Anda di halaman 1dari 6

Sistem Pemerintahan Indonesia

(Pemerintahan Jokowi Periode 2014-2019)

Dosen Pengampu : Zacky Faturahman S.IP., M.A.

Farhan Khatami

Kelas B-3 Ilmu Pemerintahan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
 Pengantar

Pada era pemerintahan Jokowi periode pertama tahun 2014-2019 telah berakhir dengan
ditandai pemilihan umum dan struktur pemerintahan atau kabinet yang sudah berganti. Era
pemertintahan Jokowi pada periode pertama terdapat banyak polemik, progress, dan juga
pencapaian yang telah dilakukanya. Jokowi bersama Jusuf Kalla menjalankan pemerintahan
dengan berbagai tantangan yang dihadapi selama lima tahun berjalan mulai dari permasalahan
HAM, media massa, pembangunan, kebijakan luar negeri dan lainya. Jokowi juga mempunyai
usaha untuk membangun infrastuktur yang dianggapnya sebagai hal yang strategis untuk
meningkatkan mobililitas dan pendapat ekonomi di daerah-daerah serta mendatangkan investor
dari luar negeri. Kebijakan-kebijakan yang dibuat pada era Jokowi periode pertama mempunyai
banyak dampak positif terhadap pembangunan di Indonesia tetapi bukan berarti tidak ada sisi
negatif yang ada dan terjadi. Selain itu, pada periode pertama Jokowi juga terdapat banyak
peristiwa-peristiwa besar yang dikarenakan tidak stabilnya keadaan politik yang mengakat isu
tentang agama atau sering disebut politik identitas yang memojokan satu pihak. Segala proses yang
telah dijalani pada kepemimpinan Jokowi periode pertama memang banyak membawa perubahan
terhadap Indonesia khususnya pada bidang ekononomi namun masih banyak juga sektor yang
tidak terlalu diperhatikan.

 Birokrasi Pada Pemerintahan Jokowi

Birokrasi yang diterapkan pada Pemerintah Jokowi mempunyai banyak perubahan yang
sebelumnya banyak birokrasi yang bersifat lamban pada era Jokowi birokrasi-birokrasi tersebut
dirubah menjadi lebih cepat. Perubahan birokrasi pada era Jokowi dianggap penting untuk
mempercepat pelayanan yang ada dengan bertujuan adanya dampak dari perubahan birokrasi
tersebut antaralain pengajuan izin untuk membuat sesuatu, pengajuan dana, dan hal lainya yang
berhubungan dengan birokrasi pemerintah. Tantangan dalam perubahan birokrasi atau reformasi
birokrasi ini sangatlah banyak dikarenakan stigma KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) sangat
melekat pada birokrat-birokrat yang ada di pemerintahan yaitu PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Praktik KKN sudah menjadi biasa bagi kalangan PNS ketika dirinya menjalani suatu pengurusan
birokrasi mulai dari yang lingkupnya kecil seperti pengurusan admisnistrasi surat dan membuat
KTP sampai yang besar seperti komisi atas pemberian tender dan mark-up data dalam penggunaan
anggaran.
Hal-hal diatas yang menjadi keresahan Jokowi sehingga menjadikan reformasi birokrasi
sebagai prioritas dalam kepemimpinanya. 1Jokowi mematok target 7% pertumbuhan ekonomi di
masa kepemimpinannya. Untuk itu diperlukan pembangunan infrastruktur yang massif yang
ditunjang oleh penguatan sumber daya manusia untuk mencapai impian itu. Namun yang jauh
lebih mendasar sebetulnya adalah penguatan institusi birokrasi sebagai penyelenggara negara.
Reformasi birokrasi ini tentu saja harus dilakukan dan dimplementasikan oleh semua pihak yang
ada dalam sistem pemerintahan. Usaha reformasi birokrasi ini telah dilakukan Jokowi mulai dari
membuat tagline seperti “Revolusi Mental” dan “Ayo Kerja”. Selain itu, Jokowi juga memutasi
bahkan memecat para pejabat yang tidak produktif dalam bekerja dan terlibat skandal KKN.

Perubahan yang cukup signifikan yang dilakukan Jokowi dalam merubah sistem birokrasi di
Indonesia dengan membuat sistem yang berbasis online yang menggunakan sistem informasi dan
database yang dapat termonitor langsung ke pusat. Penggunaan teknologi informasi secara online
ini dilakukanya untuk meminimalisir adanya praktik KKN yang selama ini menjadi masalah di
Indonesia. Seperti yang telah disinggung diatas tujuan adanya reformasi birokrasi pada
pemerintahan Jokowi ini bertujuan untuk mempercepat proses admisnitrasi dan perizinan kepada
masyarakat, sehingga dapat mendorong produktivitas masyarakat dalam melakukan suatu usaha
dan dapat berdampak pada tingkat pendapatan dan pertumbuhan ekonomi secara mikro maupun
makro.

Dari usaha-usaha yang telah dilakukan Jokowi untuk merubah sistem birokrasi di Indonesia
tentu saja ada hasil-hasil yang dicapai.2 Data dari World Bank menyebutkan bahwa Skor Indeks
Efektivitas Pemerintah (IEP) Indonesia pada tahun 2017 menjadi di skor tertinggi sepanjang
sejarah Indonesia yang diman telah mencapai 54,8. Hal tersebut mempunyai beberapa indikator
seperti akuntabilitas kinerja, efisiensi anggaran, dan kualitas pelayanan publik. 3Akuntabilitas
kinerja pemerintah juga berdampak pada pengguanaan dana yang lebih efisien tercatat dengan
adanya peningkatan nilai efisiensi anggaran dari tahun 2014 sampai tahun 2017 yang semula hanya
60,2% pada tahun 2017 meningkat menjadi 87,8% yang dimana pemerintah pada tahun 2017

1
Tony Priyo, Reformasi Sistem Birokrasi di Era Jokowi, 2015, diakses dari https://news.detik.com/kolom/d-
2750103/reformasi-sistem-birokrasi-di-era-jokowi
2
Bkkbn, 2018, Laporan 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kall, diakses dari https://www.bkkbn.go.id/po-
content/uploads/Laporan-4-Tahun-Jokowi-JK.pdf hal.125
3
Theresia Wulandari, 2016, Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla Menurut Kacamata 5 Media Massa di Indonesia,
Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 88-103
mengeluarkan dana lebih kurang Rp41,15 Triliun. Capaian Jokowi dalam merubah atau reformasi
birokrasi samai saat ini dapat dikatakan cukup maksimal dikarenakan banyaknya sektor-sektor di
dalam pemerintahan yang dirubah dan dirombak secara sistem maupun struktur sehingga praktik-
praktik untuk melakukan KKN dapat di minimalisir. Dengan adanya reformasi birokrasi dalam
pemerintahan ini juga akhrinya berdampak kepada proses administratif dan pelayanan publik yang
lebih baik.

 Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Jokowi

Berbicara tentang perubahan atau reformasi birokrasi sangatlah erat kaitnya dengan dampak
yang ditimbukan dari adanya perubahan tersebut. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari
perubahan tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
pada pemerintahan Jokowi periode pertama dapat dikatakan tidak begitu signifikan karena
pemerintah gagal mencapai target yang telah ditentukan karena menurut Kepala Bappenas
Bambang Brodjonegoro Selama lima tahun, pertumbuhan ekonomi selalu di bawah target, yang
lebih rendah dibandingkan RPJMN lima tahun sebelumnya (2010-2014) yang rata-rata mendekati
5,5 persen sampai 6 persen4. Tercatat selama lima tahun kepemimpinan Jokowi tidak ada yang
lebih dari 6 persen yang dimana janji pada saat kampanye tahun 2014 mewujudkan ekonomi
sebesar 7% berikut capaian 5pertumbuhan ekonomi selama empat tahun kebelakang (1) 2015 :
4,88%, (2) 2016 : 5,03%, (3) 2017 : 5,07%, (4) 2018 : 5,17%. Pada data yang disajikan terbukti
bahwa memang janji Jokowi terkait dengan pertumbuhan ekonomi hanya harapan manis belaka
bahkan tidak dapat melampaui tingkat pertumbuhan ekonomi pada masa kepemimpinan SBY.

Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang dari beberapa sektor yang mempunyai pemasukan
cukup tinggi untuk perrtumbuhan ekonomi Indonesia. beberapa sektor yang cukup tinggi
menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia diantaranya (1) Konsumsi Rumah Tangga : 5,08%,
(3) Konsumsi LNPRT : 10,79%, (4) PMTB (Investasi) 6,01%,(5) Ekspor : 4,33%, (6) Impor :
7,10%. Dari semua data diatas menimbulkan pertanyaan kepada kepemimpinan Jokowi pada
periode pertama yang nyatanya tidak semulus dibayangkan. Walaupun tingkat pertumbuhan di
Indonesia tidak tumbuh dengan target yang sudah dijanjikan. Jokowi cukup mempunyai beberapa

4
Hendru Purnomo & Iswati Anggit Prameste, 2018, Pertumbuhan Ekonomi Jokowi Stagnan, Jauh dari Janji Manis
7%, diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20190206113322-17-54006/pertumbuhan-ekonomi-
jokowi-stagnan-jauh-dari-janji-manis-7
5
ibid
dampak terhadap sektor bisnis dan ekonomi di Indonesia, seperti pemberdayaan ekonomi kreatif
dan digital yang saat ini menjadi komoditas baru di Indonesia terutama generasi milenials.
Terbukti dengan dicanangkanya Badan Digital dan Ekonomi Kreatif pada badan ini didirikan pada
20 Januari 2015, melalui Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif6.
Tugasnya adalah bertanggung jawab untuk perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Jokowi menggangap industri digital dan ekonomi kreatif ini mempunyai potensi yang besar
kedepanya melihat perkembangan dan kemajuan dunia digital yang berpengaruh pada pemasukan
atau income di negara-negara maju di dunia seperti China dan Amerika Serikat. Potensi ini juga
dinilai Jokowi dapat dicontoh dan diterapkan di Indonesia, hal ini sudah terbukti dengan adanya
platform digital yang sudah meraih kesuksesan seperti GO-JEK, BukaLapak, RuangGuru, dan
lainya. Platform-platform tersebut telah terbukti mempunyai pemasukan yang cukup besar dan
menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia. Lingkup dari ekonomi kreatif dan digital ini
mempunyai cakupan yang cukup luas mulai dari aplikasi dan game, arsitektur, desain interior,
desain komunikasi visual, desain produk, film, fashion, animasi video, penerbitan, fotografi,
hingga kriya dan kuliner. Bekraf sebagai badan yang telah resmi berdiri dibawah pemerintahan
Jokowi yaitu membantu memberikan bantuan dana, mendaftarkan hak paten gratis, mendukung
bantuan hukum, dan mendaftar hingga 8,2 juta UMKM di Indonesia. Hal ini membuat para
pengusaha-pengusaha muda yang ada di Indonesia dapat memulai untuk membuat usahnya dan
mengembangkan sehingga dapat menciptakan perputaran atau sektor ekonomi baru di Indonesia.

 Kesimpulan

Dari kedua poin diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan Jokowi periode pertama
mempunyai dampak dan hasil yang cukup signifkan. Mulai dari perubahan dan reformasi birokrasi
yang mempunyai urgensi terhadap kinerja pemerintah serta pertumbuhan ekonomi yang ternyata
tidak sesuai janji Jokowi pada saat kampanye. Kedua hal tersebut menjadi fokus utama pada essay
ini dikarenakan dua hal tersebut menjadi keunikan pada era pemerintahan Jokowi periode pertama
selain stabilitas politik. Reformasi birokrasi di Indonesia yang ternyata membawa banyak
perubahan dan dampak pada kinerja dan efisiessi pelayanan publik di Indonesia dengan
mempercepat proses administrasi dan pelayanan publik. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di

6
Peluang.com, 2019, Bekraf Ditiadakan di Era Jokowi Jilid II, Apa Pengaruhnya Bagi Industri Kreatif,
https://pluang.com/ekonomi-kreatif-dan-industri-kreatif/
Indonesia yang tidak mencapai apa yang telah dijanjikan menjadi sebuah evaluasi terhadap
kepemimpinan Jokowi periode pertama karena hal tersebut merupakan salah satu tolak ukur
seberapa sukses pemerintahan mengelola dan membangun ekonomi Indonesia. Meskipun
pertumbuhan ekonomi tidak sesuai target Jokowi telah berhasil membuat suatu gebrakan untuk
membuat Badan Ekonomi Kreatif yang menjadi wadah bagi para pembisnis muda untuk memulai
dan mengembangkan usahanya sesuai dengan tren pada saat ini. Pada pemerintahan Jokowi
periode pertama memang tidak sepenuhnya sempurna karena masih banyak pencapaian yang
belum tuntas tetapi di sisi lain Jokowi berhasil membuat perubahan-perubahan yang strategis pada
masa kepemimpinanya di periode pertama.

Anda mungkin juga menyukai