Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERNIKAHAN MENURUT ISLAM

Disusun oleh :

Siti Riska Diah Ashari (18051334063)

Poppy Shofialany Z (18051334068)

Muti’atuz Zahra (180513340)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PRODI GIZI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan berkeluarga cerminan semua makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga


kelangsungan kehidupan di dunia akan terus menerus berkembang. Manusia adalah salah satu
makhluk yang sangat sempurna di bandingkan dengan makhluk lainnya. Manusiapun di
takdirkan untuk hidup berpasang - pasangan satu dengan yang lainnya yakni yang berlainan
jenis.

Dengan jalan nikah inilah yang paling baik untuk dapat melangsungkan keturunan. Nikah
adalah fitra yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT.
Setiap manusia yang sudah dewasa serta sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan
teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi
kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, serta
yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan dalam
hidup berumah tangga.

Menikahi perempuan yang sholeh ,bahtera kehidupan rumah tangga yang baik. Pelaksanaan
ajaran agama terutama dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur. Rasulullah saw
memberikan penghargaan yang tinggi kepada istri yang sholeh. Mempunyai istri yang sholeh,
berarti Allah SWT menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan agamanya.

B. Rumusan Masalah

- Apa pengertian pernikahan dalam islam?

- Bagaimana hukum pernikahan menurut islam ?

- Bagaimana talak dalam sudut pandang islam?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah pernikahan ini adalah :

- Untuk lebih memahami tentang pernikahan yang lebih mendalam.

- Meningkatkan pengetahuan tentang hukum nikah menurut ajaran agama islam

- Mampu mengimplentasikan dalam kehidupan beragama dan berbangsa.


BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN

1. Arti Pernikahan

Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah memiliki persamaan dengan kata
kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah
syarak, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara
seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan penghalalkan hubungan kelamin
antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh
Allah SWT.

Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat
berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia
yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesuai
peraturan yang diwajibkan oleh Islam

Selain juga dapat diartikan nikah adalah fitra yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia
sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa serta sehat jasmani dan
rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup
yang dapat memenuhi kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat
mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman,
kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.

2. Dalil tentang Pernikahan

ْ‫ل ِإلَي َها ِلتَس ُكنُوا ْأ َز َوا ًجا أَنفُ ِس ُكمْ ِمنْ لَ ُكمْ َخلَقَْ أَنْ آ َيا ِت ِْه َو ِمن‬
َْ ‫ْۚو َرح َم ْةً َم َودَّْة ً َبينَ ُكمْ َو َج َع‬
َ ‫ن‬ َّْ ‫َيت َ َف َّك ُرونَْ ِلقَومْ ََل َياتْ َٰذَ ِلكَْ ِفي ِإ‬

Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Selain itu dalam Al-quran juga disebutkan dalam surat :


QS. Ar. Ruum (30):21 QS. Adz Dzariyaat (51):49

QS. Yaa Siin (36):36 QS. An Nahl (16):72]

QS. At Taubah (9):71 QS. An Nisaa (4):1

QS. An Nuur (24):26 QS. Fathir (35):11

Sebelum menuju tahap pernikahan,perlu dilakaukan tahap pengenalan terlebih dahulu yaitu
yangْdisebutْta'aruf.ْSelamaْta’aruf,ْtafahumْdanْtarahumْberlakuْprinsipْ“walaْtaqrabuْzina”,ْ
antara lain :

Dilarang berkhalwat

Harus menahan pandangan

Jangan bersuara mendayu-dayu

Jangan bersentuhan

Jangan bicara sambil merunduk

4. Rukun Nikah

Rukun nikah adalah unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk melangsungkan sesuatu
pernikahan.

Rukun nikah terdiri atas :

a. Calon suami, syaratnya antara lain beragama islam, benar- benar pria, tidak karena
terpaksa, bukan mahram ( perempuan calon istri ), tidak sedang ihram haji, atau umroh dan
usia sekurang-kurangnya 19 tahun.
b. Calon istri, syaratnya antara lain beragama islam, benar-benar perempuan, tidak karena
terpaksa, halal bagi calon suami, tidak bersuami, tidak sedang ihram haji atau umroh dan usia
sekurang-kurangnya 16 tahun.

c. Sigat akad, yang terdiri atas ijab dan kabul. Ijab dan kabul ini dilakukan oleh wali
mempelai perempuan dan kabul diucapkan oleh wali mempelai laki-laki.

d. Wali mempelai perempuan, syaratnya laki-laki, beragam islam, balig (dewasa), berakal
sehat, merdeka ( tidak sedang ditahan ), adil dan tidak sedang ihram haji atau umroh. Wali
inilah yang menikahkan mempelai perempuan atau mengizinkan pernikahannya.

Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebgai berikut:

1) Bapak kandung, bapak tiri tidak sah menjadi wali.

2) Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan.

3) Saudara laki-laki kandung.

4) Saudara laki-laki sebapak.

5) Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung.

6) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.

7) Paman yaitu saudara laki-laki sebapak.

8) Anak laki-laki paman.

9) Hakim. Wali hakim berlaku apabila wali tersebut diatas semuanya tidak ada, sedang
berhalangan atau menyerahkan kewaliaanya kepada hakim.

e. Dua orang saksi, syaratnya laki-laki, beragama islam, balig (dewasa), berakal sehat,
merdeka (tidak sedang ditahan), adil dan tidak sedang ihram haji atau umroh. Pernikahan yang
dilakukan tanpa saksi adalah tidak sah.

5. SYARAT PERNIKAHAN

Ada dua syarat dalam pernikahan yakni :

1. Seagama : haram menikah dengan orang nonmuslim, kecualidenganwanitaahlikitab.


2.ْ‘Antaraْdhinْyakniْsama-sama ridho. Kedua mempelai mau menerima pernikahan ini. Jika
ada satu diantara keduanya yang tidak ridha maka pernikahannya haram.

Selain dua syarat diatas terdapat syarat lainnya yakni balighdan kufu. Baligialah telah cukup
dewasa dan mengerti essensi pernikahan. Sedangkan kufu yakni setara dalam pendidikan,
kedudukan, usia,dll. Tetapi kedua syarat ini bukan syarat sah melainkan syarat kesempurnaan
(lebih baik).

6.MACAM-MACAM PERNIKAHAN

Nikah biasa: Setelah akad nikah dilanjutkan dengan walimah kemudian keduanya berumah
tangga.

Nikah Gantung: manakala setelah selesai akad nikah tidak diikuti langsung dengan berumah
tangga. Rumah tangganya ditangguhkan karena ada reasoning tertentu.

Nikah shigar: Pernikahan dengan cara tukar adik tanpa mahar. Misalnya Ahmad menikah
dengan adik perempuan Ali, sedangkan Ali menikah dengan adik perempuan Ahmad tanpa
mas kawin. Hukumnya haram, kecuali memakai mahar.

Nikahْ mut’ahْ (nikahْ kontrak),ْ ialahْ menikahْ denganْ batasْ waktuْ tertentuْ misalnyaْ untukْ
selama 3 bulan, 3 tahun dll. Hukumnya haram.

Nikah Sirri: Syarat dan rukunya dipenuhi tetapi pelaksanaan akad nikahnya dibawah tangan,
tidak dibukukan oleh KUA atau catatan sipil serta tidak dipublikasikan secara langsung

7. PERNIKAHAN yang DIHARAMKAN

Perempuan yang diharamkan menikah oleh laki-laki :

Ibu susuan

Nenek dari saudara ibu susuan

Saudara perempuan susuan

Anak perempuan kepada saudara susuan laki-laki atau perempuan

Sepupu dari ibu susuan atau bapak susuan


Perempuan muhrim bagi laki-laki

karena persemendaan ialah:

Ibu mertua

Ibu tiri

Nenek tiri

Menantu perempuan

Anak tiri perempuan dan keturunannya

Adik ipar perempuan dan keturunannya

Sepupu dari saudara istri

Anak saudara perempuan dari Istri

dan keturunannya

8. Hukum Pernikahan

a. Hukum Asal Nikah adalah Mubah

Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah mubah artinya boleh dikerjakan boleh
ditinggalkan. Dikerjakan tidak ada pahalanya dan ditinggalkan tidak berdosa. Meskipun
demikian, ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah
dapat berubah menjadi sunah, wajib, makruh atau haram.

b. Nikah yang Hukumnya Sunnah

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pada prinsipnya nikah itu sunnah.Alasannya yang
merekaْ kemukakanْ bahwaْ perintahْ nikahْ dalamْ berbagaiْ Alْ Qur’anْ danْ hadistْ yangْ
hanya merupakan anjuran walaupun banyak kata-kata amar dalam ayat dan hadist tersebut.
Akan tetapi bukanlah amar yang berarti wajib sebab tidak semua amar harus wajib, kadangkala
menunjukkan sunnah bahkan suatu ketika hanya mubah. Adapun nikah hukumnya sunnah bagi
orang yang sudah mampu memberi nafkahdan berkendak untuk nikah.
c. Nikah yang Hukumnya Wajib.

Nikah menjadi wajib menurut pendapat sebagian ulama dengan alasan bahwa diberbagai ayat
dan hadits sebagaimana tersebut diatas disebutkan wajib.

Selanjutnya nikah itu menjadi wajib sesuai dengan faktor dan situasi. Jika ada sebab dan factor
tertentu yang menyertai nikah menjadi wajib. Contohnya : jika kondisi seseorang sudah mampu
memberi nafkah dan takut jatuh pada perbuatan zina, dalam situasi dan kondisi seperti
itu wajib nikah. Sebab zinah adalah perbuatan keji dan buruk yang dilarang Allah SWT,

d. Nikah yang Hukumnya Makruh

Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan melakukan perkawinan telah
mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi
nafkah tanggungaanya.

e. Nikah yang Hukumnya Haram

Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat untuk menyakiti perempuan
yang dinikahinya.

maka bahwa hukum menikah itu akan berubah sesuai dengan factor dan sebab yang
menyertainya. Misalnya, orang-orang yang belum balig, seorang pemabuk atau sakit gila, maka
dalam situasi dan kondisi semacam itu seseorang haram untuk menikah. Sebab, jika mereka
menikah dikhawatirkan hanya akan menimbulkan mudharat yang lebih besar pada orang lain

9. TUJUAN PERNIKAHAN

Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri.
Ia merupakan pintu gerbang kehidupan berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap
keturunan dan kehidupan masyarakat. Keluarga yang kokoh dan baik menjadi syarat penting
bagi kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan umat manusia pada umumnya.

Agama Islam mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci, baik dan mulia.
Pernikahan menjadi dinding kuat yang memelihara manusia dari kemungkinan jatuh ke
lembah dosa yang disebabkan oleh nafsu birahi yang tak terkendalikan. Banyak sekali hikmah
yang terkandung dalam pernikahan, antara lain sebagai kesempurnaan ibadah, membina
ketentraman hidup, menciptakan ketenangan batin, kelangsungan keturunan, terpelihara dari
noda dan dosa dan lain-lain.
Beberapa hikmah pernikahan :

1. Pernikahan Dapat menciptakan Kasih Sayang dan Ketentraman

Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan jasmaniah dan rohaniah


sudah pasti memerlukan ketenangan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah perlu
dipenuhi dan kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Adakebutuhan pria yang
pemenuhnya bergantung kepada wanita. Demikian juga sebaliknya.

2. Pernikahan Dapat Melahirkan Keturunan yang Baik

Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan sholeh. Anak yang sholeh adalah
idaman semua orang tua. Selain sebagi penerus keturunan, anak yang sholeh akan selalu

mendoakan orang tuanya

3. Dengan Pernikahan, Agama dapat Terpelihara

Menikahi perempuan yang sholeh ,bahtera kehidupan rumah tangga yang baik.
Pelaksanaan ajaran agama terutama dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur.
Rasulullah saw memberikan penghargaan yang tinggi kepada istri yang sholeh. Mempunyai
istri yang sholeh, berarti Allah SWT menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan
agamanya

4. Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian Martabat Seorang Wanita

Wanita adalah teman hidup yang paling baik, karena itu tidak boleh dijadikan mainan.
Wanita harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Pernikahan merupakan cara untuk
melakukan wanita secara baik dan terhormat. Sesudah menikah, keduanya harus
memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan terhormat pula.

5. Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan

Setiap orang, baik pria maupun wanita, baik pria maupun wanita, secara naluriah
memiliki nafsu seksual. Nafsu ini memerlukan penyaluran dengan baik. Saluran yang baik,
sehat dan sah adalah melalui pernikahan. Jika nafsu birahi besar, tetapi tidak mau nikah dan
tetap mencari penyaluran yang tidak sehat, dan melanggar aturan agama, maka akan terjerumus
ke lembah perzinahan atau pelacuran yang dilarang keras oleh agama.

6. Dakwah

Dakwah kepada anak isteri dan keluarga besar memiliki nilai strategis yang tinggi.

7.Sedekah

Tiada hari tanpa sedekah. Memberi minuman jing kehausan saja sudah besar
pahalanya apalagi memberi makan minum anak isteri.

10.Talak

Pengertian Talak Menurut Ulama mazhab Hanafi dan Hanbali mengatakan bahwa talak adalah
pelepasan ikatan perkawinan secara langsung untuk masa yang akan datang dengan lafal yang
khusus. Menurut mazhab Syafi i, talak adalah pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau
yang semakna dengan itu. Menurut ulama Maliki, talak adalah suatu sifat hukum yang
menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri.

Talak Raj i: Talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya (talak 1 dan 2) yang belum habis
masa iddahnya. Dalam hal ini suami boleh rujuk pada istrinya kapan saja selama masa iddah
istri belum habis.

Talak Ba in: Talak yang dijatuhkan suami pada istrinya yang telah habis masa iddahnya. Dalam
hal ini, talak ba in terbagi lagi pada 2 yaitu: talak ba in sughra dan talak ba in kubra
.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan di bab terdahulu, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang
laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara
keduanya dengan dasar sukarela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allah
SWT.

Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri, ia merupakan
pintu gerbang kehidupan berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap keturunan dan
kehidupan bermasyarakat.

Agama mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci, baik dan mulia.

2. Saran

Bedasarkan kesimpulan diatas, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh seorang
muslim sebaiknya:

Dengan jalan nikah menghindari dan menjauhkan perbuatan yang menjurus ke perzinahan.
Dalam wujud perkawinan, kedua mempelai yang dapat membuat hati menjadi tentram. Baik
suami yang mengangap istri yang paling cantik diantara wanita-wanita lain, begitu juga seorang
istri yang menganggap suminyalah laki-laki yang menarik hatinya. Masing – masing merasa
tentram hatinya dalam membina rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai