Anda di halaman 1dari 14

A.

Struktur Organ Perkemihan


1. Ginjal
Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan
homeostatis cairan tubuh secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk
mempertahankan homeostatic dengan mengatur volume cairan,
keseimbanangan osmotic, asam basa, ekskresi sisa metabolism, sitem
pengaturan hormonal dan metabolisme. Ginjal terletak dalam rongga
abdomen, retroperitoneal primer kiri dan kanan kolumna vertebralis,
dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat dibelakang peritoneum.
(Syaifuddin: 2012)
Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari
ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri karena hati menduduki
ruang banyak disebelah kanan.
Tiap –tiap ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, tebal
2,5 cm. Ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan, berat ginjal pada
laki-laki dewasa 150-170 gram, wanita dewasa 115-155 gram. Bentuk
ginjal seperti kacang, sisi dalam menghadap ke vertebra torakalis, sisi
luarnya cembung dan diatas setiap ginjal terdapat sebuah kelenjar
suprarenal. (Syaifuddin: 2012)

1.1 Struktur Ginjal


Setiap ginjal dilingkupi kapsul kapsul tipis dari jarinagn
fibrus yang rapat membungkusnya dan membentuk pembungkus
yang halus. Didalamnya terdapat struktur-struktur ginjal.
Warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian kortesk dibagian luar,
dan bagian medulla disebelah dalam.
a. Bagian medulla ini tersusun atas 15-16 massa berbentuk
pyramid yang disebut piramis ginjal. Puncaknya langsung
mengarah ke hilum dan berakhir di kalies. Kalies ini
menghubungkannya dengan pelvis ginjal.
b. Bagian korteks berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan
bergranula. Substansi ini tepat dibawah tunika fibrosa,
melengkung sepanjang basis pyramid dinamakan kolumna
renalis.

1.2 Pembungkus ginjal


Ginjal dibungkus oleh suatu massa jaringan lemak yang
disebut kapsula adiposa. Bagian yang paling tebal terdapat pada
tepi ginjal yang memanjang melalui hilus renalis. Ginjal dan
kapsula adipose tertutup oleh suatu lamina khusus dari fasia
subserosa yang disebut dengan fasia renalis yang terdapat diantara
lapisan dalam dari fasia profunda dan stratum fasia subserosa
internus. Fasia subserosa terpecah menjadi dua bagian yaitu
lamella anterior (fasia prerenalis) dan lamella posterior (fasia
retrorenalis).

1.3 Struktur Mikroskopis Ginjal


Satuan fungsional ginjal disebut nefron. Ginjal mempunyai
lebih kurang 1,3 juta nefron yang selama 24 jam dapat menyaring
170 liter darah dari arteri renalis. Lubang-lubang yang terdapat
pada pyramid renal masing-masing membentuk simpul 1 badan
malphigi yang disebut glomerulus.
Nefron adalah massa tubulus mikroskopis ginjal yang
merupakan satuan fungsional ginjal. Nefron menyaring darah dan
mengontrol komposisinya. Setiap nefron berawal dari berkas
kapiler yang terdiri dari:
1. Glomerulus merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang
terletak di dalam kapsula bowman (ujung buntu tubulus ginjal
yang bentuknya seperti kapsula cekung menutupi glomerulus
yang saling melilitkan diri). Glomerulus menerima darah dari
arteriola aferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui
arteriola eferen. Natrium secara bebas difiltrasi dalam
glomerulus sesuai dengan konsentrasi dalam plasma. Kalium
juga difiltrasi secara bebas. Diperkirakan 10-20% kalium
plasma terikat oleh protein dan tidak bebas difiltrasi sehingga
kalium dalam keadaan normal.
2. Tubulus proksimal konvulta, tubulus ginjal yang langsung
berhubungan dengan kapsula Bowman dengan panjang 15 mm
dan diameter 55 mm. Bentuknya berkelok-kelok menjalar dari
korteks ke bagian medula dan kembali ke korteks. Sekitar 2/3
dari natrium yang terfiltrasi diabsorpsi secara isotonic bersama
klorida dan melibatkan transportasi aktif natrium. Peningkatan
reabsorpsi natrium akan mengurangi pengeluaran air dan
natrium. Hal ini dapat mengganggu pengenceran dan
pemekatan urine yang normal. Kalium diresorpsi lebih dari
70% kemungkinan dengan mekanisme transportasi aktif akan
terpisah dari resorpsi natrium.
3. Ansa Henle, bentuknya lurus dan tebal, diteruskan ke segmen
tipis selanjutnya ke segmen tebal, panjangnya 12 mm, total
panjang ansa henle 2-14 mm. Klorida secara aktif diserap
kembali pada cabang asendens ansa henle dan natrium
bergerak secara pasif untuk mempertahankan kenetralan
listrik. Sekitar 25% natrium yang difiltrasi diserap kembali
karena nefron bersifat tidak permeable terhadap air. Resorpsi
klorida dan natrium dipras asendens penting untuk pemekatan
urin karena membantu mempertahankan integritas gradiens
konsentrasi medulla. Kalium terfiltrasi sekitar 20-25%
diabsorpsi pada pras asendens lengkung henle proses pasti
terjadi karena gradient elektrokimia yang timbul sebagai
akibat dari reabsorpsi aktif klorida pada segmen nefron ini.
4. Tubulus distal konvulta, bagian tubulas ginjal yang berkelok-
kelok dan jauh letaknya dari kapsula bowman, panjangnya 5
mm. Tubulus distal dari masing-masing nefron bermuara ke
duktus koligens yang panjangnya 20 mm. Masing-masing
duktus koligens berjalan melalui korteks dan medulla ginjal,
bersatu membentuk suatu duktus yang berjalan lurus dan
bermuara ke dalam duktus bellini seterusnya menuju kaliks
minor ke kaliks mayor. Akhirnya mengososngkan isinya
kedalam pelvis renalis pada apek masing-masing pyramid
medulla ginjal. Panjang nefron keseluruhan ditambah dengan
duktus koligens 45-65 mm. Nefron yang berasal dari
glomerulus korteks (nefron korteks) mempunyai ansa henle
yang memanjang kedalam pyramid medulla. Dalam keadaan
normal sekitar 5-10 % Natrium terfiltrasi mencapai daerah
reabsorpsi dibagian distal. Mekanisme pasti reabsorpsi
natrium pada daerah ini ditukar dengan ion Hidrogen atau
kalium dibawah pengaruh aldosterone.
Sekresi kalium terjadi secara murni. Suatu proses pasif yang
terjadi karena gradient elektrokimia yang ditimbulkan oleh
perbedaan besar potensial pada segmen nefron ini. Gradien ini
dipertahankan oleh pertukaran aktif natrium dan kalium pada
membrane basolateral sel tubulus. Mekanisme ini
dikendalikan oleh aldosterone yang mengendalikan tubulus
distal terhadap sekresi kalium.
5. Duktus koligen medulla, bukan merupakan saluran metabolic
tidak aktif, tetapi pengaturan secara halus ekskresi natrim
urine terjadi disini dengan aldosteron yang paling berperan
terhadap reabsorpsi natrium. Duktus ini memiliki kemampuan
mereabsorpsi dan menyekresi kalium. Ekskresi aktif kalium
diperlihatkan pada duktus koligen kortikal dan dikendalikan
oleh aldosterone. Reabsorpsi aktif kalium murni terjadi dalam
duktus koligen medulla.
2. Aparatus juksta glomerulus
Arteriol aferen dan ujung akhir ansa henle asendens tebal, nefron
yang sama bersentuhan untuk jarak yang pendek. Pada titik
persentuhan sel tubulus (ansa Henle) asendens menjadi tinggi
dinamakan macula densa, dinding arteriola yang bersentuhan
dengan ansa Henle menjadi tebal karena sel-selnya mengandung
butir-butir sekresi renin yang besar yang disebut sel juksta
glomerulus. Makula densa dan sel juksta glomerulus erat sekali
kaitannya dengan pengaturan volume cairan ekstrasel dan tekanan
darah.

2.1 Elektromikroskopis glomerulus


Glomerulus berdiameter 200 µm,dibentuk oleh invaginasi suatu
anyaman kapiler yang menempati kapsula Bowman, mempunyai
dua lapisan seluler yang memisahkan darah dari dalam kapiler
glomerulus dan filtrate dalam kapsula Bowmna yaitu lapisan
endotel kapiler dan lapisan epitel khusus yang terletak diatas
kapielr glomerulus.
Kedua lapisan ini dibatasi oleh lamina basalis, disamping
itu terdapat sel-sel stelata yang disebut sel masanglal. Sel ini mirip
dengan sel parasite yang terdapat pada dinding kapiler seluruh
tubuh. Zat –zat ini bermuatan netral, diameter 4 nm, dapat melalui
membrane glomerulus dan zat yang lebih dari 8 nm hampir
semuanya terhambat. Disamping diameter bermuatan molekul,
juga mempengaruhi daya tembus glomerulus sehingga tidak dapat
melewati glomerulus.

2.2 Peredaran Darah Ginjal


Ginjal mendapat darah dari arteri renalis merupakan cabang dari
aorta abdominalis, sebelum masuk kedalam massa ginjal. Arteri
renalis mempunyai cabang yang besar yaitu arteri renalis anterior
dan yang kecil renalis posterior. Cabang anterior memberikan
darah untuk ginjal anterior dan ventral. Cabang posterior
memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsal.
Diantara kedua cabang ini terdapat suatu garis (Brudels line) yang
terdapat di sepanjang margo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak
terdapat pembuluh darah sehingga, kedua cabang ini akan
menyebar sampai kebagian anterior dan posterior dari kolisis
sampai ke medulla ginjal, terletak diantara pyramid dan disebut
arteri interlobularis.
Setelah sampai didaerah medulla membelok 90 derajat
melalui basis pyramid yang disebut arteri Arquarta. Pembuluh ini
akan bercabang menjadi arteri interlobularis yang berjalan tegak
kedalam korteks berakhir sebagai:
1. Vasa aferen glomerulus untuk 1-2 glomerulus
2. Pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar dalam korteks
tanpa berhubungan dengan glomeralis.
3. Pembuluh darah menembus kapsula Bowman.
Dari glomerulus keluar pembuluh darah aferen, selanjutnya
terdapat suatu anyaman yang mengelilingi tubuli kontorti.
Disamping itu ada cabang yang lurus menuju ke pelvis renalis
memberikan darah untuk ansa Henle dan duktus koligen yang
dinamakan arteri rektal (A.spuipari). Dari pembuluh rambut ini
darah kemudian berkumpul dalam pembuluh kapiler vena,
bentuknya seperti bintang disebut vena stellate berjalan ke vena
interlumbalis.
Pembuluh limfa mengikuti perjalanan A. renalis menuju ke
nodi limfatikus aorta lateral yang terdapat disekitar pangkal
A.renalis, dibentuk oleh pleksus yang berasal dari massa ginjal,
kapsula fibrosa dan bermuara di nodus lateral aortika.

2.3 Persarafan Ginjal


Saraf ginjal lebih kurang 15 ganglion. Ganglion ini membentuk
pleksus renalis yang berasal dari cabang yang terbawah dan diluar
ganglion pleksus seliaka, pleksus aukustikus, dan bagian bawah
splenikus. Pleksus renalis bergabung dengan pleksus spermatikus
dengan cara memberikan beberapa serabut yang dapat
menimbulkan nyeri pada testis pada kelainan ginjal.
2.4 Fungsi Ginjal
Pembentukan urine adalah untuk mempertahankan homeostatis
dengan mengatur volume dan komposisi darah. Proses ini meliputi
pengeluaran larutan sampah organic produk metabolism. Produk
sampah yang perlu mendapat perhatian adalah urea, kreatinin, dan
asam urat. Produk sampah ini larut dalam aliran darah dan hanya
dapat dibuang dengan dilarutkannya urine. Pembuangan bahan-
bahan sampah ini disertai dengan kehilangan air yang tidak dapat
dihindarkan.
Ginjal dapat menjamin bahwa cairan yang hilang tidak
mengandung substrat organic yang sangat bermanfaat yang
terdapat dalam plasma darah, seperti gula dan asam amino. Bahan
bernilai ini harus diserap kembali untuk digunakan oleh jaringan.
Fungsi Ginjal:
1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air
dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine
(kemih) yang encer dalam jumlah besar. Kekurangan air
(kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat, sehingga susunan
dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
2. Mengatur keseimbangan osmotic dan memperthankan
keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan
elektrolit). Bila terjadi pemasukan /pengekuaran yang abnormal
ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan /penyakit
perdarahan (diare dan muntah) ginjal akan meningkatkan
ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca, dan fosfat).
3. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh, bergantung
pada apa yang dimakan. Campuran makanan menghasilkan
urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6, disebabkan
hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-
sayuran, urine akan bersifat basa, pH urin bervariasi antara 4,8-
8,2. Ginjal menyeksresi urin sesuai dengan perubahan pH
darah.
4. Ekskresi sisa-sia hasil metabolisme (ureum, asam urat,
kreatinin), zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme
hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
5. Fungsi hormonal dan metabolism. Ginjal menyekresi hormone
renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan
darah (sitem renin angiotensin aldosterone); membentuk
eritropoiesis; mempunyai peranan penting untuk memproses
pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Disamping itu
ginjal juga membentuk hormone dihidroksikolekasiferol
(vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorpsi ion kalsium
di usus.
3. Ureter
Ureter terdiri dari dua buah saluran, masing-masing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25-30
cm, dengan penampang 0,5 cm, mempunyai 3 jepitan disepanjang
jalan. Piala ginjal berhubungan dengan ureter, menjadi kaku ketika
melewati tepi pelvis dan ureter menembus kendung kemih.
Lapisan ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah (otot polos)
3. Lapisan sebelah dalam (mukosa)
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic
setiap 5 menit sekali untk mendorong air kemih masuk
kedalam kandung kemih (vesika urinaria). Pelvis ginjal (pelvis
ureter) bagian ujung atasnya melebar membentuk corong,
terletak didalam hilus ginjal, berjalan vertical ke bawah di
belakang peritoneum parietal, melekata pada muskulus psoas
yang memisahkan dengan prosesus transversus vertebrae
lumbalis.
Pembagian ureter menurut tempatnya:
1. Pars abdominalis ureter. Dalam kavum abdomen ureter
terletak dibelakang peritoneum, sebelah media anterior
M.psoas mayor, ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa
spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara obliq,
selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis menyilang
arteri iliaka eksterna. Ureter kanan terletak pada pars
desendens duodenum, sewaktu turun kebawah terdapat di
kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vasa iliak
iliokolika, dekat aperture pelvis akan dilewati oleh bagian
bawah mesenterium den bagian akhir ileum. Ureter kiri
disilang oleh vasa koplika sinistra dekat aperture pelvis
superior, berjalan dibelakang kolon sigmoid dan
mesenterium.
2. Pars pelvis ureter, berjalan pada bagian dinding lateral dari
kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insisura iskiadika
mayor dan tertutup oleh peritoneum. Ureter dapat
ditemukan didepan arteri hipogastrika bagian dalam nervus
obturatoris, arteri vasialis anterior dan arteri hemoroidalis
media. Pada bagian bawah insisura iskiadika mayor ureter
agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral
dari vesika urinaria.

3.1 Ureter Pria dan Wanita


Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis bagian
atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh
pleksus vesikalis. Akhirnya ureter berjalan obliq sepanjang
2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral
dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria,
dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup pada
waktu vesika urinaria penuh, membentuk katup (valvula)
dan mencegah pengembalian urine dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat dibelakang fossa
ovarika, berjalan ke bagian medial dan kedepan bagian
lateralis serviks uteri bagian atas vagina untuk mencapai
fundus vesika urinaria. Dalam perjalanan ureter didampingi
oleh arteri uterine sepanjang 2,5 cm. Selanjutnya arteri ini
menyilang ureter dan menuju keatas diantara lapisan
ligamentum latum. Ureter mempunyai jarak 2 cm dari sisi
serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter
tempat mudah terjadi penyumbatan:
1. Pada ureter pelvis junction diameter 2 mm.
2. Penyilangan vassa iliaka diameter 4 mm
3. Pada saat masuk ke vesika urinaria diameter 1-5 mm

3.2 Pembuluh Darah Ureter


Pembuluh darah yang memperdarahi ureterus adalah arteri
renalis, arteri spermatika interna, arteri hipogastrika, dan
arteri vesikalis inferior.

3.3 Persarafan Ureter


Cabang dari pleksus mesentrikus inferior, pleksus spermatikus, dan
pleksus pelvis. Sepertiga bawah dari ureter terisi sel-sel saraf yang
bersatu dengan rantai eferen dan nervus vagus. Rantai aferen dari
nervus torakalis XI, XII, dan nervus lumbalis. Nervus vagus
mempunyai rantai aferen untuk ureter.

4. Vesika Urinaria
Vesika urinaria terletak tepat dibelakang os pubis. Bagian ini
tempat menyimpan urine, berdinding otot kuat, bentuknay bervariasi
sesuai dengan jumlah urine yang dikandung. Vesika urinaria pada
waktu kosong terletak di apeks vesika urinaria dibelakang tepi atas
simfisis pubis. Permukaan posterior vesika urinaria berbentuk segitiga,
merupakan muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
Bagian atas permukaan vesikas urinaria ditutup oleh peritoneum
yang membentuk dinding anterior. Bagian bawah permukaan posterior
dipisahkan dari rectum oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan
vesika retrovesikalis. Permukaan superior seluruhnya ditutupi oleh
peritoneum dan berbatas dengan gulungan ileum dan kolon sigmoid,
sepanjang lateral permukaan peritoneum melipat ke dinding lateral
pelvis. Apabila vesika urinaria terisi penuh, permukaan superior
membesar dan menonjol keatas masuk, kedalam rongga abdomen.
Peritoneum menutupi bagian bwah dinding anterior kolumna vesika
urinaria, terletak dibwah vesika urinaria dan permukaan atas prostat.
Serabut otot polos dinding vesika urinaria dilanjutkan sebagai serabut
otot polos prostat kollum vesika urinaria yang dipertahankan pada
tempatnya pada pria oleh ligamentum puboprostatika dan pada wanita
ligamentum pubovesikalis, yang merupakan penebalan fasia pelvis.
Membrane mukosa vesi,ka urinaria dalam kedaan kosong berlipat-
lipat. Lipatan ini menghilang apabila vesika terisi penuh. Daerah
membran mukosa permukaan dalam adalah basis vesika urinaria yang
dinamakan juga terigonum. Ureter menembus dindng vesika urinaria
secara miring membuat seperti katup untuk mencegah aliran balik
urine ke ginjal pada waktu vesika urinaria terisi.
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos, tersusun dan
saling berkaitan disebut M.detrusor visika. Peredaran darah vesika
urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang
merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk
pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus
prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna. Pembuluh
limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe kedalam nodi limfatik
iliaka interna dan nodi limfatik iliaka eksterna.
Persarafan berasal dari pleksus hipogastrika inferior, serabut
ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis 1 dan 2 berjalan
turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut
preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis
yang berasal dari nervus sakralis II, III, dan IV berjalan melalui
hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari vesika
urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splangnikus
pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus
masuk ke dalam segmen lumbal I dan II medulla spinalis.

4.1 Pengisian dan Pengosongan Vesika Urinaria


Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam
berkas spiral longitudinal dan sirkuler. Lapisan otot yang tidak
terlihat. Kontraksi peristaltic teratur 1-5 kali/menit menggerakkan
urine dari pelvis renalis ke vesika urinaria, disemprotkan setiap
gelombang peristaltik. Ureter berjalan miring melalui dinding
vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup kecuali selama
gelmbang peristaltic dan mencegah urine tidak kembali ke ureter.
Kontraksi otot M. detrusor bertanggung jawab untuk
pengosongan vesika urinaria selama berkemih (mikturisi). Berkas
otot berjalan pada sisi uretra. Serabut ini dinamakan sfingter uretra
interna. Sepanjang uretra terdapat sfingter uretra membranosa
(sfingter uretra eksterna).

5. Berkemih
Berkemih merupakan suatu reflex spinalis yang dipermudah dan
dihambat oleh pusat saraf lebih tinggi dikendalikan oleh pusat saraf di
otak. Reflex diawali dengan peregangan otot vesika urinary waktu
terisi oleh urine. Impuls aferens berjalan menuju nervus splangnikus
dan sfingter ini melemas bila urine masuk ke pelvikus dank e segmen
sakralis II, III, dan IV medulla spinalis. Impuls eferens meninggalkan
medulla spinalis dari segmen yang sama, berjalan melalui serabut saraf
preganglion parasimpatis menuju nervus splangnikus pelvikus dan
pleksus hipogastrikus inferior menuju dinding vesika urinary,
bersinaps dengan neuron postganglion. Melalui lintasan saraf ini otot
polos vesika urinaria (M. detrusor) berkontraksi dan sfingter vesika
dibuat lemas. Impuls eferens juga berjalan ke sfingter uretra melalui
nervus pudendus (nervus II, III, dan IV) dan sfingter ini melemas bila
urine masuk ke uretra. Impuls aferens tambahan berjalan ke medulla
spinalis dari uretra memperkuat reflex.
Pada anak muda, berkemih merupakan reflex sederhana dan
belangsung apabila vesika urinaria tegang. Pada orang dewasa reflex
regang sederhana dihambat oleh aktivitas korteks serebri sampai waktu
dan tempat berkemih tersedia. Serabut penghambat berjalan ke bawah
bersama menuju segmen sakralis II, III, dan IV medulla spinalis.
Kontraksiureter yang menutup uretra dikendalikan secara volunteer.
Pengendalian volunteer berkemih dalam keadaan normal selama tahun
pertama dan kedua kehidupan.
6. Uretra
Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih
dan fungsinya menyalurkan urine keluar.
6.1 Uretra Pria
Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna didalam
vesikaurinaria sampai orifisium uretra eksterna pada penis,
panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari;
a. Uretra prostatika, merupakan saluran terlebar, panjangnya 3 cm,
berjalan hampir vertikal melalui glandula prostat, mulai dari basis
sampai ke apeks dan lebih dekat kepermukaan anterior. Bentuk
salurannya seperti kumparan yang bagian tengah lebih luas, makin
kebawah makin dangkal kemudian bergabung dengan pars
membranasea. Potongan transversal saluran ini menghadaap ke
depan. Pada dinding posterior terdapat krista uretralis yang
berbentuk penonjolan membran mukosa dan jaringan dibawahnya
degan panjang 15-17 cm tinggi 3 cm, pada kiri dan kanan krista
uretralis terdapat sinus prostatikus yang ditembus oleh orifisum
duktus prostatikus. Dari lobus lateralis glandula postata dan duktus
dari lobus medial glandula prostat bermuara dibelakang krista
uretralis uretralis. Bagian depan dari krista uretralis terdapat
tonjolan

Anda mungkin juga menyukai