MAKALAH
Penyusun:
Lailatul Maghfiroh NIM.21107001
KELAS A
Puji Syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERNIKAHAN” ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh petunjuk.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Moh. Shofiyul Huda
MF, M.Ag. selaku dosen Fiqh Muamalah yang telah membimbing dan
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Terima kasih penulis ucapkan
juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan penyusun sebagai manusia biasa, untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas-
tugas dimasa yang akan datang. Dan akhirnya, penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. Dasar Umum Pernikahan ............................................................................
B. Pelaksanaan Pernikahan...............................................................................
C. Hak dan Kewajiban dalam Kehidupan Keluarga ........................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah diketahui bahwasanya pernikahan merupakan sunatullah.
Dalam surah az zariyat ayat 49 telah disebutkan “ dan segala sesuatu kami
ciptakan secara berpasang;pasangan , supa kamu akan mengiangat akan
kebesaran Allah” bahwasanya makhluk yang bernyawa itu diciptakan
secara berpasangan, baik laki-laki maupun perempuan. Hubungan antar
seorang laki-laki dan perempuan adalah tuntunan yang diciptakan oleh
Allah SWT dan untuk menghalalkan hubungan ini maka disyariatkanlah
akad nikah.
Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, dengan adanya pernikahan rumah tangga dapat
ditegakkan dan dibina sesuai dengan syariat agama dan tata kehidupan
masyarakat. Dalam agama samawi, pernikahan mendapatkan tempat yang
sangat terhormat dan sangat terjunjung tinggi tata aturan yang telah
ditetapkan dalam kitab suci. Misalnya Negara Indonesia, masalah
pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, hingga pemerintah Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan hingga sekarang menaruh perhatian yang sangat serius
dalam hal pernikahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar umum pernikahan?
2. Bagaimana pelaksanaan dalam sebuah pernikahan
3. Apa asaja hak-hak dan kewajiban dalam keluarga
C. Tujuan
1. mengerti apa saja dasar-dasar umum dalam sebuah pernikahan,
2. mengerti bagaimana cara pelaksanaan pernikahan itu seperti apa.
3. mengerti apa saja hak dan kewajiban seorang suami istri dalam
keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga”Pedoman Berkeluarga Dalam Islam” (Jakarta: Amzah, 2012), 1.
2
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam (Jakarta: PT Rineka, 1992), 188.
3
Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Dari defenisi yang telah di ungkapkan di atas sering
terdapat kata akad. Dalam hal ini kata akad yang dipergunakan
merupakan pokok pangkalkehidupan suami istri, karena akad
merupakan hal yang mutlak dalampernikahan.
Tujuan dari pernikahan adalah menjalankan perintah Allah
untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat dengan
mendirikan rumah tangga yang damai dan teratur. Selain itu ada
pula yang berpendapat tujuan dari perkawinan bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani manusia tapi sekaligus
untuk membentuk keluarga dan memelihara serta meneruskan
keturunan. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam tujuan
perkawinan adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga
yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
4
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h.13
“ Tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua saksi yang
adil”
d) Shighat (ijab qobul) akad nikah.
Yaitu Ijab Qabul yang diucapkan oleh wali atau wakilnya
dari pihak wanita, dan dijawab oleh calon pengantin laki-
laki. Ijab dalam akad nikah seperti halnya ijab dalam
berbagai transaksi lain, yaitu pernyataan yang keluar dari
satu pihak yang mengadakan akad atau transaksi, baik
berupa ucapan, tulisan atau isyarat. Sedangkan Qabul
adalah pernyataan yang datang dari pihak kedua baik
berupa ucapan, tulisan atau isyaratyang mengungkapkan
persetujuan ridhannya.
Syarat-syarat Nikah.
Syarat pernikahan ialah dasar bagi sahnya pernikahan. Bila
syarat terpenuhi maka pernikahan itu sah dan menimbulkan
adanya segala hak dan kewajiban suami istri.
a) Syarat-syarat Calon Suami
- Beragama islam
- Bukan mahram dari calon istri dan jelas halal nikah
dengan calon istri
- Terang (jelas) bahwa calon suami itu betul laki-laki
- Tidak sedang memiliki istri empat
- Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan
calon istri
- Calon suami rela (tidak dipaksa) untuk melalukan
pernikahan
- Calon suami kenal pada calon istri serta tau betul calon
istrinya halal baginya
- Tidak sedang melakukan ihram, seperti sabda Nabi
SAW
“ Seseorang yang sedang ber ihram tidak boleh
menikahkan, tidak boleh dinikahkan, dan tidak boleh
mengkhitbah”.
b) Syarat-syarat Calon Istri
- Beragama islam
- Tidak bersuami dan tidak dalam iddah
- Bukan mahram calon suami
- Terang (jelas) bahwa calon istri bukan khuntsa dan
betul-betul perempuan
- Tidah sedang dalam ihram
- Calon istri rela (tidak di paksa) untuk melakukan
perasaan
- Telah memberi izin kepada wali untuk menikahkannya,
seperti sabda Nabi SAW:
“ Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia
diajak musyawarah/dimintai pendapat, dan tidak boleh
seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinya”.
B. Pelaksanaan Pernikahan
Dalam masalah pernikahan sesungguhnya islam telah mengatur
sedemikian rupa. Berikut ini ada bebrapa tata cara pelaksanaan
pernikahan:
Minta Pertimbangan Comment [NS1]:
7
Samsul Bahri, Mimbar Hukum, No.52, Nafkah Batin dan kompensasi materialnya, 24
BAB III
KESIMPULAN
Nikah menjadi wajib atas orang yang sudah mampu dan ia khawatir terjerumus
padaperbuatan zina. Sebab zina haram hukumnya, demikian pula hal yang bisa
mengantarkannya kepadaperzinaan serta hal-hal yang menjadi pendahulu
perzinaan (misalnya; pacaran, pent.). Maka,barangsiapa yang merasa
mengkhawatirkan dirinya terjerumus pada perbuatan zina ini, maka iawajib
sekuat mungkin mengendalikan nafsunya. Manakala ia tidak mampu
mengendalikan nafsunya,kecuali dengan jalan nikah, maka ia wajib
melaksanakannya. Dan tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan kehidupan
rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
DAFTAR PUSTAKA
Beni Ahmad Sacbani, Fiqh Munakahat 2, (Bandung :CV Pustaka Setia, 2010), 11.
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h.13