Anda di halaman 1dari 36

Pengertian dan Dampak Revolusi Hijau pada masa Orde Baru | Revolusi hijau adalah sebutan tidak

resmi yang digunakan untuk menggambarkan perubahan pada kebijakan budidaya pertanian di banyak
negara berkembang, terutama di Asia sekitar tahun 1950an. Seperti diketahui bahwa pangan
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Pertumbuhan penduduk yang
semakin cepat mengakibatkan kebutuhan terhadap pangan kemudian meningkat. Hal ini lah yang
menjadi latar belakang revolusi hijau. Di Indonesia, revolusi hijau dikenal dengan sebutan Bimas
(Bimbingan Masyarakat) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya
swasembada beras. Dampak revolusi hijau di Indonesia yaitu dengan menerapkan tiga program pokok
yaitu penerapan panca usaha tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya
dukungan kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada
beras.
Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi Hijau adalah sebuah usaha pengembangan teknologi pertanian yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi pangan. Usaha ini berupa penggunaan teknologi yang lebih maju atau modern
untuk menggantikan kegiatan pertanian sebelumnya yang tradisional.
Revolusi Hijau diawali oleh Norman Borlaug, seorang penerima Nobel Perdamaian tahun 1960
merupakan orang yang dipandang sebagai konseptor utama Revolusi Hijau. Revolusi hijau diawali
oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di
Filipina (1960).
Pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia
Pelaksanaan revolusi hijau di Indonesia melalui usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian.
Usaha ekstensifikasi pertanian yaitu dengan perluasaan wilayah pertanian. Namun karena areal
terbatas, maka usaha peningkatan produksi pertanian melalui usaha intensifikasi pertanian yaitu
melalui usaha panca usaha tani yaitu:
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul
Dampak Revolusi Hijau
Gerakan revolusi hijau walaupun menghantarkan Indonesia pada swasembada beras ternyata
mendapat kritik dari berbagai kalangan. Mereka berpendapat bahwa gerakan revolusi hijau ini
menjadikan kesenjangan sosial dan ekonomi pedesaan. Hal ini karena revolusi hijau hanya
menguntungkan para pemilik tanah yang memiliki lebih dari setengah hektar, petani kaya dan
penyelenggara negara di pedesaan. Karena sebelum pelaksaan Revolusi Industri keadaan penguasaan
tanah sudah timpang, akibat dari gagalnya pelaksanaan Pembaruan Agraria yang telah mulai
dilaksanakan pada tahun 1960 sampai dengan tahun 1965.
Kritik terhadap revolusi hijau ditujukan terhadap pelaksanaan revolusi hijau yang tidak memandang
kaidah-kaidah yang telah ditentukan sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan yang
parah.
Dampak Positif Revolusi Hijau:

 Dengan adanya penggunaan teknologi pertanian maka terjadi peningkatan hasil pertanian
sehingga pemenuhan meningkat. Bahkan setelah pelaksaan Revolusi Hijau, Indonesia
mengalami swasembada beras dan melakukan ekspor beras ke India.
Dampak Negatif Revolusi Hijau

 Hasil peternakan berupa pemenuhan protein mengalami penurunan karena penerapan


teknologi di bidang pertanian tidak diimbangi juga di bidang peternakan.

 Penurunan keanekaragaman hayati

 Terjadi ketergantungan terhadap pupuk

 Munculnya hama baru yang lebih resisten karena penggunaan pestisida.

BAB II
 PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU PERKEMBANGAN
INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas dari proses
perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industri . Dimana selain
penemuan-penemuan baru di bidang industri masih ada lagi factor yang menyebabkan
terjadi industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari perkembangan revolusi hijau.
Dimana revolusi hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan modernisasi yang
berdampak pada perkembangan industrialisasi yang ditandai dengan adanya pemikiran
ekonomi rasional. Pemikiran tersebut akan mengarah pada kapitalisme. Dengan
industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana dibangun masyarakat dari suatu
pola hidup atau berbudaya agraris tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan
berbudaya masyarakat industri. Perkembangan industri tidak lepas dari proses
perjalanan panjang penemuan di bidang teknologi yang mendorong berbagai perubahan
dalam masyarakat. Industrialisasi ini juga berhasil menjerat Indonesia untuk masuk
didalamnya, dimana Industrialisasi di Indonesia ditandai oleh :
a. Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja.
b. Banyaknya tenaga kerja terserap ke dalam sektor-sektor industri.
c. Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola perilaku yang
baru yang bercirikan masyarakat industri modern diantaranya rasionalisasi.
d. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di berbagai daerah khususnya di
kawasan industri.
e. Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang memanfaatkan hasil-hasil industri baik
pangan, sandang, maupun alat-alat untuk mendukung pertanian dan sebagainya.
Dari hal diatas, pemerintah Indonesia mulai tertarik akan perkembangan
industrialisasi di Indonesia. Untuk itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan
industrialisasi di Indonesia, upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya yaitu :
a. Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi untuk
memperlancar arus komunikasi antarwilayah di Nusantara.
b. Mengembangkan industri pertanian
c. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang
mengalami kemajuan pesat.
d. Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun galangan kapal di Surabaya yang
dikelola olrh PT.PAL Indonesia.
e. Pembangunan Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian berubah
menjadi PT. Dirgantara Indonesia. Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta,
Cilacap, Surabaya, Medan, dan Batam.
Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industri, masyarakat dunia
sekarang ikut menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan jumlahnya
pun semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut
menikmati kemajuan dari perkembangan industri.
A. Industri Pertanian
Industri pertanian merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya hayati
dengan bantuan teknologi industri. Teknologi industri itu dapat menghasilkan berbagai
macam hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industri pertanian
meliputi hal-hal sebagai berikut
 · Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura.
 o · Industri pengolahan hasil perkebunan seperti industri minyak kelapa, industri barang-
barang karet dan sebagainya.
 o · Industri pengolahan hasil perikanan seperti industri pengolahan udang, rumput laut,
ubur-ubur dan lain sebagainya.
 o · Industri pengolahan hasil hutan seperti pengolahan kayu, pengolahan pulp, kertas dan
rayon, serta industri pengolahan rotan.
 o · Industri pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitasi sumber-sumber
yang baru.
 o · Industri pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri maupun ekspor.
 o · Industri mesin dan peralatan pertanian.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan industri pertanian agar lebih
baik yaitu :
Ø Melakukan panca usaha tani
Ø Penanganan pascapanen
Ø Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.
Ø Penyediaan sarana dan prasarana
Ø Pengembangan dan pemanfaatan tekhnologi.
Ø Pemanfaatan lahan kering, pekarangan dan rawa.
Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan hampir 80% wilayah
Indonesia merupakan daerah pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di
sektor pertanian. Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan industri,
seperti industri furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya. Sudah tentu, pengolahan
hasil produksi pertanian itu ditempuh melalui proses industri pabrik. Beberapa pabrik industri
pengolahan hasil pertanian itu antara lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di
bandung, pabrik kertas di leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan
lain sebagainya.
B. Industri Nonpertanian
Industri nonpertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian,
meliputi industri maritim, industri elektronika, industri pariwisata, industri pertambangan dan
energi, industri semen, besi baja, perakitan kendaraan bermotor. Berbagai macam industri
telah didirikan untuk meningkatkan produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong,
dan Ujung Pandang. Untuk memperkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai
tahun 1984 pemerintah menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka
Landasan” bidang industri dengan sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth
Center) “sebuah proyek percontohan di Lhok Seumawe sebagai suatu wilayah terpadu dari
pusat industri petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas, dan sebagainya. Upaya yang sama
dilaksanakan di Palembang, Gresik, Kupang, dan Kalimantan Timur.
C. Industri Pertambangan dan Energi Industri pertambangan dan industri energi diarahkan
pada pemanfaatan dan penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan
ekspor.Contohnya adalah
Ø industri tambang batu bara di Sawahlunto;
Ø industri tambang emas di Irian Jaya;
Ø industri tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang;
Ø industri tambang timah di Belitung;
Ø industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang
D. Industri Elektronika Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring
bermunculan perusahaan elektronika Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National
dan Panasonic bergabung menjadi Panasonic). F. Industri Pariwisata Indonesia (Pulau Bali)
termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada pariwisata internasional. Wilayah Indonesia
termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi. Adapun keuntungan industri wisata adalah: Ø
Mendatangkan devisa Negara Ø Memperluas lapangan kerja Ø Memacu pembangunan
daerah Ø Meningkatkan rasa cinta tanah air Ø Mengembangkan kerajinan rakyat Menurut
UU No. 5 Tahun 1984, Departemen Perindustrian secara nasional membagi industri menjadi
4 kelompok,yaitu Industri mesin dan logam dasar (industri hulu); · Industri kimia dasar
(industri hulu); · Kelompok aneka industri (industri hilir); · Industri kecil termasuk industri
rumah tangga. Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang
cukup menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat itu oleh
masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut Swasembada Beras · Kesejahteraan
Penduduk · Perubahan Struktur Ekonomi · Perubahan Struktur Lapangan Kerja ·
Perkembangan Investasi

 Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbubPERKEMBANGAN
INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI
MASA ORDE BARU Perkembangan industri yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas
dari proses perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industri . Dimana
selain penemuan-penemuan baru di bidang industri masih ada lagi factor yang menyebabkan
terjadi industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari perkembangan revolusi hijau. Dimana
revolusi hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada
perkembangan industrialisasi yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional.
Pemikiran tersebut akan mengarah pada kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan
proses budaya dimana dibangun masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris
tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat industri.
Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan panjang penemuan di bidang
teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat. Industrialisasi ini juga
berhasil menjerat Indonesia untuk masuk didalamnya, dimana Industrialisasi di Indonesia
ditandai oleh : a. Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja. b. Banyaknya tenaga kerja
terserap ke dalam sektor-sektor industri. c. Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang
lama menuju pola-pola perilaku yang baru yang bercirikan masyarakat industri modern
diantaranya rasionalisasi. d. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di berbagai
daerah khususnya di kawasan industri. e. Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang
memanfaatkan hasil-hasil industri baik pangan, sandang, maupun alat-alat untuk mendukung
pertanian dan sebagainya. Dari hal diatas, pemerintah Indonesia mulai tertarik akan
perkembangan industrialisasi di Indonesia. Untuk itu pemerintah berupaya untuk
meningkatkan industrialisasi di Indonesia, upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya
yaitu : a. Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi untuk
memperlancar arus komunikasi antarwilayah di Nusantara. b. Mengembangkan industri
pertanian c. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang
mengalami kemajuan pesat. d. Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun galangan
kapal di Surabaya yang dikelola olrh PT.PAL Indonesia. e. Pembangunan Industri Pesawat
Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia.
Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan
Batam. Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industri, masyarakat dunia
sekarang ikut menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan jumlahnya pun
semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut menikmati
kemajuan dari perkembangan industri. A. Industri Pertanian o Industri pertanian
merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya hayati dengan bantuan teknologi
industri. Teknologi industri itu dapat menghasilkan berbagai macam hasil yang mempunyai
nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industri pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut
o · Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura. o · Industri
pengolahan hasil perkebunan seperti industri minyak kelapa, industri barang-barang karet dan
sebagainya. o · Industri pengolahan hasil perikanan seperti industri pengolahan udang,
rumput laut, ubur-ubur dan lain sebagainya. o · Industri pengolahan hasil hutan seperti
pengolahan kayu, pengolahan pulp, kertas dan rayon, serta industri pengolahan rotan.
o · Industri pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitasi sumber-sumber
yang baru. o · Industri pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri maupun ekspor. o · Industri mesin dan peralatan pertanian. Upaya yang
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan industri pertanian agar lebih baik yaitu :
Ø Melakukan panca usaha tani Ø Penanganan pascapanen Ø Menentukan harga yang layak
bagi produsen dan konsumen. Ø Penyediaan sarana dan prasarana Ø Pengembangan dan
pemanfaatan tekhnologi. Ø Pemanfaatan lahan kering, pekarangan dan rawa. Pada dasarnya
perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan hampir 80% wilayah Indonesia merupakan
daerah pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor
pertanian. Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan industri,
seperti industri furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya. Sudah tentu, pengolahan
hasil produksi pertanian itu ditempuh melalui proses industri pabrik. Beberapa pabrik industri
pengolahan hasil pertanian itu antara lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di
bandung, pabrik kertas di leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan
lain sebagainya. B. Industri Nonpertanian Industri nonpertanian adalah industri yang
aktivitasnya di luar bidang pertanian, meliputi industri maritim, industri elektronika, industri
pariwisata, industri pertambangan dan energi, industri semen, besi baja, perakitan
kendaraan bermotor. Berbagai macam industri telah didirikan untuk meningkatkan
produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang. Untuk
memperkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai tahun 1984
pemerintah menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka Landasan” bidang
industri dengan sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth Center) “sebuah
proyek percontohan di Lhok Seumawe sebagai suatu wilayah terpadu dari pusat industri
petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas, dan sebagainya. Upaya yang sama dilaksanakan di
Palembang, Gresik, Kupang, dan Kalimantan Timur. C. Industri Pertambangan dan Energi
Industri pertambangan dan industri energi diarahkan pada pemanfaatan dan penyediaan bahan
baku bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan ekspor.Contohnya adalah Ø industri
tambang batu bara di Sawahlunto; Ø industri tambang emas di Irian Jaya; Ø industri
tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang; Ø industri tambang timah di Belitung;
Ø industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang D. Industri Elektronika
Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring bermunculan perusahaan
elektronika Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National dan Panasonic bergabung
menjadi Panasonic). F. Industri Pariwisata Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5
setelah Hawai pada pariwisata internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam,
budaya, dan teknologi. Adapun keuntungan industri wisata adalah: Ø Mendatangkan devisa
Negara Ø Memperluas lapangan kerja Ø Memacu pembangunan daerah Ø Meningkatkan
rasa cinta tanah air Ø Mengembangkan kerajinan rakyat Menurut UU No. 5 Tahun 1984,
Departemen Perindustrian secara nasional membagi industri menjadi 4 kelompok,yaitu
Industri mesin dan logam dasar (industri hulu); · Industri kimia dasar (industri hulu);
· Kelompok aneka industri (industri hilir); · Industri kecil termasuk industri rumah tangga.
Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang cukup
menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat itu oleh masyarakat
Indonesia, antara lain sebagai berikut Swasembada Beras · Kesejahteraan Penduduk
· Perubahan Struktur Ekonomi · Perubahan Struktur Lapangan Kerja · Perkembangan
Investasi

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbubPEMBAHASAN



 A. Sejarah dan Perkembangan Revolusi Hijau

 Revolusi Hijau selalu dikaitkan dengan seseorang yanf dianggap sebagai penemu sekaligus

pencetus Revolusi Hijau, Norman Borlaug, seorang ilmuwan Amerika tertarik pada

pertanian. Pada tahun 1940, ia mulai melakukan penelitian di Meksiko dan mengembangkan

ketahanan terhadap penyakit baru varietas tinggi hasil gandum. Dengan menggabungkan

varietas gandum Borlaug dengan teknologi baru pertanian mekanik, Meksiko mampu

menghasilkan gandum lebih dari yang dibutuhkan oleh warga sendiri, menyebabkan

perusahaan menjadi pengekspor gandum oleh 1960-an.(Http://geography.abbout.com).

 Revolusi Hijau sebagai yang dilansir di dalam situs http://id.shvoong.com adalah suatu

revolusi produksi biji- bijian yang dilakukan melalui penelitian ilmiah sehingga produktivitas

panen meningkat. Karena pertambahan penduduk yang sangat pesat harus diimbangi oleh

peningkatan produksi hasil pertanian. dari kedua sumber di atas, maka dapat kita simpulkan

bahwa revolusi hijau adalah pengembangan tekhnologi pertanian yang dilakukan untuk

meningkatkan produksi pangan karena pertambahan penduduk yang semakin pesat dan harus

diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian. Di beberapa negara Asia yang sebelumnya

pernah mengalami krisis pangan seperti India, China, Bangladesh, Vietnam, Thailand, serta

Indonesia pada masa orde baru yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya, revolusi hijau

merupakan sebutan tidak resmi yang dipergunakan untuk menggambarkan perubahan

pundamental yang terjadi dengan adanya penerapan tekhnologi budidaya pertanian.

 Revolusi Hijau diterapkan berdasarkan kepada empat pilar penting, sebagaimana yang

tertera dalam http://ridwanaz.com. Bahwa revolusi hijau mendasar kepada beberapa pilar

penting, yaitu: (1), penyediaan air melalui sistem irigasi, (2) pemakaian pupuk kimia secara

optimal, (3), penerapan pestisida sesuai dengan tingkat organisme penggangu, dan ke (4),

penggunaan varietas unggul sebagai bahan baku tanaman berkualitas. Melalui penerapan
teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan

memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu,

suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.dan diharapkan mampu untuk memenuhi

kebutuhan pangan dalam negeri selama beberapa waktu

 B. Kondisi Masyarakat Indonesia Orde Baru setelah diterapkan Revolusi Hijau.

 Indonesia baru menerapkan revolusi hijau pada masa pemerintahan orde baru

 Revolusi Hijau yang dilakukan di Indonesia pada masa pemerintahan orde baru. Sebagai

bagian daripada proyek ambisius pemerintah yang berusaha untuk memicu hasil pertanian

dengan menggunakan tekhnologi modern. Pada awalnya, ide penerapan revolusi hijau

dianggap sebagaian kalangan telah menjawab kegelisahan rakyat akan tersedianya kebutuhan

pangan yang terus menerus meningkat.

 Sayangnya, semua itu hanyalah efek yang bersifat semu dan bukan tanpa efek samping jika

tidak segera dikendalikan, dalam jangka panjang justru akan menjadi ancaman terhadap krisis

pangan dunia. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia, pada dekade 80-an, pemerintahan orde

baru berusaha mengkomando penamaman sejumlah tanaman bibit unggul yang diimpor dari

luar negeri dengan menggunakan pupuk kimia dan bahan pestisida. Meski awalnya terkesan

dipaksakan, patut kita acungi jempol karena pada saat itu Indonesia mulai menjadi negara

yang berswasembada beras. Namun hal itu hanya bisa kita nikmati untuk sementara waktu

saja, menginjak dekade 90-an, petani kita mulai kewalahan dengan serangan hama yang terus

menerus terjadi dan menjadikan kesuburan tanah semakin merosot sedangkan pestisida yang

selama ini diagung- agungkan sebagai solusi pencegah hama tidak manjur lagi. Pada

kehidupan sosial masyarakat, terjadi kesenjangan sosial yang cukup lebar teutama diantara

para petani. Revolusi Hijau yang digadang- gadangkan sebelumnya untuk memperbaiki

ketimpangan yang terjadi akibat gagalnya revolusi agraria, pada kenyataannya hanya

dinikmati segelintir orang saja, salah satunya adalah para petani yang memiliki banyak tanah

dan modal serta aparat birokrat dipedesaan.

 C. Dampak yang ditimbulkan dari Penerapan Revolusi Hijau

 Hasil daripada penerapan suatu metode, tentu saja terdapat dampak positif dan negatif

didalamnya, tanpa terkecuali yang ditimbulkan dalam penerapan metode pertanian dengan
tekhnologi tinggi seperti revolusi hijau. Berikut adalah dampak positif dan negatif terhadap

penerapan revolusi hijau di Indonesia yang didapat dari sejumlah sumber :

 1. Dampak Positif

 - Peningkatan produksi padi dan gandum sehingga memenuhi kebutuhan pangan

 - Menjadikan Indonesia sebagai negara yang berswasembada beras, setelah sebelumnya

menjadi pengimpor beras pada masa pemerintahan Soekarno.

 - Memberikan sejumlah lapangan pekerjaan bagi kalangan petani dan buruh

 - Sektor pertanian menjadi salah satu pilar dari perekonomian bangsa

 2. Dampak Negatif

 - Penurunan produksi protein, hal ini dikarenakan pengemabangan serelia tidak

diimbangi dengan pengembangan pangan sebagai sumber protein dan lahan peternakan

sebagaian besar telah di jadikan sawah.

 - Penurunan keanekaragaman hayati

 - Penggunaan pestisida yang menyebabkan munculnya hama yang tahan terhadap

pestisida.

 BAB III

 KESIMPULAN

 Kesimpulan

 Dilihat dari kemajuan pertaniannya, revolusi hijau telah menciptakan kemajuan pada

kehidupan masyarakat Indonesia. Terdapat manfaat yang dirasakan masyarakat Indonesia

ketika diterapkannya revolusi hijau masa pemerintahan orde baru. Indonesia yang pada masa

pemerintahan sebelumnya mau tidak mau harus melakukan impor beras, pada masa ini

menjadi negara swasembada beras selama kurang lebih 2 dekade. Akan tetapi dibalik itu

semua, terdapat sejumlah dampak negatif yang dirasakan masyarakat sampai pada saat ini,

terutama terhadap pelestarian lingkungan dan kesenjangan sosial semakin melebar yang

dirasakan masyararakat, terutama yang terdapat dipedesaan akibat tidak meratanya

pembangunan.

 Saran

 Diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat untuk tidak melakukan segala sesuatu dalam

mengekploitasi sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari. Karena sejatinya bukan hanya kita yang akan menikmati alam, tetapi anak dan cucu kita

dimasa yang akan datang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi Hijau selalu dikaitkan dengan seseorang yanf dianggap sebagai penemu sekaligus pencetus
Revolusi Hijau, Norman Borlaug, seorang ilmuwan Amerika tertarik pada pertanian. Pada tahun
1940, ia mulai melakukan penelitian di Meksiko dan mengembangkan ketahanan terhadap penyakit
baru varietas tinggi hasil gandum. Dengan menggabungkan varietas gandum Borlaug dengan
teknologi baru pertanian mekanik, Meksiko mampu menghasilkan gandum lebih dari yang dibutuhkan
oleh warga sendiri, menyebabkan perusahaan menjadi pengekspor gandum oleh 1960-an.
(Http://geography.abbout.com).

Revolusi Hijau sebagai yang dilansir di dalam situs http://id.shvoong.com adalah suatu revolusi
produksi biji- bijian yang dilakukan melalui penelitian ilmiah sehingga produktivitas panen
meningkat. Karena pertambahan penduduk yang sangat pesat harus diimbangi oleh peningkatan
produksi hasil pertanian. dari kedua sumber di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa revolusi hijau
adalah pengembangan tekhnologi pertanian yang dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan
karena pertambahan penduduk yang semakin pesat dan harus diimbangi dengan peningkatan produksi
pertanian. Di beberapa negara Asia yang sebelumnya pernah mengalami krisis pangan seperti India,
China, Bangladesh, Vietnam, Thailand, serta Indonesia pada masa orde baru yang akan dijelaskan
pada bab selanjutnya, revolusi hijau merupakan sebutan tidak resmi yang dipergunakan untuk
menggambarkan perubahan pundamental yang terjadi dengan adanya penerapan tekhnologi budidaya
pertanian.

Revolusi Hijau diterapkan berdasarkan kepada empat pilar penting, sebagaimana yang tertera dalam
http://ridwanaz.com. Bahwa revolusi hijau mendasar kepada beberapa pilar penting, yaitu: (1),
penyediaan air melalui sistem irigasi, (2) pemakaian pupuk kimia secara optimal, (3), penerapan
pestisida sesuai dengan tingkat organisme penggangu, dan ke (4), penggunaan varietas unggul sebagai
bahan baku tanaman berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan
hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk
padi pada tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.dan diharapkan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri selama beberapa waktu

B. Kondisi Masyarakat Indonesia Orde Baru setelah diterapkan Revolusi Hijau.


Indonesia baru menerapkan revolusi hijau pada masa pemerintahan orde baru

Revolusi Hijau yang dilakukan di Indonesia pada masa pemerintahan orde baru. Sebagai bagian
daripada proyek ambisius pemerintah yang berusaha untuk memicu hasil pertanian dengan
menggunakan tekhnologi modern. Pada awalnya, ide penerapan revolusi hijau dianggap sebagaian
kalangan telah menjawab kegelisahan rakyat akan tersedianya kebutuhan pangan yang terus menerus
meningkat.

Sayangnya, semua itu hanyalah efek yang bersifat semu dan bukan tanpa efek samping jika tidak
segera dikendalikan, dalam jangka panjang justru akan menjadi ancaman terhadap krisis pangan
dunia. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia, pada dekade 80-an, pemerintahan orde baru berusaha
mengkomando penamaman sejumlah tanaman bibit unggul yang diimpor dari luar negeri dengan
menggunakan pupuk kimia dan bahan pestisida. Meski awalnya terkesan dipaksakan, patut kita
acungi jempol karena pada saat itu Indonesia mulai menjadi negara yang berswasembada beras.
Namun hal itu hanya bisa kita nikmati untuk sementara waktu saja, menginjak dekade 90-an, petani
kita mulai kewalahan dengan serangan hama yang terus menerus terjadi dan menjadikan kesuburan
tanah semakin merosot sedangkan pestisida yang selama ini diagung- agungkan sebagai solusi
pencegah hama tidak manjur lagi. Pada kehidupan sosial masyarakat, terjadi kesenjangan sosial yang
cukup lebar teutama diantara para petani. Revolusi Hijau yang digadang- gadangkan sebelumnya
untuk memperbaiki ketimpangan yang terjadi akibat gagalnya revolusi agraria, pada kenyataannya
hanya dinikmati segelintir orang saja, salah satunya adalah para petani yang memiliki banyak tanah
dan modal serta aparat birokrat dipedesaan.

C. Dampak yang ditimbulkan dari Penerapan Revolusi Hijau

Hasil daripada penerapan suatu metode, tentu saja terdapat dampak positif dan negatif didalamnya,
tanpa terkecuali yang ditimbulkan dalam penerapan metode pertanian dengan tekhnologi tinggi
seperti revolusi hijau. Berikut adalah dampak positif dan negatif terhadap penerapan revolusi hijau di
Indonesia yang didapat dari sejumlah sumber :

1. Dampak Positif

- Peningkatan produksi padi dan gandum sehingga memenuhi kebutuhan pangan

- Menjadikan Indonesia sebagai negara yang berswasembada beras, setelah sebelumnya menjadi
pengimpor beras pada masa pemerintahan Soekarno.

- Memberikan sejumlah lapangan pekerjaan bagi kalangan petani dan buruh

- Sektor pertanian menjadi salah satu pilar dari perekonomian bangsa

2. Dampak Negatif

- Penurunan produksi protein, hal ini dikarenakan pengemabangan serelia tidak diimbangi
dengan pengembangan pangan sebagai sumber protein dan lahan peternakan sebagaian besar telah di
jadikan sawah.
- Penurunan keanekaragaman hayati

- Penggunaan pestisida yang menyebabkan munculnya hama yang tahan terhadap pestisida.

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dilihat dari kemajuan pertaniannya, revolusi hijau telah menciptakan kemajuan pada kehidupan
masyarakat Indonesia. Terdapat manfaat yang dirasakan masyarakat Indonesia ketika diterapkannya
revolusi hijau masa pemerintahan orde baru. Indonesia yang pada masa pemerintahan sebelumnya
mau tidak mau harus melakukan impor beras, pada masa ini menjadi negara swasembada beras
selama kurang lebih 2 dekade. Akan tetapi dibalik itu semua, terdapat sejumlah dampak negatif yang
dirasakan masyarakat sampai pada saat ini, terutama terhadap pelestarian lingkungan dan kesenjangan
sosial semakin melebar yang dirasakan masyararakat, terutama yang terdapat dipedesaan akibat tidak
meratanya pembangunan.

Saran

Diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat untuk tidak melakukan segala sesuatu dalam
mengekploitasi sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari.
Karena sejatinya bukan hanya kita yang akan menikmati alam, tetapi anak dan cucu kita dimasa yang
akan datang.

A. PENGERTIAN REVOLUSI HIJAU


Revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa
benih unggul baru dari berbagai varietas gandum, padi, dan jagung yang membuat hasil panen
komoditas tersebut meningkat di negara-negara berkembang.
B. LATAR BELAKANG
1. Pertambahan penduduk yang pesat.
2. Lahan pertanian yang sempit.
3. Kebutuhan pangan yang meningkat akibat pertambahan penduduk yang cepat.
4. Mengupayakan penambahan hasil produksi pertanian untuk mengimbangi jumlah penduduk yang
pesat tersebut.
5. Kerusakan lahan pertanian akibat ulah manusia seperti perang dan penebangan liar.
C. GAGASAN REVOLUSI HIJAU
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus
(1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi
manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan peningkatan
produksi pertanian”.
Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:
a. gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran.
b. gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
D. Tahap-tahap perkembangan revolusi hijau di dunia
Tahap 1
Tejadi pada tahun 1500 – 1940 ketika terjadi penyebaran bibit tanaman pangan ,seperti gandum,padi,
jagung dan kentang keseluruh dunia
Tahap II
Terjadi antara tahun 1800 – 1940 saat Eropa dan Amerika memainkan peran penting. Pada tahap
ini produksi hasil pertanian khususnya pangan dikembangkan dengan teknik ilmiah melalui
pengunaan pupuk, irigasi, serta pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Tahap III
Terjadi sejak Perang Dunia II yaitu sejak tahun 1939 sampai lebihkurang tahun 1979 yang ditandai
dengan dilakukakannya seleksi bibit dan persilangan genetika atas varietas tanaman yang lebih tahan
terhadap hama, seperti serangga dan penyakit .
Tahap IV
Berlangsung pada zaman mutakhir dan merupakan kombinasi dari tahap II dan Tahap III serta
ditujuan terutama untuk Negara – Negara berkembang.

E. Perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia


Revolusi Hijau di Indonesia sudah dimulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun 1870 yang
dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda, sehingga di Indonesia dapat dikembangkan berbagai
jenis tanaman.
Dalam perkembangannya pada masa Orde Baru, program Revolusi Hijau digunakan sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia, terutama produksi beras.
Revolusi Hijau dilaksanakan secara sistematis, terprogram, dan terus-menerus sehigga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hal itu dibuktikan dengan Indonesia mampu meningkatkan swasembada pangan yaitu penghasil beras
sehingga Presiden Soeharto mendapat Penghargaan Nobel.
F. PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI
INDUSTRI PERTANIAN
Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula
pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan
hama).
Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan
pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara
penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami
kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan
kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
INDUSTRI NONPERTANIAN
Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah,yaitu:
Menyusun langkah yang disebut Peta Rangka Landasan Bidang Industri sejak tahun 1984 sebagai
arah pembangunan industri nasional.
Strukturisasi wilayah-wilayah industri dengan sistem Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial
Growth Center).
Membangun pabrik peleburan besi baja dan logam seperti di Jakarta dan Cilegon (Krakatau Steel).
Membangun galangan kapal di Surabaya yang dikelola oleh PT PAL Indonesia.
Membangn perusahaan dengan nama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara).
Memberlakukan deregulasi di bidang industri dan investasi.

G. PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA


Pada masa Orde Baru, sektor swasta dan sektor publik semakin mantap.
Pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun selama kurang lebih 30 tahun.
Terjadi perubahan ekonomi, dari yang bersifat agraris menuju ke arah ekonomi industri.
Dibangunnya sarana perhubungan antara daerah pedesaan dan perkotaan.
Tercapainya pemerataan ekonomi antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan.
Kegiatan ekonomi yang bergantung pada sumber daya alam mulai berkembang ke ekonomi yang
dimotori sumber daya manusia.
H. Dampak Positif Revolusi Hijau
1. Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat.
Salah satu contohnya bagi bangsa indonesia sendiri adalah Indonesia yang tadinya pengimpor
beras menjadi mampu swasembada beras.
2. Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
3. Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas unggul.
4. Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.

I. Dampak Negatif Revolusi Hijau


1. Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat)
tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah
2. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
3. Penggunaan pestisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten.
4. Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian
5. Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
6. Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin.

PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU PERKEMBANGAN


INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU Perkembangan industri yang pesat dewasa ini memang
tidak terlepas dari proses perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industri .
Dimana selain penemPERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU
PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU Perkembangan industri yang pesat
dewasa ini memang tidak terlepas dari proses perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam
bidang industri . Dimana selain penemuan-penemuan baru di bidang industri masih ada lagi factor
yang menyebabkan terjadi industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari perkembangan revolusi
hijau. Dimana revolusi hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan modernisasi yang berdampak
pada perkembangan industrialisasi yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional.
Pemikiran tersebut akan mengarah pada kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan proses
PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU PERKEMBANGAN
INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU Perkembangan industri yang pesat dewasa ini memang
tidak terlepas dari proses perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industri .
Dimana selain penemuan-penemuan baru di bidang industri masih ada lagi factor yang menyebabkan
terjadi industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari perkembangan revolusi hijau. Dimana revolusi
hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada perkembangan
industrialisasi yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran tersebut akan
mengarah pada kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana dibangun
masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris tradisional menuju masyarakat berpola hidup
dan berbudaya masyarakat industri. Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan panjang
penemuan di bidang teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat. Industrialisasi
ini juga berhasil menjerat Indonesia untuk masuk didalamnya, dimana Industrialisasi di Indonesia
ditandai oleh : a. Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja. b. Banyaknya tenaga kerja terserap ke
dalam sektor-sektor industri. c. Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola
perilaku yang baru yang bercirikan masyarakat industri modern diantaranya rasionalisasi. d.
Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di berbagai daerah khususnya di kawasan industri. e.
Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang memanfaatkan hasil-hasil industri baik pangan, sandang,
maupun alat-alat untuk mendukung pertanian dan sebagainya. Dari hal diatas, pemerintah Indonesia
mulai tertarik akan perkembangan industrialisasi di Indonesia. Untuk itu pemerintah berupaya untuk
meningkatkan industrialisasi di Indonesia, upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya yaitu : a.
Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi untuk memperlancar arus
komunikasi antarwilayah di Nusantara. b. Mengembangkan industri pertanian c. Mengembangkan
industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang mengalami kemajuan pesat. d.
Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun galangan kapal di Surabaya yang dikelola olrh
PT.PAL Indonesia. e. Pembangunan Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian
berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia. Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap,
Surabaya, Medan, dan Batam. Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industri,
masyarakat dunia sekarang ikut menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan
jumlahnya pun semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut menikmati
kemajuan dari perkembangan industri. A. Industri Pertanian o Industri pertanian merupakan suatu
upaya untuk mengolah sumber daya hayati dengan bantuan teknologi industri. Teknologi industri itu
dapat menghasilkan berbagai macam hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industri
pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut o · Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk
hortikultura. o · Industri pengolahan hasil perkebunan seperti industri minyak kelapa, industri
barang-barang karet dan sebagainya. o · Industri pengolahan hasil perikanan seperti industri
pengolahan udang, rumput laut, ubur-ubur dan lain sebagainya. o · Industri pengolahan hasil hutan
seperti pengolahan kayu, pengolahan pulp, kertas dan rayon, serta industri pengolahan rotan. o ·
Industri pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitasi sumber-sumber yang baru. o ·
Industri pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. o · Industri mesin dan peralatan pertanian. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan industri pertanian agar lebih baik yaitu : Ø Melakukan panca usaha tani Ø
Penanganan pascapanen Ø Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen. Ø
Penyediaan sarana dan prasarana Ø Pengembangan dan pemanfaatan tekhnologi. Ø Pemanfaatan
lahan kering, pekarangan dan rawa. Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan
hampir 80% wilayah Indonesia merupakan daerah pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia
bekerja di sektor pertanian. Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan industri,
seperti industri furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya. Sudah tentu, pengolahan hasil
produksi pertanian itu ditempuh melalui proses industri pabrik. Beberapa pabrik industri pengolahan
hasil pertanian itu antara lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di bandung, pabrik
kertas di leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan lain sebagainya. B. Industri
Nonpertanian Industri nonpertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian,
meliputi industri maritim, industri elektronika, industri pariwisata, industri pertambangan dan energi,
industri semen, besi baja, perakitan kendaraan bermotor. Berbagai macam industri telah didirikan
untuk meningkatkan produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang.
Untuk memperkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai tahun 1984 pemerintah
menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka Landasan” bidang industri dengan
sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth Center) “sebuah proyek percontohan di Lhok
Seumawe sebagai suatu wilayah terpadu dari pusat industri petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas,
dan sebagainya. Upaya yang sama dilaksanakan di Palembang, Gresik, Kupang, dan Kalimantan
Timur. C. Industri Pertambangan dan Energi Industri pertambangan dan industri energi diarahkan
pada pemanfaatan dan penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan
ekspor.Contohnya adalah Ø industri tambang batu bara di Sawahlunto; Ø industri tambang emas di
Irian Jaya; Ø industri tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang; Ø industri tambang timah di
Belitung; Ø industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang D. Industri Elektronika
Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring bermunculan perusahaan elektronika
Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National dan Panasonic bergabung menjadi Panasonic).
F. Industri Pariwisata Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada pariwisata
internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi. Adapun keuntungan
industri wisata adalah: Ø Mendatangkan devisa Negara Ø Memperluas lapangan kerja Ø Memacu
pembangunan daerah Ø Meningkatkan rasa cinta tanah air Ø Mengembangkan kerajinan rakyat
Menurut UU No. 5 Tahun 1984, Departemen Perindustrian secara nasional membagi industri menjadi
4 kelompok,yaitu Industri mesin dan logam dasar (industri hulu); · Industri kimia dasar (industri
hulu); · Kelompok aneka industri (industri hilir); · Industri kecil termasuk industri rumah tangga.
Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang cukup
menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat itu oleh masyarakat
Indonesia, antara lain sebagai berikut Swasembada Beras · Kesejahteraan Penduduk · Perubahan
Struktur Ekonomi · Perubahan Struktur Lapangan Kerja · Perkembangan Investasi

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub


Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbubPERKEMBANGAN
INDUSTRIALISASI MASA ORDE BARU PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI MASA
ORDE BARU Perkembangan industri yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas dari proses
perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industri . Dimana selain penemuan-
penemuan baru di bidang industri masih ada lagi factor yang menyebabkan terjadi industrialisasi,
diantaranya yaitu pengaruh dari perkembangan revolusi hijau. Dimana revolusi hijau ini
menyebabkan upaya untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada perkembangan
industrialisasi yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran tersebut akan
mengarah pada kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana dibangun
masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris tradisional menuju masyarakat berpola hidup
dan berbudaya masyarakat industri. Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan panjang
penemuan di bidang teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat. Industrialisasi
ini juga berhasil menjerat Indonesia untuk masuk didalamnya, dimana Industrialisasi di Indonesia
ditandai oleh : a. Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja. b. Banyaknya tenaga kerja terserap ke
dalam sektor-sektor industri. c. Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola
perilaku yang baru yang bercirikan masyarakat industri modern diantaranya rasionalisasi. d.
Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di berbagai daerah khususnya di kawasan industri. e.
Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang memanfaatkan hasil-hasil industri baik pangan, sandang,
maupun alat-alat untuk mendukung pertanian dan sebagainya. Dari hal diatas, pemerintah Indonesia
mulai tertarik akan perkembangan industrialisasi di Indonesia. Untuk itu pemerintah berupaya untuk
meningkatkan industrialisasi di Indonesia, upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya yaitu : a.
Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi untuk memperlancar arus
komunikasi antarwilayah di Nusantara. b. Mengembangkan industri pertanian c. Mengembangkan
industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang mengalami kemajuan pesat. d.
Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun galangan kapal di Surabaya yang dikelola olrh
PT.PAL Indonesia. e. Pembangunan Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian
berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia. Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap,
Surabaya, Medan, dan Batam. Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industri,
masyarakat dunia sekarang ikut menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan
jumlahnya pun semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut menikmati
kemajuan dari perkembangan industri. A. Industri Pertanian o Industri pertanian merupakan suatu
upaya untuk mengolah sumber daya hayati dengan bantuan teknologi industri. Teknologi industri itu
dapat menghasilkan berbagai macam hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industri
pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut o · Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk
hortikultura. o · Industri pengolahan hasil perkebunan seperti industri minyak kelapa, industri
barang-barang karet dan sebagainya. o · Industri pengolahan hasil perikanan seperti industri
pengolahan udang, rumput laut, ubur-ubur dan lain sebagainya. o · Industri pengolahan hasil hutan
seperti pengolahan kayu, pengolahan pulp, kertas dan rayon, serta industri pengolahan rotan. o ·
Industri pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitasi sumber-sumber yang baru. o ·
Industri pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. o · Industri mesin dan peralatan pertanian. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan industri pertanian agar lebih baik yaitu : Ø Melakukan panca usaha tani Ø
Penanganan pascapanen Ø Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen. Ø
Penyediaan sarana dan prasarana Ø Pengembangan dan pemanfaatan tekhnologi. Ø Pemanfaatan
lahan kering, pekarangan dan rawa. Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan
hampir 80% wilayah Indonesia merupakan daerah pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia
bekerja di sektor pertanian. Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan industri,
seperti industri furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya. Sudah tentu, pengolahan hasil
produksi pertanian itu ditempuh melalui proses industri pabrik. Beberapa pabrik industri pengolahan
hasil pertanian itu antara lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di bandung, pabrik
kertas di leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan lain sebagainya. B. Industri
Nonpertanian Industri nonpertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian,
meliputi industri maritim, industri elektronika, industri pariwisata, industri pertambangan dan energi,
industri semen, besi baja, perakitan kendaraan bermotor. Berbagai macam industri telah didirikan
untuk meningkatkan produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang.
Untuk memperkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai tahun 1984 pemerintah
menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka Landasan” bidang industri dengan
sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth Center) “sebuah proyek percontohan di Lhok
Seumawe sebagai suatu wilayah terpadu dari pusat industri petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas,
dan sebagainya. Upaya yang sama dilaksanakan di Palembang, Gresik, Kupang, dan Kalimantan
Timur. C. Industri Pertambangan dan Energi Industri pertambangan dan industri energi diarahkan
pada pemanfaatan dan penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan
ekspor.Contohnya adalah Ø industri tambang batu bara di Sawahlunto; Ø industri tambang emas di
Irian Jaya; Ø industri tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang; Ø industri tambang timah di
Belitung; Ø industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang D. Industri Elektronika
Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring bermunculan perusahaan elektronika
Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National dan Panasonic bergabung menjadi Panasonic).
F. Industri Pariwisata Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada pariwisata
internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi. Adapun keuntungan
industri wisata adalah: Ø Mendatangkan devisa Negara Ø Memperluas lapangan kerja Ø Memacu
pembangunan daerah Ø Meningkatkan rasa cinta tanah air Ø Mengembangkan kerajinan rakyat
Menurut UU No. 5 Tahun 1984, Departemen Perindustrian secara nasional membagi industri menjadi
4 kelompok,yaitu Industri mesin dan logam dasar (industri hulu); · Industri kimia dasar (industri
hulu); · Kelompok aneka industri (industri hilir); · Industri kecil termasuk industri rumah tangga.
Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang cukup
menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat itu oleh masyarakat
Indonesia, antara lain sebagai berikut Swasembada Beras · Kesejahteraan Penduduk · Perubahan
Struktur Ekonomi · Perubahan Struktur Lapangan Kerja · Perkembangan Investasi
Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Mapel : SejarahMapel :

Kelas : XII SMA

Kategori : Dampak revolusi

pertanian pada masa orde baru

Kata kunci : Revolusi hijau,

varietas unggul, teknologi pangan

Dampak revolusi hijau terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan dan perkotaan pada
masa orde baru terdiri atas 2 bagian, yakni dampak positif dan dampak negative.

Dampak positif revolusi hijau terdiri atas:

1.

Revolusi hijau melahirkan tanaman baru

yang unggul berkat usia pertumbuhannya yang pendek, sehingga panen hasil

tanaman dapat dilakukan menjadi dua kali setahun dari yang sebelumnya hanya

sekali setahun. Pertambahan jumlah panen ini juga berdampak positif terhadap

bidang ketenagakerjaan karena panen yang lebih banyak juga membutuhkan jumlah

tenaga kerja yang lebih banyak.


2.

Revolusi hijau meningkatkan

pendapatan para petani dengan adanya kelebihan sistem pertanian yang baru

dengan bantuan teknologi.

3.

Petani jadi paham akan pentingnya

teknologi.

4.

Revolusi hijau yang menghasilkan

panen yang melimpah mampu meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat

Dampak negatif revolusi hijau terdiri atas:

1.

Penggunaan teknologi modern sebagai

hasil revolusi hijau hanya dirasakan oleh petani kaya sehingga peningkatan

produksi pangan tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan petani secara umum.

2.

Ketergantungan petani pada pupuk

kimia dan zat kimia pembasmi hama hasil revolusi hijau berdampak pada tingginya

biaya produksi yang harus ditanggung terutama pada petani kecil.


3.

Revolusi hijau menyebabkan uang sebagai

factor utama dalam perekonomian sehingga mempengaruhi pola hubungan sosial.

4.

Revolusi hijau mempengaruhi sistem

bagi hasil yang dulu dianut masyarakat. Dimana sebelumnya sistem panen dilakukan

secara bersama-sama, namun setelah adanya revolusi hijau sistem panen bersama –

sama berubah menjadi sistem upah.

Pembahasan:

Revolusi hijau atau revolusi agraria merupakan suatu perubahan

cara bertani masyarakat dari yang sebelumnya menggunakan cara tradisional

berubah menggunakan cara modern dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas

pertanian.

Cara modern dalam revolusi hijau tersebut dapat dilihat dengan memproduksi

biji - bijian dari percobaan dan penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari

varietas gandum, padi, jagung yang mampu meningkatkan hasil panen. Tujuan

revolusi hijau adalah untuk meningkatkan produksi pertanian petani dengan melakukan

penelitian untuk menghasilakan bibit unggul.


Berikut ini

adalah latar belakang munculnya revolusi hijau, antara lain:

1.

Hancurnya lahan pertanian hampir

di seluruh dunia akibat perang dunia pertama dan perang dunia kedua.

2.

Pertambahan jumlah penduduk menimbulkan

peningkatkan permintaan kebutuhan pangan.

3.

Banyaknya lahan tidur atau

lahan yang tidak diolah oleh pemilik tanah.

4.

Adanya lahan pertanian yang

rusak sebagai akibat pencemaran limbah atau pencemaran radiasi

5.

Adanya keinginan

untukmeningkatkan produksi pangan.

Revolusi Hijau di Indonesia dikenal dengan

gerakan bimbingan masyarakat (Bimas). Bimas adalah program nasional pemerintah


orde baru untuk meningkatkan produksi pangan sehingga mampu melakukan swasembada

beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi oleh kepercayan bahwa beras adalah

komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial.

Gerakan Bimas akhirnya berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras, tetapi hanya
mampu dilakukan dalam waktu lima tahun saja, yakni antara tahun 1984 hingga tahun1989. Sehingga
secara umum gerakan revolusi hijau tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah
negara dengan swasembada pangan secara tetap.

Gerakan Bimas terdiri dari tiga

komponen pokok, yaitu:

1. Penggunaan teknologi yang sering disebut dengan Panca Usaha Tani.

2. Penerapan kebijakan

harga sama.

3. Dilakukannya dukungan kredit dan infrastruktur pada usaha

pertanian.

Revolusi hijau dilakukan atas empat pilar penting, yakni:

1.

Penyediaan

air bagi tanaman melalui sistem irigasi yang modern.


2.

Pemakaian

pupuk kimia pada tanaman secara optimal.

3.

Pemakaian

pestisida pada tanaman yang disesuaikan dengan tingkat serangan organisme atau

hama pengganggu.

4.

Penggunaan

bibit atau varietas unggul pada tanaman pertanian.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/7185624#readmore

Mapel : SejarahMapel :

Kelas : XII SMA

Kategori : Dampak revolusi

pertanian pada masa orde baru

Kata kunci : Revolusi hijau,

varietas unggul, teknologi pangan


Dampak revolusi hijau terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan dan perkotaan pada
masa orde baru terdiri atas 2 bagian, yakni dampak positif dan dampak negative.

Dampak positif revolusi hijau terdiri atas:

1.

Revolusi hijau melahirkan tanaman baru

yang unggul berkat usia pertumbuhannya yang pendek, sehingga panen hasil

tanaman dapat dilakukan menjadi dua kali setahun dari yang sebelumnya hanya

sekali setahun. Pertambahan jumlah panen ini juga berdampak positif terhadap

bidang ketenagakerjaan karena panen yang lebih banyak juga membutuhkan jumlah

tenaga kerja yang lebih banyak.

2.

Revolusi hijau meningkatkan

pendapatan para petani dengan adanya kelebihan sistem pertanian yang baru

dengan bantuan teknologi.

3.

Petani jadi paham akan pentingnya

teknologi.

4.

Revolusi hijau yang menghasilkan

panen yang melimpah mampu meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat


Dampak negatif revolusi hijau terdiri atas:

1.

Penggunaan teknologi modern sebagai

hasil revolusi hijau hanya dirasakan oleh petani kaya sehingga peningkatan

produksi pangan tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan petani secara umum.

2.

Ketergantungan petani pada pupuk

kimia dan zat kimia pembasmi hama hasil revolusi hijau berdampak pada tingginya

biaya produksi yang harus ditanggung terutama pada petani kecil.

3.

Revolusi hijau menyebabkan uang sebagai

factor utama dalam perekonomian sehingga mempengaruhi pola hubungan sosial.

4.

Revolusi hijau mempengaruhi sistem

bagi hasil yang dulu dianut masyarakat. Dimana sebelumnya sistem panen dilakukan

secara bersama-sama, namun setelah adanya revolusi hijau sistem panen bersama –

sama berubah menjadi sistem upah.

Pembahasan:

Revolusi hijau atau revolusi agraria merupakan suatu perubahan


cara bertani masyarakat dari yang sebelumnya menggunakan cara tradisional

berubah menggunakan cara modern dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas

pertanian.

Cara modern dalam revolusi hijau tersebut dapat dilihat dengan memproduksi

biji - bijian dari percobaan dan penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari

varietas gandum, padi, jagung yang mampu meningkatkan hasil panen. Tujuan

revolusi hijau adalah untuk meningkatkan produksi pertanian petani dengan melakukan

penelitian untuk menghasilakan bibit unggul.

Berikut ini

adalah latar belakang munculnya revolusi hijau, antara lain:

1.

Hancurnya lahan pertanian hampir

di seluruh dunia akibat perang dunia pertama dan perang dunia kedua.

2.

Pertambahan jumlah penduduk menimbulkan

peningkatkan permintaan kebutuhan pangan.

3.

Banyaknya lahan tidur atau

lahan yang tidak diolah oleh pemilik tanah.


4.

Adanya lahan pertanian yang

rusak sebagai akibat pencemaran limbah atau pencemaran radiasi

5.

Adanya keinginan

untukmeningkatkan produksi pangan.

Revolusi Hijau di Indonesia dikenal dengan

gerakan bimbingan masyarakat (Bimas). Bimas adalah program nasional pemerintah

orde baru untuk meningkatkan produksi pangan sehingga mampu melakukan swasembada

beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi oleh kepercayan bahwa beras adalah

komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial.

Gerakan Bimas akhirnya berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras, tetapi hanya
mampu dilakukan dalam waktu lima tahun saja, yakni antara tahun 1984 hingga tahun1989. Sehingga
secara umum gerakan revolusi hijau tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah
negara dengan swasembada pangan secara tetap.

Gerakan Bimas terdiri dari tiga

komponen pokok, yaitu:

1. Penggunaan teknologi yang sering disebut dengan Panca Usaha Tani.


2. Penerapan kebijakan

harga sama.

3. Dilakukannya dukungan kredit dan infrastruktur pada usaha

pertanian.

Revolusi hijau dilakukan atas empat pilar penting, yakni:

1.

Penyediaan

air bagi tanaman melalui sistem irigasi yang modern.

2.

Pemakaian

pupuk kimia pada tanaman secara optimal.

3.

Pemakaian

pestisida pada tanaman yang disesuaikan dengan tingkat serangan organisme atau

hama pengganggu.

4.

Penggunaan

bibit atau varietas unggul pada tanaman pertanian.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/7185624#readmore


Mapel : SejarahMapel :

Kelas : XII SMA

Kategori : Dampak revolusi

pertanian pada masa orde baru

Kata kunci : Revolusi hijau,

varietas unggul, teknologi pangan

Dampak revolusi hijau terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan dan perkotaan pada
masa orde baru terdiri atas 2 bagian, yakni dampak positif dan dampak negative.

Dampak positif revolusi hijau terdiri atas:

1.

Revolusi hijau melahirkan tanaman baru

yang unggul berkat usia pertumbuhannya yang pendek, sehingga panen hasil

tanaman dapat dilakukan menjadi dua kali setahun dari yang sebelumnya hanya

sekali setahun. Pertambahan jumlah panen ini juga berdampak positif terhadap

bidang ketenagakerjaan karena panen yang lebih banyak juga membutuhkan jumlah

tenaga kerja yang lebih banyak.

2.

Revolusi hijau meningkatkan


pendapatan para petani dengan adanya kelebihan sistem pertanian yang baru

dengan bantuan teknologi.

3.

Petani jadi paham akan pentingnya

teknologi.

4.

Revolusi hijau yang menghasilkan

panen yang melimpah mampu meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat

Dampak negatif revolusi hijau terdiri atas:

1.

Penggunaan teknologi modern sebagai

hasil revolusi hijau hanya dirasakan oleh petani kaya sehingga peningkatan

produksi pangan tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan petani secara umum.

2.

Ketergantungan petani pada pupuk

kimia dan zat kimia pembasmi hama hasil revolusi hijau berdampak pada tingginya

biaya produksi yang harus ditanggung terutama pada petani kecil.

3.

Revolusi hijau menyebabkan uang sebagai

factor utama dalam perekonomian sehingga mempengaruhi pola hubungan sosial.


4.

Revolusi hijau mempengaruhi sistem

bagi hasil yang dulu dianut masyarakat. Dimana sebelumnya sistem panen dilakukan

secara bersama-sama, namun setelah adanya revolusi hijau sistem panen bersama –

sama berubah menjadi sistem upah.

Pembahasan:

Revolusi hijau atau revolusi agraria merupakan suatu perubahan

cara bertani masyarakat dari yang sebelumnya menggunakan cara tradisional

berubah menggunakan cara modern dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas

pertanian.

Cara modern dalam revolusi hijau tersebut dapat dilihat dengan memproduksi

biji - bijian dari percobaan dan penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari

varietas gandum, padi, jagung yang mampu meningkatkan hasil panen. Tujuan

revolusi hijau adalah untuk meningkatkan produksi pertanian petani dengan melakukan

penelitian untuk menghasilakan bibit unggul.

Berikut ini

adalah latar belakang munculnya revolusi hijau, antara lain:


1.

Hancurnya lahan pertanian hampir

di seluruh dunia akibat perang dunia pertama dan perang dunia kedua.

2.

Pertambahan jumlah penduduk menimbulkan

peningkatkan permintaan kebutuhan pangan.

3.

Banyaknya lahan tidur atau

lahan yang tidak diolah oleh pemilik tanah.

4.

Adanya lahan pertanian yang

rusak sebagai akibat pencemaran limbah atau pencemaran radiasi

5.

Adanya keinginan

untukmeningkatkan produksi pangan.

Revolusi Hijau di Indonesia dikenal dengan

gerakan bimbingan masyarakat (Bimas). Bimas adalah program nasional pemerintah

orde baru untuk meningkatkan produksi pangan sehingga mampu melakukan swasembada

beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi oleh kepercayan bahwa beras adalah

komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial.
Gerakan Bimas akhirnya berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras, tetapi hanya
mampu dilakukan dalam waktu lima tahun saja, yakni antara tahun 1984 hingga tahun1989. Sehingga
secara umum gerakan revolusi hijau tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah
negara dengan swasembada pangan secara tetap.

Gerakan Bimas terdiri dari tiga

komponen pokok, yaitu:

1. Penggunaan teknologi yang sering disebut dengan Panca Usaha Tani.

2. Penerapan kebijakan

harga sama.

3. Dilakukannya dukungan kredit dan infrastruktur pada usaha

pertanian.

Revolusi hijau dilakukan atas empat pilar penting, yakni:

1.

Penyediaan

air bagi tanaman melalui sistem irigasi yang modern.

2.

Pemakaian
pupuk kimia pada tanaman secara optimal.

3.

Pemakaian

pestisida pada tanaman yang disesuaikan dengan tingkat serangan organisme atau

hama pengganggu.

4.

Penggunaan

bibit atau varietas unggul pada tanaman pertanian.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/7185624#readmore

2. Pengaruh Revolusi Hijau terhadap Perubahan Sosial Ekonomi di Pedesaan


dan Perkotaan pada Masa Orde Baru

Sebelum Revolusi Hijau, produksi padi yang merupakan bahan pangan utama di Indonesia
masih bergantung pada cara pertanian dengan mengandalkan luas lahan dan teknologi yang
sederhana. Pada periode kemudian, intensifikasi pertanian menjadi tumpuan bagi
peningkatan produksi pangan nasional. Usaha peningkatan produksi pangan di Indonesia
sudah dilakukan sejak tahun 1950-an.

Pada waktu itu, pemerintah menerapkan kebijakan Rencana Kemakmuran Kasimo. Program
itu dilakukan pada kurun waktu tahun 1952–1956. Keinginan mencapai produksi pangan
yang tinggi kemudian dilanjutkan. Beberapa program baru dilaksanakan, seperti program
padi sentra pada tahun 1959– 1962 dan program bimbingan masyarakat (bimas) pada tahun
1963–1965.

Program-program tersebut telah merintis penerapan prinsip-prinsip Revolusi Hijau di


Indonesia melalui pelaksanaan kegiatan Pancausaha Tani yang mencakup intensifikasi dan
mekanisasi pertanian. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah (departemen
pertanian), seperti “Bimas (Bimbingan Massal), Intensifikasi Masal (Inmas), Insus
(Intensifikasi Khusus), Opsus (Operasi Khusus).
Insus dan Opsus lebih menekankan pada peningkatan partisipasi petani secara kelompok
dan aparat pembina dalam meningkatkan produksi. Insus merupakan upaya intensifikasi
kelompok guna meningkatkan potensi lahan, sedangkan opsus merupakan upaya
menjangkau lahan yang belum diintensifikasi dan mencoba memberi rangsangan dalam
peningkatan produksi.

Berbagai usaha yang telah dilakukan belum berhasil menutupi kebutuhan pangan yang
besar. Produksi beras per tahun menunjukkan kenaikan dari 5,79 juta ton pada tahun 1950
menjadi 8,84 juta ton pada tahun 1965. Namun, jumlah beras yang tersedia per jiwa masih
tetap rendah sehingga impor beras masih tetap tinggi. Ketika ekonomi nasional memburuk
pada awal tahun 1960-an, persediaan beras nasional juga menurun.

Akibatnya, harga beras meningkat dan masyarakat sulit mendapatkan beras di pasar. Ketika
Pelita I dimulai pada tahun 1969, sebuah rencana peningkatan hasil tanaman pangan
khususnya beras dilakukan melalui program intensifikasi masyarakat (inmas). Program
inmas tersebut untuk melanjutkan program bimbingan masyarakat (bimas).

Pusat-pusat penelitian itu tidak hanya bergantung pada pembudidayaan jenis padi yang
telah dikembangkan oleh IRRI. Para peneliti Indonesia juga melakukan penyilangan
terhadap jenis padi lokal. Mereka berhasil menemukan jenis padi baru yang lebih
berkualitas, baik dalam penanaman, tingkat produksi, maupun rasa dengan memanfaatkan
teknologi baru yang ada. Hasilnya, beberapa jenis benih unggul yang dikenal sebagai padi
IR, PB, VUTW, C4, atau Pelita ditanam secara luas oleh para petani Indonesia sejak tahun
1970-an.

Perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia mengalami pasang surut karena faktor alam
ataupun kerusakan ekologi. Hal ini tentu saja memengaruhi persediaan beras nasional. Pada
tahun 1972, produksi beras Indonesia terancam oleh musim kering yang panjang. Usaha
peningkatan produksi beras nasional sekali lagi terganggu karena serangan hama dengan
mencakup wilayah yang sangat luas pada tahun 1977. Produksi pangan mengalami kenaikan
ketika program intensifikasi khusus (insus) dilaksanakan pada tahun 1980.

Hasilnya, Indonesia mampu mencapai tingkat swasembada beras dan berhenti mengimpor
beras pada tahun 1984. Padahal, pada tahun 1977 dan 1979 Indonesia merupakan
pengimpor beras terbesar di dunia. Selain memanfaatkan jenis padi baru yang unggul,
peningkatan produksi beras di Indonesia didukung oleh penggunaan pupuk kimia,
mekanisasi pengolahan tanah, pola tanam, pengembangan teknologi pascapanen,
penggunaan bahan kimia untuk membasmi hama pengganggu, pencetakan sawah baru, dan
perbaikan serta pembangunan sarana dan prasarana irigasi.
Selain kebijakan intensifikasi, Indonesia juga melakukan pencetakan sawah baru. Sampai
tahun 1985, sudah terdapat 4,23 juta hektar sawah beririgasi terutama di Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara Barat dibandingkan sekitar 1,8 juta hektar pada tahun 1964. Selama empat
pelita, telah dibangun dan diperbaiki sekitar 8,3 juta hektar sawah beririgasi.

Dengan demikian Revolusi Hijau memberikan pengaruh yang positif dalam pengadaan
pangan. Sejak tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota FAO (Food and Agricultur
Organization). FAO telah banyak memberi bantuan untuk pengembangan pertanian.
Keberhasilan Indonesia dalam swasembada pangan dibuktikan dengan adanya penghargan
dari FAO pada tahun 1988. Hal ini berarti Indonesia telah dapat mengatasi masalah pangan

Read more: Dampak Revolusi Hijau dan Industrialisasi Pada Masa Orde Baru | Materi SMA
Online http://www.materisma.com/2014/08/dampak-revolusi-hijau-dan.html#ixzz5QRc5SA6B

Anda mungkin juga menyukai