NIKAH
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD SUGMA ALHAFIZH
SOMI RUANDA
DHIYA ATTA PRATAMA
PENGERTIAN NIKAH
Pernikahan adalah proses pengikatan janji suci antara kaum laki-laki dan perempuan.ibadah yang
mulia dan Suci. Pernikahan tidak boleh dilakukan sembarangan karena ini merupakan bentuk ibadah
terpanjang dan dapat dijaga hingga maut memisahkan.
Nikah ialah akad serah terima antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan saling memuaskan
satu sama lainnya dan untuk membentuk sebuah bahtera rumah tangga yang sakinah serta masyarakat
yang sejahtera.
Secara Etimologi Pernikahan adalah bentukan kata benda dari kata dasar nikah; kata itu berasal
dari bahasa Arab yaitu kata nikkah (bahasa Arab: لنكاح44 ) اyang berarti perjanjian pernikahan;
berikutnya kata itu berasal dari kata lain dalam bahasa Arab yaitu kata nikah (bahasa Arab: كاح44 )نyang
berarti persetubuhan)
TUJUAN MENIKAH
1. Mematuhi Perintah Allah
4. Mempunyai keturunan
Ada beberapa surat dalam Al Quran yang mengenai dasar hukum pernikahan. Berikut ayat-ayat tersebut:
Dalam hadist atau sunnah ada beberapa yang menjadi dasar hukum pernikah, yakni: "Wanita dinikahi karena
empat perkara, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka, dapatkanlah
wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung." (HR Bukhari dan Muslim). "Tetapi aku salat, tidur,
berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barang siapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku."
(HR Bukhari dan Muslim). "Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya.
Karenanya, bertakwalah kepada Allah pada separuh lainnya." (HR Baihaqi).
RUKUN DAN SYARAT MENIKAH
Rukun dan Syarat-syarat Nikah Dalam buku Fiqih Islam Lengkap karangan Moh.
Saifulloh Al- Azis telah diterangkan mengenai rukun dan syarat- syarat pernikahan, yaitu :
1. Rukun Nikah.
b. Pengantin perempuan.
c. Wali.
2. Calon Mempelai Perempuan Sedang Tidak Di Dalam Proses Khitbah Dengan Laki-laki Lain
4. Tidak Diizinkan Melamar Perempuan yang Sedang Berada di Dalam Masa Iddah.
1.Dapat dilakukan kepada para perempuan yang masih lajang atau janda yang sudah selesai masa
iddahnya.
2. Perempuan yang tidak sedang dalam masa iddah. Di dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Dan
suaminya berhak rujuk kepada kepada mantan istri dalam masa penantian tersebut, apabila para
suami menghendaki ishlah. (QS Al-Baqarah: 228)
4. Perempuan yang tidak atau belum dilamar oleh seorang laki-laki. Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kamu (seorang laki-laki) meminang seorang perempuan yang sudah dipinang saudaranya.
Sebelum laki-laki tersebut meninggalkan perempuan itu atau sudah mengizinkannya. (HR Abu
Hurairah)
MACAM-MACAM NIKAH
Pernikahan dalam Islam dianggap sah jika dilakukan dengan rukun dan syarat. Ketentuan tentang
pernikahan berdasarkan hukum Islam ini menjadi acuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan sebagai dasar hukum pelaksanaan pernikahan bagi umat Islam. Dalam
perkembangannya, masyarakat kita saat ini mengenal beberapa macam pernikahan, misalnya nikah
siri, nikah mutah, dan poligami. Berikut penjelasannya masing-masing.
1. Nikah Siri
Nikah Siri adaah pernikahan yang dilakukan tanpa proses pencatatan oeh pemerintah yang
wewenangnya ada pada KUA (Kantor Urusan Agama). Nikah dengan cara ini disebut siri yang secara
bahasa berarti diam-diam. Karena tanpa pencatatan dari pemerintah, nikah siri cenderung merugikan
salah satu pihak, khususnya perempuan jika terjadi masaah dalam pernikahannya.
2. Nikah Mutah
Nikah Mutah yaitu seseorang menikah dalam batas waktu tertentu dengan memberikan kepada seseorang
perempuan berupa harta, makanan, atau pakaian. Ketika batas waktu yang disepakati sudah selesai,
mereka dengan sendirinya berpisah tanpa harus menjalani perceraian. Dengan demikian, tidak beraku hak
waris-mewarisi. Pernikahan jenis ini dilarang oleh Rasulullah saw. karena bertentangan dengan nilai
keadilan dalam Islam.
3. Poligami
Poligami adaah menikahnya seorang laki-laki dengan perempuan dengan jumlah melebihi satu, maksimal
empat. Dalam Islam, seorang laki-laki dibolehkan melakukan poligami (Q.S. An-Nisa, 4: 3), tetapi dengan
syarat-syarat tertentu yang tidak mudah, misanya harus adil, bisa memenuhi kebutuhan istri, dan terhindar
dari perselisihan antar istri. Oeh karena itu, bagi yang tidak bisa memenuhi syarat tersebut, dianjurkan
untuk berpoligami (beristri satu).
KAMU NANYAAA???
RAWWRRR!!!