Anda di halaman 1dari 9

ISLAMIC EDUCATION

PERNIKAHAN
DALAM ISLAM
By: Lutfiza Fajri Afriliyani
"Arti dari pernikahan adalah bersatunya dua
insan dengan jenis berbeda yaitu laki-laki dan
perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan
perjanjian atau akad yang diharapkan menjadi
media dan tempat yang sempurna untuk
mendapatkan pahala dan ridho dari Allah
SWT."
DASAR HUKUM
PERNIKAHAN
Dasar hukum pernikahan dalam Islam adalah Al-Quran dan Sunnah. Al-Qur’an Ada beberapa surat dalam Al-Qur’an yang
mengenai dasar hukum pernikahan. Ayat-ayat tersebut menjadi bukti bahwa pernikahan memiliki dasar hukum yang kuat
di dalam Al-Qur’an. Berikut ayat-ayat tersebut:

Al-Qur'an
Al-Quran Surat Annisa ayat 1 Al-Qur’an Surat Ar Ruum ayat 21
Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu Artinya: "Dan, diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari menciptkan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya, pada
banyak. Dan, bertakwalah kepada Allah yang dengan yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama yang berpikir."
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya,
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." Al-Qur’an Surat An Nahl ayat 72
Artinya: "Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu
Al-Qur’an Surat An Nuur ayat 31 sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-
Artinya: "Dan, kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik.
kamu, orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba Maka, mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang mengingkari nikmat Allah."
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya. Dan, Allah Maha Luas (Pemberian-
Nya) lagi Maha Mengetahui."
Sunah/Hadist

""Wanita dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya,


keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka, dapatkanlah
wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung." (HR Bukhari dan
Muslim).

"Tetapi aku salat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barang siapa
membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku." (HR Bukhari dan Muslim).

"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya.


Karenanya, bertakwalah kepada Allah pada separuh lainnya." (HR Baihaqi).
HUKUM
PERNIKAHAN
Hukum nikah dapat berubah menjadi makruh apabila orang yang melaksanakannya
belum mempunyai bekal materi sama sekali, kecuali hanyalah berbekal kemampuan
pisik belaka. Hukum nikah dapat berubah menjadi haram, apabila orang yang
melaksanakannya bertujuan untuk menguasai dan menyakiti baik pisik maupun mental
dari calon pasangannya. Hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, apabila orang yang
melaksanakannya sudah mempunyai bekal yang cukup, dan mereka dikhawatirkan
terjerumus ke dalam perzinahan. Umumnya atau kebanyakan hukum nikah itu berubah
menjadi sunnat, apabila orang yang melaksanakannya sudah mempunyai bekal yang
cukup, dan mereka bertujuan untuk mengikuti dan melestarikan sunnah nabi
Muhammad saw.
PENDAPAT PARA
ULAMA
Pada dasarnya Islam menganjurkan perkawinan, 1.Wajib, Perkawinan hukumnya wajib bagi orang yang mempunyai
akan tetapi para ulama berbeda pendapat dalam kemampuan untuk melaksanakan dan memikul beban kewajiban dalam
hukum asal perkawinan. Menurut jumhur ulama hidup perkawinan serta ada kekhawatiran apabila tidak kawin maka akan
hukum asal perkawinan adalah wajib hukumnya. mudah untuk melakukan zina.
Sedangkan Syafi'iyyah mengatakan bahwa hukum 2.Sunnah, Perkawinan hukumnya sunnah bagi orang yang berkeinginan
kuat untuk Perkawinan dan telah mempunyai kemampuan untuk
asal perkawinan adalah mubah. Dan seseorang
melaksanakan dan memikul kewajiban dalam perkawinan.
dibolehkan melakukan perkawinan dengan tujuan
3.Haram, Perkawinanan hukumnya haram bagi orang yang belum
mencari kenikmatan. Menurut ulama mazhab
berkeinginan serta tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
Syafi’i, hukum asal menikah adalah sunnah atau dan memikul kewajiban hidup perkawinan atau punya tujuan
anjuran sebagaimana pernyataan Imam Nawawi, menyengsarakan istrinya.
“perintah menikah dalam Al-Qur’an bermakan 4.Makruh, Perkawinanan menjadi makruh bagi seseorang yang mampu
anjuran, bukan wajib. Pandangan ini disetujui dari segi materiil, cukup mempunyai daya tahan mental sehingga tidak
oleh mayoritas ulama” (Syarah Shahih Muslim, 9: akan kawatir terseret dalam perbuatan zina. Tetapi mempunyai
173). kekhawatiran tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap
Hukum Perkawinan ada lima macam yaitu Wajib, istri.
Sunnah, Haram, Makruh dan Mubah. 7 Dari 5.Mubah, Perkawinanan hukumnya mubah bagi orang-orang yang
kelima macam di atas belum dijelaskan secara mempunyai harta benda tetapi apabila tidak kawin tidak akan merasa
jelas mengenai wajib, sunat, haram, makruh dan khawatir berbuat zina dan tidak akan merasa kawatir akan menyia-
mubah. Maka dari itu sebagaimana diuraikan oleh nyiakan kewajibannya terhadap istri.
Abdurrahman al-Jaziri adalah sebagai berikut:
HIKMAH & TUJUAN
PERNIKAHAN
H i k m a h Pernikahan : Tujuan Pernikahan :

a)Naluri seksual merupakan naluri yang paling kuat, yang a)Islam membenci umatnya yang hidup membujang
selalu mendesak manusia untuk mencari penyaluran. Dan atau menggadis, sampai dia meninggal dunia.
jika itu jalannya tersumbat dan ia tidak akan mempunyai
kepuasan, manusia akan mengalami kegelisahan dan b)Islam membenci laki-laki dan perempuan hidup janda
keluh kesah, yang akan menyeretnya ke dalam sampai meningal dunia.
penyelewengan yang tidak dinginkan.
c)Famili yang bersangkutan seharusnya mendorong
b)Perkawinan adalah cara sebaik-baiknya untuk mereka itu supaya kawin dan kalau perlu diberikan
berkembang biak, serta berlangsungnya kehidupan sumbangan moril dan materiil, sehingga tidak
disertai terjaminnya kemurnian asal-usul yang amat seorangpun dari umat Islam yang tidak berkeluarga
dipentingkan oleh agama Islam. waktu meninggal dunia.

c)Perkawinan adalah cara yang tepat untuk menumbuhkan d)Pernikahan bukan saja menolong penyaluran nafsu
naluri keibuan dan naluri kebapakan. seksual secara halal, tapi pula meringankan
penderitaan ekonomi mereka menutup kemungkinan
d)Dapat membangun keluarga bersama, dengan mengingat melacur, dan termasuk ibadah karena dianjurkan agar
fungsi masing-masing, sehingga kehidupan keluarga berkeluarga dalam Islam.
menjadi sehat dan kuat.
KESIMPULAN
Pernikahan sangat dianjurkan Allah SWT, dalam beberapa ayat disebutkan
keutamaan menikah oleh karenanya pernikahan merupakan ibadah, kecintaan kita pada istri atau suami
dapat mendorong kita untuk membimbingnya pada kebaikan yang menghadirkan kecintaan Allah pada
keluarga kita. Nabi Muhammad saw juga menganjurkan kita dalam banyak hadits agar menikah dan
melahirkan anak. Beliau menganjurkan kita mengenai hal itu dan melarang kita hidup membujang,
karena perbuatan ini menyelisihi Sunnahnya.

Terdapat banyak hikmah dalam pernikahan di antaranya adalah dapat menenteramkan jiwa, dengan
begitu akan tercipta perasaan-perasaan cinta dan kasih sayang. Keluarga yang diliputi rasa kasih sayang
satu dengan lainnya akan tercipta keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, meskipun tidak mudah
untuk mewujudkannya karena dibutuhkan rasa saling pengertian, saling menghargai antara suami dan
istri.
Pernikahan yang penuh berkah adalah benteng iman yang paling kokoh, dituntut kesabaran keikhlasan
kita dalam mengarungi bahtera yang kadang bergelombang dan berbadai.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai