Pernikahan Dan
Tata Caranya Dalam Islam
Prita Aulia Citra
Octavia Judean
Nada Amalia Adilah Yuningsih
Mayla Audinda
Pengertian Pernikahan
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan
menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul
(akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara
sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang
ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesuai
peraturan yang diwajibkan oleh Islam.
01 02 03
Meminta Pertimbangan Shalat Istikharah Khithbah (Peminangan)
04 05 06
Melihat Wanita yang Dipinang Akad Nikah Walimatul Ursy
Hukum Pernikahan
1. Wajib 2. Sunnah
Hukum nikah menjadi wajib apabila Menikah bisa dianjurkan atau disunahkan,
seseorang telah mampu untuk membangun termasuk bagi orang-orang yang memilih
berumah tangga, baik secara fisik, mental untuk tidak melakukannya. Hukum tersebut
maupun finansial. Selain itu, menikah bisa berlaku bagi seseorang yang sudah mampu
membantu seseorang terhindar dari menikah, namun tidak mampu menafkahi
perbuatan zina yang dilarang dalam Islam. istri secara finansial.
3. Makruh 4. Mubah
Hukum nikah juga bisa menjadi mubah atau
Hukum nikah bisa makruh apabila terjadi boleh dilakukan. Dikatakan mubah jika ia
pada seseorang akan menikah, tetapi tidak menikah hanya untuk memenuhi syahwatnya
berniat memiliki anak. Hal ini bisa terjadi saja dan bukan bertujuan untuk membina
karena faktor penyakit ataupun wataknya. rumah tangga sesuai syariat agama Islam.
5. Haram
Hukum nikah juga bisa menjadi haram jika
seseorang tidak memiliki kemampuan atau
tanggung jawab untuk membangun rumah
tangga.
Tujuan Pernikahan
Orang yang menikah sepantasnya tidak hanya bertujuan untuk menunaikan syahwatnya semata,
namun hendaknya mereka menikah dengan tujuan-tujuan tersebut:
• Melaksanakan anjuran Nabi Shallallahu ‘allaihi Wa salam dalam sabdanya: “wahai sekalian para
pemuda!, siapa di antara kalian yang telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah...”
• Memperbanyak keturunan umat islam, Nabi Shallallahu ‘allaihi Wa salam dalam sabdanya:
“menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari kiamat nanti) aku
membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain”
Ijab yang akan dilakukan wali dan qabul yang akan dilakukan oleh
suami.
Konsekuensi Pernikahan
Mau menerima masa lalu pasangan
Berbagi tugas
Menerima keluarga pasangan
Waktu yang harus di bagi
Bukan lagi persoalan aku melainkan kita
Kebiasaan buruk pasangan
Siap punya anak
Berkurangnya moment bersama orang tua dan sahabat
Kebutuhan semakin banyak
Masalah di luar ekspetasi
Pengurusan Pernikahan
Pencatatan pernikahan merupakan hal yang wajib di lakukan oleh setiap orang
yang akan menikah. Ketentuan pencatatan pernikahan telah di jelaskan dalam UU
No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Dalam pasal 2 ayat(2) yang menjelaskan
bahwa tiap-tiap perkawinan tiap-tiap pernikahan di catat menurut perundang-
undangan yang berlaku. Ketentuan ini memang bukan syarat sah pernikahan
tetapi ini merupakan bukti yang menunjukan kejelasan atas status pernikahan
seseorang.
Islam juga memandang pencatatan pernikahan sebagai suatu keharusan
kekuatan dari pernikahan juga dapat membuktikan pernikahan yang di lakukan di
akui oleh Negara serta kejelasan anak dari hasil pernikahan tersebut.
Akad Nikah
Akad nikah adalah acara inti dari seluruh rangkaian proses pernikahan. Akad
nikah dimaknai sebagai perjanjian antara wali dari mempelai perempuan dengan
mempelai laki-laki dengan paling sedikit dua orang saksi yang mencukupi syarat
menurut syariat agama. Dengan adanya akad nikah, maka hubungan antara dua
insan yang sudah bersepakat untuk hidup berumah tangga diresmikan di
hadapan manusia dan Tuhan.
Dalam agama Islam, untuk proses pernikahan yang sah ada lima hal yang harus
dipenuhi. Yaitu, adanya calon mempelai laki-laki, calon mempelai perempuan,
wali dari mempelai perempuan, adanya minimal dua orang saksi, dan terakhir
adalah ijab kabul. Kalau lima syarat di atas sudah dipenuhi, maka pernikahanmu
sudah bisa dikatakan sah menurut agama. Tapi, pernikahan juga harus melalui
pihak KUA agar sah di mata hukum.
Walimatul ‘Ursy
Walimatul ‘Urs atau yang lazim dikenal sebagai pesta pernikahan, adalah
jamuan makan yang diselenggarakan berkenaan dengan pernikahan.
Biasanya walimatul 'urs dilaksanakan setelah akad nikah.
Secara garis besar, kewajiban suami terhadap istri ada dua macam yaitu :
kewajiban yang bersifat Materiil dan kewajiban Imateriil.
Kewajiban Materiil Kewajiban Imateriil
Yaitu mahar dan nafkah. Mahar Yaitu pergaulan yang baik dan mu’amalah yang baik
yaitu harta yang menjadi hak serta keadilan.
istri yang harus dipenuhi oleh
suami karena adanya akad Hak yang bukan benda yang harus ditunaikan seorang
atau dukhul. Lalu, nafkah adapun suami terhadap istri disimpulkan dari surat An-Nisa’
ayat 19: “ Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal
kaitannya dengan kewajiban
bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa
suami terhadap istri yang dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena
berupa nafkah adalah dalam hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang
menyusui anak tentunya telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka
seorang ibu membutuhkan biaya. melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah
Biaya inilah yang menjadi dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu
kewajiban suami. tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan kebaikan yang banyak padanya”.
Adapun yang menjadi hak suami yang wajib dipenuhi oleh
istri hanya merupakan hak-hak bukan kebendaan, sebab
menurut hukum Islam istri tidak dibebani hak kebendaan
yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Hak-hak suami pada pokoknya hak ditaati mengenai hal-
hal yang menyangkut hidup perkawinan dan hak memberi
pelajaran kepada istri dengan cara yang baik dan layak
dengan kedudukan suami istri
Perselisihan dan Cara Mengatasinya dalam
Pernikahan