Biografi Soekarno
Masa Kecil
Soekarno Remaja
Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS,
Soekarno muda kemudian pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Haji
Sanusi, disini Soekarno kemudian akrab dengan Douwes Dekker,
Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal
makanan dalam penjara dan juga cuaca. Selama berbulan-bulan di
Suka Miskin menngakibatkan Soekarno putus komunikasi dengan
teman-teman seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit
baginya untuk mendapatkan informasi dari luar.
Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak
dua kali pada telur artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun
jika terdapat tiga tusukan berarti aktivis kemerdekaan yang ditangkap
cukup besar.
Peristiwa Rengasdengklok
Golongan Tua menghendaki agar kemerdekaan Indonesia dipersiapkan
secara matang dan golongan muda menghendaki agar kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan secepatnya.
Proklamasi Kemerdekaan
Laksamana Maeda kemudian menjamin keselamatan Soekarno dan
para pemimpin lain dan mempersilahkan Soerkarno dan Muhammad
untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan.
Indonesia ketika itu dikenal sebagai negara non blok, dan sempat
berhubungan erat dengan Rusia dan ditandai dengan pembelian
senjata untuk pertahanan secara besar-besaran dari Rusia dan juga
untuk melawan Belanda ketika sedang melakukan upaya pembebasan
Irian Barat.
Selain itu Indonesia melalui presiden Soekarno membentuk poros
Jakarta-Beijing-Moskow yang membuat konfrontasi dengan blok barat
semakin tinggi.
Dan pada tahun 1960an pergolakan politik yang amat hebat terjadi di
Indonesia, penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar
oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dikenal dengan sebutan
G30-S/PKI dimana dari peristiwa ini kemudian membuat akhir cerita
dari pemerintahan Presiden Soekarno dan juga orde lama berakhir.
Patung ini dibuat sebagai salah satu bentuk penghormatan oleh mus
Madame Tussauds kepada Presiden Soekarno sebagai salah satu
Proklamator dan sebagai Bapak Bangsa Indonesia dan juga peranan
Soekarno bagi dunia internasional selama menjabat sebagai Presiden
Soekarno.
Patung Lilin Soekarno
1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan
mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-
bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu !
Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan
bestik tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
2. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa
pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
3. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu
sendiri.
4. Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan
seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan
yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas
segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan
takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang
tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan
selangkah pun.
6. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai
suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang
merdeka.
7. ……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup
dalam damai dan persaudaraan……
8. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan
segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-
gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan
mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
9. Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru
dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia
10. Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung
yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan
berkorban untuk mempertahankannya
11. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa
yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca
bengala dari pada masa yang akan datang.