Oleh:
Moh. Habib Badawi (1217008)
Ristuati Dwi Lailiyah (1217006)
5 Tihami, Sohari Sahrani , Fiqh Munakahat :Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), 24.
6 Yang suaminya telah meninggal dan dalam ‘iddah.
7 Wanita yang boleh dipinang secara sindiran ialah wanita yang dalam ‘iddah karena meninggal
suaminya, atau karena talak bain, sedang wanita yang dalam ‘iddah talak raji’i tidak boleh
dipinang walaupun dengan sindirian.
8 Perkataan sindiran yang baik
9 Yayasan Bina’Muahhidin, Al-Quran dan Terjemah, (Suolilo Surabaya: Sukses Publishing), 39.
maksud ingin mengawininya. Dalam ayat ini Allah menuntun
setiap muslim supaya dapat menahan luapan syahwatnya.
Jika ia menginginkan wanita yang sedang menjalani iddah, ia
boleh meminangnya secara tidak terang-terangan , yakni
dengan kata-kata sindiran yang baik.
Ini merupakan hukum bagi wanita-wanita yang dalam
iddah, baik karena kematian suami atau perceraian talak
ketiga dalam kehidupan, yaitu diharamkan bagi selain suami
yang telah mentalak tiga untuk menyatakan secara jelas
keinginannya untuk meminangnya, itulah yang dimaksudkan
dalam ayat, [ “ ]َو لِك ن َّال ُتَو اِع ُدوُهَّن ِس ًّر اdalam pada itu
janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka
secara rahasia”.
Adapun sindiran Allah Ta’ala telah meniadakan dosa
padanya. Perbedaan antara kedua hal itu adalah bahwa
pengakuan yang jelas tidaklah mengandung makna kecuali
pernikahan, oleh karena itu diharamkan, karena
dikhawatirkan wanita itu mempercepat dan membuat
kebohongan tentang selesainya masa iddahnya karena
dorongan keinginan menikah. Disini terdapat indikasi tentang
dilarangnya sarana-sarana (yang mengantarkan) kepada hal
yang diharamkan, dan menunaikan hak untuk suami pertama
adalah dengan tidak mengadakan perjanjian dengan selain
dirinya selama masa iddahnya.
Ta’aridh(sindiran) ialah perkataan pada wanita” Aku
ingin kawin dan aku ingin wanita yang sifatnya seperti ini”.
Atau kalimat “ semoga Allah menjodohkan aku dengan
wanita yang baik dan salehah.10
Demikian pula terhadap wanita yang ditalak tiga, yakni
boleh melamarnya dengan menggunakan sindiran. Adapun
C. Kesimpulan
Khitbah atau meminang artinya seorang laki-laki meminta kepada seorang
perempuan untuk menjadi istrinya dengan cara-cara yang sudah berlaku
ditengah-tengah masyarakat. Diantara hal yang disepakati mayoritas ulama
fiqh, syariat, dan perundang-undangan bahwa tujuan pokok khitbah adalah
13 Lihat tafsir al-khazin, juz 1, mahasinut ta’wil oleh qasimi 2: 619
berjanji akan menikah, sebelum akad nikah. Khitbah tidak mempunyai hak
dan pengaruh seperti akad nikah. Dan karakteristik khitbah hanya semata
berjanji akan nikah.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Syarifuddin. 2009. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: antara fiqh
munakahat dan Undang-Undang perkawinan. Jakarta: Kencana.
As-Subki, Ali Yusuf. 2010. Fiqh Keluarga. Jakarta : Amzah.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwaz. 2009.
Fiqh Munakahat. Jakarta: Sinar Grafika.
Ghozali, Abdul Rahman. 2003. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.
Mukhtar, Kamal. 1974. Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan. Jakarta:
Bulan Bintang.
Nur, Djamaan. 1993. Fiqih Munakahat, Semarang: Toha Putra.
Sabiq, Sayyid. 1971. Fiqhus Sunnah. Kuwait: Darul Bayan.
Tihami dan Sohari Sahrani. 2009. Fikih Munakahat. Jakarta: Rajawali Pers.
Tutik, hamidah. 2011. Fiqh Perempuan. Malang: Maliki Pers.
Uaidah, Syaikh Kamil Muhammad. 1990. Fiqh Wanita. Jakarta: Pustaka Al
Khautsar.