01 02 03 04 05
PERNIKAHAN KEWAJIBAN PERNIKAHAN HIKMAH KETENTUAN
DAN HAK DALAM UUPRI DALAM PERNIKAHAN
SUAMI ISTRI PERNIKAHAN
06
SIKAP DAN
PERILAKU
PERNIKAHAN
PERNIKAHAN
Dari pengertiannya menurut KBBI, nikah adalah
perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan
sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.
Secara istilah, pernikahan adalah akad yang
menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahramnya. Dari akad itu juga,
muncul hak dan kewajiban yang mesti dipenuhi masing-
masing pasangan.
Ketentuan mengenai pernikahan ini tergambar dalam
firman Allah SWT dalam Alquran surah Ar-Rum ayat 21:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia
[juga] telah menjadikan di antaramu [suami, istri] rasa
cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir,” (Ar-Rum [30]: 21).
TUJUAN
PERNIKAHAN
DALAM UUPRI
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Mahaesa. Demikian bunyi ketentuan Pasal 1 Undang-
Undang 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. UU 1 tahun
1974 tentang Perkawinan memiliki pertimbangan bahwa
sesuai dengan falsafah Pancasila serta cita-cita untuk
pembinaan hukum nasional, perlu adanya Undang-
undang tentang Perkawinan yang berlaku bagi semua
warga negara.
Pasal 1 UU Perkawinan dalam penjelasan Pasal demi
Pasal dijelaskan bahwa Perkawinan sangat erat
hubungannya dengan kerohanian dan agama.
Penjelasan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 tahun
1974 menyebutkan bahwa sebagai Negara yang
berdasarkan Pancasila, dimana Sila yang pertamanya
ialah ke Tuhanan Yang Mahaesa, maka perkawinan
mempunyai hubungan yang erat sekali dengan
agama/kerohanian, sehingga perkawinan bukan saja
mempunyai unsur lahir/jasmani, tetapi unsur
bathin/rokhani juga mempunyai peranan yang penting.
Membentuk keluarga yang bahagia rapat hubungan
dengan keturunan, yang pula merupakan tujuan
perkawinan, pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak
dan kewajiban orang tua.
HIKMAH DALAM
PERNIKAHAN
HIKMAH DALAM
PERNIKAHAN
Menikah Bernilai Ibadah
5. Shigat
• Shigat artinya ijab kabul yang diucapkan antara wali
atau perwakilannya dengan mempelai laki-laki dalam
akad pernikahan.
SYARAT NIKAH
• Sepasang mempelai merupakan bukan mahram bagi
yang lainnya. Bagi calon suami atau istri, pasangan
yang akan dinikahi bukan termasuk yang haram
dikawini, baik itu dari saudara sepersusuan, nasab, dan
lain sebagainya.
• Calon suami atau istri harus beridentitas jelas atau
mu'ayyan. Bagi kedua mempelai, harus ada kepastian
identitas, mulai dari nama, sifat-sifatnya, dan lain
sebagainya.
• Bagi mempelai perempuan, ia harus terbebas dari
halangan menikah. Sebagai misal, ia tidak dalam masa
idah atau masih berstatu istri orang.
• Calon suami atau istri adalah orang yang dikehendaki
mempelai. Artinya, pernikahan bukan atas dasar
pemaksaan.
SIKAP DAN PERILAKU
SIKAP DAN
PERILAKU Sikap-sikap yang harus dimiliki oleh suami isteri
adalah: