Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Disusun oleh:
Kelompok 5
Anisa
Farhani
Andika putra
Tri nanda sari

Sekolah tinggi ilmu Kesehatan


bina bangsa majene

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah administrasi kebijakan
dan Kesehatan dengan judul “pernikahan dalam islam” di stikes bina bangsa
majene khususnya dijurusan S1 Kesehatan Masyarakat
Terima kasih disampaikan kepada bapak Tajuddin s.pd.m.pd selaku dosen mata
kuliah Pendidikan agama islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
agama islam. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin

Majene, 29 september 2020

Pengertian Nikah
Pernikaan adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam pergaulan
masyarakatagama islam dan masyarakat. Pernikahan bukan saja merupakan satu
jalan untuk membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan. Pernikahan juga
dipandang sebagai jalan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan memperluas
serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia. Secara etimologi bahasa
Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah, yang kemudian diberi imbuhan
awalan “per” dan akhiran “an”.

Pernikahan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti diartikan sebagai


perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami istri.

1. Pengertian menurut etimologi

Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, pernikahan disebut denganberasal dari kata an-
nikh dan azziwaj yang memiliki arti melalui, menginjak, berjalan di atas, menaiki,
dan bersenggema atau bersetubuh. Di sisi lain nikah juga berasal dari istilah Adh-
dhammu, yang memiliki arti merangkum, menyatukan dan mengumpulkan serta
sikap yang ramah. adapun pernikahan yang berasalh dari kata aljam’u yang berarti
menghimpun atau mengumpulkan. Pernikahan dalam istilah ilmu fiqih disebut ( ‫زواج‬
), ( ‫ ) نكاح‬keduanya berasal dari bahasa arab. Nikah dalam bahasa arab mempunyai
dua arti yaitu ( ‫ ) الوطء والضم‬baik arti secara hakiki ( ‫ ) الضم‬yakni menindih atau
berhimpit serta arti dalam kiasan ( ‫ ) الوطء‬yakni perjanjian atau bersetubuh.

2. Pengertian Menurut Istilah

Adapun makna tentang pernikahan secara istilah masing-masing ulama fikih


memiliki pendapatnya sendiri antara lain :

1. Ulama Hanafiyah mengartikan pernikahan sebagai suatu akad yang membuat


pernikahan menjadikan seorang laki-laki dapat memiliki dan menggunakan
perempuan termasuk seluruh anggota badannya untuk mendapatkan sebuah
kepuasan atau kenikmatan.
2. Ulama Syafi’iyah menyebutkan bahwa pernikahan adalah suatu akad dengan
menggunakan lafal ‫ ُح حاَك كِنن‬, atau ‫ َك ز َك وا ُح ج‬, yang memiliki arti pernikahan
menyebabkan pasangan mendapatkan kesenanagn.
3. Ulama Malikiyah menyebutkan bahwa pernikahan adalah suatu akad atau perjanjian
yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan tanpa adanya harga yang dibayar.
4. Ulama Hanabilah menyebutkan bahwa pernikahan adalah akad dengan
menggunakan lafal ‫ اِن ْن ن َك كا ُح ح‬atau ‫ َك ْن ِن و ْن ُح ج‬yang artinya pernikahan
membuat laki-laki dan perempuan dapat memiliki kepuasan satu sama lain.
5. Saleh Al Utsaimin, berpendapat bahwa nikah adalah pertalian hubungan antara laki-
laki dan perempuan dengan maksud agar masing-masing dapat menikmati yang lain
dan untuk membentuk keluaga yang saleh dan membangun masyarakat yang bersih
6. Muhammad Abu Zahrah di dalam kitabnya al-ahwal al-syakhsiyyah, menjelaskan
bahwa nikah adalah akad yang berakibat pasangan laki-laki dan wanita menjadi
halal dalam melakukan bersenggema serta adanya hak dan kewajiban diantara
keduanya.

Dasar Hukum Pernikahan


Sebagaimana ibadah lainnya, pernikahan memiliki dasar hukum yang
menjadikannya disarankan untuk dilakukan oleh umat islam. Adapun dasar hukum
pernikahan berdasarkan Al Qur’an dan Hadits adalah sebagai berikut :

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisaa’ : 1).
”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu,dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui” .
(Q.S. An-Nuur : 32)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan- Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
(Q.S. Ar-Ruum : 21).
”Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah memiliki kemampuan
untuk menikah, hendaklah dia menikah; karena menikah lebih menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Adapun bagi siapa saja yang belum
mampu menikah, hendaklah ia berpuasa; karena berpuasa itu merupakan peredam
(syahwat)nya”.

Hukum Pernikahan
Dalam agama islam pernikahan memiliki hukum yang disesuaikan dengan kondisi
atau situasi orang yang akan menikah. Berikut hukum pernikahan menurut islam

 Wajib, jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk meinkah dan jika tidak
menikah ia bisa tergelincir perbuatan zina (baca zina dalam islam)
 Sunnah, berlaku bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menikah namun
jika tidak menikah ia tidak akan tergelincir perbuatan zina
 Makruh, jika ia memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu menahan diri dari
zina tapi ia tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menikah. Ditakutkan akan
menimbulkan mudarat salah satunya akan menelantarkan istri dan anaknya
 Mubah, jika seseorang hanya menikah meskipun ia memiliki kemampuan untuk
menikah dan mampu menghindarkan diri dari zina, ia hanya menikah untuk
kesenangan semata
 Haram, jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan dikhawatirkan
jika menikah ia akan menelantarkan istrinya atau tidak dapat memenuhi kewajiban
suami terhadap istri dan sebaliknya istri tidak dapat memenuhi kewajiban istri
terhadap suaminya. Pernikahan juga haram hukumnya apabila
menikahi mahram atau pernikahan sedarah.

Rukun dan Syarat Pernikahan


Pernikahan dalam islam memiliki beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi
agar pernikahan tersebut sah hukumnya di mata agama baik menikah secara resmi
maupun nikah siri. Berikut ini adalah syarat-syarat akad nikah dan rukun yang harus
dipenuhi dalam sebuah pernikahan misalnya nikah tanpa wali maupun ijab kabul
hukumnya tidak sah.

a. Rukun Nikah

Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan pernikahan,
mencakup :

1. Calon mempelai laki-laki dan perempuan


2. Wali dari pihak mempelai perempuan
3. Dua orang saksi
4. Ijab kabul yang sighat nikah yang di ucapkan oleh wali pihak perempuan dan
dijawab oleh calon mempelai laki-laki.

b. Syarat Nikah

Adapun syarat dari masing-masing rukun tersebut adalah

1. Calon suami dengan syarat-syarat berikut ini

 Beragama Islam
 Berjenis kelamin Laki-laki
 Ada orangnya atau jelas identitasnya
 Setuju untuk menikah
 Tidak memiliki halangan untuk menikah

2. Calon istri dengan syarat-syarat

 Beragama Islam ( ada yang menyebutkan mempelai wanita boleh beraga nasrani
maupun yahudi)
 Berjenis kelamin Perempuan
 Ada orangnya atau jelas identitasnya
 Setuju untuk menikah
 Tidak terhalang untuk menikah

3. Wali nikah dengan syarat-syarat wali nikah sebagai berikut (baca


juga urutan wali nikah).

 Laki-laki
 Dewasa
 Mempunyai hak perwalian atas mempelai wanita
 Adil
 Beragama Islam
 Berakal Sehat
 Tidak sedang berihram haji atau umrah
 Minimal terdiri dari dua orang laki-laki
 Hadir dalam proses ijab qabul
 mengerti maksud akad nikah
 beragama islam
 Adil
 dewasa

5. Ijab qobul dengan syarat-syarat, harus memenuhi syarat berikut ini :

 Dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti kedua belah pihak baik oleh
pelaku akad dan penerima aqad dan saksi. Ucapan akad nikah juga haruslah jelas
dan dapat didengar oleh para saksi.

Fikih pernikahan atau munakahat adalah salah satu ilmu yang mesti dipelajari dan
diketahui umat islam pada umumnya agar pernikahan dapat berjalan sesuai dengan
tuntunan syariat agama dan menghindarkan hal-hal yang dapat membatalkan
pernikahan.

Kedudukan Dan Tujuan Pernikahan


-Kedudukan (Hak dan kewajiban suami istri)

Dalam pernikahan ada hak suami dan ada juga hak istri. Begitupula, ada kewajiban
suami terhadap istri dan ada juga kewajiban istri terhadap suami. Semua itu sudah
diatur didalam undang-undang perkawinan, kompilasi hukum islam, dan juga
didalam syari’at agama islam. Semua itu perlu dipahami oleh semua orang.

-kewajiban suami yang merupakan hak istri, antara lain memberikan nafkah,
perlindungan, pendidikan agama, mempergauli istri dengan baik, dan perlakuan adil.
“Tanggungjawab utama suami adalah mahar di sini termasuk ke nafkah baik
sandang maupun pangan,” ucap Ustadz Rosyid.

Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap
keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR Tirmidzi)

-hak suami dan kewajiban istri yang harus dijalankan terdiri atas melayani suami,
taat kepada suami, memenuhi ajakan suami berhubungan badan, menjaga rumah
dan kemaluan ketika ditinggal pergi, dan memperlakukan suami dengan baik. Meski
istri memiliki jabatan, gelar, atau gaji lebih tinggi daripada suaminya maka ia tetap
harus taat kepada sang suami. “Hak suami atas istri lebih besar daripada hak istri
atas suami. Sebab suami memiliki satu tingkat lebih tinggi daripada istri,” ucapnya.

-Tujuan pernikahan
 Menjaga Diri Dari Perbuatan Maksiat
 Mengamalkan Ajaran Rasulullah SAW
 Memperbanyak Jumlah Umat Islam
 Mendapat Kenyamanan
 Membina Rumah Tangga Yang Islami & Menerapkan Syari’at

Persiapan Nikah
1. Persiapan Umum

 Menentukan alokasi budget


 Pertemuan antar keluarga

2. Persiapan Administrasi

 Surat pengantar dari RT/RW


 Dokumen N1, N2, N3, dan N4 dari kelurahan
 Surat keterangan belum menikah dari kelurahan
 Fotokopi KTP
 Fotokopi KK
 Pas foto 2×3
 Pas foto 3×4
 Izin kawin bagi anggota TNI/POLRi
 Fotokopi ijazah terakhir
 Materai

3. Persiapan Lamaran

 Cincin
 Hantaran

4. Persiapan Akad

 Rukun Nikah
 Tempat akad
 Mas Kawin
 Perawatan
 Gaun dan jas
 MC

5. Persiapan Prewedding (Post Wedding)

 Tempat
 Fotografer

6. Persiapan Resepsi

 Konsep
 Dekorasi pelaminan
 Dekorasi rumah
 Daftar tamu
 Buku tamu
 Alat tulis
 Tempat
 Panitia
 Catering
 Souvenir
 Undangan
 Make Up Artist
 Kue pengantin
 Pengisi musik/organ

PEREMPUAN YANG HARAM DINIKAHI


(QS. an-Nisa: 23)

‫ُحِّر َم ْت َع َلْي ُك ْم ُأَّم َه اُتُك ْم َو َب َن اُتُك ْم َو َأَخ َو اُتُك ْم َو َع َّماُتُك ْم َو َخ ااَل ُتُك ْم َو َب َن اُت اَأْلِخ َو َب َن اُت اُأْلْخ ِت َو ُأَّم َه اُتُك ُم‬
‫الاَّل ِتي َأْر َض ْع َن ُك ْم َو َأَخ َو اُتُك ْم ِمَن الَّر َضاَعِة َو ُأَّم َه اُت ِنَساِئُك ْم َو َر َب اِئُبُك ُم الاَّل ِتي ِفي ُحُجوِر ُك ْم ِم ْن ِنَساِئُك ُم‬
‫الاَّل ِتي َد َخ ْلُتْم ِبِه َّن َفِإْن َلْم َت ُك وُنوا َد َخ ْلُتْم ِبِه َّن َف اَل ُج َن اَح َع َلْي ُك ْم َو َح اَل ِئُل َأْب َن اِئُك ُم اَّلِذيَن ِم ْن َأْص اَل ِبُك ْم َو َأْن‬
‫َت ْج َم ُعوا َب ْي َن اُأْلْخ َت ْي ِن ِإاَّل َم ا َقْد َس َلَف ۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َغ ُفوًر ا َر ِحيًما‬
”Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu
yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-
saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang
perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan
sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang
dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi
jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu
ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang
bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”(QS. an-Nisa: 23)
PELAKSANAAN PERNIKAHAN
Berikut ini kami akan membahas tata cara pernikahan menurut Islam secara
singkat.Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah
• Minta Pertimbangan
Bagi seorang lelaki sebelum ia memutuskan untuk mempersunting seorang wanita
untuk menjadi isterinya, hendaklah ia juga minta pertimbangan dari kerabat dekat
wanita tersebut yang baik agamanya.
• Shalat Istikharah
Setelah mendapatkan pertimbangan tentang bagaimana calon isterinya, hendaknya
ia melakukan shalat istikharah sampai hatinya diberi kemantapan oleh Allah Taala
dalam mengambil keputusan. Khithbah (peminangan)

• Setelah seseorang mendapat kemantapan dalam menentukan wanita


pilihannya
• Melihat Wanita yang Dipinang
Islam adalah agama yang hanif yang mensyariatkan pelamar untuk melihat wanita
yang dilamar dan mensyariatkan wanita yang dilamar untuk melihat laki-laki yang
meminangnya, agar masing- masing pihak benar-benar mendapatkan kejelasan
tatkala menjatuhkan pilihan pasangan hidupnya
• Aqad Nikah
Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi:Adanya
suka sama suka dari kedua calon mempelai.
• Adanya Mahar (mas kawin)
Islam memuliakan wanita dengan mewajibkan laki-laki yang hendak menikahinya
menyerahkan mahar (mas kawin). Islam tidak menetapkan batasan nilai tertentu
dalam mas kawin ini, tetapi atas kesepakatan kedua belah pihak dan menurut kadar
kemampuan.
• Adanya Wali
Dari Abu Musa radliyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah sah suatu pernikahan tanpa wali." (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no.
• Adanya Saksi-Saksi
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi yang adil."
(HR. Al-Baihaqi dari Imran dan dari Aisyah, shahih, lihat Shahih Al-Jamius Shaghir
oleh Syaikh Al-Albani no. 7557).
• Walimah
Walimatul Urus hukumnya wajib. Dasarnya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaih
wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf:
"....Adakanlah walimah sekalipun hanya dengan seekor kambing." (HR. Abu Dawud
dan dishahihkan oleh Al-Alabni dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 1854)

Anda mungkin juga menyukai