Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

CONTOH BUKTI EVOLUSI KUDA

(Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Evolusi Oleh Sri Mulyaningsih, M.Pd)

Disusun Oleh:

Hardianti (163010009)

Wan widya tamara (163010008)

Suharyati (163010007)

Kelompok 6

Kelas: 4 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Karunia serta
Hidayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Makalah Evolusi tentang Contoh
Bukti Evolusi Kuda. Sholawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, beserta kerabat, sahabat dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman.
Tidak lupa pula penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Dosen pembimbing mata kuliah Evolusi yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta
motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan terbatasnya kemampuan penyusun. Oleh sebab
itu dalam kesempatan ini penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif guna
penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Garut, 08 November 2018

Penyusun
KELOMPOK VI

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................................. 5
3. Tujuan ................................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
1. Evolusi Kuda ........................................................................................................ 6
2. Penemuan Fosil Kuda ........................................................................................... 8
3. Fosil Kuda Yang Ditemukan Dari Zaman Ke Zaman .......................................... 9
4. Faktor Terjadinya Evolusi Kuda......................................................................... 14
BAB V. PENUTUP ........................................................................................................... 17
1. Kesimpulan ......................................................................................................... 17
2. Saran ................................................................................................................... 17
DATAR PUSTAKA .......................................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Evolusi ialah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu
yang lama dan perubahannya menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi
makhluk dan semakin banyak ragam jenis yang ada kita kenal dalam Biologi adalah
evolusi.Selain itu, evolusi juga bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana makhluk
hidup cenderung menuju ke arah kepunahan yang terjadi bukan hanya karena semakin
mundurnya struktur dan fungsi tetapi dapat juga karena perkembangan struktur yang melebihi
porsinya.
Perubahan tersebut terjadi dikarenakan pengaruh alam atau rekayasa manusia. Jadi dapat
kita simpulkan bahwakata evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau
perkembangan secara bertahap atau perlahan-lahan.Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan
yang biasa ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk melalui sedimentasi.
Sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagaii
petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Adapun
bukti evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif, struktur sisa, embriologi
komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi. Perkembangan kuda modern merupakan
salah satu bentuk yang paling lengkap dalam fosil l peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas
seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif memunculkan spesies modern yang lebih
besar. Perubahan yang ditunjukkan fosil-fosil kuda yang ditemukan merupakan suatu
petunjuk kebenaran evolusi dimana terjadi suatu perubahan yang terjadi secara peralahan
dalam waktu yang lama.
Berdasarkan dari pemaparan di atas, maka penulis berupaya mengkaji lebih dalam
mengenai evolusi kuda melalui fosil yang telah ditemukan dimana nanti akan menjelaskan
bagaimana kuda dari zaman Eosen yang berupa kuda yang berukuran seperti kucing
mengalami suatu perubahan menjadi suatu kuda yang besar atau Equus seperti kuda yang ada
pada masa modern saat ini. Sehingga kita dapat mempelajari bagaimana proses evolusinya
melalui sederetan fosil yang telah diketemukan.

4
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah
diantaranya:
a. Apakah itu evolusi kuda?
b. Bagaimanakah penemuan fosil kuda?
c. Apa sajakah fosil kuda yang ditemukan dari zaman ke zaman?
d. Apa sajakah faktor terjadinya evolusi kuda?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
contoh bukti evolusi kuda, diantaranya:
a. Untuk mengetahui evolusi kuda
b. Untuk mengetahui penemuan fosil kuda
c. Untuk mengetahui fosil kuda yang ditemukan dari zaman ke zaman
d. Untuk mengetahui faktor terjadinya fosil kuda

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Evolusi Kuda
Evolusi Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh
spesies modern mamalia dari genus Equus. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan
sebagai sumber makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun
4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi
sejak 2000 SM.Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak
yang tercetak pada batuan.Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan
batuan muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan
menunjukkan suatu bentuk perkembangan.Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang
paling lengkap dan dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang
ditemukan oleh Marsh dan Osborn.
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi.Fosil kuda termasuk
cukup lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar, sehingga
meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman. Kuda termasuk ke dalam ordo yang
dikenal sebagai Perissodactyla, atau "hewan berkuku ganjil", yang semua anggotanya
memiliki kaki berkuku serta jumlah jari yang ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas
yang mudah bergerak dan struktur gigi yang serupa. Moyang awal kuda modern berjalan
dengan jari kaki yang melebar keluar, yang memudahkan mereka untuk berjalan di atas
hamparan tanah yang lembut dan lembab di hutan purba.
Ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid mulai berganti makanan
dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih kuat dan lebih awet.
Pada saat yang sama, seiring mulai munculnya stepa, para pendahulu kuda pun perlu
memiliki kecepatan yang lebih tinggi untuk melarikan diri dari pemangsa. Ini diperoleh
melalui pemanjangan anggota gerak dan terangkatnya beberapa jari dari tanah dalam suatu
cara yang mengakibatkan berat tubuh secara perlahan dipindahkan kepada jari terkuat, yaitu
jari ketiga.
Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif
memunculkan spesies modern yang lebih besar. Berdasarkan kerangka yang telah menjadii
fosil, kuda itu hanya sebesar kucing atau kancil dan tingginya sekitar 30 cm. Diperkirakan
kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur giginya. Giginya
6
berjumlah 22 pasang dengan gigi geraham yang terspesialisasi sedikit untuk menggiling
makanan. Jari kaki depan berjumlah empat dan satu jari rudiment, sedangkan jari - jari kaki
belakang berjumlah tiga dan dua jari rudimen. Bila dibandingkan dengan Equus (kuda zaman
sekarang) tampak sekali perbedaannya.
Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya
memanjang, kemudian disokong teracak Ujung jari setiap kaki ditutupi oleh kuku. Sisa-sisa
kedua dan keempat masih terdapat sebagian organ-organ yang tidak berfungsi lagi. Terdapat
penurunan kerumitan pada tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang pada jari
ketiga, sementara jari lainnya begitu kecil dan tidak banyak bermanfaat. Perubahan yang
ditunjukkan fosil-fosil kuda merupakan petunjuk kebenaran evolusi, yaitu perubahan secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh pada setiap zaman geologi
ditemukan fosil-fosilnya secara lengkap (Anonim, 2013).

Gambar 1. Evolusi kuda dimulai dari 58 juta tahun yang lalu hingga sekarang

7
B. Penemuan Fosil Kuda
Hasil rekonstruksi penemuan fosil kuda oleh marsh dan Osborn pada evolusi kuda sangat
baik dan jelas sekali arah umum perkembangannya. Perubahan umum yang terjadi pada
evolusi kimia ini disebabkan oleh perubahan pada lingkungan, misalnya:
1. Perubahan pada jumlah jari dan membesarnya jari disebabkan karena menyesuaikan diri
pada tempat berpijaknya, yang mulanya hutan berawa menjadi padang rumput.
2. Perubahan geraham menjadi tinggi dan bergerigi disebabkan karena menyesuaikan diri
dengan jenis makanannya yang semula buah – buahan lunak menjadi rumput yang
mengandung silica.
3. Leher berubah menjadi panjang dan gerakan makin lincah karena menyesuaikan diri
untuk memperluas jangkauan pandangan terhadap predator dipadang rumput dan dapat
menengok ke segala arah.

Gambar 2. Fosil kuda

C. Fosil kuda yang ditemukan dari zaman ke zaman


1. Kuda Zaman Eosen Hyracotherium (Eohippus)
Fosil Kuda tertua yang diketahui sebagai best-known early Eocene horses adalah
Eohippus angustidens, yang artinya “kuda pertama”. Fosil dari spesies ini ditemukan pada
abad ke-19 di Amerika Utara. Kuda ini diyakini sudah ada pada zaman Eosen di Amerika
Utara, 50-56 juta tahun yang lalu (Haemig, 2012). Hewan ini berukuran sebesar kancil
atau anjing dan tingginya hanya sekitar 30 cm (Evans, 1992). Diperkirakan kuda pertama
ini memiliki makanan utama berupa vegetasi berkayu/berherba dan buah (Janis dkk,

8
2000). Diperkirakan, gaya hidup kuda ini mirip dengan antelop Afrika masa kini
(MacFadden, 1992).
Hewan ini berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya sekitar 30
cm. Memiliki Kepala dan leher dan tulang belakang lengkungan berbentuk tangguh yang
relatif singkat.Diperkirakan kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau
dari struktur giginya.
Giginya yang berjumlah 22 pasang dengan tiga gigi pada setiap sisi gigi seri, satu
taring, empat gigi premolar, dan dengan tiga gigi geraham yang hanya terspesialisasi
sedikit untuk menggiling makanan. Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu
rudimen, sedangkan kaki belakang mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen.
Hyracotherium juga memiliki otak kecil, ada juga lobus frontal kecil.Evolusi
sudah mulai berjalan, lengan dan kaki lebih panjang secara proporsional dengan tubuh
sebagai kuda saat ini. Namun, beberapa dari tulang kaki tidak stabil dan tidak memiliki
fleksibilitas. Kaki, ada lima jari satu per masing-masing, empat anggota tubuh depan, kaki
belakang dibuat untuk tiga jari dan jari-jari kelima pertama yang merosot dalam
perjalanan evolusi. Kuku kaki tidak seperti anjing, dan dilengkapi dengan kuku kecil.

Gambar 3. Eohippus (Sumber: Florida Museum of Natural History)

2. Kuda Zaman Oligosen (Mesohippus)


Pada Zaman Oligosen sekitar 40 juta tahun silam, Hyracotherium mengalami
kepunahan. Akan tetapi, mamalia ini telah menurunkan keturunannya yang dinamakan
Mesohippus. Mesohippus berukuran lebih besar daripada Hyracotherium. Struktur tubuh
Mesohippus menunjukkan bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk
hidup di padang rumput, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada setiap
kaki Mesohippus menjadi tiga jari di setiap kakinya. Jari tengahnya juga lebih besar

9
daripada jari-jari lainnya.Selain itu, hewan ini juga memiliki kaki yang lebih kuat dan
lincah dibandingkan dengan Hyracotherium.Hewan ini memiliki leher yang agak panjang.
Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang
menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan kemampuannya untuk
mengunyah makanan. Masih pada zaman Oligosen, Miohippus (berarti "kuda kecil")
adalah genus kuda prasejarah. Miohippus tinggal di Amerika Utara selama zaman
Oligosen. Sementara generasi spesies ini hidup selama periode Miocene. Menurut Florida
Museum of Natural History, diyakini Miohippus hidup pada Miocene namun pernyataan
tersebut salah. Penelitian yang lebih baru memberikan bukti bahwa Miohippus sebenarnya
hidup pada zaman Oligosen. Miohippus lebih besar dari Mesohippus dan memiliki
tengkorak yang sedikit lebih panjang. Fosa wajahnya adalah lebih dalam dan lebih
diperluas, dan sendi pergelangan kaki agak berbeda. Miohippus juga memiliki puncak
ekstra variabel pada geraham atasnya, yang memberikan area permukaan yang lebih besar
untuk mengunyah makanan ternak yang lebih ketat. Hal ini akan menjadi ciri khas dari
gigi kuda selanjutnya.

Gambar 4. Mesohippus (Sumber: Florida Museum of Natural History)

Gambar 5. Miohippus (Sumber: Florida Museum of Natural History)

10
3. Kuda Zaman Miosen (Merrychippus)
Zaman yang terjadi sekitar 24 juta tahun yang lalu ini merupakan zaman di mana
evolusi kuda terjadi sangat pesat, mulai dari ukurna tubuh, jenis makanan, dan perubahan
signifikan pada alat gerak dan anatomi. Pada zaman ini, kuda mencapai biodiversitas
tertingginya.Bahkan, pada subfamili Equinae terdapat satu spesies, yaitu Parahippus
leonensis, yang berkembang menjadi 70 spesies (Maguire dan Stigall, 2008). Pada zaman
ini, iklim dan vegetasi di Amerika Utara berubah. Padang rumput semakin luas, sementara
luas hutan semakin kecil. Hal ini mengubah jenis makanan kuda pada zaman itu, yaitu
menjadi rumput-rumputan (Janis dkk., 1998). Pada awal Miosen, semua kuda memiliki
low-crowned teeth, sementara pada akhir Miosen, semua kuda memiliki high-crowned
teeth (Mihlbachler dkk, 2011).
Pada zaman ini, ukuran tubuh kuda lebih bervariasi. Ada yang lebih besar dari
moyangnya, ada yang tetap sama, bahkan ada yang lebih kecil dari moyangnya. Selain
itu, vegetasi yang berbeda menyebabkan mereka mengembangkan alat geraknya menjadi
lebih cepat sehingga dapat menghindari predator dan menjelajahi daerah untuk mencari
makan (MacFadden, 1992).
Pada pertengahan Zaman Miosen, hidup sejenis kuda yang disebut Merychippus
yang diperkirakan merupakan keturunan dari Mesohippus. Merychippus memiliki leher
yang agak panjang dan khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi sebagai alat bantu saat
ia merumput. Merychippus memiliki tiga jari pada kaki belakangnya dan kaki depannya.
Kaki Merychippus berkembang menjadi kaki yang panjang, agak berbeda dangan kaki
yang dimiliki kuda zaman sekarang. Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-
geraham yang hampir berkembang menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan
meningkatkan kemampuannya untuk mengunyah makanan. Penyebab kepunahannya
diperkirakan akibat perubahan iklim besar- besaran yang mengakibatkan terjadinya
zaman es (Evans, 1992).
Pada awal hingga pertengahan zaman Miosen, semua kuda yang hidup tergolong
tridaktil, yaitu memiliki tiga jari pada setiap kakinya. Namun pada akhir Miosen, beberapa
kuda menjadi monodaktil, antara lain kuda-kuda dari suku Equini, yaitu Pilohippus,
Astrohippus, dan Dinohippus (MacFadden, 1992; Voorhies, 1981).

11
Gambar 5. Merrychippus (Sumber: Florida Museum of Natural History)

4. Kuda Zaman Pliosen (Equus dan Pliohippus)


Sekitar 4 juta tahun yang lalu, keragaman kuda mereduksi dari lima genus menjadi
satu genus, yaitu Equus (Steiner dan Ryder, 2011). Spesies pertama dari genus ini adalah
Equus simplicidens, yang kemudian berkembang menjadi kuda masa kini, yaitu Equus
caballus (Haemig, 2012; Evans, 1992). Pada awal zaman Pliosen, kuda berkembang
menjadi Pliohippus. Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu jari pada tiap kakinya.
Pliohippus merupakan hewan monodaktil sejati yang pertama dalam sejarah evolusi.
Struktur kaki kuda zaman sekarang pun telah beradaptasi bukan hanya untuk hidup di
padang rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat
berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir (Evans, 1992).
a. Pliohippus
Sekitar 10 juta tahun yang lalu, semasa jaman Pliocene kuda berkembang menjadi
Pliohippus.Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu jari atau satu tracak pada tiap
kakinya. Pliohippus merupakan hewan monodaktil (hewan bertracak tunggal) sejati
yang pertama dalam sejarah evolusi.

12
Akhirnya sekitar 2 juta tahun yang lalu, kuda seperti yang kita kenal sekarang
yaitu Equus caballus, muncul sebagai makhluk yang lebih besar. Namun sekitar 8 ribu
tahun yang lalu, spesies Equus ini punah di daratan Amerika Serikat dan tidak muncul
lagi sampai orang-orang Spanyol membawa kuda masuk ke benua Amerika pada
tahun 1400-an.

Gambar 7. Pliohippus

b. Equus caballus
Jari-jemari pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu
jari di setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan telah
termodifikasi. Struktur kaki kuda zaman sekarangpun telah beradaptasi bukan hanya
untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat. Jenis kaki ini
membuat kuda dapat berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan
yang mengarah pada evolusi bentuk dan fungsi. Perubahan dari nenek moyang kuda
(Eohippus) yang hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern
sekarang (Equus) mengalami beberapa perubahan. Hasil rekonstruksi penemuan fosil
kuda oleh Marsh dan Osborn pada evolusi kuda sangat baik dan jelas sekali arah
perkembangannya.

13
Perubahan utama yang terjadi pada evolusi kuda ini disebabkan oleh perubahan pada
lingkungan, misalnya: Perubahan dalam ukuran tubuh. Ukuran tubuh kuda bertambah besar,
dari sebesar kancil atau kucing hingga kuda sebesar sekarang dengan bertambah panjangnya
anggota tubuh dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan
rotasi tubuh menurun.
a. Perubahan pada jumlah jari dan membesarnya jari disebabkan karena menyesuaikan diri
pada tempat berpijaknya, yang mulanya hutan berawa menjadi padang rumput.
b. Leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata
menjadi makin jauh.
c. Perubahan leher menjadi panjang dan gerakan makin lincah karena menyesuaikan diri
untuk memperluas jangkauan pandangan terhadap predator dipadang rumput dan dan
dapat menengok kesegala arahd.
d. Perubahan dari geraham menjadi tinggi dan bergerigi pada depan dan belakang karena
menyesuaikan diri dengan jenis makanannya yang semula buah buahan lunak menjadi
rumput yang mengandung silica.

D. Faktor Terjadinya Evolusi Kuda


Kuda mulai berevolusi, ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid
mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang
lebih kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi
alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih
umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang
Perubahan - perubahan pada kuda yang menjadi hewan yang dapat lari semakin cepat dan
dapat hidup di lapangan terbuka, gigi berlapis email yang tebal, geraham lebar,
14
bergelombang tajam yang berfungsi sebagai alat mekanik penghancur rumput yang baik.
Alasan perubahan evolusi ini ialah tempat hidup kuda yang sangat menunjang terjadinya
evolusi tersebut. Kuda primitif hidup didaerah hutan. Hal ini menguntungkan, karena
demikian mereka dapat menyelinap di antara semak – semak belukar. Juga ditunjukkan pula
oleh pola gigi yang sesuai untuk 5 menggigit semak belukar dan bukan rumput. Kaki dengan
beberapa jari ikut membantu dalam mengais dan menggali akar - akar lunak Masa
berikutnya, terjadi perubahan yang penting pada permukaan bumi. Hutan menjadi berkurang
dan timbullah padang rumput yang luas. Dengan demikian, makanan yang cocok untuk kuda
sebelumnya hanya cukup untuk menghidupi sejumlah kecil kuda, sedangkan padang rumput
merupakan suatu biotope yang baru dengan relung yang masih kosong. Generasi kuda
berikutnya memanfaatkan relung tersebut, untuk itu mereka dipersenjatai dengan kaki yang
lebih panjang, jumlah jari yang lebih sedikit, yang cocok untuk kehidupan padang rumput.
Hal ini sangat berbeda dengan keadaan dilantai hutan yang ditutupi oleh akar dan ranting.
Dengan berkurangnya jari, postur tubuh dan tengkorak yang lebih streamline, mereka dapat
berlari-lari lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sangat diperlukan untuk menghindari diri
dari predator.
Ukuran tubuh yangl ebih besar secara tidak langsung menolong mereka dari pemangsa
yang berukuran lebih kurang sama besarnya selama evolusi kuda terjadi, kalau kuda tetap
sebesar kancil, maka jenis predator yang sanggup memangsa mereka sangat banyak. Gigi
sebelumnya cocok untuk m erabuk semak belukar, tidak diperlukan lagi. Sebaliknya
diperlukan suatu gigi yang lebih lebar dan bermahkota email yang cukup tebal untuk
menggigit dan mengunyah rumput. Gigi tersebut sesuai dengan mengunyah rumput karena
mengandung kadar silikat yang tinggi.
Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang
sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap
struktur tubuhnya. Perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang
sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan
akhirnyamenghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang.Jadi tumbuhan dan hewan
yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertamakali berada di bumi, tetapi berasal
dari makhluk hidup di masa lampau.Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada:
1. Adanya Variasi Antar Individu dalam Satu KeturunanVariasi adalah segala macam
perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies.Hal ini dapat terjadi karena
pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat.Oleh karena itu

15
adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah
terbentuknya spesies baru.
2. Pengaruh Penyebaran GeografisPerubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk
hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-
tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila
dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua
tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.
3. Ditemukannya Fosil di Berbagai Lapisan Batuan BumiDarwin menyatakan bahwa fosil
yang ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada
lapisan batuan yang lebih tua, dan menunjukkan suatu bentuk perkembangan.
4. Adanya Homologi Organ Pada Berbagai Jenis Makhluk HidupHomologi organ
menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Makin banyak organ yang
homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek moyangnya
mungkin sama.
5. Studi Perbandingan EmbriologiPerkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk
kelas vertebrata menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase
morulla, blastula, dan gastrula/awal embrio.Hal ini menunjukkan adanya hubungan
kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula mereka
memiliki satu nenek moyang.
6. Studi Perbandingan BiokimiaBila membandingkan makhluk hidup pada tingkat biokimia,
ternyata hasilnya mendukung teori evolusi.Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip
dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah.Tingkat kemiripan
ini menunjukkan manusia lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla
daripada dengan anjing atau cacing tanah.

16
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Setelah membahas tentang materi di atas maka dapat diambil kesimpulan dari makalah
ini yaitu:
a. Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya
b. Fosil kuda tertua yang dikenal yakni Hyracotherium (Eohippus), berevolusi menjadi
Mesohippus, kemudian berkembang menjadi Miohippus, dan berevolusi lagi menjadi
Merychippus, kemudian Pliohippus, dan evolusi terakhir menjadi Equus caballus yang
dikenal hingga saat ini.
c. Kuda mulai berevolusi, ketika spesies mulai muncul dan berkembang, para equid mulai
berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih
kuat dan lebih awet. Evolusi kuda didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan genetik.

2. Saran
Saran untuk kedepannya agar makalah ini dapat dikembangkan dan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam proses pembelajaran berikutnya dan juga diharapkan mahasiswa dapat
mencari sumber-sumber terkait lainnya untuk menjadi bahan referensi penunjang agar dapat
lebih memahami tentang evolusi kuda.

17
DAFTAR PUSTAKA

Evans, J.W. 1992. The Evolution Of The Horse. Horse Breeding And Management. 7:1-37.

Fadlan. Bukti-bukti evolusi kuda. Diakses: http://evolusiblog.wordpress.com/ handout/bukti-


bukti evolusi/ pada tanggal 04 November 2018 pukul 05.00 WIB

Florida Museum of Natural History. Diakses melalui: http://www.flmnh.ufl.edu/vertpaleo/


fhc/firstCM.htm.

Haemig, P.D. 2012. Evolution of Horses. http://www.ecology.info/horses.htm. Diakses pada


04 November 2018 pukul 05.49 WIB

Janis, C.M., Colbert, M.W., Coombs, M.C., Lambert, W.D., MacFadden, B.J., Maden, B.J.,
Prothero, D.R., Schoch, R.M., Shoshani, J., dan Wall, W. 1998. Part V: Perissodactyla
and Proboscidea in Evolution of Tertiary Mammals of North America. Volume 1:
Terrestrial Carnivores, Ungulates, and Ungulatelike Mammals. Cambridge
University Press. UK

Lucas Laursen 2010. Fosil Kuda Setinggi Manusia Dewasa. Diakses: http:// livescience.com
pada tanggal 04 November 2018 pukul 06.30 WIB

MacFadden, B.J. 1992. Fossil Horses: Systematics, Paleobiology, and Evolution of the
Family Equidae. Cambridge University Press. UK.

Maguire, K.C. dan Stigall, A.L. 2008. Paleobiogeography of Miocene Equinae of North
America: A phylogenetic Biogeographic Analysis of The Relative Roles of Climate,
Vicariance, and Dispersal. Palaeogeography, Palaeoclimatology Palaeoecology 267:
175-184.
Mihlbachler, M.C., Rivals, F., Solounias, N., dan Semprebon, G.M. 2011. Dietary Change
and Evolution of Horses in North America. Science 331: 1178-1181

Nisa. Muhammad. Pemahaman Teori dan Bukti/ fosil Evoulusi kuda.


http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi_kuda Jakarta. Di akses tanggal 04 November
2018 pukul 06.00 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai