Soekarno
Pendidikan :
Penghargaan :
Ayah dan ibu beliau bertemu di Bali ketika ayahnya menjadi guru di Bali dan Ibunya
merupakan bangsawan di Bali, Soekarno memiliki saudara kandung perempuan bernama
Sukarmini.
Sukarno terlahir dengan nama Kusno pada 6 Juni 1901 di Surabaya dari seorang ibu
keturunan bangsawan Bali bernama Ida Ayu Nyoman Rai dan ayahnya adalah keturunan
Sultan Kediri bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo. Berdasarkan silsilah keluarga, darah
pejuang sudah mengalir kental dalam diri Sukarno. Kakek moyang Sukarno dari pihak ibu
adalah pejuang dari Kerajaan Singaraja dalam perang Puputan di pantai utara Bali.
Sementara dari pihak ayah, mengalir darah patriot dari pahlawan tanah Jawa yaitu
Diponegoro. Dari kisah perjuangan kakek-nenek moyang keluarga, hasrat pejuang
pembebasan itu diwariskan terus hingga menjadi ambisi yang dalam diri Sukarno muda.
Walaupun lahir dari keturunan bangsawan dari pihak ayah maupun ibu, jangan dikira
Sukarno lahir dan tumbuh dari keluarga yang berkecukupan. Gelar kebangsawanan itu
hanyalah tinggal nama karena kebanyakan leluhur Sukarno kalah dalam perjuangan lokal
melawan kolonial Belanda. Ayah Sukarno hanyalah guru sekolah rendah di Singaraja,
sementara sang ibu adalah gadis Pura yang menjaga kebersihan rumah ibadat itu. Sesudah
pindah ke Blitar, Sukarno dibesarkan di tengah keluarga yang bisa gua bilang kebangetan
miskinnya! Menurut otobiografi yang ditulis Sukarno dan Cindy Adams, dia tinggal di
rumah yang sangat sederhana. Keluarganya bahkan ga punya sendok, garpu, ataupun
sepatu. Waktu kecil keluarga Sukarno hanya bisa makan nasi 1x sehari, mereka bahkan
gak mampu beli beras, jadi mereka beli padi dan harus numbuk padi sendiri setiap subuh
supaya jadi beras. Bapak Bangsa kita ini memulai kehidupannya dari kemelaratan yang
tak terbayangkan oleh kita semua.
Walaupun hidup dalam kemiskinan, ayahnya yang seorang guru terus menggembleng
Sukarno dengan prinsip-prinsip hidup yang terus dia pegang. Karena itulah, Sukarno muda
tumbuh dengan jiwa kepemimpinan, cerdas, cekatan, bawel, penuh semangat, dan
sekaligus juga memiliki perasaan yang halus. Karakternya yang seperti itulah yang
membuat dirinya bisa bertahan dalam diskriminasi anak-anak Belanda sewaktu belajar di
sekolah Rendah Belanda hingga masuk ke Hoogere Burgerschool (HBS) sekolah
menengah Belanda. Cerita dikata-katain, diludahin, sampai berantem pukul-pukulan sama
anak-anak cowok Belanda, udah jadi makanan sehari-hari bagi Sukarno yang masih
remaja.
Singkat cerita, sejak Sukarno masuk kelas HBS Belanda di Surabaya, dia
numpang bersama kawan ayahnya yang merupakan salah satu tokoh nasional sekaligus
sang guru Bangsa yaitu Hadji Oemar Said Cokroaminoto (selanjutnya disebut
Cokroaminoto). Pada saat itu Cokro adalah ketua Sarekat Islam, sekaligus tokoh politik
masyarakat Jawa yang dijuluki Belanda "Raja Jawa tanpa mahkota". Di rumah Cokro yang
sangat sederhana ini, Sukarno tinggal dan belajar bersama dengan anak asuh didik Cokro
yang lain seperti Kartosoewirjo, Musso, Alimin, Semaoen.
dari kiri ke kanan : Muso, Alimin, Semaun, Sukarno, Kartosuwiryo sedang berdiskusi di
rumah HOS Cokroaminoto | Illustrasi dari film Soekarno karya Hanung Bramantyo.
tapi jangan bayangin kamar asrama Sukarno itu kayak asrama yang nyaman kayak
zaman sekarang ye. Menurut deskripsi langsung dari Otobiografi Sukarno, kamarnya di
rumah Cokro itu tidak lebih baik dari kandang ayam! Kamarnya itu gak ada pintu, ga ada
jendela, ga ada kasur, ga ada bantal, ga ada lampu. Bener-bener gelap gulita dan satu-
satunya penerangan cuma dari lilin pijar. Di dalem kamar itu cuma ada meja dan kursi
reyot sama tikar untuk tidur, lengkap bersama sarang-sarang serangga seperti nyamuk,
kecoa, kelabang, dan laba-laba. Maknyus bener dah!
Tapi jangan salah, justru dari kamar yang kayak kandang ayam itulah, Sukarno
menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk membaca dan mengejar ilmu pengetahuan.
Kalo kebanyakan anak remaja zaman sekarang pada males belajar dan suka bolos ke
sekolah, Sukarno umur 15 tahun di 'kandang ayam' yang gelap penuh sarang serangga itu
justru hobinya belajar, membaca, dan membedah pemikiran politikus kelas dunia dari
ratusan tahun sebelumnya. Dari masih remaja, Sukarno udah katam betul perjuangan
politik pembebasan Amerika beserta perjuangan para pendiri Bangsa Amerika
seperti Thomas Jefferson, George Washington, Benjamin Franklin, John Adams, dkk.
Sukarno remaja juga tertarik sejarah perjuangan revolusi Perancis, revolusi industri,
perjuangan buruh, Declaration of Independence, perang saudara di AS, sampai revolusi
politik di Rusia. Seorang remaja umur 15 tahun yang lahir dalam kemelaratan, Sukarno
udah gak asing lagi dengan gagasan dan pemikiran tokoh intelektual kelas dunia seperti
Karl Marx, Friedrich Engels, Lenin, Rousseau, Voltaire, Gladstone, Beatrice Webb,
Mazzini, Cavour, Garibaldi, Otto Bauer, Alfred Adler, dan masih banyak lagi., Sukarno
mempelajari pemikiran mereka semua dari kamar pengap yang cuma diterangi oleh satu
lilin! Dari kamar yang seperti 'kandang ayam' itulah terlahir bibit-bibit nasionalisme dan
gagasan-gagasan pemberontakan Sukarno melawan kolonialisme.
Di masa remaja ini pula, tumbuh jiwa politik Sukarno bersama dengan teman-teman
diskusinya. Perkumpulan politik Sukarno yang pertama adalah Tri Koro Darmo dengan
tiga tujuan yaitu kemerdekaan politik, ekonomi, dan sosial. Tidak lama kemudian lahir
perkumpulan baru dengan aktvitas yang lebih konkrit yaitu Jong Java. Dari perkumpulan
inilah, Sukarno dkk memulai pendekatan politiknya dengan pergi ke kampung-kampung
untuk melakukan aktivitas kerja sosial, mendirikan sekolah, membantu korban bencana,
dll. Pada umur 19 tahun, Sukarno (saat itu masih SMA) udah produktif menulis gila-gilaan
sampai 500 artikel di harian Oetoesan Hindia dengan nama samaran Bima
untuk mengobarkan semangat pemberontakan pada masyarakat luas.
10 Juni 1921 Sukarno lulus dari HBS Belanda, lalu menikah dengan puteri dari
Cokroaminoto yaitu Utari. Namun demikian pernikahannya dengan Utari (16 tahun)
diakui Sukarno hanya sebatas bentuk rasa hormat pada Cokroaminoto yang khawatir akan
masa depan anaknya, sehingga hubungan mereka lebih seperti kakak-adik ketimbang
seperti suami istri. 1 Juli 1921, Sukarno resmi jadi mahasiswa Technische Hogeschool
Bandung (TH Bandung atau THB), yang sekarang namanya berubah jadi Institut
Teknologi Bandung. Dia keterima di jurusan waterbowkunde (tata bangunan air), yang
dalam perkembangannya dia ternyata lebih minat jadi arsitek bangunan umum.
Setelah kuliah, Sukarno dan Utari ngekos di rumah temennya Cokro, yaitu H.
Sanusi yang merupakan tokoh Sarekat Islam. Di tahun kedua masa kuliahnya, Sukarno
mulai ngerasa bahwa istrinya masih 'bocah' dan belum bisa menjadi perempuan dewasa
untuk menjadi seorang istri pejuang revolusi. Di samping itu, ibu kosnya Inggit Ganarsih,
juga punya masalah perkawinan dengan suaminya yaitu H. Sanusi. Singkat kata singkat
cerita, Sukarno dan Inggit jatuh cinta, kemudian Sukarno memutuskan untuk bercerai
dengan Utari secara baik-baik. Tanpa diduga-duga, ternyata H.Sanusi juga tidak
berkebaratan untuk bercerai dengan Inggit dan tidak mempermasalahkan hubungan Inggit
dengan Sukarno. Ibu Inggit inilah yang kelak nantinya sangat setia menemani Sukarno di
masa-masa awal perjuangannya.
2. Pendidikan Soekarno
Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar
berpidato meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya. Di
sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno mendapat banyak ilmu
pengetahuan.
Setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS pada tahun 1921, Soekarno
kemudian pindah ke bandung dan tinggal dirumah Haji Sanusi dan melanjutkan studinya
ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik sipil yang sekarang menjadi ITB dan
lulus pada tanggal 25 mei 1926 dengan gelar Ir (insinyur).
B. PERJUANGAN IR. SOEKARNO
Lulus dari THS, Ir.Soekarno kemudian mendirikan Biro Insinyur pada tahun 1926 bersama
Ir.Anwari yang mengerjakan desain dan rancang bangunan. Disinilah yang menjadi cikal
bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berdiri pada 4 Juli 1927. Disinilah
Beliau mengamalkan ajaaran Marhaenisme yang bertujuan agar bangsa Indonesia bisa
Merdekan dan lepas dari Jajahan Belanda.
Dari keberaniannya inilah yang membuat Soekarno di tangkap oleh Belanda di Yogyakarta
dan memasukannya ke penjara Banceuy di Bandung pada bulan Desember 1929. Pada tahun
1930 Spekarno di pindahkan ke penjara Sukamiskin, dan disanalah Soekarno membuat Pledoi
yang fenomenal yaitu Indonesia Menggugat.
Pada tanggal 31 Desember 1931 Soekarno di bebaskan, dan pada tahun 1933 Soekarno
bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) yang merupakan pecahan dari PNI.
Soekarno kembali ditangkap oleh Soekarno pada bulan Agustus 1933 dan mengasingkannya
ke Flores. Karena jarak yang jauh, membuat Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh
nasional lainnya. Pada tahun 1938 Soekarno dibuang ke Bengkulu, dan disinilah Beliau
bertemu dengan Mohammad Hatta dan Ibu Fatmawati.
Pada tahun 1942 kekuasaan Belanda berakhir setelah Jepang masuk menyerbu Indonesia.
Diawal kependudukannya, Jepang tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia
hingga pada akhirnya pada tahun 1943 jepang menyadari pentingnya para tokoh-tokoh ini.
Jepang mulai memanfaatkan tokoh Pergerakkan indonesia, salah satunya adalah Ir.Soekarno
untuk menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap propraganda Jepang.
Pada akhirnya para tokoh pergerakan nasional mulai berkerja sama dengan pemerintah
penduduk jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia. Meskipun ada pula tokoh
yang menganggap Jepang Fasis yang berbahaya dan melakukan gerakan perlawanan seperti
Sultan Sjahrir dan Sjarifuddin.
Pada bulan Agustus 1945, Ir.Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi yang merupakan
pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Disana Marsekal
Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdeka dan segala urusan proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab Indonesia sendiri.
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak
memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan"
keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr.
Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus
memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain
dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk
Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat
(Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H
Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-
tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan
Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia
yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima
langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci)
kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan
pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap
keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal
Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian
menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia
sendiri.
Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat
Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus
romusha.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip
Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah
mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha
menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA
(Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November
1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.
Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya
memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden
dan pejabat tinggi negara lainnya.
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku
kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi
kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive.
Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala
Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat
pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik
Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
Masa kemerdekaan
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat
dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet
yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang
mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak
jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga
berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di
kalangan Angkatan Udara.
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional,
Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin
negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy
(Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).
Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh.
Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia.
Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok
Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa
jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Setelah proses kemerdekaan Indonesia terjadi, kemerdekaan yang telah didapatkan itu tidak
dapat langsung dinikmati oleh warga Indonesia, karena pada tahun-tahun berikutnya masih
ada sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui adanya kemerdekaan di Indonesia
dan berusaha menjajah kembali Indonesia.
Berbagai macam gencatan dan serangan yang dilakukan dari pihak sekutu tidak membuat
rakyat Indonesia menyerah. Seperti peristiwa yang terjadi di Surabaya yang ketika itu
pasukan Belanda dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S Mallaby yang berusahan kembali
menyerang Indonesia.
Namun rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigih terus berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaan hungga akhirnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby tewas dan pemerintahan
Belanda menarik pasukannya kembali ke Belanda. Perang tersebut tidak hanya terjadi di kota
surabaya namun terjadi hampir disetiap kota.
Dengan adanya serangan tersebut membuat Indonesia secara resmi mengadukan agresi
militrer Belanda ke PBB, karena serangan tersebut dianggap telah melanggar perjanjian
internasinal yaitu perjanjian linggajati.
Meskipun telah dilaporkan ke PBB, Belanda masih tetap melakukan agresinya. Hingga pada
akhirnya atas pemintaan India dan Australia pad 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang
dilancarkan oleh Belanda dimasukan dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, dan
akhirnya dikeluarkanlah Resolusi No 27 tanggal 1 Agustus 1947 yang isinya menyerukan
agar konflik bersenjata di hentikan.
Dan atas tekanan dari Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 pemerintah
Belanda menyatakan menerima resolusi dan akan menhentikan pertempuran.
Setelah pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda, Presiden Soekarnao dan Mohammad
Hatta kembali di angkat menjadi Presiden dan Wakil presiden Republik Indonesia Serikat.
Dan karena adanya tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali negara
kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS diubah kemballi menjadi Republik
Indonesia dimana Ir.Soekarno dan Mohammad Hatta masih menjadi wakilnya.
Pada tahun 1960 terjadilan pergolakan politik yang amat hebat terjadi di Indonesia, yaitu
adanya pemberontakan G30-S/PKI yang melahirkan krisis politik di Indonesia. Hingga
Massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar
Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)
yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.
Namun Presiden Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa tindakan
tersebut bertentangan dnegan pandangan Nasional, Agama dan Komunisme. Karena sikapnya
tersebut akhirnya melemahkan posisinya dalam dunia Politik.
Lima bulan setelah peristiwa tersebut dikeluarkanlah surat perintah sebelas maret
(SUPERSEMAR) yang ditandatangani oleh Soekarno yang isinya berupa perintah kepada
Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu digunakan untuk menjaga
keamanan pemerintah dan keselamatan pribadi.
Surat perintah tersebut digunakan oleh Soeharto yang saat itu menjadi Panglima Angkatan
Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. MPRS pun
mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar
menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto
sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden
sebelumnya berhalangan.
Pada hari minggu tanggal 21 Juni 1970, Presiden Soekarno membacakan pidatonya yang
isinya mempertanggung jawabkan atas sikapnya terhadap peristiwa G30S dan pidatonya
ditolak oleh MPRS hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Ir.Soekarno menandatangani
Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.
Wafatnya Ir.Soekarno
enterberita.com
Pada hari Minggu, 21 Juni 1970 Ir Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Ia di semayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan
kemudian dikebumikan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman
Rai.
Ir Soekarno ialah sosok pahlawan yang sejati. Ia tidak hanya diakui berjasa bagi bangsanya
sendiri, namun juga memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia.
Semua sepakat bahwa Ir Soekarno merupakan seorang “manusia tidak biasa" yang belum
tentu dilahirkan kembali dalam kurun waktu satu abad. Ir Soekarno adalah bapak bangsa
yang tidak akan dilupakan jasanya dan pemerintah memberi anugerah kepadanya sebagai
“Pahlawan Proklamasi".
Berikut Kutipan Kata Kata Bijak Dari Presiden Soekarno
1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak
akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini
syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi
budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
2. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari
Pahlawan 10 Nop.1961)
3. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih
sulit karena melawan bangsamu sendiri.
4. Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun
ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan
diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu
kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan
kemajuan selangkah pun.
6. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat
berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
7. ……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan
persaudaraan……
8. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama
masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus
dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
9. Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
10. Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari
Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya
11. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah
berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.
C. HAL – HAL YANG DAPAT DITELADANI
Pada saat proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Soekarno dan tokoh
kemerdekaan Indonesia lainnya mengadakan musyawarah untuk mencapai mufakat demi
keutuhan bangsa dan negara Indonesia yang baru berdiri.
Soekarno dan tokoh bangsa lainnya memiliki semangat kekeluargaan dan kebersamaan
yang merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan dan menegakkan
kedaulatan rakyat.
4. Berani dan rela berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara.
Soekarno terkenal sebagai orator yang ulung. Pidato-pidato mampu membangkitkan
semangat rakyat untuk berjuang merebut kemerdekaan. Dengan tuduhan menghasut
rakyat untuk memberontak, pada akhir Desember 1929 Soekarno ditangkap dan dijatuhi
hukuman penjara.
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
SMAN 2 MAROS