DISUSUN OLEH:
M.RAFLI RAMADHAN
NIM: 220101050
KATA PENGANTAR
i
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya. Sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul”HUKUM PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM ISLAM” dengan
tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak. pada mata kuliah bahasa.Indonesia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang hukum masalah pernikahan yang
sesuai dengan ajaran islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Tertanda,
M.Rafli Ramadhan
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pernikahan .................................................................................... 3
2.2 Tujuan Pernikahan dalam Islam ..................................................................... 4
2.3 Sahnya Pernikahan menurut Hukum Islam..................................................... 5
2.4 Hukum Pernikahan Beda Agama dalam Islam ............................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 7
3.2 Saran ............................................................................................................... 7
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh
peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bolehkah pernikahan beda agama itu.
2. Untuk mengetahui apa saja syarat sahnya pernikahan menurut agama Islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana jadinya, jika ada sepasang suami istri yang
nekat melakukanpernikahan beda agama.
4. Mengkaji lebih dalam peraturan perundang-undangan yang ada khususnya
mengenai pernikahan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
ليَ َ “ النِ ّكا َ ُح ِم ْن سُنتَِّ ْي فَ َم ْنل َْم ي َْع َم ْلبِسُنتَِّي ف:ى هللاَُّ عَليَ ِْه َو َسل ََّمَّ صل َ َِّ قَا َ َل َرسُوْ اُل هلل: َْع َْن عَاِئ َشةَ قَالت
ي ُمكاَثِ ٌر بِك ُْم اْأْل َُم َم َو َم ْن كاَنَ َذ ا طَوْ ٍل فَ ْل ْينَ ْ ِكحْ َو َم ْنل َْم ي َِج ْد فَ َعليَ ِْه بِالصِّيا َ ِم فَِإ َّن الصَّوْ َم
ّ َْس ِمنِي َّوت َز ََّو ُج وا فَِإ ِن
لهَُ ِو َجا ٌء” رواه ابن
ماجه
3
Masalah perkawinan beda agama telah mendapat perhatian serius para ulama
di Tanah Air. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional II pada
1980 telah menetapkan fatwa tentang pernikahan beda agama. MUI menetapkan dua
keputusan terkait pernikahan beda agama ini.
Pertama, para ulama di Tanah Air memutuskan bahwa perkawinan wanita
Muslim dengan laki-laki non-Muslim hukumnya haram. Kedua, seorang laki-laki
Muslim diharamkan mengawini wanita bukan Muslim. Perkawinan antara laki-laki
Muslim dengan wanita ahlul kitab memang terdapat perbedaan pendapat. "Setelah
mempertimbangkan bahwa mafsadatnya lebih besar dari maslahatnya, MUI
memfatwakan perkawinan tersebut hukumnya haram," ungkap Dewan Pimpinan
Munas II MUI, Prof Hamka, dalam fatwa itu.
Dalam memutuskan fatwanya, MUI menggunakan Alquran dan Hadis sebagai
dasar hukum. "Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik hingga mereka ber
iman (masuk Islam). Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan
wanita orangorang musyrik (dengan wanitawanita mukmin) hingga mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, meskipun ia
menarik hatimu..." (QS: al-Baqarah:221).
Selain itu, MUI juga menggunakan Alquran surat al-Maidah ayat 5 serta at
Tahrim ayat 6 sebagai dalil. Sedangkan, hadis yang dijadikan dalil adalah Sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan Tabrani: "Barang siapa telah kawin, ia telah
memelihara setengah bagian dari imannya, karena itu, hendaklah ia takwa (takut)
kepada Allah dalam bagian yang lain."
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah menetapkan fatwa
tentang penikahan beda agama. Secara tegas, ulama Muhammadiyah menyatakan
bahwa seorang wanita Muslim dilarang menikah dengan pria non-Muslim. Hal itu
sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 221, seperti yang telah disebutkan di atas.
"Berdasarkan ayat tersebut, laki-laki Mukmin juga dilarang nikah dengan wanita
non-Muslim dan wanita Muslim dilarang walinya untuk menikahkan dengan laki-laki
non-Muslim," ungkap ulama Muhammadiyah dalam fatwanya.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mari kita sebagai umat Nabi Muhammad yang selalu taat pada ajarannya dan
menjauhi seluruh larangannya, termasuk sunah Rasul yaitu menikah. Menikahlah
dengan sesama muslim, yang pasti dan harus seiman tidak hanya seamin. Karena
pernikahan hendaklah menjadi ajang kita merubah diri menjadi pribadi yang lebih
baik lagi, saling mengingatkan kepada pasangannya sesuai dengan ajaran dan
syariat Islam.
Sesunggahnya pernikahan ini juga lahan kita dalam mencari pahala Allah
SWT sebanyak-banyaknya. Masih banyak sekali seorang muslim yang ganteng,
yang cantik, yang kaya, dan tentunya yang faham fakih alim. Jangan beranggapan
bahwa hanyalah dia (orang non-muslim/kafir) satu0satunya yang cocok dan sesuai
sama saya. Mari buka mata kita lebar-lebar dan percayalah bahwa aka nada
seseorang nantinya yang bisa bersama berjuaang menjemput surganya Allah.
Amin amin yaa robbal alaminn.
5
Daftar Pustaka
https://www.popbela.com/relationship/married/windari-subangkit/tujuan-menikah-
dalam-islam/4 https://media.neliti.com/media/publications/37025-ID-kontroversi-
perkawinan-beda-agama-diindonesia.pdf
https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj-2011-2.pdf
https://www.republika.co.id/berita/q44bao320/nikah-beda-agama-menurut-fatwa-
mui-nu-danmuhammadiyah
https://media.neliti.com/media/publications/145560-ID-none.pdf