Anda di halaman 1dari 20

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Indah kesumah
Tiffani adelia hsb

Dosen pengampu : Rizky Syahputra,Lc,M.EI

November 2021

1
Daftar isi
Halaman Judul..........................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................................2
Kata Pengantar.........................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Tujuan ................................................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
BAB II pembahasan.................................................................................................................5
2.1 pengertian nikah.................................................................................................................5
2.2 tujuan dan hikmah pernikahan...........................................................................................6
2.3 bentuk-bentuk pernikahan..................................................................................................7
2.4 talak ibdah dan rujuk..........................................................................................................11
A. talak.....................................................................................................................................11
B. iddah....................................................................................................................................15
C. rujuk.....................................................................................................................................16
2.5 kewarian dalam islam.........................................................................................................16
BAB III penutup.......................................................................................................................18
3.1 kesimpulan..........................................................................................................................18

2
kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi

Maha Penyayang,segala puji kami panjat kepada Allah SWT tuhan penguasa alam semesta yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “

pernikahan dalam islam” dapat diselesaikan dengan limpahan cinta kasih-Nya, penuh kedamaian

dan ketenangan .shalawat serta salam kami hanturkan kepada baginda besar nabi Muhammad

SAW yang telah mengentaskan umat manusia dari jurang kejahiliyyahan dengan kesejukan

ajaran beliau yaitu agama islam dan semoga di hari kiamat nanti kita mendapatkan syafa’at

beliau amin ya rabbal ‘alamin.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan

agama islam dan bertujuan menambah pengetahuan bagi penulis dan juga pembaca.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang
1. 2 Tujuan
1. Mengatahuai pengertian dari pernikahan,iddah ,talak,rujuk dan kewarisan
2. Mengetahui hukum dari pernikahan,talak,rujuk, dan kewarisan
3. Mengetahui jenis jenis dari pernikahan,iddah,talak,rujuk, dan kewarisan
4. Mengetahui hikmah dari pernikahan ,iddah,rujuk dan kewarisan

1. 3 Rumusan masalah
1. Defenisi pernikahan,iddah,talak,rujuk dan kewarisan
2. Dasar hukum pernikahan,iddah,talak,rujuk dan kewarisan
3. Jenis jenis pernikahan,talak,dan kewarisan
4. Hikmah pernikahan,iddah,rujuk, dan kewarisan

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep pernikahan dalam islam


2. 1 Pengertian nikah

kata nikah berasal dari bahasa Arab yaitu “nikaahun” yang merupakan masdar atau
kata asal dari kata kerja nakaha, yang sinonim dengan tazawwaja. Jadi kata nikah berarti
“adh-dhammu wattadaakhul” artinya bertindih dan memasukkan, sedangkan dalam kitab
lain dikatakan bahwa nikah adalah “adh-dhmmu wal-jam’u” artinya bertindih dan
berkumpul. Jadi perkawinan (nikah) adalah merupakan salah satu peristiwa penting dalam
kehidupan manusia, merupkan suatu lembaga resmi yang mempertalikan secara sah antara
seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri.

Pernikahan merupakan sunnah Rasul yang apabila dilaksanakan akan mendapat pahala tetapi
apabila tidak dilakukan tidak mendapatkan dosa tetapi dimakruhkan karena tidak mengikuti
sunnah Rasul.3 Arti dari pernikahan adalah bersatunya dua insan dengan jenis berbeda yaitu
lakilaki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad. Suatu
pernikahan mempunyai tujuan yaitu ingin membangun keluarga yang sakinah mawaddah
warohmah serta ingin mendapatkan keturunan yang solihah. Keturunan inilah yang selalu
didambakan oleh setiap orang yang sudah menikah karena keturunan merupakan generasi
bagi orang tuanya.

Pernikahan mempunyai peranan penting dalam hidup dan perkembangannya bagi


manusia. Untuk itu Allah melalui utusan-Nya memberikan suatu tuntunan mengenai
pernikahan ini sebagai dasar hukum. Dalam al-Qur‟an dinyatakan bahwa hidup berpasang-
pasangan adalah naluri segala makhluk Allah termasuk manusia, seperti dalam Firman
Allah :

َ‫َو ِم ۡن ُک ِّل َش ۡی ٍء خَ لَ ۡقنَا ز َۡو َج ۡی ِن لَ َعلَّ ُکمۡ تَ َذ َّکر ُۡون‬

Artinya : “ Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
kebesaran Allah.” Dari makhluk yang diciptakan Allah berpasang-pasangan inilah Allah

5
menciptakan manusia menjadi berkembang biak dan berlangsung dari generasi kegenerasi
Rukun dan syarat-syarat nikah

 Rukun dan syarat-syarat pernikahan

Dalam buku Fiqih Islam Lengkap karangan Moh. Saifulloh Al- Azis telah diterangkan
mengenai rukun dan syarat- syarat pernikahan, yaitu :

 Rukun Nikah

a. Pengantin laki- laki

b. Pengantin perempuan

c. Wali

d. Dua orang saksi

e. Ijāb dan qabūl

Sedangkan kata syarat oleh Ahmad Warson Munawwir dalam kamusnya al-
Munawwir dikemukakan, bahwa pengertian syarat itu dari bentuk kalimat fi‟il mad{i yaitu
atau yang mempunyai arti “mengikat”, mengadakan syarat (perjanjian).

 syarat nikah
I. Laki laki
 Tidak dipaksa/terpaksa
 Tidak dalam haji /umrah
 Islam(apabila kawin dengan perempuan islam)
II. Perempuan
 Bukan perempuan yang dalam iddah
 Tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain
 Antara laki-laki dan pereempuan tersebut bukan muhrim
 Tidak dalm keadaan ihram haji atau umrah
 Bukan perempuan musyrik
2.2 Tujuan dan hikmah pernikahan

6
Islam menganjurkan dan menggalakkan pernikahan maksudnya tiada lain karena
banyaknya faedah manfaat yang terkandung di dalamnya, baik bagi diri pribadi seseorang
maupun bagi masyarakat, bahkan bagi seluruh manusia. Maka anjuran untuk menikah bagi
manusia ini tentunya tidak terlepas dari adanya hikmah dan tujuan

a. Tujuan pernikahan
 Mendapatkan ketenangan dalam batin
 Memenuhi kebutuhan naluri sebagai manusia
 Untuk membentengi akhlak
 Bertambahnya ibadah kepada Allah SWT
 Agar mendapatkan keturunan
 Terbentuknya keluarga yang Islami
b. Hikmah pernikahan
 Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk
ikatan suci yang halal dan diridhai oleh Allah SWT
 Mendapatkan keturunan yang sah
 Terpelihara dari perbuatan zina
 Menambah tali silaturahmi dari keluarga laki-laki dan keluarga perempuan

Sebagaiamna Allah berfirman Q.S Yaasin : 36

َ‫س ِه ْم َو ِم َّما اَل يَ ْعلَ ُمون‬ ُ ‫ق ٱأْل َ ْز ٰ َو َج ُكلَّ َها ِم َّما ت ُۢنبِتُ ٱأْل َ ْر‬
ِ ُ‫ض َو ِمنْ أَنف‬ َ َ‫س ْب ٰ َحنَ ٱلَّ ِذى َخل‬
ُ

Artinya : Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari
apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui.

2.3 Bentuk- bentuk pernikahan dalam islam


a. Pernikahan Az Zawaj Al Wajib

Pernikahan Az Zawaj Al Wajib adalah pernikahan wajib yang harus dilakukan oleh
individu yang memiliki kemampuan untuk melakukan pernikahan serta memiliki nafsu
biologis (nafsu syahwat), dan khawatir pribadinya melakukan dosa paling berat dalam Islam

7
yakni perbuatan zina yang dosa dan dilarang Allah manakala tidak melakukan pernikahan.
Untuk menghindari perbuatan zina, maka melakukan pernikahan menjadi wajib bagi individu
yang seperti ini.

b. Pernikahan Az Zawaj Al Mustahab

Pernikahan Az Zawaj Al Mustahab adalah pernikahan yang dianjurkan kepada individu


yang mampu untuk melakukan pernikahan dan memiliki nafsu biologis untuk menghindarkan
pribadinya dari kemungkinan melakukan zina yang dosa. Seorang muslim yang memiliki
kemampuan dalam bidang ekonomi, serta sehat jasmani dalam artian memiliki nafsu
syahwat, maka dia tetap dianjurkan supaya melakukan pernikahan meskipun individu yang
bersangkutan merasa mampu untuk memelihara kehormatan pribadinya.

Dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:

"Dari Abdillah berkata : Rasulullah SAW bersabda kepada kami, "hai para pemuda
barang siapa pribadi kalian mampu untuk melakukan pernikahan maka melakukan
pernikahanlah, sesungguhnya pernikahan itu menundukkan pandangan dan menjaga farji
(kehormatan). Dan barang siapa tidak mampu maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu
baginya sebagai penahan. (pribadiwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Pernikahan)"."

c.  Pernikahan Az Zawaj Al Makruh

Pernikahan Az Zawaj Al Makruh merupakan pernikahan yang kurang atau tidak disukai
oleh Allah. Pernikahan ini bisa terjadi karena seorang muslim tidak memiliki kemampuan
biaya hidup meskipun memiliki kemampuan biologis, atau tidak memiliki nafsu biologis
meskipun memiliki kemampuan ekonomi, tetapi ketidakmampuan biologis atau ekonomi itu
tidak sampai membahayakan salah satu pihak khususnya istri. Hal itu terjadi apabila seorang
muslim akan menikah tetapi tidak berniat memiliki anak, juga ia mampu menahan diri dari
berbuat zina. Padahal, apabila ia menikah ibadah sunnahnya akan terlantar.

d. Pernikahan Az Zawaj Al Mubah

8
Pernikahan Az Zawaj Al Mubah adalah pernikahan yang diperbolehkan untuk dilakukan
tanpa ada faktor-faktor pendorong atau penghalang. Seseorang yang hendak menikah tetapi
mampu menahan nafsunya dari berbuat zina, maka hukum nikahnya adalah mubah.
Sementara, ia belum berniat memiliki anak dan seandainya ia menikah ibadah sunnahnya
tidak sampai terlantar.

e. Pernikahan Haram

Pernikahan Haram adalah pernikahan yang berdasarkan hukum Islam haram apabila
seorang muslim menikah justru akan merugikan istrinya, karena ia tidak mampu memberi
nafkah lahir dan batin. Atau jika menikah, ia akan mencari mata pencaharian yang
diharamkan oleh Allah padahal sebenarnya ia sudah berniat menikah dan mampu menahan
nafsu dari zina.

Keharaman pernikahan ini sebab pernikahan dijadikan alat untuk mencapai yang haram
secara pasti, sesuatu yang menyampaikan kepada yang haram secara pasti, maka ia haram
juga. Jika seorang muslim melakukan pernikahan tersebut, wanita pasti akan mengalami
penganiayaan dan menyakiti sebab kenakalan laki laki itu, seperti melarang hak hak istri,
berkelahi dan menahannya untuk disakiti, yang kemudian pernikahan tersebut menjadi haram
untuknya.

Dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 195, Allah berfirman:

َ‫َواَ ْنفِقُوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َواَل تُ ْلقُوْ ا بِا َ ْي ِد ْي ُك ْم اِلَى التَّ ْهلُ َك ِة َواَحْ ِسنُوْ ا ِا َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِ ْين‬

Wa anfiqu fii sabiilillaahi wa laa tulqu bi'aidiikum ilat-tahlukati wa ahsinu, innallaaha


yuhibbul-muhsiniin

Artinya:

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik."

9
f. Pernikahan Badal

Pernikahan badal adalah pernikahan tukar menukar istri. Hal ini terjadi karena seorang
laki-laki mengadakan perjanjian untuk menyarahkan istrinya kepada orang lain dan
mengambil istri orang lain tersebut sebagai istrinya dengan memberi sejumlah uang
tambahan.

g. Pernikahan Mut'ah

Pernikahan ini terjadi karena seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan
memberikan sejumlah harta dalam waktu tertentu, dan pernikahan ini akan berakhir sesuai
dengan batas waktu yang telah di tentukan tanpa talak serta tanpa kewajiban memberi nafkah
atau tempat tinggal. Pernikahan Mut'ah berasal dari kata tamattu' yang berarti bersenang
senang atau menikmati.Jika pernikahan tersebut ditetapkan syarat hanya sampai waktu
tertentu, maka disebut pernikahan mut'ah. Pernikahan sejenis ini disepakati haramnya oleh
empat imam madzhab.

Adapun jika si pria berniat pernikahan sampai waktu tertentu dan tidak diberitahukan di
awal pada si wanita (pernikahan dengan niatan cerai), status pernikahan sejenis ini masih
diperselisihkan oleh para ulama.

Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i memberikan keringanan pada pernikahan sejenis
ini. Sedangkan Imam Malik, Imam Ahmad dan selainnya melarang atau memakruhkannya.
Berdasarkan suatu hadits, Rasulullah bersabda:

"Dari Ali bin Abi Tholib, Ia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah melarang pernikahan mut'ah
dengan perempuan perempuan pada waktu perang khaibar"."

h. Pernikahan Syighar

Suatu pernikahan dianggap sebagai pernikahan syighar apabila seorang laki-laki berkata
kepada laki-laki lain, "Pernikahankanlah aku dengan puterimu, maka aku akan
pernikahankan puteriku dengan pribadimu". Atau berkata, "Pernikahankanlah aku dengan
saudara perempuanmu, maka aku akan pernikahankan saudara perempuanku dengan
pribadimu".

10
Menurut bahasa, pernikahan syighar diambil dari kata Assyighor yang berarti
mengangkat. Pernikahan ini diharamkan sebab tidak sesuai dengan hikmah atau tujuan
menikah seperti firman Allah dalam Alquran surat Ar Rum ayat 21 yang berbunyi sebagai
berikut:

ٍ ‫ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً و ََّرحْ َمةً اِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ َ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن خَ ل‬

Wa min aayaatihii an khalaqa lakum min anfusikum azwaajal litaskunuu ilaihaa wa ja'ala
bainakum mawaddataw wa rahmah, inna fii zaalika la'aayaatil liqaumiy yatafakkarun

Artinya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

2.4 Talak,iddah dan rujuk

A. Talak

Talak atau dalam bahasa Arab disebut thalaq adalah memutuskan hubungan antara suami
istri dari ikatan pernikahan yang sah menurut syariat agama. Menurut bahasa talak berarti
melepaskan ikatan. Menurut istilah talak ialah lepasnya ikatan pernikahan dengan lafal
talak.Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI), talak adalah Ikrar suami di hadapan sidang
pengadilan agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan.

Asal hukum talak adalah makruh karena talak merupakan perbuatan halal tetapi sangat
dibenci oleh Allah Swt. Nabi Muhammad Saw, bersabda:

”Perbuatan halal, tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak”. (HR. Abu Daud).

Para ulama sepakat membolehkan talak. Hukum talak menjadi wajib ketika terjadi perselisihan
antara suami istri, sedangkan dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang
perlu supaya keduanya bercerai. Talak berhukum sunah jika suami sudah tidak sanggup lagi
membayar dan mencukupi kewajibannya (nafkahnya) atau perempuan tidak menjaga kehormatan
dirinya.

11
Lalu ada keadaan yang menyebabkan talak menjadi haram hukumnya, yaitu menjatuhkan
talak saat istri dalam keadaan haid dan menjatuhkan talak sewaktu suci yang telah dicampurinya
dalam waktu suci itu.

a) Rukun Talak

 Yang menjatuhkan talak adalah suami. Syaratnya baligh, berakal, dan kehendak sendiri.

 Yang dijatuhi talak adalah istrinya.

 Ada dua macam cara menjatuhkan talak, yaitu dengan cara sharih (tegas) maupun
dengan cara kinayah (sindiran).

 Cara sharih, misalnya “Saya talak engkau!” atau “Saya cerai engkau!”. Ucapan talak
dengan cara sharih tidak memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan
cara sharih, jatuhlah talaknya walupun tidak berniat mentalaknya.

 Cara kinayah, misalnya “Pulanglah engkau pada orang tuamu!”, atau “Kawinlah engkau
dengan orang lain, saya sudah tidak butuh lagi kepadamu!”, Ucapan talak memerlukan
niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara kinayah, padahal sebenarnya tidak
berniat mentalaknya, talaknya tidak jatuh.

 Lafal dan Bilangan Talak. Lafal talak dapat diucapkan/dituliskan dengan kata-kata yang
jelas atau dengan kata-kata sindiran. Adapun bilangan talak maksimal tiga kali talak satu
dan talak dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum habis masa Iddahnya dan apabila
masa Iddahnya telah habis harus dilakukan akad nikah lagi.

 Pada talak tiga suami tidak boleh rujuk dan tidak boleh nikah lagi sebelum istrinya itu
menikah dengan laki-laki lain dan sudah digauli serta telah ditalak oleh suami keduanya
itu.

b) Macam-macam talak

12
Macam-macam talak dibagi menjadi dua yaitu, talak Raj’i dan talak Bain. Macam-
macam talak ini ada berdasarkan masa iddah istri. Berikut macam-macam talak:

 Talak Raj’i

Talak Raj’i, yaitu talak ketika suami boleh rujuk tanpa harus dengan akad nikah
lagi. Talak raj’i ini dijatuhkan suami kepada istrinya untuk pertama kalinya atau kedua
kalinya dan suami boleh rujuk kepada istri yang telah ditalaknya selama masih dalam
masa Iddah.

Talak Raj’i juga disebut talak satu dan talak dua. Menurut Kompilasi Hukum Islam
(KHI), Talak raj’i adalah talak kesatu atau kedua dalam talak ini suami berhak rujuk
selama isteri dalam masa iddah. Talak ini sesuai dengan firman Allah Swt di surat al-
Baqarah ayat 229 yang berbunyi:

"Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma
´ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali
sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir
tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya
(suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah
hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar
hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim".

Talak raji ini juga dimaksudkan dengan talak 1 atau talak dua.

 Talak bain

Talak Bain adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya yang telah habis masa
iddahnya. Talak bain dibagi menjadi dua macam yaitu talak bain sughra dan talak bain
kubra.

Talak bain sughra

13
Talak bain sughra yaitu talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri
dan talak khuluk (karena permintaan istri). Suami istri boleh rujuk dengan cara akad
nikah lagi, baik masih dalam masa Iddah maupun sudah habis masa Iddahnya.

Talak bain kubro

Talak bain kubro yaitu talak yang dijatuhkan suami sebanyak tiga kali (talak
tiga) dalam waktu yang berbeda. Dalam talak ini suami tidak boleh rujuk atau
menikah dengan bekas istri kecuali dengan syarat :

- Bekas istri telah menikah lagi denagn laki-laki lain

- Bekas istri yang telah dicampuri oleh suami yang baru

- Bekas istri yang telah dicerai oleh suami yang baru

- Bekas istri yang telah selesai masa iddahnya setelah dicerai suami yang baru

 Alasan jatuhnya talak

Ila’

Ila’ yaitu sumpah seorang suami bahwa ia tidak akan mencampuri istrinya. Ila’
merupakan adat Arab jahiliyah. Masa tunggunya adalah empat bulan. Jika sebelum
empat bulan sudah kembali maka suami harus menbayar denda sumpah. Bila sampai
empat bulan/lebih hakim berhak memutuskan untuk memilih membayar sumpah atau
mentalaknya.

Lian

Lian yaitu sumpah seorang suami yang menuduh istrinya berbuat zina. Sumpah
itu diucapkan empat kali dan yang kelima dinyatakan dengan kata-kata : ”Laknat
Allah Swt. atas diriku jika tuduhanku itu dusta”. Istri juga dapat menolak dengan

14
sumpah empat kali dan yang kelima dengan kata-kata: ”Murka Allah Swt. atas diriku
bila tuduhan itu benar”.

Dzihar

Dzihar yaitu ucapan suami kepada istrinya yang berisi penyerupaan istrinya
dengan ibunya seperti:”Engkau seperti punggung ibuku”. Ucapan ini mengandung
pengertian ketidaktertarikan lagi dari suami kepada istri. Adapun jika suami
memanggil istrinya dengan sebutan ”Mama atau Ibu” dengan niat suami
mengutarakan rasa sayang kepada istri bukanlah disebut Dzihar.

Khulu’ (talak tebus)

Khulu’ yaitu talak yang diucapkan oleh suami dengan cara istri membayar kepada
suami. Talak tebus biasanya atas kemauan istri. Penyebab talak antara lain:

- Istri sangat benci kepada suami

- Suami tidak dapat memberi nafkah

- Suami tidak dapat memberikan kebahagiaan

Fasakh

Fasakh ialah rusaknya ikatan perkawinan karena sebab-sebab tertentu


yaitu:Karena rusaknya akad nikah seperti:

- Diketahui bahwa istri adalah mahram suami

- Salah seorang istri/suami keluar dari agama islam

- Semula suami/istri musyrik kemudian salah satunya masuk islam

B. Iddah

15
di dalam agama islam  adalah sebuah masa di mana seorang perempuan yang
telah diceraikan oleh suaminya, baik diceraikan karena suaminya mati atau karena dicerai
ketika suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan diri dari menikahi laki-laki lain.
Tujuannya adalah untuk menjaga hubungan darah suaminya. Dikhawatirkan, seorang
wanita sedang mengandung saat akan menikah lagi sehingga anaknya menjadi anak pria
yang dia nikahi.

Seorang perempuan yang sedang dalam masa iddah disebut mu’taddah. Iddah sendiri
menjadi 2, yaitu perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya (mutawaffa ‘anha) dan
perempuan yang tidak ditinggal mati oleh suaminya (ghair mutawaffa ‘anha). Iddah itu
wajib hukumnya bagi seorang perempuan yang dicerai oleh suaminya. Sebagaimana yang
telah dijelaskan bahwa seorang perempuan sedang mengandung atau tidak.

Hikmah iddah

- Memberikan kesempatan kepada suami istri untuk kembali kepada ke hidupan


rumah tangga, apabila keduanya masih melihat adanya kebaikan di dalam hal
itu.

- Untuk mengetahui adanya kehamilan atau tidak pada istri yang


diceraikan. Untuk selanjutnya memelihara jika terdapat bayi di dalam
kandungannya, agar menjadi jelas siapa ayah dan bayi tersebut

- Penghargaan terhadap hubungan suami-isteri, sehingga dia tidak langsung


berpindah kecuali setelah menunggu dan diakhirkan

C. Rujuk

Rujuk adalah bersatunya Kembali seorang suami kepada istri yang telah dicerai
sebelum habis masa menunggu (iddah). Rujuk hanya boleh dilakukan di dalam masa
ketika suami boleh rujuk kembali kepada isterinya (talak raj’i), yakni di antara talak satu
atau dua. Jika seorang suami rujuk dengan istrinya, tidak diperlukan adanya akad nikah
yang baru karena akad yang lama belum seutuhnya terputus.

16
Pada dasarnya hukum rujuk adalah boleh atau jaiz, kemudian hukum rujuk dapat
berkembang menjadi berbeda tergantung dari kondisi suami istri yang sedang dalam
perceraian. Dan perubahan hukum rujuk dapat menjadi sebagai berikut.

- Wajib, yaitu khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu dan apabila
pernyataan cerai (talak)itu dijatuhkan sebelum gilirannya disempurnakan.
Maksudnya adalah, seorang suami harus menyelesaikan hak-hak istri-istrinya
sebelum ia menceraikannya. Apabila belum terlaksana, maka ia wajib
merujuk kembali isrinya

- Sunnah, yaitu apabila rujuk itu lebih bermanfaat dibanding meneruskan


perceraian

- Makruh, yaitu apabila dimungkinkan dengan meneruskan perceraian lebih


bermanfaat dibanding mereka rujuk kembali.

- Haram, yaitu apabila dengan adanya rujuk si istri semakin menderita

2.5 Kewarisan dalam islam

Waris menurut hukum Islam adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta
kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli
warisnya.3 dan juga berbagai aturan tentang perpidahan hak milik, hak milik yang
dimaksud adalah berupa harta, seorang yang telah meninggal dunia kepada ahli warisnya.
Dalam istilah lain waris disebut juga dengan fara‟id. Yang artinya bagian tertentu yang
dibagi menurut agama Islam kepada semua yang berhak menerimanya dan yang telah di
tetapkan bagianbagiannya. Adapun beberapa istilah tentang waris yaitu :

Waris adalah orang yang termasuk ahli waris yang berhak menerima warisan. Ada
ahli waris yang sesungguhnya yang memiiki hubungan kekerabatan yang dekat
akan tetapi tidak berhak menerima warisan. Dalam fiqih mawaris, ahli waris
semacam ini disebut ini disebut Zawil alarham. Hak-hak Waris bisa ditimbulkan

17
karena hubungan darah, karena hubungan perkawinan, dan karena akibat
memerdekakan hamba.

Mawarrits, ialah orang yang diwarisi harta benda peninggalan. Yaitu orang yang
meninggal baik itu meninggal secara hakiki, secara taqdiry (perkiraan), atau
melalui keputusan hakim. Seperti orang yang hilang (al-mafqud), dan tidak tahu
kabar beritanya setelah melalui pencaharian dan persaksian, atau tenggang waktu
tertentu hakim memutuskan bahwa ia dinyatakan meninggal dunia melalui
keputusan hakim.

Al-Irts, ialah harta warisan yang siap dibagi kepada ahli waris sesudah diambil
untuk keperluan pemeliharaan zenazah (tajhiz al-janazah), pelunasan utang, serta
pelaksanaan wasiat

Waratsah, ialah harta warisan yang telah diterima oleh ahli waris. Ini berbeda
dengan harta pusaka yang di beberapa daerah tertentu tidak bisa dibagi-bagi,
karena menjadi milik kolektif semua ahli waris.

Tirkah, ialah semua harta peninggalan orang yang meninggal dunia sebelum
diambil untuk kepentingan pemeliharaan zenazah, pelunasan utang, dan
pelaksanaan wasiyat yang dilakukan oleh orang yang meninggal ketika masih
hidup.

BAB III penutup

3.1 kesimpulan

Kesimpulan

Berdasarkan makalah ini kita mendapatkan kesimpulan bahwa sistem pernikahan dalam
islam merupakan sesuatu yang sangat sakral karena setiap orang yang ingin menikah harus

18
dipastikan atau harus bisa mempersiapkan diri agar tidak terjadi Kendala-kendala yang ada
dipernikahan tersebut,berhubungan dengan itu iddah,rujuk dan talak merupakan 3 hal penting
yang sangat berpengaruh di suatu pernikahan oleh karena itu dengan adanya makalah ini agar
kita bisa mengatahui lebih jelas atau lebih dalam mengenai 3 hal tersebut .oleh karena itu
demikian makalah ini kami selesaikan apabila ada kesalahn kata dalam penulisan atau
penyampain materi kami mohon maaf dan kepada Allah SWT kami mohon ampun.sekian dari
kami.

19
20

Anda mungkin juga menyukai