Anda di halaman 1dari 19

MUNAKAHAT

“pernikahan”
Kelompok 1
Erik Rizky R
Reza nurkholis m
Shahira Rasheeda
Pengertian
Menurut bahasa, munakahat pernikahan
berarti menghimpun, mengumpulkan.
Menurut istilah, nikah adalah suatu ikatan
lahir dan batin antara seorang laki laki
dengan perempuan yang bukan muhrim
sebagai suami istri dengan tujuan untuk
membina suatu rumah tangga yang bahagia
berdasarkan tuntunan Allah SWT.
Pengertian
Menurut ilmu fikih, nikah adalah akad yang
menghalalkan hubungan antara laki laki dan
perempuan yang bukan muhrim sesuai
dengan ketentuan syariat islam..
Nikah termasuk perbuatan yang telah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi
memuji Allah dan menyanjung Nya, beliau
bersabda: Akan tetapi aku shalat,
tidur,berpuasa, makan, dan menikahi wanita,
barang siapa yang tidak suka dengan
perbuatanku,maka bukanlah dia dari
golonganku. HR. Bukhari dan Muslim.
Menikah termasuk sunnah dari yang
dianjurkan Rasulullah SAW. Allah berfirman
dalam surah Ar Rum ayat 21

“Dan diantara tanda tanda kekuasaan Nya ialah


Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya
diantara mu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
benarbenar terdapat tanda tanda bagi kaum
yang berfikir”.
   HUKUM DAN DALILNYA
Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan kepada umatnya
yang sudah mampu untuk menikah. Namun karena adanya
beberapa kondisi yang bermacam macam, maka hukum
nikah ini dapat dibagi menjadi lima macam.

1 Sunnah 5 Mubah

2 Wajib

3 Makruh

4 Haram
1 Sunnah

bagi orang yang berkehendak dan baginya


yang mempunyai biaya sehingga dapat
memberikan nafkah kepada istrinya dan
keperluan keperluan lain yang mesti
dipenuhi.
2 Wajib

bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau


tidak menikah ia akan terjerumus dalam perzinaan.

Sabda Nabi Muhammad SAW. :


“Hai golongan pemuda, barang siapa diantara kamu yang
cukup biaya maka hendaklah menikah. Karena
sesungguhnya nikah itu menghalangi pandangan (terhadap
yang dilarang oleh agama.) dan memlihara kehormatan. Dan
barang siapa yang tidak sanggup, maka hendaklah ia
berpuasa. Karena puasa itu adalah perisai baginya.” (HR
Bukhari Muslim).
3 Makruh

Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan


melakukan perkawinan telah mempunyai keinginan atau
hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk
memberi nafkah tanggungannya.
4 Haram

 Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat


untuk menyakiti perempuan yang dinikahinya, dan apabila
perempuan tersebut adalah mahramnya.
5 Mubah

  bagi orang orang yang tidak terdesak oleh hal hal yang
mengharuskan segera nikah atau yang mengharamkannya.
RUKUN MUNAKAHAT DAN SYARATNYA

• Ada calon suami syarat : laki laki, baligh, Islam, tidak


dipaksa / terpaksa, tidak dalam ihram haji atau umroh,
dan bukan mahram calon istrinya
• Ada calon istri, syarat : sudah cukup umur, Islam, tidak
dalam ikatan perkawinan dengan orang lain, tidak sedang
dalam masa iddah, bukan mahram calon suami dan tidak
dalam ihram haji atau umroh.
• Ada wali nikah, dengan syarat : laki-laki beragama
Islam, baligh dan berakal sehat, adil , tidak fasik, dan
tidak ihrom haji / umroh. Wali nikah ada 2 macam
RUKUN MUNAKAHAT DAN SYARATNYA

a. Wani nasab : wali yang mempunyai pertalian darah


dengan mempelai wanita.
b. Wali hakim : jika wali nasab tidak ada semua atau ada
tetapi berhalangan hadir atau ada tetapi menyerahkan
kepada hakim.
• Ada dua orang saksi, syarat : laki-laki, Islam, baligh,
berakal sehat, dapat mendengar, dapat melihat, dapat
berbicara, adil, dan tidak dalam haji atau umroh.
• ljab qobul, yaitu perjanjian yang berupa perkataan dari
pihak wali (ijab) dan diterima oleh mempelai laki-laki
(qobul), suami wajib memberikan mahar kepada istrinya,
karena merupakan syarat nikah.
RUKUN MUNAKAHAT DAN SYARATNYA

Syarat ijab qobul :


• Diucapkan dengan bahasa yang dimengerti oleh semua
pihak yang hadir
• Menyebut jelas pernikahan nama mempelai pria wanita
Hikmah
1. Perkawinan Dapat Menentramkan JiwaDengan
perkawinan orang dapat memenuhi tuntutan nafsu
seksualnya dengan rasa aman dan tenang, dalam
suasana cinta kasih, dan ketenangan lahir dan
batin.Firman Allah SWT : Artinya:“Dan diantara
tanda - tanda kekuasaa-Nya ialah dia menciptkan
istri - istri dari jenismu sendiri supaya kamu
cenderung dan merasa tentram kepadanya.” (Ar
Rum/30:21)
Hikmah
2. Perkawinan dapat Menghindarkan Perbuatan
maksiad.Salah satu kodrat manusia adalah
penyaluran kodrat biologis. Dorongan biologis
dalam rangka kelangsugan hidup manusia berwujud
nafsu seksual yang harus mendapat penyaluran
sebagaimana mestinya. Penyaluran nafsu seksual
yang tidak semestinya akan menimbulkan berbagai
perbuatan maksiat, seperti perzinaan yang dapat
megakibatkan dosa dan beberapa penyakit yang
mencelakakan
Dengan melakukan perkawinan akan terbuaka jalan
untuk menyalurkan kebutuhan biologis secara benar
dan terhindar dari perbuatan - pebuatan maksiad.
Hikmah
3.Perkawinan untuk Melanjutkan Keturunan. Dalam surah
An Nisa ayat 1 ditegaskan bahwa manusia diciptakan
dariyang satu, kemudian dijadikan baginya istri, dan dari
keduanya itu berkembang biak menjadi manusia yang
banyak, terdiri dari laki - laki dan perempuan. Memang
manusia bisa berkembang biak tanpa melalui pernikahan,
tetapi akibatnya akan tidak jelas asal usulnya / jalur silsilah
keturunannya. Dengan demikian, jelas bahwa perkawinan
dapat melestarikan keturunan dan menunjang nilai - nilai
kemanusiaan.
TERIMA KASIH

Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai