Anda di halaman 1dari 10

POLITIK APARTHEID DI

AFRIKA SELATAN
KELOMPOK 2 :
1. DEWI FITRIANI (11)
2. EKO YUSUF SAPUTRO (12)
3. FADILAH DWI RAHARANI (13)

KELAS XII IPS 4


SMA NEGERI 1 KROYA
PENGERTIAN
Apartheid merupakan kebijakan politik yang membedakan penduduk
berdasarkan warna kulit dan ras. Kebijakan ini dimulai oleh orang-orang kulit putih
di Afrika Selatan pada awal abad ke-20. Afrika Selatan (Afsel) merupakan benteng
terakhir imperialis pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika.
Pemberlakuan politik apartheid di Afsel membatasi keikutsertaan warga kulit
hitam dalam politik negara tersebut. Meskipun usaha oposisi terus dilakukan, tetapi
pemerintah meresponnya dengan semakin membatasi hak politik masyarakat kulit
hitam.
Jika berbicara mengenai Apartheid di Afrika Selatan, maka akan sulit dilepaskan
dari nama Nelson Mandela. Tokoh kulit hitam Afrika Selatan ini dikenal sangat
aktif dan berjasa dalam melawan sistem politik apartheid. Melalui African National
Congress (ANC), ia menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.
SEJARAH
Afrika Selatan merupakan negara yang kaya akan berlian dan emas. Kekayaan ini
menyebabkan Afrika Selatan tidak luput dari imperialisme negara-negara Barat. Pada tahun 1870,
Inggris mulai mengeksploitasi kekayaan di wilayah tersebut. Imperialisme Inggris baru berakhir
pada tahun 1910. Antara 1910-1948, orang-orang kulit putih di Afrika Selatan memulai kebijakan
pemisahan ras dan warna kulit. Masa yang dikenal sebagai segreration era ini merupakan cikal
bakal dari politik apartheid.
Pada masa ini golongan kulit putih mulai melakukan konsolidasi kontrol atas negara,
memperkuat cengkeramannya terhadap populasi kulit hitam, dan menghilangkan campur tangan
pemerintah Inggris di Afrika Selatan.
Tercatat dua partai politik kulit putih pernah menjadi penguasa pada masa ini. Partai pertama
adalah Partai Nasional yang berkuasa pada 1924-1939, dan 4 Mei 1948-9 Mei 1994. Partai kedua
adalah Partai Kesatuan, berkuasa pada 1934 sampai 1948. Antara tahun 1934-1939, kedua partai
berkuasa bersama-bersama lewat sistem partai gabungan.
Kebijakan pemisahan berdampak pada kondisi politik, ekonomi, dan sosial masyarakat kulit
hitam dan ras campuran. Diskriminasi yang dilakukan pemerintah menyebabkan kesenjangan dan
kecemburuan sosial tidak dapat dihindarkan lagi.
SEJARAH
Sementara itu, salah satu gerakan oposisi yang paling awal dan aktif menentang hukum
represif pemerintah adalah African National Congress (ANC). ANC dibentuk pada 8 Januari 1912
oleh John Langalibalele Dube. Partai ini mempunyai tujuan utama mengakhiri apartheid dan
memberikan hak pilih kepada kulit hitam dan ras campuran Afrika.
Istilah apartheid sendiri mulai muncul di Afrika Selatan pada 1930-an. Namun, baru pada
tahun 1948, era apartheid dimulai secara resmi di Afrika Selatan. Pada waktu itu pemerintah
mengeluarkan kebijakan pemisahan ras yang lebih ketat dan sistematis.
Politik apartheid memisahkan penduduk Afrika Selatan ke dalam golongan kulit putih, kulit
hitam, dan kulit berwarna, yakni orang-rang dari ras campuran. Namun, pada perkembangannya,
orang Asia ditambahkan sebagai kelompok keempat.
Di sisi lain, pemerintah Afsel yang didominasi minoritas kulit putih menetapkan sejumlah
hukum ketat untuk menekan kaum kulit hitam. Pada tahun 1960, seluruh partai politik kaum kulit 
hitam dinyatakan ilegal, setelah pecahnya kerusuhan anti-apartheid di Sharpeville pada 21 Maret
1960. Tidak hanya itu, banyak tokoh pergerakan kulit hitam yang ditahan oleh pemerintah.
PERISTIWA SHARPEVILLE
21 MARET 1960
PERISTIWA SHARPEVILLE
21 MARET 1960
Sharpeville massacre diawali oleh unjuk rasa anti-apartheid sekitar 5.000-
7.000 pendemo kulit hitam. Akan tetapi ketika mereka mendekati kantor
polisi, polisi Afrika Selatan melepaskan tembakan kepada kerumunan. Tercatat
69 orang meninggal dunia akibat peristiwa itu.
Pertengahan 1970-an, pemerintah mulai melonggarkan kontrol dan mulai
membiarkan berdirinya beberapa serikat.  Pada pertengahan 1980-an,
pemerintah mengizinkan perwakilan kaum kulit berwarna duduk di parlemen.
Sekalipun demikian, kebijakan ini tidak berlaku bagi kaum kulit hitam.
ANC dan partai politik kulit hitam lainnya tetap menginginkan demokrasi 
yang sesungguhnya di mana setiap orang boleh ikut memilih tanpa melihat
warna kulit dan ras.
USAHA USAHA REFORMASI
Presiden Afrika Selatan, P. W. Botha (1978-1989) adalah pemimpin kulit putih
pertama yang menginginkan reformasi di Afrika Selatan. Meskipun ia telah
membawa sejumlah perubahan untuk membuat hidup lebih adil bagi kaum kulit
hitam, perubahan besar belum tampak dan dirasakan.
Pada tahun 1989, Botha mengundurkan diri karena alasan kesehatan yang
memburuk. F. W. de Klerk (1989-1994) menjadi presiden pengganti Botha.
Selama menjabat, de Klerk banyak mengimplemetasikan usaha-usaha untuk
mengakhiri diskriminasi terhadap warga kulit hitam. Pada tahun 1990, de Klerk
mengakhiri pelarangan partai politik kaum kulit hitam, termasuk ANC.
Ia juga melepaskan banyak tahanan tokoh kulit hitam dari penjara. Salah satu
tahanan yang dilepaskan adalah Nelson Mandela, yang telah dipenjara sejak tahun
1964. De Klerk sendiri aktif mengadakan pertemuan dengan Mandela, saat di penjara
atau pun setelah dibebaskan.
AKHIR POLITIK APATHEID
Neson Rolihlahla Mandela (1918-2013) setelah bebas dari penjara kembali aktif memimpin
partai ANC. Ia berkampanye untuk kemerdekaan hak-hak sipil penduduk kulit hitam. Usahanya
bersama dengan de Klerk, membuat kaum kulit hitam dan putih dapat mengupayakan perubahan
bersama.
Pada tahun 1992, de Klerk mengadakan referendum yang dikhususkan untuk kaum kulit
putih. Dalam referendum tersebut, ia menanyakan kepada mereka apakah ingin mempertahankan
politik apartheid atau mengakhirinya. Dua pertiga pemilih setuju untuk mengakhiri sistem politik
itu.
Setelah negosiasi bersejarah tersebut, pada tahun 1994 diadakan pemilihan umum bebas
pertama, di mana warga kulit hitam dapat ikut serta.
Pemilihan tersebut dimenangkan oleh ANC, dan Nelon Mandela terpilih menjadi presiden
kulit hitam pertama Afrika Selatan. Serah terima jabatan dari de Klerk dilakukakan pada bulan
Mei 1994.
Kemenangan ANC dan terpilihnya Nelson Mandela sebagai presiden menjadi akhir dari
perjalanan politik apartheid di Afrika Selatan. Sebuah era baru pun dimulai di Afrika Selatan, era
yang dikenal dengan nama post-apartheid.
VIDEO
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai