Anda di halaman 1dari 2

TUGAS BAHASA SUNDA

Nama: Anastasiya Theresia Nicole Gracia


Kelas: XIIS4
Absen: 4
Terjemahan Wacana Gedong Sate
Gedung sate merupakan salah satu bangunan kuno peninggalan zaman penjajahan Belanda
di kota Bandung. Salah satu bangunan yang begitu membanggakan, bukan hanya 'bagi
masyarakat Bandung, tapi juga' bagi seluruh masyarakat Jawa Barat. Buktinya, Sate Gedong'
sering dijadikan penanda yang memiliki ciri khas tersendiri bagi Kota Bandung dan Provinsi
Jawa Barat. Saat ini gedung Sate digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pokoknya saat ada kegiatan atau disana ada acara bergambar Gedong Sate’, tidak salah lagi,
ini adalah kegiatan atau acara yang berkaitan dengan Kota Bandung atau Provinsi Jawa
Barat.
Ini adalah bangunan yang catnya putih di zaman Belanda disebut Gouvernements Bedrijven
yang selalu disebut GB, diucapkan oleh le’tah bangsa “He’be’ ”. Karena sifatnya yang
mandiri seperti langkah kaki sate di puncak menara, yang bukan tanah panyinglar gelap,
disebut 'Gedung Sate'. Bahkan sampai sekarang. Bangunan-bangunan tua tersebut termasuk
bangunan bersejarah yang sudah terkenal, tidak hanya di kota Bandung dan Jawa Barat,
tetapi juga di seluruh Indonesia dan luar negeri. Gedung Sate pertama kali didirikan pada
tahun 1920, ketika ada rencana untuk pindah pusat kota Pemerintahan Hindia Belanda dari
Batavia (sekarang Jakarta) hingga Bandung. Perancangan tersebut memungkinkan tim yang
terdiri dari arsitek Ir. J.Gerber, Ir. Eh de Roo, Ir. G. Hendriks, dan pihak Gementer van
Bandung yang diketuai oleh VL Slors. Melibatkan 2000 pekerja', di antaranya 150 ahli
bongpay (pemahat) Cina, yang berasal dari Kanton. Pekerja lain seperti penggali dan tukang,
semua orang kami dari Kampung Se'ke'loa, Kampung Coblong Dago, Kanpung Gandok, dan
Kampung Cibare'ngkok, sama mengerjakan Gedung Sirup dan Gedung Slab. Bangunan
utama dapat diselesaikan dalam empat tahun.
Arsitektur Gedong Sate termasuk gaya arsitektur Indo-Eropa, yang merupakan konfrontasi
manis antara gaya arsitektur tradisional Indonesia dan arsitektur Eropa. Artinya, meskipun
arsite'kna lulusan Belanda dan Belanda namun tetap mengabaikan 'kekayaan arsite'ktur
yang ada pada kita. Dilestarikan sebagai gaya arsitektur yang unik dan dianggap
monumental. Itu sebabnya, Gedung Sate menjadi mod'l dari beberapa bangunan buatan
Belanda. Satu contoh, pemandangan di depan stasiun Tasikmalaya. Ge'dong Sate' terletak di
Jalan Diponegoro Bandung, bersebelahan dengan Lapang Gasibu. Lapangan yang saya
gunakan selalu menggunakan 'marae'n football oleh masyarakat Bandung kale'r. Namun
Gasibu juga merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung Utara.
Katanya, kalau kita berdiri di Gedung Sate, melihat ke seberang, kita berharap bisa melihat
perahu Gunung Tangkuban, tapi itu tidak, sama saja.
Di depan Gedung Sate banyak gedung-gedung tinggi seperti sekarang. Yang jelas, Gedung
Sate merupakan salah satu peninggalan sejarah yang patut dilestarikan, dirawat, dan
dipelihara agar tidak dimusnahkan. Karena bagaimanapun itu adalah kekayaan budaya,
terutama yang ada di Kota Bandung. Gedung Sate lainnya adalah gedung cagar budaya
lainnya di kota Bandung. Bahkan, lebih banyak lagi sekarang tersedia di lebih dari 50
bangunan. Sebagian besar didirikan pada awal abad ke-20. Yang menarik bagi banyak orang
yang mengatakan, kota Bandung kemudian menjadi surga bagi arsitek untuk mewujudkan
implementasinya. Bangunan bersejarah di kota bandung, diantaranya adalah :

 Gedung Sirup (Kampus ITB)


 Gedung Papak (Bale’Kota Bandung)
 Gedung Sabau (Kologdam)
 Villa Isola (Gedung Direktur UPI)
 Gedung Marde'ka
 Gedung Pakuan
 Gedung Ge'beo (PLN)
 Gedung Bank Indonesia
 Bangunan Landmark, dan
 Gedung Baru yang megah.
Tentunya masih banyak peninggalan sejarah yang kita miliki di kota Bandung, tidak hanya itu
saja.
(BRT/tina sawatara sumber)

Anda mungkin juga menyukai