Anda di halaman 1dari 11

PERAN PEMUDA DALAM

PERUBAHAN TATA NEGARA DI INDONESIA

Gerakan Pemuda Masa Kolonial Belanda


1. Pelaksanaan Politik Etis
 Berawal dari Belanda melaksanakan kolonialisme di
Indonesia
 Masyarakat mengalami penderitaan, kemiskinan,
kelaparan, dll
 Tokoh humanis di Belanda mengeluarkan sejumlah
gagasan baru untuk mengubah kebijakan politik
pemerintah kolonial Belanda
 Conrad Theodore van Deventer membuat sebuah gagasan yang ber-
nama Politik Etis, yakni Irigasi, Imigrasi, dan Edukasi
 Sekolah yang dibangun melalui dua jalur yakni:
1. Pendidikan untuk pribumi
2. Pendidikan nonpribumi
 Melalui pendidikan lahirnya golongan pemuda pelajar, yang mengi-
nginkan kesamaan kesempatan dalam birokrasi pemerintahan dan
persamaan status sosial
 Golongan pemuda inilah akhirnya berjuang dan memimpin perge-
rakan kemerdekaan.
2. Gerakan Kebangsaan
A. Boedi Oetomo
 Inisiatif pemuda STOVIA
 Didirikan pada 20 Mei 1908
B. Sarekat Dagang Islam (SDI) dan Sarekat Islam (SI)
 SDI didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1911
 Tujuan SDI: menghadapi persaingan dengan orang
Tionghoa
 Di bawah kepemimpinan H.O.S Tjokroaminoto SDI
dirubah menjadi SI
C. Partai Nasional Indonesia (PNI)
 Didirikan oleh Soekarno pada 4 Juli 1927 di Bandung
 Tahun 1931 PNI dibubarkan

D. Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928


 Bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu bahasa Indonesia
3. Tokoh Pergerakan Kaum Muda dan Pemikirannya
A. Soetomo
 Pendiri organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908
 Pemikirannya: perjuangan politik tidak dapat dijalankan
selama rakyat hidup sengsara, kemiskinan, kebodohan. Per-
juangan pergerakan politik hanya dapat berjalan jika rakyat
dapat memberdayakan dirinya secara ekonomi
B. Haji Samanhudi
 Pendiri organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada tahun
1911
 Seluruh potensinya digunakan untuk memperjuangkan
kondisi ekonomi rakyat yang terjajah
 Pemikirannya: percaya bahwa kekuatan ekonomi dan
kecerdasan bangsa sangat diperlukan dalam perjuangan
selanjutnya
C. K.H. Ahmad Dahlan
 Pendiri organisasi Islam Muhammadiyah pada 18-11-2012
 Pemikirannya: ia menaruh perhatian terhadap masalah
pendidikan karena bidang ini memiliki arti penting dalam
mempersiapkan kader Islam yang terdidik dan terlatih
D. K.H. Wahid Hasyim
 Pada tahun 1951 ia menulis sebuah artikel berjudul “Umat
Islam Indonesia Menunggu Ajalnya Tetapi Pemimpinnya
Tidak Tahu”
 Ada tiga hal pokok tentang kepribadiannya:
1. Memiliki jiwa toleransi tinggi terhadap perbedaan
paham
2. Peduli terhadap peningkatan kualitas umat Islam
Nusantara
3. Sikap kritis yang tidak pernah padam meskipun
menyangkut umat Islam
E. Tan Malaka
 Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Desa Suliki, Pandam
Gadang, Sumatera Barat
 Tan Malaka bersekolah di sekolah guru di Haarlem, Belanda
 Di sana ia mulai berkenalan dengan sosialisme atau
marxisme
 Pemikirannya: masih diperlukan persatuan antara kekuatan
Islam dan gerakan komunisme
F. Maria Walanda Maramis
 Lahir pada 1872 di Manado
 Ia sangat mengagumi Kartini yang telah memperjuangkan
nasib kaum perempuan agar memperoleh persamaan hak
dengan laki-laki terutama dalam pendidikan
 Ia mendirikan sebuah sekolah sebagai wadah untuk melatih
para perempuan muda dalam mengelola rumah tangga
dengan cara modern
G. Yap Tjwan Bing
 Lahir di Surakarta pada 31 Oktober 1910
 Pemikirannya: sistem persamaan di sektor perdagangan
antara golongan pribumi dan nonpribumi agar tidak ada
diskriminasi demi kepentingan bangsa dan negara

Anda mungkin juga menyukai