Anda di halaman 1dari 14

Mengenal Sosok Soekarno

Disusun Oleh Qurratul Ain / 220101120315

Organisasi Informasi/ Moch. Isra Hajiri

Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

A. Pendahuluan

Soekarno merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi rakyat Indonesia. Beliau
sering dikenal dengan Bung Karno. Soekarno adalah pahlawan nasional yang
telah berjasa memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu
peran yang sangat penting ialah memerdekaan Indonesia dari penjajahan dan
akan selalu terpatri sebagai jasa-jasa yang tidak akan terlupakan sepanjang
masa. Perjalanan Soekarno untuk Indonesia merdeka tidaklah mudah banyak
rintangan yang dihadapi. Untuk itu kita sebagai warga negara patutlah untuk
mengingat dan mengetahui sosok yang sangat berjasa bagi Negara Kesatuan
Rakyat Indosesia.

Soekarno terkenal sebagai Bapak proklamator Republik Indonesia yang


memiliki peranan sebagai tokoh utama yang memiliki pola pikir dan cara
berbicara yang sangat menarik serta mengundang simpatik pada saat berpidato
didepan podium. Maka dari situlah Soekarno dikenal sebagai singa podium
yang berjuluk “Penyambung Solidaritas Rakyat.” Setiap kali Soekarno
berpidato, semua pendengarnya baik yang mendengarkan secara langsung
maupun melalui radio akan terhipnotis dan tidak meninggalkan tempat sampai
kalimat terakhir dan bahkan beberapa penggemarnya menyatakan bahwa
menggali kehebatan beliau berpidato itu ibaratnya menguras sebuah samudra,
yang mana tidak akan ada habis-habisnya. Hal ini pulalah yang membuat
banyak kaum hawa yang menyukai Soekarno, selain pidatonya yang sangat
menarik, Soekarno mempunyai sifat karismatik sehingga membuat kaum

1
hawa merasa kagum dan menyukainya. Lalu simaklah makalah ini sebagai
penambah ilmu dan wawasan mengenai Asal usul nama, Masa kecil,
Perjalanan hidup, Istri-istri, dan Peninggalan barang pribadi Soekarno.

B. Pembahasan

Asal Usul Nama Soekarno

Soekarno yang sering dikenal dengan sebutan Bung karno, adalah presiden
Indonesia Pertama, Sekaligus proklamator kemerdekaan Indonesia. Beliau
dilahirkan pada tanggal 6 juni 1901 di Blitar, dari pasangan suami istri Raden
Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Ketika dilahirkan, Soekarno
diberi nama Koesno Sosrodihardjo oleh kedua orang tuanya. Nama
belakangnya Sosrodihardjo, merupakan nama belakang dari ayah
kandungnya. Akan tetapi, karena soekarno sering jatuh sakit ketika berumur
lima tahun maka nama Koesno Sosrodihardjo pun kemudian diubah menjadi
Soekarno oleh ayahnya. Menurut keyakinan orang jawa, jika seorang anak
sering jatuh sakit maka dapat menunjukkan bahwa anak tersbut menyandang
nama yang terlalu berat, Hal itu pula lah yang terjadi pada Soekarno. Nama
Soekarno tersebut diambil dari nama seorang panglima perang didalam kisah
Bharatayudha, yaitu Karna, nama Karna tersebut pun diubah menjadi Karno.
Hal itu dikarenakan di dalam bahasa Jawa, huruf yang ditulis “a” ketika
diucapkan biasanya berubah menjadi huruf “o.” Sedangkan awalan “su” pada
kata Soekarno sendiri memiliki arti baik. Nama Soekarno terinspirasi dari
sebuah cerita pewayangan. Dalam kisah wayang tersebut terdapat tokoh
bernama Adipati Karno. Kemudian dari tokoh itu lah nama Koesno
Sosrodihardjo pun diganti menjadi Soekarno.

2
Masa Kecil Soekarno

Pada waktu kecil Soekarno sempat tinggal bersama kakeknya, Raden


Hardjokromo di Tulungagung, Jawa Timur. Pendidikan pertamanya ia
peroleh di sekolah desa di Jombang. Pada tahun 1907, Soekarno pindah ke
Mojokerto, bersamaan dengan pemindahan tugas orangtuanya. Di Mojokerto,
Soekarno sekolah di Eerste Indlanse School yang merupakan tempat kerja
ayahnya. Bulan Juni 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere
School (ELS) atau Sekolah Dasar Belanda. Pada tahun 1915, Soekarno
menyelesaikan pendidikannya di ELS, dan melanjutkan ke Hoogere Burger
School (HBS) di Surabaya. Pada bulan Juli 1921 Soekarno memulai hari
pertamanya sebagai mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng
(TH). Setelah 2 bulan kuliah di TH, Soekarno sempat meninggalkan TH
untuk membantu keluarga Tjokroaminoto, saat Tjokroaminoto ditahan. Tujuh
bulan kemudian setelah Tjokroaminoto dilepaskan dari penjara, tahun 1922
Soekarno mendaftar kembali ke TH di jurusan Teknik Sipil. Soekarno lulus
ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926, dan pada Dies Natalis TH tanggal 3
Juli 1926, ia wisuda bersama 18 insinyur lainnya.1

Perjalanan Hidup Soekarno

1
Rhien Soemohadiwidjojo, Bung Karno Sang Singa Podium, (Yogyakarta: Second Hope,
2017), hlm. 1-2.

3
Dimulai pada Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia
(Partindo) yang merupakan pecahan dari PNI. Karena aktivitasnya ini, pada
tanggal 1 Agustus 1933 Soekarno ditangkap dan dijebloskan ke penjara
Sukamiskin, dan pada tahun 1934 dikenakan hukuman pembuangan ke Ende,
Pulau Flores. Setelah empat tahun diasingkan di Ende, Soekarno terjangkit
penyakit malaria. Demi keselamatan diri Soekarno, pada bulan Februari 1938
pemerintah kolonial Belanda memindahkan Soekarno ke Bengkulu. Pada
masa pendudukan Jepang, Soekarno kembali terlibat dalam aktivitas politik
ketika Jepang mulai memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia untuk menarik hati
penduduk Indonesia. Pada bulan Maret 1943, Soekarno dipercaya untuk
memimpin PUTERA atau Pusat Tenaga Rakyat, sebuah organisasi bentukan
Jepang yang bertujuan mengerahkan bantuan rakyat di garis belakang untuk
kepentingan peperangan. Soekarno memanfaatkan organisasi ini sebagai
badan penggerak politik untuk meningkatkan rasa nasionalisme rakyat
Indonesia, tahun 1945, peta kekuatan Perang Dunia II mulai berbalik. Jepang
semakin terancam dan terdesak dengan kekuatan Sekutu. Sebagai
dampaknya, Jepang mempersiapkan untuk memberikan kemerdekaan bagi
Indonesia dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), di mana Soekarno ditunjuk sebagai salah
satu anggotanya. Dalam salah satu kesempatan di Sidang BPUPKI tanggal 1
Juni 1945, Soekarno membacakan pidatonya mengenai konsep pancasila
sebagai dasar negara Indonesia, yang kemudian dituangkan dalam Piagam
Jakarta. Dari hasil sidang ini, BPUPKI kemudian membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai Soekarno.

Setelah Jepang menyerah pada sekutu, terjadi pergolakan antara golongan


pemuda yang ingin Indonesia segera memproklamirkan kemerdekaan, dengan
golongan tokoh-tokoh politik yang masih menunggu kejelasan mengenai
penyerahan Jepang. Karena tidak tercapai kesepakatan, tanggal 16 Agustus
1945 terjadi peristiwa Rengasdengklok, di mana Soekarno dan Mohammad
Hatta diculik ke asrama pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di
Rengasdengklok. Setelah terjadi perundingan, tercapai kesepakatan bahwa

4
kemerdekaan Indonesia akan diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, di rumah Laksamana Maeda, Soekarno
bersama Mohammad Hatta dan Achmad Soebarjo mengonsep naskah
proklamasi yang disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah dan Soediro. Konsep
naskah proklamasi tersebut kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Pada tanggal
17 Agustus 1945 pukul 09.30, bertempat di kediamannya di Jl. Pegangsaan
Timur No. 56, Jakarta, Soekarno membacakan naskah proklamasi, menandai
kemerdekaan Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno secara resmi
diangkat oleh PPKI sebagai presiden Republik Indonesia, dengan Wakil
Presiden Mohammad Hatta.

Pada 22 Juni 1966, dalam sidang umum ke-4 MPRS, Soekarno membawakan
pidato pertanggungjawaban mengenai sikapnya terhadap peristiwa Gerakan
30 September, yang diberi judul Nawaksara. MPRS kemudian meminta
Soekarno untuk melengkapi pidato tersebut, dan pidato "Pelengkap
Nawaksara" kemudian disampaikan oleh Soekarno pada 10 Januari 1967.
Pertanggungjawaban ini ditolak oleh MPRS pada tanggal 16 Februari 1967,
dan Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden, digantikan oleh
Soeharto sebagai pejabat presiden Republik Indonesia. Tanggal 20 Februari
1967. Menjelang akhir hayatnya, Soekarno diasingkan dan dipisahkan dari
teman dan keluarganya. Mula-mula beliau diasingkan di Istana Bogor dengan
didampingi Ibu Hartini dan kedua putranya. Pada tahun 1968, atas permintaan
keluarganya, Bung Karno dipindahkan ke Wisma Yaso (sekarang Museum
TNI Satriamandala). Kondisi kesehatannya yang telah memburuk, terutama
akibat penyakit ginjal yang beliau derita sejak akhir tahun 1965 semakin
memprihatinkan. Tanggal 16 Juni 1970, kondisi Bung Karno semakin gawat,
kemudian beliau dibawa ke rumah sakit militer di Jakarta hingga beliau wafat
pada tanggal 21 Juni 1970. Semula Bung Karno berpesan agar dimakamkan
di Istana Batu tulis, namun atas kebijakan pemerintah pada masa itu, Bung
Karno dimakamkan di Blitar, bersebelahan dengan makam kedua orang tua
beliau.2
2
Ibid, hlm. 3-6.

5
Istri-istri Soekarno

Soekarno merupakan tokoh sejarah Indonesia yang namanya dikenal luas di


dunia, sebagai seseorang yang populer, Soekarno mempunyai daya tarik yang
luar biasa. Beliau terlahir sebagai pemuda yang dikaruniai banyak kelebihan
oleh Tuhan. Pertama, kecerdasan intelektual dan emosional yang tinggi.
Sehingga ia tidak hanya berambisi untuk kesuksesan dirinya saja tetapi juga
berambisi untuk mewujudkan kemerdekaan bangsanya. Kedua, Soekarno
memiliki tubuh gagah dan wajah yang rupawan. Kelebihan inilah yang
menjadi nilai plus di hadapan wanita, serta karismanya yang semakin
memancar membuat banyak wanita yang tertarik padanya. 3 Berikut ini daftar
istri soekarno:

1. Siti Oetari

Nama aslinya Siti Oetari Tjokroaminoto. Ia merupakan istri pertama


Soekarno. Soekarno menikahi siti Oetari pada tahun 1921 di Surabaya. Saat
itu, usia Siti Oetari masih 16 tahun sedangkan Soekarno berusia 20 tahun. Siti
Oetari ini adalah putri pemimpin Sarekat islam (SI), HOS Tjokroaminoto.
Soekarno merupakan murid dari HOS Tjokroaminoto. Kala itu, Soekarno
menumpang di rumah gurunya. Dalam kurun enam tahun, Soekarno menjadi
anak didik Tjokroaminoto di rumah yang disebut indekos, serta alasan
Soekarno menikahi Siti Oetari untuk meringankan beban keluarga
Tjokroaminoto dikarenakan pada saat itu istri Tjokroaminoto baru saja
meninggal. Kendati menjadi istri pertama, Soekarno dikabarkan tidak
sepenuhnya mencintai Siti Oetari. Begitu juga Oetari. Pernikahan keduanya
hanya bertahan dua tahun. Keduanya bercerai. Saat itu Soekarno berniat
melanjutkan pendidikan ke sebuah perguruan tinggi di HTS atau sekarang
ITB.

3
Ilmiyanti, Soekarno is a Great Lover: Kisah Cinta Sang Putra Fajar, (: Anak Hebat
Indonesia, 2018), hlm. 1.

6
2. Inggit Garnasih

Inggit lahir di Bandung, 17 Februari 1888. Ia hadir sebagai istri kedua


Soekarmo seusai bercerai dengan Siti Oetari. Soekarno pernah tinggal di
indekos selama menempuh kuliah di Bandung, ia berkenalan dengan Inggit
Garnasih. Soekarno mengagumi sosok Inggit yang tak hanya cantik tetapi
juga cakap. Soekarno berusia 20 tahun saat itu dan inggit berusia 33 tahun.
Inggit dikenal dengan istri yang sabar dalam melayani suami. Cintanya untuk
Soekarno sungguh luar biasa, Ia selalu ada saat jatuh dan bangun dengan
Soekarno. Dari satu tempat pembuangan, ke lokasi pembuangan lain, Inggit
selalu berada di samping Soekarno. Saat di tengah perjalanan rumah tangga
mereka, Soekarno terpikat dengan Fatmawati, Inggit yang tidak ingin dimadu
lantas memohon kepada Soekarno untuk diantarkan kembali ke kampung
halammnya di Bandung. Soekarno menuruti permintaan Inggit. Dia
dipulangkan dalam keadaan pasrah dan berharap yang terbaik untuk
Soekarno. Pada tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit dengan alasan tak
mau dimadu.

3. Fatmawati
Fatmawati lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923. Soekarno menikahi
Fatmawati pada 1 Juni 1943. Pada Saat itu Soekarno berusia 42 tahun dan
Fatmawati berusia 20 tahun. Dari pernikahannya inilah dikaruniai lima orang
anak, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati
Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Berdasarkan Arsip Nasional mencatat menjelang Proklamasi 17 Agustus
1945 Fatmawati sangat berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia,
menggunting dan menjahit bendera pusaka yang akan dikibarkan di Jl.
Pegangsaan Timur 56. Pada tahun 1980, Fatmawati meninggal dunia dalam
perjalanan pulang ke Tanah Air seusai melaksanakan ibadah umroh karena
serangan jantung. Jenazahnya dimakamkan di permakaman Karet Bivak,
Jakarta.

4. Hartini

7
Nama lengkap Sri Suhartini. Ia lahir di Ponorogo, 20 September 1924. Hartini
merupakan janda dari Soewondo. Kala itu Soekarno dalam perjalanan menuju
ke Jogja untuk meresmikan Masjid Syuhada. Soekarno sempat meminta izin
Fatmawati untuk menikahi Hartini sesaat setelah putra pertama mereka,
Guntur Soekarnoputra, lahir. Meskipun menuai banyak protes dari berbagai
pihak, Soekarno tetap menikahi Hartini pada 7 Juli 1953 di Istana Cipanas.
Hartini melahirkan dua anak buah cintanya dengan Soekarno, yakni Taufan
Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra. Hartini tetap menjadi istri Soekarno
saat masa kekuasaan Soekarno hampir berakhir, dan juga saat Soekarno
menghembuskan napas terakhir berada di pangkuan Hartini, di RS Gatot
Subroto pada 21 Juni 1970.

5. Kartini Manoppo

Pertemuan pertama Soekarno dan Kartini ketika keduanya menyaksikan


pagelaran seni lukis karya Basuki Abdullah. Saat itu, Kartini menjadi model
potret lukisan Basuki. Paras cantiknya mencuri perhatian Soekarno. Bung
Karno dan Kartini melangsungkan pernikahan sederhana di tahun 1959.
Keduanya dikaruniai seorang putra bernama Totok Suryawan Soekarnoputra
pada tahun 1967.

6. Ratna sari dewi

Ratna sari dewi lahir dengan nama Naoko Nemoto . Ia lahir di Tokyo, pada 6
Februari 1940. Wanita yang memiliki paras ayu mempesona ini kali pertama
bertemu Soekarno saat berkunjung ke Negeri Sakura pada tahun 1959.
Kehadiran Nemoto membuat Soekarno jatuh cinta. Bahkan, Soekarno
berkirim surat dengan Nemoto setelah pulang ke Indonesia. Soekarno
memutuskan menikahi Nemoto pada tahun 1962. Soekarno menikahi
Nemoto saat berusia 57 tahun sedangkan Nemoto berumur 19 tahun. Mereka
dikaruniai seorang putri, Karina Kartika Sari Dewi. Hubungan keduanya
berakhir pada perceraian. Setelah bercerai dengan Soekarno, Dewi pindah ke

8
berbagai negara di Eropa termasuk Swiss, Prancis, dan Amerika Serikat. Pada
tahun 2008, ia menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.

7. Haryati

Haryati lahir pada 24 Agustus 1940. Ia merupakan seniman tari yang bekerja
sebagai Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Soekarno menikahi haryati
pada tahun 1963. Pada Saat itu, Haryati berusia 23 tahun. Pernikahan
keduanya tak berlangsung lama atau sekitar tiga tahun. Soekarno
menceraikan Haryati dengan asalan tidak cocok. Soekarno tidak memiliki
anak dengan Haryati.

8. Yurike Sanger

Yurike Sanger lahir pada tahun 1945. Pertama kali mereka bertemu saat
sama-sama mengikuti Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada tahun 1963 di
Gelora Senayan. Pada saatt itu Yurike masih berstatus pelajar. Dalam kilas
baliknya, Yurike bercerita Soekarno memberikan perhatian lebih pada
dirinya. Pertemuan itu rupanya langsung menarik perhatian Bung Karno.
Bung Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikah
Yurike. Keduanya menikah pada 6 Agustus 1964. Mereka memutuskan
menikah secara islam di kediaman Yurike. Kisah cinta keduanya berakhir saat
Soekarno menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso. Dalam kondisinya saat itu,
dirinya menyarankan Yurike untuk menceraikannya. Soekarno merasa Yurike
masih sangat muda dan masa depannya masih panjang.

9. Heldy Djafar

Heldy Djafar Heldy Djafar berasal dari Kutai Kartanegara, Kalimantan


Timur. Ia merupakan anak dari pasangan H. Djafar dan Hj. Hamiah. Soekarno
dan Heldy menikah pada tahun 1966. Saat itu Heldy berusia 18 tahun dan
Soekarno berusia 65 tahun. Namun pernikahan mereka hanya bertahan
selama dua tahun. Hal tersebut dikarenakan situasi politik saat itu sedang
memanas sehingga komunikasi antara Heldy dan Soekarno yang saat itu

9
tengah berada di Wisma Yaso menjadi tidak lancar, dari sebab itulah merea
berpisah, meskipun Soekarno berharap Heldy akan menemaninya hingga
akhir hayat. Pada 19 Juni 1968, Heldy menikah lagi dengan Gusti Suriansyah
Noor. Heldy meninggal dunia pada Senin, 11 Oktober 2021.4

Peninggalan Barang Pribadi Soekarno

Setelah meninggal sosok yang pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia
ini meninggalkan banyak peninggalan barang bersejarah dalam
perjuangannya bagi Bangsa Indonesia. Hingga saat ini dapat kita jumpai
barang-barang peninggalan Soekarno yang terdapat di beberapa museum
terkenal di Indonesia sebagai berikut:

1. Peci Hitam

Dalam dokumen sejarah kita pasti sudah tidak asing dengan Soekarno yang
selalu mengenakan Peci hitam. Barang ini bahkan sudah menjadi ciri khas
dari Bung Karno. Sampai sekarang kita juga masih bisa menemukan banyak
orang yang masih menggunakan peci hitam ini. Bahkan hampir jarang sekali
melihat soekarno terlihat tanpa peci hitamnya saat itu.

4
Solopos.com, Ini Daftar Istri Soekarno, Ada yang dari Jawa sampai Jepang, Diakses
pada tanggal 14
Mei 2023, dari https://www.solopos.com/ini-daftar-istri-soekarno-ada-yang-dari-jawa-
sampai-jepang-1386318

10
2. Wesi Kuning

Wesi kuning atau besi kuning milik Soekarno berbentuk seperti gada milik
Minak Jinggo. Barang ini dianggap memiliki kekuatan supranatural bagi
Soekarno.

3. Tongkat Komando

Tongkat komando yang terbuat dari kayu asal pegunungan Kalak, Ponorogo,
Jawa Timur ini tidak pernah lepas atau ditinggalkan Soekarno. Bahkan
sampai kunjungannya ke luar negeri, tongkat ini tetap dibawa oleh Soekarno.
Tongkat ini sudah menjadi barang yang wajib Soekarno bawa ke mana saja

4. Keris Peninggalan Perang Puputan

11
Soekarno sangat gemar mengoleksi berbagai macam keris, salah satu
koleksinya yakni keris perang puputan yang sangat terkenal. Keris ini bahkan
banyak dipercaya orang membuat Soekarno menjadi presiden Indonesia.

5. Tongkat Monyet

Tongkat monyet yang dimiliki Ir. Soekarno didapatkan saat dirinya berada di
pengasingan Belanda. Soekarno sering membawa tongkat tersebut dalam
aktivitasnya sehari-hari.

6. Jas Putih

Jas putih adalah pakaian yang sering dikenakan oleh Soekarno di beberapa
acara kebangsaan di dalam negeri atau luar negeri. Bahkan barang ini sudah
menjadi identitas unik Sang Proklamator. Jas Putih ini dapat membuat
penampilan Soekarno semakin berwibawa dan membawa aura yang positif
bagi dirinya.

7. Ajian Lembu Sekilan


Barang milik Soekarno ini konon merupakan ajian Patih Gajah Mada yang
memiliki kesaktian untuk menjaga keselamatan Soekarno.

12
8. Keris Kehilangan Tubuh

Keris sakti yang dikenal dimiliki oleh Jenderal Soedirman ini ternyata juga
dimiliki oleh Soekarno. Keris ini juga dianggap memiliki kekuatan
supranatural tertentu bagi Soekarno di masa hidupnya.5

5
Gramedia.com, Biografi Ir. Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia,
Diakses pada tanggal 19 Mei 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/ir-soekarno/

13
DAFTAR PUSTAKA

Gramedia.com, Biografi Ir. Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan


Indonesia, Diakses pada tanggal 19 Mei 2023, dari
https://www.gramedia.com/literasi/ir-soekarno/.

Ilmiyanti, Soekarno is a Great Lover: Kisah Cinta Sang Putra Fajar. Anak Hebat
Indonesia, 2018.

Nugroho, Adi. Selangkah lebih dekat dengan Soekarno. Anak Hebat Indonesia,
2018.

Soemohadiwidjojo, Rhien. Bung Karno Sang Singa Podium. Yogyakarta: Second


Hope, 2017.

Solopos.com, Ini Daftar Istri Soekarno, Ada yang dari Jawa sampai Jepang,
Diakses pada tanggal 14 Mei 2023, dari https://www.solopos.com/ini-
daftar-istri-soekarno-ada-yang-dari-jawa-sampai-jepang-1386318.

14

Anda mungkin juga menyukai