Anda di halaman 1dari 8

BiografiPedia

Menu

Biografi Ir Soekarno
November 22, 2021 Biografi Tokoh

Ir Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia. Ia mempunyai peranan yang sangat besar
dalam proses kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dengan melewati perjuangan hingga akhirnya dapat merdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan
Belanda. Ia juga dikenal sebagai bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia.

Biodata Ir Soekarno

Sumber: Liputan6.com

Nama Lengkap (Lahir): Kuesno Sosrodihardjo


Tanggal Lahir: 6 Juni 1901
Tempat Lahir: Soerabaja, Hindia Belanda
Kebangsaan: Indonesia
Partai Politik: Partai Nasional Indonesia

Biografi Ir Soekarno

Sumber: Kompas.com

Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau merupakan anak dari
pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (ayah) dan Ida Ayu Nyoman Rai (ibu).

Ibunya merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan ayahnya sendiri
beragama Islam.

Soekarno mempunyai nama asli Kusno saat lahir, namun karena sering mengalami sakit, saat ia
berusia lima tahun namanya diubah menjadi Sukarno oleh orang tuanya. Beliau merupakan anak
kedua dari dua bersaudara. yang pertama kakaknya bernama Sukarmini.

Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya pindah ke Mojokerto, karena
mengikuti orang tuanya yang pada saat itu ditugaskan di kota tersebut.

Di Mojokerto, Soekarno bersekolah di Erste Inlandse School. Namun pada bulan Juni 1911 Soekarno
dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger
School (HBS).
Pada tahun 1915, Seokarno telah lulus dari ELS dan berhasil melanjutkan pendidikannya ke HBS di
Surabaya, Jawa Timur. Ia diterima di HBS karena bantuan seorang teman ayahnya yang bernama
H.O.S Tjokroaminoto.

Saat di Surabaya, ia tinggal di pondokan kediaman Tjokroaminoto yang telah memberinya tempat
tinggal.

Di Surabaya, Soekarno bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin oleh
Tjokroaminoto pada saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Hj.Agus Salim, dan Abdul Muis.

Soekarno aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo sebuah organisasi kepemudaan
yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada tanggal 7 Maret 1915.

Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro,
sekretaris Sutomo dan anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman.

Setelah lulus dari HBS Soerabaja bulan Juli 1921, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool
te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921.

Ia dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung
tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama delapan belas insinyur lainnya.

Saat di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam.
Di sana ia berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker,
yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil
inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo.

Pada tanggal 4 Juli 1927, beliau mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia), dengan tujuan
Indonesia Merdeka. Aktivitasnya di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29
Desember 1929 di Yogyakarta dan besoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara
Banceuy.

Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang
fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember
1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan
pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Pulau
Flores.

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 ia diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Beliau baru kembali bebas
pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) pemerintahan Jepang memanfaatkan tokoh-tokoh


Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan
lembaga-lembaga yang mereka buat untuk menarik hati dari penduduk Indonesia.

Beberapa organisasi bentukan Jepang antara lain : Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera),
BPUPKI dan PPKI, tokoh-tokoh penting seperti Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas
Mansyur, dan lain-lain aktif dalam organisasi tersebut.

Dan tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia.

Namun tidak semua tokoh-tokoh nasional yang setuju bekerja sama dengan Jepang, bahkan ada
gerakan bawah tanah dan gerakan pemberontakan lainnya karena menganggap Jepang adalah fasis
yang berbahaya.

Soekarno aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan
Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah
proklamasi Kemerdekaan.

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi


kemerdekaan Republik Indonesia.

Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia Kecil
yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia
Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI,
Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Peristiwa Rengasdengklok

Terjadinya perbedaan antara golongan tua dengan golongan muda pada saat itu. Perbedaan tersebut
mengenai hal kemerdekaan, ke-dua golongan tersebut sama-sama menginginkan kemerdekaan,
namun golongan tua ingin proklamasi melalui PPKI
Sedangkan golongan muda tidak ingin proklamasi melalui PPKI karena organisasi tersebut
merupakan bentukan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang.

Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari
perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.

Akhirnya pada tanggal 16 Juli 1945, peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda
antara lain Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31” terhadap Soekarno
dan Hatta yang dibawa ke Rengasdengklok, untuk didesak agar segera mempercepat proklamasi
kemerdekaan Indonesia karena kekalahan Jepang pada saat itu dengan pasukan Amerika.

Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai
penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk
kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno bersama Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Republik Indonesia yang salah satunya disebarkan melalui media Radio untuk rakyat di seluruh
Indonesia.

Menjadi Presiden Republik Indonesia Dan Akhir Jabatan

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh
KNIP. Ia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada periode 1945-1966.

Pada saat menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena
menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah.

Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah
tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh
diubah.

Pada tahun 1960 terjadi pergolakan politik yang hebat di Indonesia, penyebab utamanya adalah
adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dikenal dengan sebutan
G30-S/PKI.

Dari peristiwa ini kemudian membuat pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir
ditandai dengan adanya “Supersemar” atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun 1966 yang
ditandatangani oleh Soekarno.

Surat tersebut berisi perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang
perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.

Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat
untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang.

MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar
menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai
pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden apabila presiden berhalangan.

Pada tanggal 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan
di Istana Merdeka. Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka Soeharto menjadi kepala
pemerintahan Indonesia.

Setelah melakukan Sidang Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno,
mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik
IndonesiaI hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.

Istri dari Soekarno

Kami membaca beberapa referensi ada 2 pendapat yang berbeda mengenai istri dari Soekarno, ada
yang menyebutkan mempunyai 3 istri dan ada yang menyebutkan beliau memiliki 9 istri.

Kami lebih memilih 9 orang istri, karena kami membaca dari situs wikipedia yang kami anggap dapat
dipercaya akan kebenarannya. Jika ada kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada
Anda.

Oetari (1921-1923)
Inggit Garnasih (1923-1943)
Fatmawati (1943-1956)
Hartini (1952-1970)
Kartini Manoppo (1959-1968)
Ratna Sari Dewi (1962-1970)
Haryati (1963-1966)
Yurike Sanger (1964-1968)
Heldy Djafar (1966-1969)

Akhir Hayat Soekarno


Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina,
Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina
menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan
tradisional.

Soekarno masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni
1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai
tahanan politik.

Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi.
Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter
Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan.

Penghargaan

Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri.
Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain:

Universitas Gajah Mada (19 September 1951)


Institut Teknologi Bandung (13 September 1962)
Universitas Indonesia (2 Februari 1963)
Universitas Hasanuddin (25 April 1963)
Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963)
Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964)
Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965)

Mendapatkan penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo
dari Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki.

Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena telah mengembangkan solidaritas


internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat
Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.

Leave a Comment
Name *

Email *

Website

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Post Comment

2022 © BiografiPedia.com

Anda mungkin juga menyukai