1. Hukum Perkawinan
2. Hukum Kewarisan
Hukum Pernikahan
Pernikahan merupakan salah satu tahap dari rangkaian
perjalanan hidup yang ditunggu oleh hampir setiap orang, baik
laki-laki maupun perempuan. Pernikahan adalah norma turun-
menurun yang ada di seluruh kebudayaan manusia sepanjang
sejarah. Terkhusus bagi masyarakat Indonesia, pernikahan ialah
proses pengikatan janji suci antara laki-laki dan perempuan.
1
penyatuan. Menurut ulama mazhab Syafi’i, hukum asal menikah
adalah sunnah atau anjuran sebagaimana pernyataan Imam
Nawawi, “perintah menikah dalam Al-Qur’an bermakan anjuran,
bukan wajib. Pandangan ini disetujui oleh mayoritas ulama”
(Syarah Shahih Muslim, 9: 173).
Anjuran menikah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Salah
satunya adalah Firman Allah swt dalam QS. An-Nur [24] ayat 32
yang berbunyi:
َو َاْن ِكُحوا اَاْلَي اٰم ى ِم ْنُك ْم َو الّٰص ِلِح ْي َن ِم ْن ِع َباِد ُك ْم َو ِاَم ۤا ِٕىُك ْۗم ِاْن َّي ُك ْو ُنْو ا ُفَقَر ۤا َء ُيْغ ِنِه ُم ُهّٰللا ِم ْن َفْض ِلٖۗه َو ُهّٰللا
َو اِس ٌع َع ِلْي ٌم
2
nabi Muhammad saw yang menyeru para pemuda apabila telah
mampu hendaknya segera menikah.
Ibnu Katsir melanjutkan, “namun sebagian besar (mayoritas)
ulama menyatakan bahwa perintah menikah pada QS. An-Nur
[24] ayat 32 tidak bermakna wajib, melainkan sunnah atau
anjuran.” Pandangan yang sama disampaikan oleh Imam asy-
Syafi’i dalam qaul jadid-nya (pandangan terbaru) bahwa hukum
asal perintah menikah dalam Al-Qur’an bersifat anjuran, tidak
wajib (Tafsir Al-Qur’an al-Azhim (6: 52).
Hukum Menikah Tergantung Keadaan dan Niat Pelaku
Kendati hukum asal menikah menurut mayoritas pendapat ulama
adalah sunah atau anjuran, namun jika ditinjau berdasarkan
keadaan dan niat pelaku (calon pengantin), maka hukum nikah
terbagi kepada lima (5) macam, yaitu: wajib, sunah dilakukan,
lebih baik ditinggalkan, makruh, dan haram (Fath al-Mu’in: 44-46).
Penjelasan masing-masing hukum dapat dilihat dalam deskripsi
berikut:
1. Wajib menikah
3
maksudnya mampu untuk memberikan nafkah, yang terdiri dari
mahar, sandang, pangan dan papan. Jika seseorang berada
pada posisi ini, maka ia wajib menikah untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Sunah menikah
Makruh menikah
4
Hukum menikah yang keempat adalah makruh. Hukum ini berlaku
bagi seseorang yang memang tidak menginginkan nikah, entah
karena perwatakannya demikian, ataupun karena suatu penyakit.
Pada saat yang sama, ia juga tidak memiliki kemampuan untuk
menafkahi istri dan keluarganya. Jika dipaksakan menikah,
dikhawatirkan ia tidak dapat menunaikan hak dan kewajibannya
dalam pernikahan atau bahkan malah dapat merugikan
pasangannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Haram menikah
5
sebaiknya orang tua memperhatikan situasi dan kondisi anak-
anaknya yang hendak menikah, apakah sudah memenuhi syarat
atau belum? Pada hakikatnya menikah adalah sebuah ibadah
yang di dalamnya terhadap hak dan kewajiban. Oleh karena itu,
kemampuan diri, baik secara fisik maupun psikis, mutlak
diperlukan agar tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, wa
rahmah.
Dalam Islam, suami dan istri memiliki tanggung jawab yang sama
dalam menjalani kehidupan pernikahan. Suami
harus memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri,
sementara istri harus menaati suami dan membantu suami dalam
memenuhi kebutuhan keluarga.
8
Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah ialah suami
atau isteri, anak-anak mereka, wali nikah, dan pihak yang
berkepentingan dengan perkawinan itu.
4. Perceraian
5. Poligami
9
tidak dianjurkan, dan seorang suami harus memperlakukan
semua istri dan anak-anak mereka dengan adil.
10
Proses pernikahan dalam Islam terdiri dari tiga tahap. Tahap
pertama adalah lamaran, di mana calon suami mengajukan
permohonan kepada calon istri untuk menikah. Kemudian, jika
permohonan tersebut diterima, proses pernikahan dilanjutkan
dengan upacara ijab kabul, di mana pihak calon suami
mengucapkan janji nikah dan pihak calon istri menerima dengan
mengucapkan kata “qabul”.
Setelah proses ijab kabul selesai, proses pernikahan dilanjutkan
dengan akad nikah, di mana pernikahan diresmikan dengan
menandatangani kontrak pernikahan atau akad nikah. Akad nikah
ini dilakukan oleh seorang imam atau hakim di hadapan saksi-
saksi yang sah.
Dalam Islam, suami dan istri memiliki tanggung jawab yang sama
dalam menjalani kehidupan pernikahan. Suami
harus memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri,
sementara istri harus menaati suami dan membantu suami dalam
memenuhi kebutuhan keluarga.
4. Perceraian
11
bersama antara suami dan istri maupun atas permintaan salah
satu pihak.
5. Poligami
Calon suami dan istri harus tidak memiliki hubungan darah, bukan
merupakan saudara sepersusuan atau mahram. Oleh karena itu,
sebelum menikah perlu menelusuri pasangan yang akan dinikahi.
13
3. Wali Nikah Laki-Laki
4. Dihadiri Saksi
14
5. Sedang Tidak Ihram atau Berhaji
6. Bukan Paksaan
15
kedua mempelai, semua keluarga atau wali juga harus
meridhakan agar pernikahan berjalan dengan lancar dan
harmonis.
2. HUKUM KEWARISAN
AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM
Pendahuluan
Hukum waris dalam Islam adalah bagian dari Syariat Islam yang
sumbernya diambil dari al-Qur'an dan Hadist Rasulullah SAW,
kemudian para ahli hukum. Islam, khususnya para mujtahid dan
fuqoha mentranformasi melalui berbagai formulasi kewarisan
sesuai dengan pendapatnya masing-masing. Yang sama
pengertiannya dengan dengan waris adalah faroid yang menurut
bahasa adalah kadar atau bagian, oleh karena itu hukum waris
sama dengan hukum faroid. Dalam tulisan ini, akan dibahas
"Azas-azas Hukum waris dalam Islam" yang bersumber dan
pendapat para ulama' dan pakar hukum Islam termasuk yang
diambil dari berbagai Undang-undang yang berlaku di Indonesia
yang berkaitan dengan hukum waris Islam seperti Hukum
Kewarisan yang tertuang dalam Kompilasi Hukum Islam (Inpres
No. I
tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991), adanya ketentuan hak opsi
yang dipergunakan dalam menyelesaikan pembagian warisan
sebagaimana kita jumpai dalam Penjelasan Umum
UndangUndang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan
16
Agama
angka 2 alinea keenam,
“ sehubungan dengan hal tebut, para pihak yang berperkaradapat
mempertimbangakanuntuk memilih hukum apa
yang akan dipergunakan dalam pembagian warisan” dinyatakan
dihapus oleh UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas UU
No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
17
angka 2 alinea keenam Undang-undang Nomor 7 tahun 1989
Tentang Peradilan Agama memberi hak opsi kepada para pihak
untuk bebas menentukan pilihan hukum waris mana yang akan
dipergunakan- dalam menyelesaikan pembagian waris, telah
dinyatakan dihapus oleh UU No. 3 Tahun 2006 Tentang
Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
Penghapusan tersebut berarti telah membuka pintu bagi
orang Islam untuk melaksanakan hukum waris Islam dengan
kaffah yang pada ahirnya ketulusan hati untuk mentaati hukum
waris secara Islam adalah pilihan yang terbaik, landasan
kesadarannya adalah firman Allah SWT surat Ali Imran ayat 85 :
”Barang siapa menuntut agama selain Islam, maka tiadalah
diterima dari padanya, sedang dia di akhirat termasuk orang-
orang merugi”
2. Azas Ta' abbudi : Penghambaan diri
Yang dimaksud azas Ta'abbudi adalah melaksanakan pembagian
waris secara hokum Islam adalah merupakan bagian dari ibadah
kepada Allah SWT, yang akan berpahala bila ditaati seperti
layaknya mentaati pelaksanaan hukum-hukum Islam lainnya.
Ketentuan demikian dapat kita lihat, setelah Allah SWT
menjelaskan tentang hukum waris secara Islam sebagaimana
dijelaskan dalam surat an-Nisa' ayat 11 dan 12, kemudian dikunci
dengan ayat 13 dan 14 :
”Demikianlah Batas-Batas (peraturan) Allah. Barangsiapa
mengikut (perintah) Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkan dia ke dalam surga yang mengalir air sungai di
18
bawahnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah
kemenangan yang besar" (an-Nisa'-13).
“Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melampaui
Batas-Batas (larangan)-Nya, niscaya Allah memasukkan dia ke
dalam neraka, serta kekal di dalamnya, dan untuknya siksaan
yang menghinakan" (an-Nisa'- 14).
3. Azas Hukukul Maliyah : Hak-hak Kebendaan
Yang dimaksud dengan Hukukul Maliyah adalah hak-hak
kebendaan, dalam arti bahwa hanya hak dan kewajiban terhadap
kebendaan saja yang dapat diwariskan kepada ahli waris,
sedangkan hak dan kewajiban dalam lapangan hukum
kekeluargaan atau hak-hak dan kewajiban yang bersifat pribadi
seperti suami atau istri, jabatan, keahlian dalam suatu ilmu dan
yang semacamnya tidak dapat diwariskan. Kewajiban ahli waris
terhadap pewaris diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 175
yang berbunyi :
a. Mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazah
sampai selesai;
b. Menyelesaikan baik hutang-hutang berupa pengobatan,
perawatan termasuk kewajiban pewaris maupun menagih
piutang;
c. Menyelesaikan wasiat pewaris;
d. Membagi harta warisan diantara anti waris yang berhak
19
Pengertian hukukun thabi’iyah adalah hak-hak dasar dari ahli
waris sebagai manusia, artinya meskipun ahli waris itu seorang
bayi yang baru lahir atau seseorang yang sudah sakit enghadapi
kematian sedangkan ia masih hidup ketika pewaris meninggal
dunia, begitu juga suami istri yang belum bercerai walaupun
sudah pisah tempat tinggalnya, maka dipandang cakap untuk
mewarisi. Hak-hak dari kewarisan ini ada empat macam
penyebab seorang mendapat warisan, yakni : hubungan
keluarga, perkawinan, wala dan seagama.Hubungan keluarga
yaitu hubungan antar orang yang mempunyai hubungan darah
(genetik)baik dalam garis keturunan lurus ke bawah (anak cucu
dan seterusnya) maupun ke samping(saudara)..Kebalikan dari
ketentuan tersebut, hukum Islam menentukan beberapa macam
penghalang kewarisan yaitu Murtad, membunuh dan hamba
sahaya, sedangkan dalam Kompilasi Hukurn Islam penghalang
kewarisan kita jumpai pada pasal 173 yang berbunyi:
“Seseorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan
hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
dihukum karena :
a. dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau
menganiaya berat pada pewaris;
b. dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan
bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam
dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih
berat”.
20
Yang dimaksud Ijbari adalah bahwa dalam hukum kewarisan
Islam secara otomatis peralihan harta dari seseorang yang telah
meninggal dunia (pewaris) kepada ahli warisnya sesuai dengan
ketetapan Allah SWT tanpa digantungkan kepada kehendak
seseorang baik pewaris maupun ahli waris. Unsur keharusannya
(ijbari/compulsory) terutama terlihat dari segi di mana ahli waris
(tidak boleh tidak) menerima berpindahnya harta pewaris
kepadanya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan oleh
Allah. Oleh karena itu orang yang akan meninggal dunia pada
suatu ketika, tidak perlu merencanakan penggunaan hartanya
setelah ia meninggal dunia kelak, karena dengan kematiannya,
secara otomatis hartanya akan beralih kepada ahli warisnya
dengan bagian yang sudah dipastikan. Azas Ijbari ini dapat juga
dilihat dari segi yang lain yaitu
a. Peralihan harta yang pasti terjadi setelah orang meninggal
dunia.
b. Jumlah harta sudah ditentukan untuk masing-masing ahli
waris.
c. Orang-orang yang akan menerima harta warisan itu sudah
ditentukan dengan pasti yakni mereka yang mempunyai
hubungan darah dan perkawinan.
6. Azas Bilateral
Azas ini mengandung makna bahwa seseorang menerima hak
kewarisan dari kedua belah pihak yaitu dari kerabat keturunan
laki-laki dan dari kerabat keturunan perempuan. Azas bilateral ini
dapat dilihat dalam al-Qur'an surat an-Nisa' ayat 7 :
21
”Untuk laki-laki ada bagian dari peninggalan ibu bapak dan karib
kerabat yang terdekat, dan untuk perempuan-perempuan ada
bagian pula dari peninggalan ibu bapak dan karib yang terdekat,
baik sedikit ataupun banyak, sebagai bagian yang telah
ditetapkan” (an-Nisa'-7).
Dalam surat an-Nisa' ayat 11 :
”Allah mewasiatkan kepadamu tentang (bagian) anak-anakmu,
untuk seorang laki-laki seumpama bagian dua orang perempuan.
Kalau anak-anak itu perempuan saja lebih dari dua orang, untuk
mereka dua pertiga dari peninggalan, dan kalau perempuan itu
seorang saja, maka untuknya seperdua. Untuk dua orang ibu
bapak, untuk musing-masingnya seperenam dari peninggalan,
jika ia (mayat) mempunyai anak. Kalau mayat tiada mempunyai
anak dan yang mempusakai hanya ibu bapak saja, maka untuk
ibunya sepertiga, tetapi jika mayat mempunyai beberapa orang
saudara, maka untuk ibunya seperenam, sesudah dikeluarkan
wasiat yang diwasiatkannya atau hutanghutangnya.
Bapak-bapakmu dan anak-anakmu tiadalah kamu ketahui,
siapakah di antara mereka yang terlebih dekat manfa'atnya
kepadamu. Inilah suatu ketetapan dari Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (an-Nisa'-11 ).
24
”Allah mewasiatkan kepadamu tentang (bagian) anak-
anakmu,untuk seorang laki-laki seumpama bagian dua orang
perempuan. Kalau anak-anak itu perempuan saja lebih dari dua
orang, untuk mereka dua pertiga dari peninggalan, dan kalau
perempuan itu seorang saja, maka untuknya seperdua. Untuk
dua orang ibu bapak, untuk masing-masingnya Seperenam dari
peninggalan, jika ia (mayat) mempunyai anak. Kalau mayat tiada
Mempunyai anak dan yang mempusakai hanya ibu bapak saja,
maka untuk ibunya sepertiga, tetapi jika mayat mempunyai
beberapa orang saudara, maka untuk ibunya seperenam,
sesudah dikeluarkan wasiat yang diwasiatkannya atau hutang-
hutangnya. Bapak-bapakmu dan anak-anakmu tiadalah kamu
ketahui, siapakah di antara mereka yang terlebih dekat
manfa'atnya kepadamu. Inilah suatu ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Menngetahui lagi Maha
Bijaksana (an-Nisa'-11 ).
Surat an-Nisa' ayat 12 :
“Untukmu seperdua dari peninggalan isterimu, jika ia tidak
beranak, tetapi jika ia beranak, maka untukmu seperempat dari
peninggalannya, sesudah dikeluarkan wasiat yang
diwasiatkannya atau hutangnya. (Kalau kamu meninggal) untuk
mereka (isteri-isterimu) seperempat dari peninggalanmu, jika
kamu tiada mempunyai anak, kalau kamu mempunyai anak,
maka untuk mereke seperdelapan dari peninggalanmu, sesudah
dikeluarkan wasiat yang kamu wasiatkan atau hutang-hutangmu.
Kalau laki-laki atau perempuan yang diwarisi tiada beranak atau
berbapak dan baginya ada seorang saudara seibu laki-laki atau
perempuan, maka untuk masing-masing seperenam. Kalau
25
mereka (saudara seibu) lebih dari seorang maka mereka
berserikat pada sepertiga, sesudah dikeluarkan wasiat yang
diwasiatkannya atau hutanghutangnya, tanpa memberi mudharat
(kepada ahli warisnya) sebagai wasiat (perintah) dari Allah. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun (an-Nisa'- 12).
Surat An-Nisa ayat 176 :
”Mereka itu minta fatwa kepada engkau (ya Muhammad)
katakanlah : Allah memfatwakan kepadamu tentang kalalah. Jika
seorang manusia meninggal tak ada baginya anak dan ada
baginya saudara perempuan, maka untuk saudara perempuan itu
seperdua dari pada peninggalannya. Saudara laki-laki
juga mempusakai saudara perempuannya, jika tak ada anak bagi
saudara perempuan itu. Jika saudara perempuan dua orang
maka untuk keduanya dua pertiga dari peninggalannya
saudaranya. Jika mereka itu beberapa orang saudara, laki-laki
dan perempuan, maka untuk seorang laki-laki seumpama
bagian dua orang perempuan. Allah menerangkan kepadamu,
supaya kamu
jangan tersesat. Allah Maha Mengetahui tiap-tiap sesuatu (an-
Nisa'-1.76).
8. Azas Keadilan yang Berimbang
Azas ini mengandung pengertian bahwa harus ada
keseimbangan antara hak yang diperoleh seseorang dari harta
warisan dengan kewajiban atau beban biaya kehidupan yang
26
harus ditunaikannya. Laki-laki dan perempuan misalnya,
mendapat bagian yang sebanding dengan kewajiban yang
dipikulnya masing-masing (kelak) dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat. Seorang laki-laki menjadi penanggung jawab dalam
kehidupan keluarga, mencukupi keperluan hidup anak dan
isterinya sesuai (QS.2:233) dengan kemampuannya.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 233 :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
pernyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah
seorang itu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban
demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak
ada
dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh
orang lain, maka tidak ada dosa bagimu bila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan” (Qs. 2:233)
Begitu juga pada surat At-Talaaq ayat 7 :
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar)
27
apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan. (Qs. 65:7)
Tanggung jawab tersebut merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan, terlepas dari persoalan apakah isterinya mampu
atau tidak, anak-anaknya memerlukan bantuan atau tidak.
Berdasarkan keseimbangan antara hak yang diperoleh dan
kewajiban yang harus ditunaikan, sesungguhnya apa yang
diperoleh seseorang laki-laki dan seorang perempuan dari harta
warisan manfaatnya akan sama mereka rasakan.
9. Azas Kematian
Makna azas ini adalah bahwa kewarisan baru muncul bila ada
yang meninggal dunia. Ini berarti kewarisan semata-mata sebagai
akibat dari kematian seseorang. Menurut ketentuan hukum
Kewarisan Islam, peralihan harta seseorang kepada orang lain
yang disebut kewarisan terjadi setelah orang yang mempunyai
harta itu meninggal dunia, artinya harta seseorang tidak dapat
beralih kepada orang lain (melalui pembagian harta warisan)
selama orang yang mempunyai harta itu masih hidup, dan segala
bentuk peralihan harta-harta seseorang yang masih hidup kepada
orang lain, baik langsung maupun yang akan dilaksanakan
kemudian sesudah kematiannya, tidak termasuk ke dalam
kategori kewarisan menurut hukum Islam.
Dengan demikian, kewarisan Islam adalah kewarisan yang
menurut Kitab Undangundang Hukum Perdata (BW) disebut
kewarisan ab intestate dan tidak mengenal kewarisan atas dasar
wasiat yang disebut testamen.
10. Azas Membagi Habis Harta Warisan
28
Membagi habis semua harta peninggalan sehingga tidak tersisa
adalah azas dari penyelesaian pembagian harta warisan. Dari
menghitung dan menyelesaikan pembagian dengan cara :
Menentukan siapa yang menjadi Ahli waris dengan bagiannya
masingmasing, membersihkan/memurnikan harta warisan seperti
hutang dan Wasiat, sampai dengan melaksanakan pembagian
hingga tuntas. Begitu juga apabila terjadi suatu keadaan dimana
jumlah bagian dari semua ahli waris lebih besar dari masalah
yang ditetapkan, atau sebaliknya terjadi suatu keadaan dimana
jumlah bagian dari semua ahli waris yang ada lebih kecil dari asal
masalah yang ditetapkan,telah diatur hingga harta warisan habis
terbagi sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Kompilasi Hukum Islam tentang Aul dan Rad pasal 192 berbunyi :
Apabila dalam pembagian harta warisan diantara para ahli waris
Dzawil Furud menunjukkan bahwa angka pembilang lebih besar
dari pada angka penyebut dinaikkan sesuai dengan angka
pembilang, dan baru sesudah itu harta warisan dibagi secara aul
menurut angka pembilang.
Pada pasal 193 berbunyi : Apabila dalam pembagian harta
warisan diantara para ahli
waris Dzawil furud menunjukkan bahwa angka pembilang
lebih.kecil dari pada angka penyebut, sedangkan tidak ada ahli
waris asabah, maka angka pembagian harta warisan tersebut
dilakukan secara rad, yaitu sesuai dengan hak masing-masing
ahli waris sedangkan sisanya dibagi secara berimbang diantara
mereka.
29
Dari sepuluh azas Hukum Kewarisan dalam Islam tidak terdapat
yang berkaitan dengan azas perdamaian, walaupun memang
Hukum Kewarisan Islam pada dasarnya bersifat mengatur
(regelen), tidak bersifat mutlak (dewingend) dalam arti para pihak
dimungkinkan untuk membagi warisan di luar ketentuan itu,
tentunya sepanjang kesepakatan dan kehendak masingmasing.
Akan tetapi karena ketentuan hukum waris dalam Islam dalam
Pelaksanaannya merupakan pengabdian kepada Allah SWT dan
sebagai salah satu bentuk ibadah, maka penyimpangan terhadap
ketentuan waris secara Islam semestinya tidak terjadi, sebab bila
terjadi, maka termasuk orang yang merugi.
Jalan keluarnya agar kita tidak merugi adalah : selesaikan dahulu
pembagian waris secara Islam, kemudian setelah kita terima
bagiannya atau sekurang-kurangnya sudah tahu bagian kita,
barulah kita serahkan kepada pihak lain bagian itu baik kepada
orang tua, saudara atau lainnya dalam bentuk shadaqoh, hibah
atau hadiah. Dengan demikian kita sudah melakukan dua macam
ibadah kepada Allah SWT dalam objek yang sama; yaitu dengan
cara membagi waris secara Islam dan memberi shadaqoh kepada
orang lain. Keduanya merupakan bagian dari ibadah kepada
Allah SWT.
Demikian, semoga Allah SWT selalu membimbing kepada kita
semua. Amin.
30
Ilustrasi ahli waris dzawil furudh dan pembagiannya menurut Al-
Qur'an. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Thitiphat Khuankaew)
Jakarta - Dzawil furudh merupakan satu dari dua macam ahli
waris dalam Islam. Kata furudh merupakan jamak dari fardh yang
secara bahasa diartikan al qath (ketetapan yang pasti), at taqdir
(ketentuan), atau al-bayan (penjelasan).
Dijelaskan dalam buku Hukum Waris: Panduan Dasar untuk
Keluarga Muslim tulisan Asman, fardh adalah bagian dari warisan
yang telah ditentukan atau bagian yang ditentukan secara syariat
untuk ahli waris tertentu. Sementara itu, kata furudh muqaddarah
dalam Al-Qur'an berarti pembagian ahli waris secara fardh yang
telah ditentukan jumlahnya.
ۖ ُيوِص يُك ُم ٱُهَّلل ِفٓى َأْو َٰل ِد ُك ْم ۖ ِللَّذ َك ِر ِم ْث ُل َح ِّظ ٱُأْلنَث َي ْي ِن ۚ َفِإن ُك َّن ِنَس ٓاًء َفْو َق ٱْث َنَت ْي ِن َفَلُهَّن ُثُلَث ا َم ا َت َر َك
َو ِإن َك اَنْت َٰو ِحَد ًة َفَلَه ا ٱلِّن ْص ُف ۚ َو َأِلَبَو ْي ِه ِلُك ِّل َٰو ِحٍد ِّم ْن ُهَم ا ٱلُّس ُد ُس ِمَّما َت َر َك ِإن َك اَن َلُهۥ َو َلٌد ۚ َفِإن َّلْم
َي ُك ن َّلُهۥ َو َلٌد َو َو ِر َث ُهٓۥ َأَبَو اُه َفُأِلِّمِه ٱلُّث ُلُث ۚ َفِإن َك اَن َلُهٓۥ ِإْخ َو ٌة َفُأِلِّمِه ٱلُّس ُد ُس ۚ ِم ۢن َب ْع ِد َو ِص َّيٍة ُيوِص ى
ِبَه ٓا َأْو َدْي ٍن ۗ َء اَب ٓاُؤ ُك ْم َو َأْب َن ٓاُؤ ُك ْم اَل َت ْد ُروَن َأُّيُهْم َأْق َر ُب َلُك ْم َن ْف ًعاۚ َفِر يَض ًة ِّم َن ٱِهَّللۗ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َع ِليًما
َح ِكيًما
َي ْس َت ْفُتْو َن َۗك ُقِل ُهّٰللا ُيْف ِتْي ُك ْم ِفى اْلَك ٰل َلِةۗ ِاِن اْمُرٌؤ ا َه َلَك َلْي َس َلٗه َو َلٌد َّو َلٓٗه ُاْخ ٌت َفَلَه ا ِنْص ُف َم ا َت َر َۚك
Artinya: "Akan tetapi, jika saudara perempuan itu dua orang, bagi
keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan,"
34
4. Dzawil Furudh dengan Bagian Sepertiga (⅓) Harta Waris
Surat An-Nisa ayat 11
ۚ َفِاْن َّلْم َي ُك ْن َّلٗه َو َلٌد َّو َو ِر َثٓٗه َاَب ٰو ُه َفُاِلِّمِه الُّث ُلُث
ۚ َو َاِلَبَو ْي ِه ِلُك ِّل َو اِحٍد ِّم ْن ُهَم ا الُّس ُد ُس ِمَّما َت َر َك ِاْن َك اَن َلٗه َو َلٌد
36
Undang-undang yg Mengatur Wasiat dan hukum Waris Islam
pada Indonesia
37
khusus sang Pengadilan kepercayaan buat menjalankan
tugasnya pada menangani konflik famili rakyat Islam pada
Indonesia.
Pasal 194 hingga pasal 208 pada hukum waris Islam KHI,
mengatur terkait dengan wasiat biasa. Sedangkan di pasal 209,
lebih mengatur terkait wasiat khusus yang diberikan buat orang
tua angkat atau anak angkat.
Pasal 195 dalam aturan waris Islam KHI, menjelaskan bahwa ada
2 bentuk wasiat yaitu ekspresi serta tertulis (baik berupa akta
pada bawah tangan ataupun akta notaris). kedua bentuk wasiat
38
ini diklaim sah bila disaksikan sang setidaknya dua orang menjadi
saksi.
KHI menjadi aturan waris Islam sepenuhnya brainly, pula
mengatur tentang hadiah wasiat. Dimana hukum ini menyebutkan
bahwa pemberian harta waris dibatasi dengan ketentuan
aporisma 1/3 berasal harta waris milik pewaris, atau bisa lebih
Bila para pakar waris menyetujuinya. Tujuan dari adanya hukum
batasan wasiat ini merupakan buat melindungi para pakar waris
dan mencegah terjadinya praktik wasiat yg bisa merugikan para
ahli waris.
Penggolongan grup pakar Waris pada aturan Waris Islam
berdasarkan Kompilasi hukum Islam
Melihat asal rincian Bab dan Pasal pada kitab II aturan waris
Islam KHI, hal-hal tentang ahli waris diatur pada Bab dua yang
terdiri asal Pasal 172 sampai Pasal 175. dalam Bab ini, ahli waris
diartikan sebagai orang yang memiliki korelasi perkawinan atau
hubungan darah dengan pewaris yang mangkat dunia. Tentunya
orang tersebut juga beragama Islam serta tidak terhalang aturan
buat saat akan menjadi pakar waris.
39
Anak laki-laki -lakipria
Anak perempuan
Ayah
ibu
Paman
Kakek
Nenek
Saudara laki-laki
Saudara perempuan
Janda
Duda
terdapat jua penggolongan kelompok pakar waris asal segi
pembagian dalam hukum waris Islam KHI, yg dibagi menjadi tiga
kategori yaitu:
40
hukum sesuai Pasal 173).
Keturunan berasal saudara lakipria/wanita sekandung
Nenek serta kakek asal pihak ayah
Nenek serta kakek berasal pihak bunda
Bibi dan paman beserta keturunannya, dari pihak ayah (Bila tidak
terdapat nenek dan kakek asal pihak ayah).
Rukun Warisan
Sama dengan persoalan-problem lainnya, waris juga memiliki
beberapa rukun yang wajib dipenuhi. karena Bila tidak dipenuhi
keliru satu rukun tadi, harta waris tidak bisa dibagikan kepada
para pakar waris. buat menghindari hal tadi, berikut beberapa
rukun warisan berdasarkan aturan waris yang dilansir asal
rumaysho.
41
bunda 1/6 atau sepertiga Bila ada keturunan atau saudara
dengan jumlah dua atau lebih / Bila tidak ada keduanya
bunda 1/3 sisa berasal duda atau janda Jika beserta dengan ayah
Duda setengah atau seperempat Jika tak terdapat keturunan/ Jika
terdapat keturunan
Janda 1/4 atau 1/8 Bila tidak ada keturunan/ Jika terdapat
keturunan
Saudara lakipria dan wanita Seibu 1/6 atau sepertiga *tidak
terdapat keturunan dan ayah
Masing-masing / Bila jumlah dua atau lebih bersamaan
43
Warisan Properti di hukum Waris Islam
Warisan properti di hukum waris Islam, tidak hanya berupa uang,
perhiasan, ataupun benda berharga lainnya. Melainkan mampu
jua warisan properti seperti tanah, sawah/ladang, serta juga
rumah. buat pembagiannya sendiri permanen berdasarkan pada
besaran bagian yang sudah di atur pada hukum.
44
kondisi pakar Waris Berhak bisa Warisan dari aturan Waris Islam
kondisi bagi ahli waris yang berhak mendapatkan warisan dari
aturan waris Islam antara lain:
45
menjadi hak kebendaan (Pasal 528), dan adalah cara limitative
oleh undang-undang buat memperoleh hak waris (Pasal 584).
contoh Perhitungan
berdasarkan aturan waris Islam, contoh perhitungan atau
kalkulator waris Islam merupakan menjadi berikut.
Jika suami tewas dengan ahli waris ayah, bunda, istri, dan 3 anak
(1 laki-laki pria, dua perempuan ). Maka 1/6 bagian milik ayah dan
mak , 1/8 bagian milik istri, serta sisanya buat anak dengan
bagian laki-laki pria dua : 1 perempuan .
Bila ayah meninggal menggunakan ahli waris tiga anak laki-laki
pria, maka sepertiga bagian buat tiap anak, atau mampu pribadi
dibagi menjadi tiga.
Bila ibu mangkat menggunakan ahli waris suami, ibunya, serta
anak pria, maka seperempat bagian milik suami, 1/6 bagian milik
ibunya, dan sisanya buat anak laki-laki pria pewaris.
Jadi itulah ilustrasi model perhitungan waris berdasarkan aturan
waris Islam yang mungkin akan membantu kamu kedepannya
pada hal pembagian waris.
Pertama, mendapat seluruh harta waris saat ahli waris dzawil furudh
tidak ada.
Kedua, mendapat sisa harta waris bersama ahli waris dzawil furudh
saat ahli waris dzawil furudh ada.
48
Ketiga, tidak mendapatkan sisa harta warisan karena telah habis
dibagikan kepada ahli waris dzawil furud
ada tiga macam ahli waris dzawil ashabah yang dikenal dalam Islam,
yaitu ashabah binafsihi, ashabah bilghair, dan ashabah ma'alghair.
Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Ashabah Binafsihi
Ashabah binafsihi yaitu ahli waris yang menerima sisa harta warisan
dengan sendirinya, tanpa disebabkan orang lain. Ahli waris yang
masuk dalam kategori ini yaitu:
Anak laki-laki
Cucu laki-laki
Ayah
Kakek
Saudara kandung laki-laki
Sudara seayah laki-laki
Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
Anak laki-laki saudara laki-laki seayah
Paman kandung
Paman seayah
Anak laki-laki paman kandung
Anak laki-laki paman seayah
Laki-laki yang memerdekakan budak
Apabila semua ahli waris dzwil ashabah ada, maka tidak semuanya
mendapat bagian. Akan tetapi, harus didahulukan orang-orang yang
lebih dekat pertaliannya dengan pewaris. Jadi, penentuannya diatur
berdasarkan nomor urut di atas.
Jika ahli waris yang ditinggalkan terdiri dari anak laki-laki dan anak
perempuan, maka mereka mengambil semua harta ataupun semua
sisa. Cara pembagiannya ialah, untuk anak laki-laki mendapat dua kali
lipat dari bagian anak perempuan.
49
2. Ashabah Bilghair
, ashabah bilghair yaitu anak perempuan, cucu perempuan, saudara
perempuan seayah, yang menjadi ashabah jika bersama saudara laki-
laki mereka.
Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi
ashabah.
Cucu laki-laki dari anak laki-laki, juga dapat menarik saudaranya yang
perempuan menjadi ashabah.
50
Hak waris ini hanya disebutkan dalam hadis. Sedangkan dalam
surat An Nisa, hanya disebutkan syarat waris bagi saudara
perempuan, yaitu dalam keadaan kalalah. Padahal, kalalah
adalah keadaan warisan tanda kehadiran bapak dan anak
perempuan. Oleh karena itu, terjadilah perbedaan pendapat di
antara para ulama tentang hak waris ‘ashabah ma’a al ghair.
51
cara, yakni dengan menjadi dzawil furudl yang mendapatkan
bagian pasti sebagaimana yang telah ditentukan di dalam Al-
Qur’an dan dengan menjadi ashabah untuk mendapatkan
bagian sisa. Di dalam ilmu faraidl (warisan) definisi ashabah
sebagaimana disampaikan oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili di
dalam kitab al-Mu’tamad adalah: كل وارث ليس له سهم مقدر ويأخذ كل
المال اذا انفرد ويأخذ الباقي بعد أصحاب الفروضArtinya: “Setiap ahli waris
yang tidak memiliki bagian yang telah ditentukan, ia mengambil
semua harta waris bila ia seorang diri dan mengambil sisa
harta waris setelah sebelumnya diambil oleh orang-orang yang
memiliki bagian pasti.” (Wahbah Az-Zuhaili, al-Mu’tamad fil
Fiqhis Syâfi’i, Damaskus, Darul Qalam, 2011, juz IV, halaman
383) Disyari’atkannya pengambilan harta waris dengan
ashabah didasarkan pada banyak ayat, hadis dan ijma’ para
ulama. Di antaranya dalam surat An-Nisa ayat 11 Allah
berfirman: َو َأِلَبَو ْي ِه ِلُك ِّل َو اِحٍد ِم ْن ُهَم ا الُّس ُد ُس ِمَّما َت َر َك ِإْن َك اَن َلُه َو َلٌد َفِإْن َلْم َي ُك ْن َلُه
َو َلٌد َو َو ِر َث ُه َأَبَو اُه َفُأِلِّمِه الُّث ُلُثArtinya: “Bagi kedua orang tua masing-
masing mendapatkan bagian seperenam dari harta yang
ditinggalkan orang yang meningal apabila ia memiliki anak.
Apabila orang yang meninggal tidak memiliki anak dan kedua
orang tuanya mewarisinya maka bagi ibunya bagian
seperttiga.” Dari ayat di atas bisa dipahami bahwa bila si
mayit memiliki anak maka bapak dan ibu masing-masing
mendapat bagian 1/6 sebagaimana dinyatakan ayat tersebut.
Namun bila si mayit tidak memiliki anak sementara yang
mewarisi adalah kedua orang tua, maka—sesuai kalimat ayat
tersebut—sang ibu mendapatkan bagian 1/3. Lalu berapa
bagian untuk sang bapak? Ayat tersebut tak menyebutkannya.
Lalu untuk siapa sisa harta setelah diambil 1/3 oleh ibu? Dari
sini para ulama memahami bahwa sisa harta waris tersebut
adalah bagian sang bapak. Dari sinilah adanya bagian
ashabah.
52
Macam-macam Ashabah Ada 2 (dua) macam ashabah di
dalam ilmu faraidl, yakni ashabah sababiyah dan ashabah
nasabiyah.
53
3. Ashabah ma’al ghair
54
laki-laki dari saudara laki-laki sekandung, dan anak laki-laki
dari saudara laki-laki sebapak.
56
ashabah karena adanya saudara laki-laki tersebut. Dalam hal
ini seorang anak perempuan menjadi ashabah bila bersamaan
dengan anak laki-laki, cucu perempuan menjadi ashabah bila
bersamaan dengan cucu laki-laki, saudara perempuan
sekandung menjadi ashabah bila bersamaan dengan saudara
laki-laki sekandung, dan saudara perempuan sebapak menjadi
ashabah bila besamaan dengan sauadara laki-laki sebapak.
Dengan demikian maka bisa disimpulkan ada 4 (empat) ahli
waris yang masuk dalam kategori ashabah bil ghair di mana
keempatnya adalah ahli waris perempuan yang terdiri dari
anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, saudara
perempuan sekandung, dan saudara perempuan sebapak bila
masing-masing bersamaan dengan orang yang
mengashabahkan (mu’ashshib)-nya. Bisa dipahami pula
keempat ahli waris tersebut adalah orang-orang perempuan
yang mendapatkan bagian pasti 1/2 dan 2/3 bila bersamaan
dengan mu’ashshib-nya. Hanya saja dalam hal ini ada
pengecualiaan bagi waladul umm. Bahwa saudara perempuan
seibu bila bersamaan dengan saudara laki-laki seibu maka
saudara laki-laki seibu tidak bisa menjadikan saudara
perempuan seibu sebagai ashabah. Karena saudara laki-laki
seibu bukanlah termasuk ashabah bin nafsi maka ia tidak bisa
mengashabahkan saudara perempuan seibu. Mesti diingat
pula bahwa dalam ilmu faraidl saudara laki-laki seibu dan
saudara perempuan seibu derajatnya adalah sama. Bila
keduanya berkumpul tidak berlaku ketentuan laki-laki
mendapat dua bagian perempuan. Karenanya pula dalam ilmu
faraidl kedua ahli waris ini sering disebut dalam satu istilah
waladul umm (anaknya ibu) tanpa membedakan jenis kelamin.
Tentang ashabah bil ghair ini Imam Muhammad bin Ali Ar-
Rahabi menulis: يعصبانهن في الميراث... واألبن واألخ مع اإلناث
Artinya: Anak laki-laki dan saudara laki-laki bersama para
perempuan Keduanya mengashabahkan mereka dalam
warisan (Muhammad bin Ali Ar-Rahabi, Matnur Rahabiyyah
dalam ar-Rabahiyyatud Dîniyyah, Semarang, Toha Putra,
57
tanpa tahun, halaman 38) Penjelasan dari para ulama faraidl
di atas didasarkan pada firman Allah dalam surat An-Nisa ayat
11: ُيوِص يُك ُم ُهَّللا ِفي َأْو اَل ِد ُك ْم ِللَّذ َك ِر ِم ْث ُل َح ِّظ اُأْلْن َث َي ْي ِنArtinya: “Allah
berwasiat kepada kalian di dalam anak-anak kalian bagi anak
laki-laki dua bagian anak perempuan.” Juga firman Allah
dalam surat An-Nisa ayat 176: َو ِإْن َك اُنوا ِإْخ َو ًة ِر َج ااًل َو ِنَس اًء َفِللَّذ َك ِر ِم ْث ُل
ُأْل
َح ِّظ ا ْن َث َي ْي ِنArtinya: “Apabila para saudara terdiri dari laki-laki
dan perempuan maka bagi saudara laki-laki dua bagian
saudara perempuan.” Para ulama menyamakan cucu
perempuan dari anak laki-laki dengan anak perempuan,
sedangkan saudara laki-laki dan perempuan termasuk di
dalamnya adalah saudara sekandung dan saudara sebapak.
59
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
60
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
61
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
62
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
63
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
64
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Sumber:
https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-definisi-
dan-macamnya-UyLm7 ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman
terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-
definisi-dan-macamnya-UyLm7
___
65
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap!
https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
66
Syarat Dzawil Arham Menerima Harta Warisan dan
Bagiannya
Perbesar
yaitu tidak ada ashabul furud atau asabah sama sekali. Artinya, saat
ada satu ashabul furud atau asabah, mereka tidak mendapatkan
bagian.
Sementara menurut jumhur fuqaha, apabila dzawil arham mendapat
bagian, maka bisa menerima seluruh harta warisan atau sisa yang
sudah diambil apabila hanya seorang diri. Aturan ini berbeda saat ada
dzawil arham lebih dari satu orang.
Ketika dzawil arham lebih dari satu orang, mereka yang ada di waktu
meninggalnya pewaris akan menerima bagian yang sama tanpa
memandang dekat atau jauhnya derajat. Artinya dzawil arham
mendapat bagian sama rata.
1. Setengah (1/2)
67
5.saudara perempuan sebapak.
2. Seperempat (1/4)
3. Seperdelapan (1/8)
4. Duapertiga (2/3)
5. Sepertiga (1/3)
68
1.ibu dan
2.dua saudara baik laki-laki atau perempuan dari satu ibu.
6. Seperenam (1/6)
- Budak
- Pembunuhan
69
"Tidaklah seorang pembunuh berhak mewarisi harta orang yang
dibunuhnya."
- Perbedaan Agama
Baca juga:
5 Doa Rezeki Lancar dan Berkah, Amalkan Setiap Hari
detikJabar telah merangkum bagaimana hukum dan tata cara
pembagian harta warisan menurut Agama Islam. Berikut ini
ketentuannya:
1. Setengah (1/2)
2. Seperempat (1/4)
71
3. Seperdelapan (1/8)
4. Duapertiga (2/3)
5. Sepertiga (1/3)
6. Seperenam (1/6)
- Budak
- Perbedaan Agama
Intisari:
73
kekurangan dalam pembagian, maka masalah tersebut
dipecahkan dengan cara aul dan rad. Aul untuk penyelesaian
kekurangan dalam pembagian harta warisan pewaris,
sedangkan rad merupakan metode untuk menyelesaian kelebihan
dalam pembagian harta pewaris.
Pengaturan mengenai aul dan rad ini terdapat dalam Pasal 192
dan Pasal 193 Kompilasi Hukum Islam (KHI), dimana
pemecahan secara aul dengan membebankan kekurangan harta
yang akan dibagi kepada seluruh ahli waris yang berhak menurut
kadar bagian masing-masing dengan menaikkan angka penyebut
sesuai atau sama dengan angka pembilangnya.
Sedangkan rad yaitu dengan mengembalikan sisa kelebihan
harta kepada ahli waris yang ada sesuai dengan kadar bagian
masing-masing secara berimbang di antara mereka.
Ulasan:
74
Aul dan Rad merupakan istilah yang dikenal dalam Hukum Waris
Islam. Di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, hal
ini diatur menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi
Hukum Islam.
Ahli Waris dalam Hukum Waris Islam
Merujuk pada Kompilasi Hukum Islam (“KHI”), ahli
waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai
hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris,
beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi
ahli waris.[1] Ahli waris dipandang beragama Islam apabila
diketahui dari Kartu Identitas atau pengakuan atau amalan atau
kesaksian, sedangkan bagi bayi yang baru lahir atau anak yang
belum dewasa, beragama menurut ayahnya atau lingkungannya.
[2]
Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan
Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
dihukum karena:[3]
a. dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh
atau menganiaya berat pada pewaris;
b. dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan
pengaduan bahwa pewaris melakukan kejahatan yang
diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang
lebih berat.
75
1. golongan laki-laki terdiri dari : ayah, anak laki-laki,
saudara laki-laki, paman dan kakek
2. golongan perempuan terdiri dari : ibu, anak perempuan,
saudara perempuan dan nenek
b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari duda atau janda.
76
f. Janda mendapat seperempat bagian bila pewaris tidak
meninggalkan anak, dan bila pewaris meninggalkan anak,
maka janda mendapat seperdelapan bagian.[11]
g. Bila seorang meninggal tanpa meninggalkan anak, maka
saudara laki-laki dan saudara perempuan seibu masing-
masing mendapat seperenam bagian. Bila mereka itu dua
orang atau lebih maka mereka bersama-sama mendapat
sepertiga bagian.[12]
h. Bila seorang meninggal tanpa meninggalkan ayah dan anak,
sedang ia mempunyai satu saudara perempuan kandung atau
seayah, maka ia mendapat separuh bagian. Bila saudara
perempuan tersebut bersama-sama dengan saudara
perempuan kandung atau seayah dua orang atau lebih, maka
mereka bersama-sama mendapat dua pertiga bagian. Bila
saudara perempuan tersebut bersama-sama dengan saudara
laki-laki kandung atau seayah, maka bagian saudara laki-laki
adalah dua berbanding satu dengan saudara perempuan.[13]
Aul
Mohammad Daud Ali dalam bukunya Hukum Islam: Pengantar
Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia (hal. 324)
berpendapat bahwa dalam hukum waris Islam dikenal asas
keadilan berimbang. Asas ini dalam kompilasi hukum Islam
terdapat, terutama, dalam pasal-pasal mengenai besarnya bagian
masing-masing ahli waris yang disebut dalam Pasal 176 dan
Pasal 180 KHI. Juga dikembangkan dalam penyesuaian
77
perolehan yang dilakukan pada waktu penyelesaian pembagian
warisan melalui pemecahan secara aul dengan membebankan
kekurangan harta yang akan dibagi kepada semua ahli waris
yang berhak menurut kadar bagian masing-masing. Hal ini
disebutkan dalam Pasal 192 KHI yang berbunyi:
Rad
Agar asas keadilan berimbang dapat diwujudkan waktu
penyelesaian pembagian warisan, penyesuaian dapat dilakukan
melalui rad yakni mengembalikan sisa (kelebihan) harta kepada
ahli waris yang ada sesuai dengan kadar bagian masing-masing.
[14]
Contoh Aul
Sebagai contoh, kami merujuk pada penjelasan Sayuti
Thalib dalam bukunya Hukum Kewarisan Islam di Indonesia (hal.
124-125), dimana Aul merupakan (penyelesaian kerugian).
Kerugian ini berupa hasil pembagian pertama lebih dari satu.
Sebagaimana yang telah dijelaskan hal ini diselesaikan dengan
79
pengurangan bagian masing-masing ahli waris secara berimbang.
Berikut contoh perhitungannya:
Pewaris meninggalkan:
1. janda (a)
2. dua orang anak perempuan (b dan c)
3. ibu (d)
4. bapak (e)
80
b dan c = 16/24 menjadi 16/27
d = 4/24 menjadi 4/27
e = 4/24 menjadi 4/27
Jumlah = 27/27 =1
Contoh Rad
Sayuti (hal. 120) mencontohkan harta peninggalan yang tidak
habis dibagi pada pembagian pertama. Misalnya pewaris
meninggalkan:
1. ibu (a)
2. seorang anak perempuan (b)
3. janda ( c)
Jadi, masih tersisa 24/24 – 19/24 = 5/24. Sisa ini namanya sisa
bagi. Sisa bagi ini dirad-kan (dikembalikan secara berimbang)
81
kepada a, b dan c, sehingga a, b dan c masing-masing akan
mendapat tambahan dari sisa bagi yang 5/24 itu berimbang
dengan berapa bagian yang telah diperolehnya masing-masing
dalam pembagian pertama tadi.
Dengan demikian,
1. a mendapat tambahan 4/19 x 5/24 = 20/456
2. b mendapat tambahan 12/19 x 5/24 = 60/456
3. c mendapat tambahan 3/19x 5/24 = 15/456
Pengujian perhitungan:
96/456 + 288/456 +72/456 =1
82
Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila harta pewaris tidak habis
dibagi (kelebihan) atau terdapat kekurangan dalam pembagian,
maka masalah tersebut dipecahkan dengan cara aul dan rad. Aul
untuk penyelesaian kekurangan dalam pembagian harta warisan
pewaris, sedangkan rad merupakan metode untuk menyelesaikan
kelebihan dalam pembagian harta pewaris.
83