Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

PEMBELAHAN MITOSIS
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan yang dibina
oleh Ruqoyyah Nasution, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 6:


Zahra Kurnia Husnah (1605015047)
Andi Elya Atul Padillah (1605015034)
Amelia Tri Riskiani (1605015043)
Aufa Karima (1605015062)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang setia
membimbing hamba-Nya. Atas bantuan dan tuntunan-Nya penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Keberhasilan dan
kesuksesan dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak yang terkait.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman dan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.

Kamis, 22 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A. LATAR BELAKANG...........................................................................
B. PERUMUSAN MASALAH..................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. PENGERTIAN MITOSIS.................................................................
B. TEMPAT TERJADINYA MITOSIS..................................................
C. TAHAPAN PADA PEMBELAHAN MITOSIS..................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
1. KESIMPULAN........................................................................................
2. SARAN.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariot.
Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam
pembelahan mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama persis.
Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan sitoplasma.
Pembelahan mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Oleh karena itu, bila
kita melihat kumpulan sel yang sedang membelah, mungkin kita akan
menemukan satu atau beberapa sel yang mempunyai dua inti. Hal ini berarti
sel telah selesai melakukan pembelahan inti tetapi belum melakukan
penbelahan sitoplasma.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada
jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk
tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun
hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan
tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada
membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah.
Dengan mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan
organ tubuh makhluk hidup. Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan
semua sifat induk kepada kedua sel anaknya. Pewarisan sifat induk kepada
kedua sel anaknya terjadi secara bertahap fase demi fase.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelahan Mitosis?
2. Dimana tempat terjadinya pembelahan Mitosis pada hewan?
3. Bagaimana tahapan-tahapan pada pembelahan Mitosis?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelahan
Mitosis
2. Mahasiswa dapat mengetahui dimana tempat terjadinya pembelahan
Mitosis pada hewan
3. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan tahapan-tahapan pada pembelahan
Mitosis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mitosis
Karena ada keterbatasan ukuran sel, pertumbuhan sebagian besar
dicapai dengan peningkatan jumlah sel. Proses pembelahan sel yang di sebut
mitosis (yunani, mites, benang + osis, proses) sangat teratur dan menjamin
distribusi yang sama secara kuantitatif dan kualitatif faktor-faktor hereditas
pada kedua sel-sel anaknya. Pembelahan mitosis terjadi pada waktu
perkembangan dan pertumbuhan embrio, pada penggantian sel-sel yang telah
usang seperti sel-sel darah, kulit, selaput usus dan seterusnya, dan pada
penyembuhan luka.
Jika suatu sel yang sedang membelah diwarnai dan diperiksa di bawah
mikroskop, tampaklah kromosom yang berwarnah gelap di dalam nukleus.
Masing-masing terdiri atas suatu benang sentral, kromonema yang
mengandung kromomer-kromomer pembengkakkan kecil berwarna gelap
menyerupai manik-manik. Ada yang mengatakan bahwa kromomer itu
mengandung gen, karna percobaan awal membuktikan dengan jelas bahwa
unit hereditas ini terletak di dalam kromosom dalam susunan linear. Tetapi
korelasi antara kromomer dan gen tidak teratur, beberapa kromomer
mengandung beberapa gen dan beberapa gen ditemukan terletak di antara
kromomer. Tiap kromosom, pada tempat tertentu sepanjang badannya,
mempunyai suatu zona sirkular bulat jernih disebut kinetokor yang
mengontrol pergerakan kromosom pada waktu pembelahan sel. Karena
sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom menebal dan menjadi pendek,
maka kinetokor menjadi lebih jelas dan tampak seperti suatu konstriksi.
Jika dalam suatu percobaan kita campur tangan dalam mekanisme
pembelahan sel dan sel anak yang dihasilkan mendapat jumlah kromosom
yang kurang atau lebih dari semestinya maka akibatnya ialah kelainan
pertumbuhan yang jelas dan mungkin kematian sel tersebut. Mitosis dapat
didefinisikan sebagai proses pembelahan sel yang teratur dimana 2 sel
anaknya masing-masing mendapat jumlah dan macam kromosom yang persis
sama dengan yang terdapat pada sel yang tertua. Meskipun setiap kromosom
tampaknya membelah secara longitudinal menjadi 2 tapi dalam tahap S
sebelumnya tiap kromosom asal telah berhasil membuat replika dirinya tepat
di sampingnya. Kromosom yang lama dan yang baru identik dalam struktur
dan fungsi dan pada permulaannya terletak begitu dekat satu dengan yang
lainnya sehingga, terlihat seperti satu. Pada waktu mitosis berlanjut dan
kromosom berkerut, garis pemisah antara keduanya menjadi jelas. Pada waktu
proses usai, kromosom asal dan kromosom baru terpisah dan menjadi bagian
dari sel anak yang berlainan. Peranan dari perangkat mitosis yang rumit itu
adalah untuk memisahkan kromosom asal dari “replikanya” dan membawanya
ke ujung yang berlawanan dari sel yang sedang membelah sehingga dapat
menjadi bagian dari sel anak yang berlainan.

Gambar 1. Mitosis dalam sel hewan hipotetik dengan jumlah haploid tiga
Sumber: Vilee, Walker. 1988

A, tahap istirahat. B, Profase dini: sentriol terbagi dan kromosom timbul. C,


profase kemudian: sentriol di kutub, kromosom memendek dan jelas ganda. D,
metafase: Kromosom teratur pada equator gelondong. E, anafase: kromosom
bergerak ke kutub. F, telofase: membran nukleus terbentuk kromosom
memanjang, pembelahan sitoplasma dimulai. G, sel-sel turunan dan tahap
istirahat.
Istilah mitosis dalam arti sempit menyangkut pembelahan nukleus
menjadi 2 anak nukleus dan istilah sitokinesis dipakai untuk pembelahan
sitoplasma yang menghasilkan sel anak yang masing-masing mengandung
sebuah nukleus anak. Pembelahan nukleus dan pembelahan sitoplasma
meskipun hampir selalu terpadu dengan baik, adalah 2 proses yang terpisah
dan berbeda.
Tiap pembelahan mitosis adalah suatu proses yang kontinu yang tanpa
dilihat dari tiap tahapan meningkat ke tahapan berikutnya. Untuk
memudahkan penjelasan, mitosis dapat dibagi dalam 4 tahapan: profase,
metafase, anafase, dan telofase. Di antara 2 mitosis, suatu sel dikatakan berada
dalam keadaan istirahat. Tetapi nukleus istirahat hanya dalam hubungan
pembelahan karena selama sewaktu ini nukleus dapat sangat aktif secara
metabolik. Sukar untuk membayangkan suatu uraian atau diagram atau dengan
memeriksa sel mati yang diwarnai bagaimana aktifnya proses pembelahan itu.
Gambar hidup yang dibuat dengan fase mikroskop memperlihatkan bahwa sel
yang sedang mengalami pembelahan, mengembung atau berubah ubah bentuk
seperti sebuah karung goni berisikan selusin kucing yang sedang berkelahi
(Villee, 1988: 49-51).

B. Tempat Terjadinya Mitosis


Pembelahan sel secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui
tahapan-tahapan tertentu. Pembelahan mitosismenghasilkan dua sel anakan, hal
ini terjadi pada sel eukariotik. Sel induk yang membelah mengandung
kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan mitosis
adalah dua sel anakan yang juga diploid (2n), maka dari itu pembelahan
mitosis menghasilkan 2 sel anakan identik. Pembelahan mitosis terjadi selama
pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan manusia, mitosis
terjadi pada sel meristem somatic. Sel telur yang telah dibuahi sperma menjadi
zigot, zigot membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk suatu
embrio. Pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap melalui beberapa
fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Selain itu pula ada
interfase, yang merupakan fase antara mitosis satu dengan mitosis berikutnya.

C. Tahapan-tahapan Pembelahan Mitosis

Gambar 2. Fotomikrograf aparat mitosis yang diisolasi dari sel embrio bulu babi yang
sedang membelah diri.
Sumber: Vilee, Walker. 1988
Tiap aparat mitosis terdiri dari gelendong, asters dan kromosom, suatu gambar
metafase tanpak di sebelah kanan atas, dan dua anafase di sebelah bawah.

Gambar. 3 Fotomikrograf dari tahapan dalam mitosis pada blastula ikanputih.


Sumber: Vilee, Walker. 1988
A, Profase dini. B, Profase kemudian. C, metafase. D, dua sel dalam anafase
dini dan anafase kemudian. E, telofase dini. F, telofase kemudian. Bintik-
bintik yang menghubungkan kedua sel di E adalah sisa gelendong.

Profase
Benang-benag kromatin memadat dan kromosom tampak seperti suatu
gumpalan benang ikal yang ruwet di dalam nukleus. Pada permulaan profase
benang-benang itu terentang secara maksimal sehingga kromomer itu dapat
dilihat satu persatu. Kemudian kromosom itu memendek dan menebal serta
kromomer terletak begitu dekat satu sama lain, sehingga tidak lagi dapat
dibedakan satu persatu. Tiap bagian dari kromosom ganda itu disebut 2
kromatid yang bergabung pada kinetokor yang tetap tunggal pada tahap
metafase.
Pada permukaan profase sentriol bergerak ke sisi sel yang berlawanan.
Antara dua sentriol terbentuklah gelendong (Spindel). Benang protein
gelendong diatur seperti dua kerucut yang saling berhubungan dasar dengan
dasar, lebar di tengah atau di equator sel, dan menyempit ke arah suatu titik di
kedua ujung atau kutub. Dengan jarum mikro yang diikat pada
mikromanikulator, gelendong itu dapat digerakkan seperti suatu unit dari satu
bagian ke sel bagian lainnya. Dengan teknik tertentu gelendong itu dapat
dipisahkan dari sel yang sedang membelah (Gambar 2). Pada akhir profase
sentriol berada di kedua kutub yang berlawanan, gelendong tetap terbentuk
antara keduanya dan kromosom tetap menjadi pendek dan tebal.
Metafase
Jika kromosom telah mengerut dengan penuh dan tanpak seperti batang-
batang pendek yang berwarna gelap, maka membran nukleus menghilang dan
kromosom mengatur diri di bidang equatorial gelendong. Waktu yang pendek
dimana kromosom berada di bidang equatorial ini disebut metafase. Tahapan
ini jauh lebih pendek daripada profase. Meskipun bagian sel yang berlainan
waktu itu sangat berbeda-beda tetapi profase berlangsung dari 30-60 menit,
sedangkan metafase dari 2-6 menit.
Dalam metafase kinetokor setiap kromosom membelah, dan kedua
kromatid menjadi kromosom anak yang terpisah sama sekali. Di bawah
kontrol suatu mekanisme yang sampai sekarang belum diketahui, pembelahan
kinetokor terjadi serentak pada semua kromosom. Kinetokor anak mulai
bergerak memisah, yang menandai dimulainya anfase.
Anafase
Kromosom memisah dan kedua kromosom anak pergi ke kutub masing-
masing (Gambar. 3) Waktu ketika kromosom itu bergerak dari bidang
equatorial kearah kutub disebut anafase, berlangsung dari 3-15 menit.
Benang-benang gelendong itu tampaknya berguna sebagai jalur penutup
gerakan kromosom ke kutub. Tanpa jalur penuntun tersebut kromosom itu
hanya akan mendorong secara acak ke sana kemari dan banyak yang akan
gagal menjadi bagian nukleus anak semestinya. Mekanisme yang
memisahkan kromosom itu belum diketahui dengan jelas. Percobaan-
percobaan memberi petunjuk bahwa beberapa benang gelendong bersifat
kontraktil dan dapat menarik kromosom kearah kutub. Gelendong yang
diambil dari sel yang akan membelah dapat dibuat berkontraksi jika dibubuhi
ATP. Kromosom yang bergerak ke arah kutub biasanya berbentuk huruf V
dengan kinetokor pada puncaknya yang mengarah ke kutub. Tampaknya daya
apapun yang menggerakkan kromosom itu ke kutub, daya itu dicurahkan
pada kinetokor. Suatu kromosom yang kehilangan kinetokor, mungkin akibat
sinar –x, dalam mitosis sama sekali tidak bergerak.
Telofase
Jika kromosom telah mencapai kutub sel, maka mulailah tahapan terakhir
dari mitosis yaitu telofase. Dalam tahapan ini beberapa proses berlangsung
dengan serentak: pembentukan membran nukleus di sekeliling kelompok
kromosom pada tiap kutub, kromosom memanjang, warna menjadi kurang
gelap dan kembali ke dalam keadaan istirahat dimana hanya tampak benang-
benang kromatin yang tidak teratur, dan sitoplasma sel mulai membelah.
Pembelahan sitoplasma (sitokinesis) pada sel hewan terjadi dengan
membentuk lekukan di sekeliling sel pada bidang equatorial dan berangsur-
angsur masuk ke dalam sampai kedua belahan sel terpisah sebagai suatu sel
anak tersendiri. Kejadian-kejadian dalam telofase memakan waktu 30-60
menit.
Proses mitosis menghasilkan 2 anak sel dari 1 sel asal. Karena semua sel
dalam tubuh berasal dari mitosis sebuah sel telur yang telah dibuahi maka
setiap sel mempunyai macam dan jumlah kromosom yang sama, serta jumlah
dan macam gen yang sama pula.
Kecepatan dan frekuensi pembelahan sel sangat berbeda-beda pada
berbagai macam jaringan dan pada berbagai spesies hewan. Pada tahap
perkembangan embrio jarak antara pembelahan sel mungkin hanya kira-kira
30 menit. Pada jaringan dewasa tertentu, terutama sel saraf, pembelahan sel
sangat jarang terjadi. Pada jaringan dewasa lainnya seperti sumsum tulang
belakang yang merupakan tempat sel darah merah dihasilkan, pembelahan sel
harus sering terjadi untuk menyediakan 10.000.000 sel darah merah yang
dihasilkan setiap detik siang malam oleh manusia.

Pembelahan Mitotik pada sel hewan menurut Campbell, 2008: 248-249


1. G2 Interfase
a. Selaput nukleus membatasi nukleus
b. Nukleus mengandung satu atau lebih nucleolus
c. Dua sentrosom telah terbentuk dari replikasi sentrosom tunggal
d. Pada sentrosom terdapat dua sentriol pada tiap sentrosom
e. Kromosom belum terkondensasi sehingga masih sukar dilihat pada
fase S
2. Profase
a. Serat-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi
menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop
cahaya
b. Nucleolus lenyap
c. Setiap kromosom yang terduplikasi tampak sebagai dua kromatid
saudara identik yang tersambung
d. Gelendong mitotic mulai terbentuk gelendong ini mulai tebentuk dari
sentrosom dan mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom. Susunan
radial mikrotubulus-mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari
sentrosom dinamakan aster
e. Sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong
oleh mikrotubulus yang memanjang di antaranya
3. Prometafase
a. Selaput nukleus terfragmentasi
b. Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat
memasuki wilayah nukleus
c. Masing-masing masing-masing dari kedua kromatid pada tiap
kromosom memiliki kinetokor (struktur protein terspesialisasi yang
terletak pada sentrosom)
d. Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang
berasal dari kutub gelendong yang bersebrangan
4. Metafase
a. Merupakan tahap mitosis yang paling lama (seringkali berlangsung
selama 20 menit)
b. Sentrosom terletak pada kutub-kutub yang bersebrangan
c. Kromosom berjejer pada kutub metaphase. Yaitu suatu bidang khayal
yang berjarak di pertengahan antara kutub satu dengan lainnya
d. Kinetokor kromatid bersaudara melekat ke mikrotbubulus kinetokor
yang berasal dari kutub yang bersebrangan
5. Anafase
a. Merupakan tahap mitosis yang paling pendek waktunya (seringkali
terjadi beberapa menit)
b. Anaphase dimulai ketika protein kohesi terbelah, sehingga
memungkinkan kedua kromatid saudara berpisah dan masing-masing
kromatid akan berkondensasi menjadi kromosom utuh
c. Kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju kutub yang
berbeda saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena
mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer, kromosom bergerak
ke sentromer dengan kecepatan 1mm/menit
d. Sel memanjang saat mikrotubulus saat mikrotubulus nonkinetokor
memanjang
e. Pada akhir anaphase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom
yang sama dan lengkap
6. Telofase
a. Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
b. Selaput nukleus muncul dan fragmen-fragmen selaput nukleus sel
induk dan bagian-bagian nukleus sel induk dan bagian-bagian lain dari
sistem endomembrane
c. Nukleolus muncul kembali
d. Kromosom menjadi kurang terkondensasi
e. Mitosis, pembelahan satu nukleus yang identic secara genetik,
sekarang sudah selesai
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah mitosis dalam arti sempit menyangkut pembelahan nukleus
menjadi 2 anak nukleus dan istilah sitokinesis dipakai untuk pembelahan
sitoplasma yang menghasilkan sel anak yang masing-masing mengandung
sebuah nukleus anak. Pembelahan nukleus dan pembelahan sitoplasma
meskipun hampir selalu terpadu dengan baik, adalah 2 proses yang terpisah
dan berbeda. Mitosis dapat dibagi dalam 4 tahapan: profase, metafase,
anafase, dan telofase.

B. Saran
Dari penyusunan makalah ini kami menyadari dalam pembuatan makalah
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sebagai
penyusun berharap agar semua pihak dapat memberikan kritik dan saran untuk
melengkapi kekurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Fantikah Rahmah. 2010. Modul Materi Pembelahan Sel. Tersedia di


www.academia.edu. Diakses pada 21 November 2018

Villee, Claude. A, dkk. 1988. Zoologi umum Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta:
Erlangga

Campbell. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai