Disusun oleh:
Kelompok 5
Anisa
Farhani
Andika putra
Tri nanda sari
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah administrasi kebijakan
dan Kesehatan dengan judul “pernikahan dalam islam” di stikes bina bangsa
majene khususnya dijurusan S1 Kesehatan Masyarakat
Terima kasih disampaikan kepada bapak Tajuddin s.pd.m.pd selaku dosen mata
kuliah Pendidikan agama islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
agama islam. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin
Pengertian Nikah
Pernikaan adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam pergaulan
masyarakatagama islam dan masyarakat. Pernikahan bukan saja merupakan satu
jalan untuk membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan. Pernikahan juga
dipandang sebagai jalan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan memperluas
serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia. Secara etimologi bahasa
Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah, yang kemudian diberi imbuhan
awalan “per” dan akhiran “an”.
Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, pernikahan disebut denganberasal dari kata an-
nikh dan azziwaj yang memiliki arti melalui, menginjak, berjalan di atas, menaiki,
dan bersenggema atau bersetubuh. Di sisi lain nikah juga berasal dari istilah Adh-
dhammu, yang memiliki arti merangkum, menyatukan dan mengumpulkan serta
sikap yang ramah. adapun pernikahan yang berasalh dari kata aljam’u yang berarti
menghimpun atau mengumpulkan. Pernikahan dalam istilah ilmu fiqih disebut ( زواج
), ( ) نكاحkeduanya berasal dari bahasa arab. Nikah dalam bahasa arab mempunyai
dua arti yaitu ( ) الوطء والضمbaik arti secara hakiki ( ) الضمyakni menindih atau
berhimpit serta arti dalam kiasan ( ) الوطءyakni perjanjian atau bersetubuh.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisaa’ : 1).
”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu,dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui” .
(Q.S. An-Nuur : 32)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan- Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
(Q.S. Ar-Ruum : 21).
”Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah memiliki kemampuan
untuk menikah, hendaklah dia menikah; karena menikah lebih menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Adapun bagi siapa saja yang belum
mampu menikah, hendaklah ia berpuasa; karena berpuasa itu merupakan peredam
(syahwat)nya”.
Hukum Pernikahan
Dalam agama islam pernikahan memiliki hukum yang disesuaikan dengan kondisi
atau situasi orang yang akan menikah. Berikut hukum pernikahan menurut islam
Wajib, jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk meinkah dan jika tidak
menikah ia bisa tergelincir perbuatan zina (baca zina dalam islam)
Sunnah, berlaku bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menikah namun
jika tidak menikah ia tidak akan tergelincir perbuatan zina
Makruh, jika ia memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu menahan diri dari
zina tapi ia tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menikah. Ditakutkan akan
menimbulkan mudarat salah satunya akan menelantarkan istri dan anaknya
Mubah, jika seseorang hanya menikah meskipun ia memiliki kemampuan untuk
menikah dan mampu menghindarkan diri dari zina, ia hanya menikah untuk
kesenangan semata
Haram, jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan dikhawatirkan
jika menikah ia akan menelantarkan istrinya atau tidak dapat memenuhi kewajiban
suami terhadap istri dan sebaliknya istri tidak dapat memenuhi kewajiban istri
terhadap suaminya. Pernikahan juga haram hukumnya apabila
menikahi mahram atau pernikahan sedarah.
a. Rukun Nikah
Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan pernikahan,
mencakup :
b. Syarat Nikah
Beragama Islam
Berjenis kelamin Laki-laki
Ada orangnya atau jelas identitasnya
Setuju untuk menikah
Tidak memiliki halangan untuk menikah
Beragama Islam ( ada yang menyebutkan mempelai wanita boleh beraga nasrani
maupun yahudi)
Berjenis kelamin Perempuan
Ada orangnya atau jelas identitasnya
Setuju untuk menikah
Tidak terhalang untuk menikah
Laki-laki
Dewasa
Mempunyai hak perwalian atas mempelai wanita
Adil
Beragama Islam
Berakal Sehat
Tidak sedang berihram haji atau umrah
Minimal terdiri dari dua orang laki-laki
Hadir dalam proses ijab qabul
mengerti maksud akad nikah
beragama islam
Adil
dewasa
Dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti kedua belah pihak baik oleh
pelaku akad dan penerima aqad dan saksi. Ucapan akad nikah juga haruslah jelas
dan dapat didengar oleh para saksi.
Fikih pernikahan atau munakahat adalah salah satu ilmu yang mesti dipelajari dan
diketahui umat islam pada umumnya agar pernikahan dapat berjalan sesuai dengan
tuntunan syariat agama dan menghindarkan hal-hal yang dapat membatalkan
pernikahan.
Dalam pernikahan ada hak suami dan ada juga hak istri. Begitupula, ada kewajiban
suami terhadap istri dan ada juga kewajiban istri terhadap suami. Semua itu sudah
diatur didalam undang-undang perkawinan, kompilasi hukum islam, dan juga
didalam syari’at agama islam. Semua itu perlu dipahami oleh semua orang.
-kewajiban suami yang merupakan hak istri, antara lain memberikan nafkah,
perlindungan, pendidikan agama, mempergauli istri dengan baik, dan perlakuan adil.
“Tanggungjawab utama suami adalah mahar di sini termasuk ke nafkah baik
sandang maupun pangan,” ucap Ustadz Rosyid.
Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap
keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR Tirmidzi)
-hak suami dan kewajiban istri yang harus dijalankan terdiri atas melayani suami,
taat kepada suami, memenuhi ajakan suami berhubungan badan, menjaga rumah
dan kemaluan ketika ditinggal pergi, dan memperlakukan suami dengan baik. Meski
istri memiliki jabatan, gelar, atau gaji lebih tinggi daripada suaminya maka ia tetap
harus taat kepada sang suami. “Hak suami atas istri lebih besar daripada hak istri
atas suami. Sebab suami memiliki satu tingkat lebih tinggi daripada istri,” ucapnya.
-Tujuan pernikahan
Menjaga Diri Dari Perbuatan Maksiat
Mengamalkan Ajaran Rasulullah SAW
Memperbanyak Jumlah Umat Islam
Mendapat Kenyamanan
Membina Rumah Tangga Yang Islami & Menerapkan Syari’at
Persiapan Nikah
1. Persiapan Umum
2. Persiapan Administrasi
3. Persiapan Lamaran
Cincin
Hantaran
4. Persiapan Akad
Rukun Nikah
Tempat akad
Mas Kawin
Perawatan
Gaun dan jas
MC
Tempat
Fotografer
6. Persiapan Resepsi
Konsep
Dekorasi pelaminan
Dekorasi rumah
Daftar tamu
Buku tamu
Alat tulis
Tempat
Panitia
Catering
Souvenir
Undangan
Make Up Artist
Kue pengantin
Pengisi musik/organ
ُحِّر َم ْت َع َلْي ُك ْم ُأَّم َه اُتُك ْم َو َب َن اُتُك ْم َو َأَخ َو اُتُك ْم َو َع َّماُتُك ْم َو َخ ااَل ُتُك ْم َو َب َن اُت اَأْلِخ َو َب َن اُت اُأْلْخ ِت َو ُأَّم َه اُتُك ُم
الاَّل ِتي َأْر َض ْع َن ُك ْم َو َأَخ َو اُتُك ْم ِمَن الَّر َضاَعِة َو ُأَّم َه اُت ِنَساِئُك ْم َو َر َب اِئُبُك ُم الاَّل ِتي ِفي ُحُجوِر ُك ْم ِم ْن ِنَساِئُك ُم
الاَّل ِتي َد َخ ْلُتْم ِبِه َّن َفِإْن َلْم َت ُك وُنوا َد َخ ْلُتْم ِبِه َّن َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ُك ْم َو َح اَل ِئُل َأْب َن اِئُك ُم اَّلِذيَن ِم ْن َأْص اَل ِبُك ْم َو َأْن
َت ْج َم ُعوا َب ْي َن اُأْلْخ َت ْي ِن ِإاَّل َم ا َقْد َس َلَف ۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َغ ُفوًر ا َر ِحيًما
”Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu
yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-
saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang
perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan
sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang
dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi
jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu
ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang
bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”(QS. an-Nisa: 23)
PELAKSANAAN PERNIKAHAN
Berikut ini kami akan membahas tata cara pernikahan menurut Islam secara
singkat.Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah
• Minta Pertimbangan
Bagi seorang lelaki sebelum ia memutuskan untuk mempersunting seorang wanita
untuk menjadi isterinya, hendaklah ia juga minta pertimbangan dari kerabat dekat
wanita tersebut yang baik agamanya.
• Shalat Istikharah
Setelah mendapatkan pertimbangan tentang bagaimana calon isterinya, hendaknya
ia melakukan shalat istikharah sampai hatinya diberi kemantapan oleh Allah Taala
dalam mengambil keputusan. Khithbah (peminangan)