METODE PEWARNAAN
Oleh:
JESIKA P. MANALU
4163220019
PENGANTAR
BUKU UTAMA
BUKU PEMBANDING
BUKU UTAMA
Untuk jaringan darah, sumsum tulang, neuron, sel-sel germinal dan sel
lainnya, jika pengamatan lebih dititik beratkan untuk melihat sel secara indovidual
dan bukan untuk mengamati jaringan secara menyeluruh, kadang-kadang teknik
apusan merupakan teknik yang paling tepat untuk dilaksanakan. Tetapi, hasil
apusan biasanya tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga
tidak dapat diamati secara berulang karena sifatnya adalah temporer.
BUKU PEMBANDING
Metode Pewarnaan (Histologi & Histokimia)
Metode Oles
Langkah yang penting dalam pembuatan sediaan ini adalah sebagai berikut:
Biasanya yang sering dibuat sediaan oles adalah darah, walaupun cairan yang
lain juga dapt dibuat sediaan oles misalnya cairan nanah (eksudat) atau jaringan-
jaringan tertentu.
Film dari pembuatan sediaan dengan cara ini untuk mempelajari sitologi
darah, sumsum tulang merah, pulpa putih lien, eksudat dari bermacam-macam
jaringan yang meradang. Untuk menunjukan adanya bakteria protozoa, dan
rickettsiae yang terdapat dalam jaringan adalah lebih baik dengan menggunakan
metode irisan dengan mikrotom. Sedang dengan menunjukkan adanya protozoa
dalam darah maka dibuat film darah yang tebal dan dihemolisa sebelum atau
selama pewarnaan, sehingga jika seandainya ada lamodiu, trypanasoma ataupun
mikrofilaria dapat segera dilihat. Film darah tebal dibuat juga untuk memplajari
sitologi darah avertebrata oleh karena jumlah sel-sel didalam plasma darah
avertebrata hanya sedikit. Darah ataupun cairan diambil dengan pipet tetes tetapi
untuk darah perifer misalnya dari ujung jari, setelah darah keluar dapat diteteskan
langsung diatas gelas benda untuk selanjutnya di proses.
1. Pewarnaan Giemsa.
Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan romanowski. Metode
pewarnaan ini banyak dipakai untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, sel-
sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi parasit-parasit darah
misalnya dari jenis protozoa antara lain tripanosoma, leismaniae, plasmodia,
bartomelae.
Zat pewarna ini dapat dibeli dalam bentuk serbuk atau larutan yang
disimpan didalam botol yang gelap.
Dalam laboratorium-laboratorium banyak dipakai larutan giemsa 3% yang
dibuat dari larutan baku giemsa yang berupa cairan atau larutan. Hampir
semua larutan baku untuk pewarnaan sediaan oles, pelarutnya adalah metil
alkohol.
2. Pewarnaan May Grunwald
Adalah larutan eosin metilene blue dalam metil alkohol. Eosin metilene
blue atau yang lazim disebut May Grunwald dapat dibeli dia apotik-apotik,
perusahaan dagang yang menjual zat kimia dalam bentuk serbuk. Campuran
eosin metilene blue ini sebenarnya juga dapat dibuat sendiri tetapi hasilnya
kurang memuaskan. Serbuk may grunwald yang akan dipakai, dibuat larutan
dengan persentase 0,25% dalam metil alkohol sebaiknya dapat dibuat larutan
dalam jumlah seperlunya saja, sebab larutan may grunwald yang sudah agak
lama tidak akan memberikan hasil yang baik.
Metil alkohol yang terdapat dalam komposisi larutan may grunwald ini
mempunyai 2 fungsi ialah:
a. Sebagai pelarut serbuk may grunwald.
b. Sebagai fiksatif jaringan oles.
Oleh karena itu dalam pewarnaan ini proses fiksasi dan pewarnaan
berjalan bersama-sama.
3. Pewarnaan Pappenheim
Pewarnaan ini sebenarnya merupakan kombinasi dari pewarnaan may
Grunwald dan pewarnaan Giemsa.
4. Pewarnaan Wright
Zat pewarna ini dapat di beli di apotek atau penjual bahan kimia dalam
bentuk serbuk atau fuder atau sudah dalam bentuk cairan. Bila terdapat dalam
bentuk serbuk jika akan dipakai harus dilarutkan di dalam metil alkohol,
sejumlah 0,1 gram dalam 60 cc. Cara melarutkan dapat dengan jalan
menggerus serbuk tadi didalam mortir, sedikit demi sedikit tambahkan metil
alkohol sampai volumenya 60 cc. Kemudian dimasukkan kedalam botol yang
berwarna gelap dan ditutup rapat-rapat.
BAB III
KEUNGGULAN BUKU
KELEMAHAN BUKU
IMPLIKASI
A. Teori
Dari segi teori yang ada pada kedua buku yang saya bahas merupakan
teori yang benar dan dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya, karena
benar-benar mencakup tentang metode pewarnaan
B. Program pembangunan diindones
Dari beberapa penjelasan dalam kedua buku tersebut sangat lah jelas bagus
dalam memberikan pengetahuan yang lebih lagi mengenai fiksasi dan yang
lainnya dan ini merupakan suatu hal yang bagus dalam pembangunan
produk baru tanpa di dalam maupun luar negeri.
C. Pembahasan dan analisis
dimana di terangkan dalam kedua buku ini yaitu sebagai dasar acuan
dalam melakukan metode pewarnaa yang merupakan dasar awal untuk
mengembangkan wawasan, pengembangan kemampuan berpikir ditujukan
untuk beberapa hal, diantaranya adalah mendapat latihan berfikir secara
kritis dan kreatif,mengaplikasikan pengetahuan, menghasilkan idea atau
ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi cara-cara berfikir yang
terburu-buru, kabur dan sempit, meningkatkan aspek kognitif dan afektif,
dan seterusnya perkembangan intelek mereka.
BAB VI
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari kedua buku tersebut jika di gunakan dalam pembelajaran mahasiswa
cocok untuk referensi mahasiswa dalam pembelajaran mikroteknik. Sebab
kedua buku te
DAFTAR PUSTAKA