahi seorang


wanita. Mahar juga merupakan pemberian seorang laki-laki kepada perempuan yang
dinikahinya, yang selanjutnya akan menjadi hak milik istri secara penuh. Kita bebas
menentukan bentuk dan jumlah mahar yang kita inginkan karena tidak ada batasan
mahar dalam syari’at Islam, tetapi yang disunnahkan adalah mahar itu disesuaikan
dengan kemampuan pihak calon suami. Namun Islam menganjurkan agar meringankan
mahar. Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling
mudah (ringan).”(H.R. Al-Hakim: 2692).

2.3 TUJUAN PERNIKAHAN

Orang yang menikah sepantasnya tidak hanya bertujuan untuk menunaikan


syahwatnya semata, sebagaimana tujuan kebanyakan manusia pada hari ini. Namun
hendaknya ia menikah karena tujuan-tujuan berikut ini:

5
1. Melaksanakan anjuran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:

“Wahai sekalian para pemuda! Siapa di antara kalian yang telah mampu untuk
menikah maka hendaknya ia menikah….”

2. Memperbanyak keturunan umat ini, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam


bersabda:

“Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari
kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat
yang lain.”

3. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah

Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah dan
berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah
salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan
amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah
(sedekah).

4. Untuk mendapatkan ketenangan hidup

2.4 HUKUM PERNIKAHAN

Adapun hukum menikah, dalam pernikahan berlaku hukum taklifi yang lima
yaitu :

1) Wajib bagi orang yang sudah mampu nikah,sedangkan nafsunya telah


mendesak untuk melakukan persetubuhan yang dikhawatirkan akan
terjerumus dalam praktek perzinahan.
2) Haram bagi orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nafkah
lahir dan batin kepada calon istrinya,sedangkan nafsunya belum
mendesak.

6
3) Sunnah bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mempunyai
kemampuan untuk nikah,tetapi ia masih dapat menahan diri dari berbuat
haram.
4) Makruh bagi orang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu member
belanja calon istrinya.
5) Mubah bagi orang tidak terdesak oleh alas an-alasan yang mewajibkan
segera nikah atau karena alas an-alasan yang mengharamkan untuk
nikah.

2.5 HADITS PERNIKAHAN

Ayat al-Quran tentang perintah nikah:

“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu
rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari
nikmat Allah?”(An-Nahl;72).

Dalil tujuan pernikahan:

“Pemisah antara apa yang halal dan yang haram adalah duff dan shaut (suara) dalam
pernikahan.” (HR. An-Nasa`i no. 3369, Ibnu Majah no. 1896. Dihasankan Al-Imam
Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1994).

7
BAB III

PENUTUP

( KESIMPULAN DAN SARAN )

3.1 KESIMPULAN

Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu.Menurut


istilah syarak, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk
mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bertujuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengandasar
suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang di ridhoi oleh Allahswt. Syarat-
syarat menikah yaitu syuruth al-in‟iqad, syuruth al-shihhah,syuruth an-nufuz, dan
syuruth al-luzum. Diantaranya rukun-rukun nikah ialah calon mempelai laki-laki dan
perempuan, wali, dua orang saksi, dan ijab qabul. Tujuan adanya pernikahan ternyata
sangat banyak jika ditinjau dari berbagai sisi. Prosesi atau cara pernikahan menurut
islam di Indonesia antara lain berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal
2 ayat 1dan 2 serta pada pasal 7 ayat 1 dan 2. Dalam mengerahkan pergaulan
remaja,ada banyak perintah, anjuran dan larangan yang ada dalam Islam. Salah satunya
adalah perintah menutup aurat secara sempurna. Zina ternyata sangat berbahaya dan
berdampak buruk bagi kehidupan pelakunya maupun orang- orang di sekitar termasuk
keluarga.

Bagaimanapun aturan undang-undang perlu untuk diperhatikan manakala tidak


ada satu hal yang mengharuskan untuk berpaling darinya. Sehingga dalam
kondisi ikhtiyari (normal), pasangan suami isteri sebaiknya mengikuti segala aturan
undang-undang. Tetapi ketika ada kebutuhan untuk melakukan pernikahan tanpa
pencatatan, pernikahan ini boleh-boleh saja dilakukan. Dan memang, tidak ada cukup
alasan fiqh untuk melarang apalagi mentidaksahkan pernikahan ini.

8
Dengan demikian mencatatkan perkawinan mengandung manfaat atau kemaslahatan,
kebaikan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sebaliknya apabila perkawinan
tidak diatur secara jelas melalui peraturan perundangan dan tidak dicatatkan akan
digunakan oleh pihak-pihak yang melakukan perkawinan hanya untuk kepentingan
pribadi dan merugikan pihak lain.

3.2 SARAN

1) Kita sebagai umat muslim harus mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan
pernikahan
2) Sebagai orang muslim kita harus mengetahui makna dan tujuan pernikahan
dalam islam
3) Setiap daerah akan berbeda adat kebiasaannya dalam melakukan pernikahan.

9
DAFTAR PUSTAKA

BUKU PAI KELAS 12

KITAB AL-QURAN

BUKU HADITS KURSI

https://www.academia.edu/38499007/MAKALAH_NIKAH

https://alquran-sunnah.com/kitab/bulughul-
maram/source/8.%20Kitab%20Nikah/1.%20Hadits-hadits%20tentang%20Nikah.htm

http://islammakalah.blogspot.com/p/blog-page_27.html

http://aldy-firdani.blogspot.com/2014/01/makalah-pernikahan-dalam-agama-islam.html

https://www.mengukirperadaban.com/2015/05/makalah-pernikahan-dalam-islam.html
LAMPIRAN

1) KUA
Kantor Urusan Agama adalah kantor yang melaksanakan sebagian tugas
kantor Kementerian Agama Indonesia di kabupaten dan kotamadya di bidang
urusan agama Islam dalam wilayah kecamatan

2) PAKAIAN ADAT PERNIKAHAN ACEH


3) MELAKSANAKAN PERNIKAHAN

4) KESENIAN TARI MERAK

5) ADAT PERNIKAHAN SIRAMAN

Anda mungkin juga menyukai