Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putri kinanti

Nim :2002010024
kelas : Pai 4A

1. Nikah, menurut bahasa: al-jan'u dan al-dhamu yang artinya kumpul. Makna nikah
(zawaj) bisa diartikan dengan aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah. Juga bisa
diartikan (wath'u al-zaujah) bermakna menyetubuhi istri. Sedangakan menurut istilah
ilmu fiqih, nikah berarti suatu akad (perjanjian) yang mengandung kebolehan
melakukan hubungan seksual dengan memakai lafadz nikah atau tazwij. Nikah artinya
perkawinan sedangkan aqad adalah perjanjian. Jadi nikāh adalah perjanjian suci untuk
mengikatkan diri dalam perkawinan antara wanita dengan seorang pria membentuk
keluarga bahagia dan kekal.
Pendapat Ahli Ushul, mengartikan arti nikah, sebagai berikut :
1) Ulama Syafi’iyah, berpendapat :
Kata nikah, menurut arti sebenarnya (hakiki) berarti akad, dan dalam arti tidak
sebenarnya (majazi) arti nikah berarti bersetubuh dengan lawan jenis.
2) Ulama Hanafiyah, berpendapat bahwa:
Kata nikah, menurut arti sebenarnya (hakiki) berarti bersetubuh dan dalam arti tidak
sebenarnya (majazi) arti nikah berarti akad yang menghalalkan hubungan kelamin
antara pria dan wanita, pendapat ini sebalinya dari pendapat ulama ulama syafi’iyah.
Jadi pernikahan yaitu akad(perjanjian) suci untuk mengikat diri antara wanita dan
pria untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah, dengan
tujuan untuk memuaskan satu sama lainnya dan untuk membentuk rumah tangga.

2. Hukum nikah
Wajib
Salah satu hukum nikah adalah wajib. Menikah dapat dikatakan sebagai kewajiban
jika seorang muslim telah mampu membangun rumah tangga, baik secara fisik,
mental, maupun finansial.

Sunnah
Hukum menikah juga bisa menjadi sunnah. Hukum ini berlaku bagi seorang muslim
yang sudah mampu menikah tapi tidak dapat menafkahi istri secara finansial. Dalam
kondisi demikian, seorang tersebut dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada Allah
SWT dengan berdoa, berikhtiar, berpuasa, dan beribadah.

Makruh
Menikah juga dapat menjadi makruh bila seorang muslim berencana menikah tapi
tidak berniat memiliki anak. Khususnya jika tersebut bisa terjadi karena beberapa
faktor, seperti watak, keinginan, ataupun penyakit. Menikah juga bisa menjadi
makruh jika seorang muslim tak dapat menafkahi istri dan keluarga. Yang mana bila
dipaksakan, maka dikhawatirkan ia tak bisa memenuhi hak dan kewajibannya dalam
menjalankan rumah tangga.
Mubah
Hukum nikah adalah mubah atau diperbolehkan. Artinya, seorang boleh
melakukannya atau boleh pula ditinggalkan. Hukum ini berlaku jika tak ada suatu hal
yang menuntut seseorang untuk menikah. Baik dari segi finansial, biologi, maupun
usia.

Haram
Sementara itu, hukum nikah pun bisa menjadi haram. Hukum ini berlaku jika
seseorang tidak memiliki kemampuan finansial untuk menafkahi istri, baik secara
lahir maupun batin.

3. Dasar hukum Nikah

Dasar hukum pernikahan dalam Islam adalah Al-Quran dan Sunnah. Al-Qur’an Ada
beberapa surat dalam Al-Qur’an yang mengenai dasar hukum pernikahan. Ayat-ayat
tersebut menjadi bukti bahwa pernikahan memiliki dasar hukum yang kuat di dalam
Al-Qur’an.
َّٰ‫ﯾٰٓﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ اﺗﱠﻘُﻮْا رَﺑﱠﻜُﻢُ اﻟﱠﺬِيْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣﱢﻦْ ﻧﱠﻔْﺲٍ وﱠاﺣِﺪَةٍ وﱠﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﮭَﺎ زَوْﺟَﮭَﺎ وَﺑَﺚﱠ ﻣِﻨْﮭُﻤَﺎ رِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﯿْﺮًا وﱠﻧِﺴَﺎۤءً ۚ وَاﺗﱠﻘُﻮا ﷲ‬
‫اﻟﱠﺬِيْ ﺗَﺴَﺎۤءَﻟُﻮْنَ ﺑِﮫٖ وَاﻻَْرْﺣَﺎمَ ۗ اِنﱠ ﷲَّٰ ﻛَﺎنَ ﻋَﻠَﯿْﻜُﻢْ رَﻗِﯿْﺒًﺎ‬
Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya,
dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan, bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim.
Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
(Q.S annisa Ayat:1).Dalam hadist atau sunnah ada beberapa yang menjadi dasar
hukum pernikahan salah satunya yaitu: "Jika seseorang menikah, maka ia telah
menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah kepada Allah pada
separuh lainnya." (HR Baihaqi).

Anda mungkin juga menyukai