Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 11

Hadist Tentang Menikah


Arvitra Risqi Amanta (2201056110)
Abdul Wahab (2201056111)
Sokha Nailul Muna (2201056085)
Nova Nurftitriana (2201056103)
1. Apa Itu Menikah?

Pembahasan 2. Adab Ketika Sudah


Menikah
1. Pengertian Menikah
Pernikahan adalah jalan untuk mewujudkan salah satu tujuan asasi dari syariat Islam yaitu menjaga
nasab. Al-Qur’an menganjurkan pernikahan dan menjadikan pernikahan sebagai satu-satunya jalan bagi
pemuasan naluri biologis. Anjuran pernikahan dalam Al-Qur’an adalah anjuran yang penuh dengan
persyaratan sehingga tujuan-tujuan dari pernikahan disebutkan secara tegas dalam Al-Qur’an sekalipun
sifatnya masih global. Perkataan nikah mengandung dua pengertian yaitu dalam arti yang sebenarnya
(haqiqat) dan arti kiasan (majaaz). Dalam pengertian yang sebenarnya kata nikah itu berarti berkumpul
sedangkan dalam arti kiasan berarti aqad atau mengadakan perjanjian kawin. Pengertian perkawinan
menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 (UU Nomor 1 Tahun 1974) tentang Perkawinan:
“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.”
Disamping itu, Nabi Muhammad juga telah mengajarkan bahwa pernikahan merupakan bagian
terpenting untuk menjadi umat beliau. Dalam salah satu sabdanya, menikah salah satu dari sunnah beliau
dan bagi orang yang tidak melaksanakan sunnah maka tidak termasuk umat Muhammad. Hal ini sesuai
dengan hadis berikut ini:

3
‫الِّنَك اُح ِم ْن ُس َّنِتْي َفَم ْن َلْم َيْع َم ْل ِبُس َّنِتي َفَلْيَس ِم ِّني َو َتَز َّو ُجوا َفِإِّني ُم َك اِثٌر ِبُك ْم اُأْلَمَم‬
‫َو َم ْن َك اَن َذ ا َطْو ٍل َفْلَيْنِكْح َو َم ْن َلْم َيِج ْد َفَع َلْيِه ِبالِّص َياِم َفِإَّن الَّص ْو َم َلُه ِو َج اٌء‬

Artinya: ”Pernikahan itu termasuk sunnahku, barang siapa yang tidak mengerjakan sunnahku, maka
tidak termasuk dari (umat)-ku. Dan menikahlah kamu sekalian, sesungguhnya aku membanggakan
banyaknya umat atas kamu sekalian. Dan barang siapa yang telah mempunyai kemudahan, menikahlah. Dan
barang siapa yang belum menemukan (kemudahan), maka hendaknya berpuasa, sesungguhnya puasa dapat
menjadi tameng baginya.” (HR.Ibnu Majah)

Anjuran Islam untuk menikah ini ditujukan bagi siapapun yang sudah memiliki kemampuan (ba>’ah).
Kemampuan disini dapat diartikan dalam dua hal yaitu mampu secara material dan spiritual (jasmani dan
rohani), sehingga mereka yang sudah merasa mampu dianjurkan untuk segera melaksanakan pernikahan,
dengan menikah bisa menjaga diri dari perbuatan yang bertentangan dengan syari'at agama.

4
hukum menikah
Dasar pensyariatan nikah adalah Al-Qur’an, Al-Sunnah dan Ijma. Namun sebagian ulama berpendapat
hukum asal melakukan perkawinan mubah (boleh). Pada dasarnya arti “nikah” adalah akad yang
menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-
laki dengan seorang perempuan dalam pertalian suami istri
1. Melakukan Pernikahan yang hukumnya wajib. Bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan
kemampuan utuk menikah dan akan dikhawatirkan akan terjerumus pada perbuatan zina seandainya tidak
menikah maka hukum melakukan pernikahan bagi orang tersebut adalah wajib.
2. Melakukan Pernikahan itu yang Hukumnya Sunnat. Orang yang telah mempunyai kemauan dan
kemampuan untuk melangsungkan pernikahan, tetapi kalau tidak menikah tidak dikhawatirkan akan
berbuat zina, maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah sunnat.
3. Melakukan Pernikahan itu yang Hukumnya Haram. Bagi orang yang tidak mempunyai keinginan dan
tidak mempunyai kemampuan serta tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban kewajiban dalam
rumah tangga sehingga apabila melangsungkan perkawinan akan terlantarlah dirinya dan isterinya, maka
hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah haram.

5
4. Melakukan Pernikahan itu yang Hukumnya Makruh.Bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan perkawinan juga cukup mempunyai kemampuan untuk menahan diri sehingga tidak
memungkinkan dirinya tergelincir berbuat zina sekiranya tidak menikah. Hanya saja orang ini tida
mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat memenuhi kewajiban suami isteri dengan baik.
5. Melakukan Pernikahan itu yang Hukumnya Mubah. Bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk
melakukannya, tetapi apabila tidak melakukannya tidak khawatir akan berbuat zina dan apabila
melakukannya juga tidak akan menelantarkan isteri. Hukum mubah ini juga ditujukan bagi orang yang antara
pendorong dan penghambatnya untuk menikah itu sama, sehingga menimbulkan keraguan orang yang akan
melakukan pernikahan, seperti mempunyai keinginan tetapi belum mempunyai kemampuan, mempunyai
kemampuan untuk melakukan tetapi belum mempunyai kemauan yang kuat.

6
Syarat Menikah dan rukun
Rukun dan Syarat Nikah menentukan suatu perbuatan hukum, terutama yang menyangkut dengan sah atau tidaknya
perbuatan tersebut dari segi hukum. Dalam suatu pernikahan rukun dan syaratnya tidak boleh tertinggal, dalam arti
pernikahan tidak sah bila keduanya tidaka ada atau tidak lengkap. Keduanya mengandung arti yang berbeda, bahwa
rukun itu adalah sesuatu yang berada di dalam hakikat dan merupakan bagian atau unsur yang mengujudkannya,
sedangkan syarat adalah sesuatu yang berada diluarnya dan tidak merupakan unsurnya. Adapun yang manjadi rukun
dalam suatu pernikahan atau perkawinan menurut Jumhur Ulama ada lima rukun dan masing-masing rukun itu
memiliki syarat-syarat tertentu. Berikut adalah uraian dari rukun nikah dengan syarat-syarat dari rukun tersebut :
1. Calon suami, syarat-syaratnya:
a) Beragama Islam c) Jelas orangnya e) Tidak terdapat halangan perkawinan
b) Laki-laki d) Dapat memberikan persetujuan
2. Calon isteri, syarat-syaratnya:
a) Beragama Islam c) Jelas orangnya e) Tidak terdapat halangan perkawinan
b) Perempuan d) Dapat dimintai persetujuan

7
3. Wali nikah, syarat-syaratnya:
a) Laki-laki c) Mempunyai hak perwalian
b) Dewasa d) Tidak terdapat halangan perwalian Islam
4. Saksi nikah, syarat-syaratnya:
a) Minimal dua orang laki-laki d) Islam
b) Hadir dalam ijab qabul e) Dewasa
c) Dapat mengerti maksud akad
5. Ijab Qabul, syarat-syaratnya:
a) Adanya pernyataan mengawinkan dari wali
b) Adanya pernyataan penerimaan dari calon mempelai
c) Antara ijab dan qabul bersambungan
e) Antara ijab dan qabul jelas maksudnya
Mengenai rukun nikah tersebut terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama. Semua
ulama sependapat dalam hal-hal yang terlibat dan yang harus ada dalam suatu perkawinan adalah
akad nikah, wali dari mempelai perempuan, saksi yang menyaksikan akad nikah, dan mahar atau
mas kawin

8
2. Adab ketika sudah menikah
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa Muhammad Nasharudin Al Albani dalam bukunya Adab
Az-Zifaf menjelaskan pentingnya mengetahui hal-hal penting sebelum melangsungkan perinikahan. Tata
cara/adab pernikahan sangat banyak ragamnya tetapi lebih diutamankan yang bersumber dari Hadits Nabi
Muhammad SAW. Berikut adab pernikahan yang dianjurkan oleh Rasulullah:
a. Bersikap lemah lembut terhadap istri Islam mengajarkan kepada suami pada waktu pernikahan untuk
bersikap lemahlembut kepada istrinya, seperti menyuguhkan minuman dan sebagainya. Pentingnya
bersikap lemah lembut terhadap istri adalah untuk menjaga keharmonisan dan keromantisan keluarga,
b. Meletakkan tangan di atas kepala istrinya seraya mendoakannya Islam menganjurkan kepada suami
untuk meletakkan kepalanya di atas kepala istrinya tepatnya di ubur-uburnya sembil mendoakannya saat
dalam prosesi pernikahan, hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda "Apabila salah
dari kamu mengawini seorang perempuan atau membeli seorang pembantu (budak), maka hendaknya ia
memegang bagian depan kepalanya (tempat tumbuhnya rambut bagian depan) dan hendaknya membaca
basmalah dan mendoakan keberkahan

9
c. Hendaknya kedua (suami istri) melakukan shalat Dianjurkan kepada pasangan suami istri untuk
melakukan shalat sunah dua rakaat sebelum melakukan hubungan suami istri, hal ini bertujuan agar
pasangan tersebut diberikan dan dianugrahi anak yang sholeh atau shalihah dan ahli agama
d. Bacaan ketika melakuan ij’ma dengan pasangan Tata cara dan adab berhubungan suami istri sesuai
dengan kaidah yang dimulai dengan doa. Sebelum melakukan hubungan intim, suami istri dianjurkan
untuk melakukan salat sunah dua rakaat bersama-sama. Saat hendak melakukan hubungan seksual, suami
istri juga dianjurkan untuk berdoa kepada Allah. Doa ini bertujuan agar hubungan suami istri mendapat
berkah. Doa dalam berhubungan suami istri dibagi menjadi tiga, yakni doa saat akan berhubungan
seksual, saat mengeluarkan air mani, dan setelah selesai melakukan hubungan intim

10
Thank You
Any Question

Anda mungkin juga menyukai